Anda di halaman 1dari 23

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG

MENGGUNAKAN KANCING GENETIKA DAN DATA GOLONGAN DARAH

Dosen Pengampu: Dr. Noor Aini Habibah, S.Si., M.Si.

Dr. Yustinus Ulung Anggraito, M.Si.

Nama Kelompok:

Salwa Nurafifah (4401416004)

Sella Ingesti (4401416024)

Dyah Arum (4401416028)

Kelompok 6

15 Oktober 2018

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG


A. Tujuan
1. Mempelajari dan memahami Hukum Kesetimbangan Hardy-Weinberg
2. Menguji kesetimbangan Hardy Weinberg dengan menghitung frekuensi
alel dan frekuensi genotype.
B. Latar Belakang
Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika
yang mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikannya secara
matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Suatu populasi
dikatakan seimbang apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik berada dalam
keadaan tetap dari setiap generasi (Suryo, 2011).
Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang
mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Cabang ilmu genetika ini
banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan,
pemuliaan, dan konservasi. Genetika populasi mengenali arti penting dari sifat
kuantitatif, karena cara menentukan penyebaran alel tersebut dilakukan secara
matematis. Salah satu saja frekuensi dari suatu gen diketahui dapat digunakan
untuk memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal tersebut dapat diaplikasikan
dalam mendiagnosa penyakit genetic (Khoiriyah, 2014).
Frekuensi gen pada suatu populasi dapat berubah apabila terdapat
evolutionary forces, yaitu faktor-faktor yang berperan dalam mengubah
frekuensi alel dan genotip, antara lain mutasi, migrasi, perkawinan tidak acak,
genetic drift dan seleksi alam (Arisuryanti & Daryono, dalam Khoiriyah
2014).
Hukum Hardy-Weinberg atau yang sering disebut dengan Hukum
Ketetapan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotip dalam suatu populasi akan tetap konstan, yaitu berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke genarasi berikutnya kecuali apabila
terdapat pengaruhpengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu kesetimbangan antara
lain perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, dan aliran
gen (Vogel & Motulsky, dalam Panggabean 2016).
Dari objek bahasannya, genetika populasi dapat dikelompokkan
sebagai cabang genetika yang berfokus pada pewarisan genetik. Ilmu ini
membicarakan implikasi hukum pewarisan Mendel apabila diterapkan pada
sekumpulan individu sejenis di suatu tempat. Berbeda dengan genetika
Mendel, yang mengkaji pewarisan sifat untuk perkawinan antara dua individu
(atau dua kelompo individu yang memiliki genotipe yang sama), genetika
populasi berusaha menjelaskan implikasi yang terjadi terhadap bahan genetik
akibat saling kawin yang terjadi di dalam satu atau lebih populasi (Campbell,
2002).
Prinsip keseimbangan genetik Hardy-Weinberg mengatakan, frekuensi
alel pada suatu generasi akan tetap sama pada generasi setelahnya pada
keadaan populasi yang seimbang (Passarge, 2007). Keadaan populasi yang
seimbang pada prinsip keseimbangan genetik populasi Hardy-Weinberg
adalah populasi harus berukuran besar, perkawinan terjadi secara acak, tidak
terjadi mutasi, migrasi, dan genetic drift, dan tidak terjadi seleksi alam
(Duscheck, 2003). Prinsip keseimbangan genetik populasi dirumuskan : (p +
q)2 = p2 + 2pq + q2.
Rumus perhitungan Hardy-Weinberg dapat dimisalkan terdapat dua
alel A dan a dengan frekuensi p dan q, dengan demikian frekuensi tiga
genotip, dua homozigot dan satu heterozigot dapat dihitung. Kromosom
dengan lokus yang memiliki tiga alel menggunakan rumus (p + q + r) 2 = p2 +
q2 + r2 + 2pq + 2pr + 2qr (Ahluwalia,2009).
Frekuensi alel pada suatu populasi dipengaruhi oleh perkawinan tidak
acak, migrasi, mutasi, seleksi alam, dan genetic drift yang memiliki kesamaan
pengaruh terhadap gen populasi, yaitu mempengaruhi frekuensi alel atau gen
dalam suatu populasi. Perkawinan tidak acak adalah perkawinan antar
individu yang masih berkerabat dekat, sehingga sifat parental akan muncul
kembali pada anak. Migrasi adalah perpindahan suatu populasi ke populasi
lain, sehingga terjadi perubahan frekuensi alel. Mutasi adalah perubahan
struktur genetik suatu individu sebagai komponen populasi. Seleksi alam
adalah perubahan gen populasi yang disebabkan oleh perubahan lingkungan,
sehingga hanya beberapa gen yang sesuai dengan lingkungan yang masih
bertahan. Genetic drift adalah perubahan kumpulan gen pada suatu populasi
yang disebabkan oleh penyebab lain selain seleksi alam, mutasi gen, dan
migrasi (Duscheck, 2003). Bottleneck effect adalah fluktuasi frekuensi gen
saat suatu populasi mengalami kejadian tertentu dan berkembang lagi menjadi
seukuran populasi sebelumnya dengan gene pool yang telah berubah (King
dkk., 2006).
Suatu populasi dikatakan memenuhi Hukum keseimbangan Hardy-
Weinberg, apabila terjadinya kawin acak diantara individu-individu
anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk
bertemu dengan individu lain, baik dengan genotip yang sama maupun
berbeda dengannya. Melalui sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan
senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Di samping kawin acak, ada
persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan
Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Penting
untuk dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini
akan selalu ada. Oleh karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah
tidak mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan
ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan
genetic (Cintamulya, 2013).

Analisis data genetika populasi dilakukan dengan menggunakan formula


Hukum Hardy-Weinberg (Arisuryanti & Daryono 2007) sebagai berikut:
1. Frekuensi alel
p+q+r=1
2. Frekuensi genotip
p2 + 2pq + q2 + 2pr + 2qr + r2 = 1
Keterangan:
p = frekuensi alel A
q = frekuensi alel B
r = frekuensi alel o
p2 = frekuensi genotip tipe golongan darah A homozigot
2 pr = frekuensi genotip tipe golongan darah A heterozigot
2 pq = frekuensi genotip tipe golongan darah AB
q2 = frekuensi genotip tipe golongan darah B homozigot
2qr = frekuensi genotip tipe golongan darah B heterozigot
r2 = frekuensi genotip tipe golongan darah O
Salah satu sifat yang menurun pada manusia adalah golongan darah.
Golongan darah diwariskan dari orang tua kepada turunannya, ini berarti
golongan darah seseorang ditentukan oleh alel tertentu. Landsteiner dalam
Darmawati, Evi Suryawati, dan Edi Suhendri (2005) membedakan darah
manusia ke dalam empat golongan, yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan
darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit sel.
Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda, yaitu
IA, IB, ii. Populasi penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel
tersebut, meskipun penyebaran alelnya berbeda.
Perhitungan keseimbangan populasi berdasarkan hukum Hardy
Weinberg dihitung menggunakan uji Chi Kuadrat. Uji Chi Kuadrat adalah
pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi yang
benar-benar terjadi/aktual dengan frekuensi harapan atau ekspektasi.

 frekuensi observasi → nilainya didapat dari hasil percobaan (o)


 frekuensi harapan → nilainya dapat dihitung secara teoritis (e)

Nilai χ² adalah nilai kuadrat karena itu nilai χ² selalu positif.Bentuk


distribusi χ² tergantung dari derajat bebas (db) / degree of freedom. Uji χ²
dapat digunakan untuk :

a. Uji Kecocokan = Uji kebaikan-suai = Goodness of fit test

b. Uji Kebebasan

c. Uji beberapa proporsi

Rumus =
X2 hitung = (O – e)2

Apabila X2 hitung ˂ X2 tabel berarti menunjukkan keseimbangan pada


Hukum Hardy Weinberg, dan sebaliknya. Dalam genetika chi-square
(chi-kuadrat) sering kali kita digunakan untuk menguji apakah data yang
diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yang kita harapkan
atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang sekali kita memperoleh data
yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara teoritis).

Hampir selalu terjadi penyimpangan. Penyimpangan yang kecil


relatif lebih dapat diterima pada penyimpangan yang besar. Selain itu
apabila penyimpangan tersebut semakin sering terjadinya dapat dikatakan
semakin normal dan cendrung lebih dapat diterima dari pada
penyimpangan yang jarang terjadi. Sekarang yang menjadi pertanyaan
adalah seberapa besar penyimpangan itu dapat kita terima dan seberapa
sering terjadinya atau berapa besar peluang terjadinya, jawabnya dapat
dicari dengan uji chi square.

C. Alat dan bahan


Percobaan 1:
- Kancing genetika
- Alat tulis
- Kantong
- Kamera

Percobaan 2:

- Angket golongan darah (100 orang)


- Alat tulis
- Handphone (kamera dan kalkulator)
D. Cara Kerja
Percobaan 1
Percobaan 2 (Golongan Darah)
E. Hasil Pengamatan
a. Percobaan 1 (kancing genetika)

Data Kelompok:

Keterangan:
Warna Kancing: Merah = A, fenotipe: merah
Hijau = a, fenotipe: putih

Pasangan gamet Tally Jumlah Frekuensi (%)


(genotype
individu)
AA IIII IIII IIII IIII II 22 0,435
Aa IIII IIII IIII IIII IIII 43
IIII IIII IIII III
Aa IIII IIII IIII IIII IIII 35 0,565
IIII IIII
Total 100 100

Data Kelas

Kelompok AA Aa Aa
1 39 41 20
2 24 51 25
3 35 45 20
4 27 46 27
5 26 49 25
6 22 43 35
7 34 54 12
8 23 58 19
9 46 41 13
10 34 48 19
11 14 50 36

b. Percobaan 2 (golongan darah)

No Nama NIM Gol. Jenis kelamin


Darah
1 Zumrotul izza 44014118001 O P
2 Riza azkia anisah 44014118003 O P
3 Natasya fazira putri 44014118004 B P
4 Tulus pangestuti 44014118005 O P
5 Lailatul hikmah 44014118006 B P
6 Jihan ayu Ariana 44014118008 O P
7 Afifah zulfa khoirunisa 44014118010 O P
8 Muhammad faisal f 44014118012 O L
9 Maghfirotus sholika 44014118016 O P
10 Lavemia santikawati 44014118017 A P
11 Dahmana intan lestari 44014118019 O P
12 Elok ana nuraini 44014118022 O P
13 Musringgatun ngaliyah 44014118024 B P
14 Leni sintawati 44014118027 B P
15 Bramu nukazian 44014118033 O L
16 Latifatur roziqoh 44014118036 A P
17 Lutfi hanum saputri 44014118038 0 P
18 Hasna Zahra fa’izah 44014118042 0 P
19 Amalia sholihah 44014118046 O P
20 Lutfiyatul amaliya 44014118048 O P
21 Azimatul khusniah 44014118049 B P
22 Hanifah Laila k 44014118050 AB P
23 Mifta khuirohmah 44014118052 AB P
24 Labib dhiyaul farih 44014118054 A L
25 Nurul halimah maulida 44014118055 AB P
26 Dwi Kartika 44014118056 A P
27 Lutfiyatul lissa’adah 44014118057 B P
28 Niza maulida 44014118058 B P
29 Yusiva hidayati 44014118060 A P
30 Annisa alya lantika 44014118064 B P
31 Mita wahyu ningsih 44014118065 B P
32 Eka vita wulandari 44014118066 A P
33 Zidai hudan said p 44014118067 B L
34 Muhammad zuly 44014118068 B L
zulfan A
35 Teguh sanjaya 44014118069 A L
36 Nila diani c 44014118071 A P
37 Sofiatul nadziyah 44014118073 O P
38 Riska putri ariskasari 44014118075 O P
39 Nava natasya 44014118076 B P
40 Rizka dwi kusumawati 44114118041 B P
41 Ira novianti 44114118044 O P
42 Alya rizqi habibah 44114118015 O P
43 Anggun try s 44114118050 O P
44 Putri fannysa m 44114118046 B P
45 Ika zalma n 44114118067 O P
46 Larasati arum a 44114118065 A P
47 Nimas catur a 44114118069 O P
48 Naura 44114118025 B P
49 Siti maulidiyyah 44114118062 AB P
50 Sindi anna a 44114118003 B P
51 Laili fatmawati 44114118073 B P
52 Anisya nurafifah 44114118054 O P
53 Bekei A G 44114118070 O P
54 Adibul ulma 44114118068 A L
55 Azharu alfi hasani 44114118042 A L
56 Martin aji S 44114118005 B L
57 Aiba rahma 44114118042 A P
58 Roderikus R 44114118057 B L
59 Maduuri nur balhis 44114118038 A P
60 Naryana mahsunah 44114118019 A p
61 Sholihatur Rohmah 4411418035 O P
62 Syahrazad Nabilah 4411418061 A P
63 Lailatul Faris R 4411418029 B P
64 Ananda Sekar A 4411418013 O P
65 Bela Pradita 4411418049 B P
66 Rifda A.S 4411418014 A P
67 Retno Wulandari 4411418037 B P
68 Emi Hamdayani 4411418052 B P
69 Hrimi Umi W 4411418029 A P
70 Afika K.I 4411418022 B P
71 Ambar W L 4411418030 B P
72 Friska Kurniawati 4411418045 A P
73 Uswatun Khasanah 4411418012 B P
74 Risna 4201418030 O P
75 Itsna Nur Azifa 4201418062 A P
76 Naila Rizqi D P 4201418066 B P
77 Risma Tantric 4201418086 A P
78 Pradtya W 4201418076 B P
79 Nur Fitriani 4201418064 A P
80 Elysa Puspitasari 4201418054 O P
81 Faozan Mei S 4201418090 B P
82 Roziqin 4201418069 AB L
83 Muhammada Ulul 4201418075 A L
Albab
84 Wahyu Defitasari 4201418032 AB P
85 Anggita Noval S 4201418001 A P
86 Isna Novebriana J 4201418031 B P
87 Lukyana Fridayanti 4201418091 B P
89 Umi Sofiyatti 4201418018 A P
90 Baity Janati 4201418027 A P
Ramadhani
91 Jayanti Nurulita 4201418020 B P
92 Sheli Agustiani 4201418071 B P
93 Maya Puspitasari 4201418019 A P
94 Siti Maesyaroh 4201418051 A P
95 Indriyana Atmaja 4201418093 B P
96 Nurulia Fajriani 4201418048 A P
97 Amanatus Sa’diyyah 4201418044 O P
98 Taufik Ridya Iano 4201418070 O L
99 Diyah Ayu P 4201418059 O P
100 Gustina Saputri 4201418085 A P

F. Analisis Data
a. Analisis data percobaan satu
Analisis data kelompok:
Jumlah genotype AA = 22
Jumlah genotype Aa = 43  ½ Aa= ½ x 43 = 21,5
Jumlah genotype aa = 35

Frekuensi alel A =

= = 0,435

Frekuensi alel a =

= = 0,565
Perhitungan chi quadrat
Fo= hasil hitung, fh= x2tabel

Alel Fo Fh (fo-fh) ǀ(Fo-fh)2ǀ X2

A 0,435 3 -2,565 7,054 2,035


A 0,565 2 -1,435 2,059 1,029
Total 3,064
x2tabel= 3,84
DB= 2-1 Ketelitian: 0,05
=1 x2 = 3,84
x2 hitung= 3,064
x2 hitung < x2tabel
3,064 < 3,84, sehingga dapat dianalisis bahwa data yang diperoleh sudah
valid.
Ho diterima, menunjukkan adanya hukum Hardy-Weinberg
b. Analisis data percobaan 2
- Jumlah golongan darah O = 34
- Jumlah golongan darah A = 28
- Jumlah golongan darah B = 32
- Jumlah golongan darah AB = 6

 Frekuensi

Goldar O = x 100%

= x 100% = 0,34 x 100% = 34%

Goldar A x 100%

= x 100% = 0,28 x 100% = 28%

Goldar B = x 100%

= x 100% = 0,32 x 100% = 32%

Goldar AB = x 100%

= x 100% = 0,06 x 100% = 6%


Persamaan Hukum Hardy Weinberg
p+q+r = 1
(p+q+r)2 = 1
(p2+2pr+q2+ 2qr+ 2pq+ r2 ) = 1
p= IA p2= IA IA 2pr = IA IO
q= IB 2pq= IB IB 2qr = IB IO
O O O
r= I r = I I 2pq = IA IB
A B O
frekuensi alel I . I . I
 r2 = I O IO

r2 = = 0,34

r = = 0,58

 (p+r)2 =

= = = 0,62
(p+r) 2 = 0,62
p+r = 0,79
p = 0,79 – r = 0,79 – 0,58 = 0,21
 p+q+r = 1
q= 1 - ( 0,21 + 0,58 )
= 1 – 0,79
= 0,21
Golongan darah berdasarkan hukum Hardy Weinberg
 Golongan darah A
 Heterozygote = 2 pr x jumlah probandus
= 2 (0,21 x 0,58) x 100
= 2 ( 0,1218) x 100
= 0,2436 x 100
= 24,36
 Homozygote = p2 x jumlah probandus
= (0,21)2 x 100
= 0,0441 x 100
= 4,41
 Golongan darah B
 Heterozygote = 2 qr x jumlah probandus
= 2 (0,21 x 0,58)
= 2 ( 0,1218) x 100
= 0,2436 x 100
= 24,36
 Homozygote = q2 x jumlah probandus
= (0,21)2 x 100
= 0,0441 x 100
= 4,41
 Golongan dara AB = 2 pq x jumlah probandus
= 2 (0,21 x 0,21) x 100
= 0,0882 x 100
= 8,82
 Golongan darah O = r2 x jumlah probandus
= (0,58)2 x 100
= 0,3364 x 100
= 33,64
Uji chi-square kuadrat
Fo= hasil hitung Fh=

Alel Fo Fh (fo-fh) ǀ(Fo-fh)2ǀ X2

IA 0,21 0,17 0,04 0,0016 0,0076


IB 0,21 0,21 0 0 0
O
I 0,58 0,62 -0,04 0,0016 0,0076
Total 0,0152
X2 tabel= 5,99
DB= 3-1 Ketelitian: 0,05
=2 x2 = 5,99
2
x hitung= 0,0152
x2 hitung < x2tabel
0,0152 < 5,99, sehingga dapat dianalisis bahwa data yang diperoleh sudah
valid.
Ho diterima, sehingga menunjukkan adanya hukum Hardy-Weinberg

G. Pembahasan
Pengamatan kali ini adalah mengenai genetika populasi yaitu
pengujian kesetimbangan Hardy-Weinberg. Dalam pengamatan kali ini kami
melakukan pengamatan dengan menggunakan kancing genetika dan juga
dengan analisis golongan darah dalam sampel populasi sebanyak 100
mahasiswa di FMIPA UNNES. Pengamatan dengan menggunakan kancing
genetika dan analisis data golongan darah ini, bertujuan untuk menghitung
frekuensi alel dan frekuensi genotype.
Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang
mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Cabang ilmu genetika ini
banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan,
pemuliaan, dan konservasi. Genetika populasi mengenali arti penting dari sifat
kuantitatif, karena cara menentukan penyebaran alel tersebut dilakukan secara
matematis. Salah satu saja frekuensi dari suatu gen diketahui dapat digunakan
untuk memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal tersebut dapat diaplikasikan
dalam mendiagnosa penyakit genetic (Khoiriyah, 2014).
Hukum Hardy-Weinberg atau yang sering disebut dengan Hukum
Ketetapan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotip dalam suatu populasi akan tetap konstan, yaitu berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke genarasi berikutnya kecuali apabila
terdapat pengaruhpengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu kesetimbangan antara
lain perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, dan aliran
gen (Vogel & Motulsky, dalam Panggabean 2016).
Suatu populasi dikatakan memenuhi Hukum keseimbangan Hardy-
Weinberg, apabila terjadinya kawin acak diantara individu-individu
anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk
bertemu dengan individu lain, baik dengan genotip yang sama maupun
berbeda dengannya. Melalui sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan
senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Di samping kawin acak, ada
persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan
Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Penting
untuk dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini
akan selalu ada. Oleh karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah
tidak mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan
ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan
genetic (Cintamulya, 2013).
Pengujian keseimbangan Hukum HardyWeinberg dapat melalui
percobaan persilangan buatan dan dengan menganalisis data (angket)
golongan darah. Pada pengamatan ini menggunakan persilangan buatan
dengan 20 kancing merah dan dengan 30 kancing hijau, yang masing-masing
dari kancing tersebut dimasukkan kedalam kantong. Kemudian diambil
masing-masing sebuah kancing dan mempertemukannya sebagai gamet yang
terbentuk hingga diperoleh 100 gamet generasi baru. Gamet yang terbentuk
merupakan hasil dari perkawinan acak, tidak terjadi migrasi, seleksi, mutase,
serta genetic drift. Sedangkan pada pengamatan dengan golongan darah, data
didapatkan dari 100 probandus. Kemudian dari 100 probandus tadi dihitung
jumlah golongan darah A,B,AB, dan O. Selanjutnya adalah menghitung
frekuensi dari masing-masing golongan darah. Untuk menghitung frekuensi
dari masing-masing alel dengan menggunkana persamaan Hardy Weinberg
yaitu dengan rumus p+q+r= 1  (p+q+r)2 = 1  p2+2pr+q2+2qr+2pq+r2).
Hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut dapat digunakan
untuk menentukan jumlah golongan darah baik golongan darah yang
homozigot maupun heterozigot.
Pada pengamatan yang kami lakukan, untuk percobaan 1 (persilangan
buatan) didapatkan hasil data kelas dan data kelompok. Untuk data kelas yang
dihasilkan dari satu kelompok dengan kelompok yang lain mendapatkan hasil
yang bervariasi (berbeda-beda). Kemudian untuk data kelompok hasil yang
diperoleh untuk frekuensi alel A yaitu sebesar 0,435 dan untuk frekuensi alel a
yaitu sebesar 0,565. Sedangkan untuk frekuensi genotype dari AA adalah
22%, frekuensi genotype Aa adalah 43% dan untuk frekuensi genotype aa
adalah 35%. Dari hasil tersebut perbandingan frekuensi alel dan frekuensi
genotype populasi awal terhadap populasi baru dapat diuji dengan
menggunakan uji Chi Square Kuadrat. Uji Chi square Kuadrat merupakan
pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi yang
benar-benar terjadi/aktual dengan frekuensi harapan atau ekspektasi. Dari
hasil uji Chi square Kuadrat didapatkan nilai x2 hitung sebesar 3.064,
sedangkan x2 table sebesar 3,84 dengan DB= 2-1 = 1 dan dengan ketelitian
0,05. Dari hasil tersebut enandakan bahwa x 2 hitung < x2 table, 3,064 < 3,84.
Sehingga dapat diartikan bahwa Ho diterima, menunjukkan adanya hukum
keseimbangan Hardy Weinberg. Itu artinya dengan dilakukannya perkawinan
acak tanpa terjadi mutase, seleksi, migrasi, serta genetic drift maka populasi
awal dengan populasi bari tidak terdapat perbedaan yang nyata (dalam
keadaan seimbang).
Pada percobann 2 yaitu mengenai analisis data golongan darah
didspstkan data kelompok yaitu probandus dengan golongan darah A sebesar
28 orang, golongan darah B sebesar 32 orang, Golongan darah AB sebesar 6
orang dan golongan darah O sebesar 34 orang. Frekuensi genotype yang
dihasilkan adalah O= 34%, A= 28%, B=32% dan AB= 6%. Dari data tersebut
dengan menggunakan persamaan hukum Hardy Weinberg dapat dicari
frekuensi alel dari masing-masing golongan darah. Untuk frekuensi alel I A
adalah 0,21, IB adalah 0,21, dan frekuensi alel IO adalah 0,58. Dari ferkuensi
alel yang sudah diperoleh maka dapat digunakan untuk menghitung jumlah
golongan darah dalam 100 sample tersebut . Untuk jumlah golongan darah A
homozygote adalah 4,41 dan yang heterozygote adalah 34,36, untuk golongan
darah B sama dengan golongan darah A yaitu B homozygote adalah 4,41 dan
yang heterozygote adalah 34,36, untuk golongan darah AB sebesar 8,82 dan
golongan darah O sebanyak 33,64. Untuk menguji perbandingan golongan
darah populasi awal dengan golongan darah populasi baru maka dapat
digunakan uji Chi square kuadrat, dengan langkah yang sama dengan saat
pengujian persilangan buatan. Hasil yang diperoleh dari uju chi quadrat adalah
x2 hitung sebesar 0,0152 dengan x2 tabel sebesar 5,99 dengan DB= 3-1 = 2,
dengan ketelitian 0,05. Dari hasil tersebut menandakan bahwa x2 hitung < x2
tabel, 0,0152 < 5,99. Yang artinya Ho diterima, sehingga menunjukkan adanya
keseimbangan Hardy Weinberg. Golongan darah antara populasi awal dengan
populasi baru berada dalam keadaan seimbang.
Dari dua percobaan diatas menunjukkan bahwa ada hukum Hardy-
Weinberg. Hukum Hardy-Weinberg berlaku jika terjadi perkainan acak, tidak
terjasi mutase, migrasi, seleksi maupun genetict drift.

H. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotip dalam suatu populasi akan tetap konstan, yaitu berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke genarasi berikutnya kecuali apabila
terdapat pengaruhpengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Hukum Hardy-Weinberg berlaku jika terjadi perkainan secara
acak, tidak trejadi mutase, tidak terjadi seleksi, tidak terjadi migrasi dan
genetict drift.
2. Dengan menggunakan chi kuadrat frekuensi alel A= 0,435 dan alel a=
0,565 dengan frekuensi genotype AA=22, Aa= 43, dan aa=35. Didapatkan
hasil nilai x2 hitung sebesar 3.064, sedangkan x2 table sebesar 3,84 dengan
DB= 2-1 = 1 dan dengan ketelitian 0,05. Dari hasil tersebut menandakan
bahwa x2 hitung < x2 table, 3,064 < 3,84. Sehingga dapat diartikan bahwa
Ho diterima, menunjukkan adanya hukum keseimbangan Hardy Weinberg

Frekuensi alel IA adalah 0,21, IB adalah 0,21, dan frekuensi alel IO adalah
0,58. Dengan frekuensi genotip A= 28%, B= 32%, AB= 6% dan O= 34%.
Didapatkan hasil x2 hitung sebesar 0,0152 dengan x2 tabel sebesar 5,99
dengan DB= 3-1 = 2, dengan ketelitian 0,05. Dari hasil tersebut
menandakan bahwa x2 hitung < x2 tabel, 0,0152 < 5,99. Yang artinya Ho
diterima, sehingga menunjukkan adanya keseimbangan Hardy Weinberg.

I. Daftar Pustaka

Ahluwalia, K. B. 2009. Genetics. 2nd ed. New Dehli: New Age International
Publisher.
Arisuryanti T dan Daryono BS. 2007. Genetika Populasi. Yogyakarta:
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
Campbell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Cintamulya, Imas. 2013. Analisis Variasi Genetik Varian Jati Arboretum
dengan Penanda Mikrosatelit. Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1,
Nomor 2, Juni 2013, Halaman 109-114.

Darmawati, Evi Suryawati, dan Edi Suhendri. 2005. Frekuensi dan


Penyebaran Alel Golongan Darah A B O Siswa SMU N 1 Suku Bangsa
Melayu di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis, Riau. Jurnal
Biogenesis Vol. 1. Hlm. 66-69.
Dusheck, J. 2003. Population Genetics. Dalam: Robinson, R (ed.). Genetics.
Canada : The Gale Group, Inc.
Khoiriyah, Yustin Nur. 2014. Karakter Genetik Populasi Bedeng 61BDesa
Wonokarto Kabupaten Lampung Timur Pasca Program Kolonisasi
Pemerintah Belanda. Jurnal Biogenesi Vol 2, Desember 2014, hal 132-
137 ISSN 2302-1616
King, R. C., W. D. Stansfield & P. K. Mulligan. 2006. A Dictionary of
Genetics. 7th ed. New York : Oxford University Press.
Panggabean, Terry N. 2016. Analisis Tingkat Optimasi Algoritma Genetika
Dalam Hukum Ketetapan Hardy-Weinberg Pada Bin Packing Problem.
CESS (Journal Of Computer Engineering, System And Science Vol 1,
No 2, Juli 2016 ) p-ISSN :2502-7131 e-ISSN :2502-714x.
Passarge, E. 2007. Color Atlas of Genetics. 3rd ed. German : Georg Thieme
Verlag KG Rüdigerstraße.
Pierce, B. A. 2004. Genetics: A Conceptual Approach. 2nd ed. New York : W.
H. Freeman. Soedjana. 1994. Dasar Dasar Statistik. Bandung : Tarsito.
Suryo. 2011 Genetika Strata 1. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
, M et al. 1995. “Genetika Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus
sumatranus) dan Konsep Pengelolaan Populasinya Secara Lestari”.
Media Konservasi .Vol 4(4): 209-221.
Widiyanti, T dan Noor A.H . 2018. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang:
FMIPA Unnes Press.
J. Jawaban Permasalahan
1. Bagaimanakah frekuensi alel dan frekuensi genotype dari dua generasi
yang dihasilkan ?
Jawaban:
Frekuensi alel yang dihasilkan adalah frekuensi alel A sebesar 0,435 dan
frekuensi alel a= 0,565, sedangkan frekuensi genotip AA sebesar 22%,
frekuensi genotype Aa sebesar 43%, dan frekuensi genotype aa sebesar
35%
2. Jika berbeda, berbeda nyata atau tidak?
Jawaban:
Tidak berbeda, jadi antara frekuesni alel dan frekuensi genotype populasi
awal dengan populasi baru, setelah dilakukan uji chi square kuadrat
hasilnya tidaklah berbeda (dalam artian seimbang).
K. Jawaban Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan perkawinan acak?
Jawaban:
Perkawinan acak merupakan perkawinan yang memungkinkan tiap
individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain,
baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan
adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari
generasi ke generasi.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan genetic drift?
Jawaban:
Genetic drift adalah perubahan frekuensi gen yang terjadi secara acak
dalam populasi kecil. Dalam populasi kecil, jumlah keturunan yang
terbatas dapat mempunyai pasangan gen tertentu yang sama. Apabila satu
pasang alel Aa terdapat pada semua individu dari populasi perwakilan
yang kecil, kita biasanya mengharapkan nisbah 1:2:1 oada keturunannya.
Apabila secara kebetulan semua keturunan adalah AA atau aa maka telah
terjadi fiksasi pasangan gen itu. Tidak terjadi perubahan genetic lebih
lanjut pada lokus itu tanpa adanya mutase.
L. Lampiran
Kancing genetika Kancing genetika

Kancing genetika Pengambilan kancing genetika

Pengambilan kancing genetika Pengambilan kancing genetika


Data Golongan Darah (angket golongan darah)

Anda mungkin juga menyukai