Nama Kelompok:
Kelompok 6
15 Oktober 2018
PENDIDIKAN BIOLOGI
2018
b. Uji Kebebasan
Rumus =
X2 hitung = (O – e)2
Percobaan 2:
Data Kelompok:
Keterangan:
Warna Kancing: Merah = A, fenotipe: merah
Hijau = a, fenotipe: putih
Data Kelas
Kelompok AA Aa Aa
1 39 41 20
2 24 51 25
3 35 45 20
4 27 46 27
5 26 49 25
6 22 43 35
7 34 54 12
8 23 58 19
9 46 41 13
10 34 48 19
11 14 50 36
F. Analisis Data
a. Analisis data percobaan satu
Analisis data kelompok:
Jumlah genotype AA = 22
Jumlah genotype Aa = 43 ½ Aa= ½ x 43 = 21,5
Jumlah genotype aa = 35
Frekuensi alel A =
= = 0,435
Frekuensi alel a =
= = 0,565
Perhitungan chi quadrat
Fo= hasil hitung, fh= x2tabel
Frekuensi
Goldar O = x 100%
Goldar A x 100%
Goldar B = x 100%
Goldar AB = x 100%
r2 = = 0,34
r = = 0,58
(p+r)2 =
= = = 0,62
(p+r) 2 = 0,62
p+r = 0,79
p = 0,79 – r = 0,79 – 0,58 = 0,21
p+q+r = 1
q= 1 - ( 0,21 + 0,58 )
= 1 – 0,79
= 0,21
Golongan darah berdasarkan hukum Hardy Weinberg
Golongan darah A
Heterozygote = 2 pr x jumlah probandus
= 2 (0,21 x 0,58) x 100
= 2 ( 0,1218) x 100
= 0,2436 x 100
= 24,36
Homozygote = p2 x jumlah probandus
= (0,21)2 x 100
= 0,0441 x 100
= 4,41
Golongan darah B
Heterozygote = 2 qr x jumlah probandus
= 2 (0,21 x 0,58)
= 2 ( 0,1218) x 100
= 0,2436 x 100
= 24,36
Homozygote = q2 x jumlah probandus
= (0,21)2 x 100
= 0,0441 x 100
= 4,41
Golongan dara AB = 2 pq x jumlah probandus
= 2 (0,21 x 0,21) x 100
= 0,0882 x 100
= 8,82
Golongan darah O = r2 x jumlah probandus
= (0,58)2 x 100
= 0,3364 x 100
= 33,64
Uji chi-square kuadrat
Fo= hasil hitung Fh=
G. Pembahasan
Pengamatan kali ini adalah mengenai genetika populasi yaitu
pengujian kesetimbangan Hardy-Weinberg. Dalam pengamatan kali ini kami
melakukan pengamatan dengan menggunakan kancing genetika dan juga
dengan analisis golongan darah dalam sampel populasi sebanyak 100
mahasiswa di FMIPA UNNES. Pengamatan dengan menggunakan kancing
genetika dan analisis data golongan darah ini, bertujuan untuk menghitung
frekuensi alel dan frekuensi genotype.
Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang
mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Cabang ilmu genetika ini
banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan,
pemuliaan, dan konservasi. Genetika populasi mengenali arti penting dari sifat
kuantitatif, karena cara menentukan penyebaran alel tersebut dilakukan secara
matematis. Salah satu saja frekuensi dari suatu gen diketahui dapat digunakan
untuk memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal tersebut dapat diaplikasikan
dalam mendiagnosa penyakit genetic (Khoiriyah, 2014).
Hukum Hardy-Weinberg atau yang sering disebut dengan Hukum
Ketetapan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotip dalam suatu populasi akan tetap konstan, yaitu berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke genarasi berikutnya kecuali apabila
terdapat pengaruhpengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu kesetimbangan antara
lain perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, dan aliran
gen (Vogel & Motulsky, dalam Panggabean 2016).
Suatu populasi dikatakan memenuhi Hukum keseimbangan Hardy-
Weinberg, apabila terjadinya kawin acak diantara individu-individu
anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk
bertemu dengan individu lain, baik dengan genotip yang sama maupun
berbeda dengannya. Melalui sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan
senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Di samping kawin acak, ada
persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan
Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Penting
untuk dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini
akan selalu ada. Oleh karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah
tidak mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan
ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan
genetic (Cintamulya, 2013).
Pengujian keseimbangan Hukum HardyWeinberg dapat melalui
percobaan persilangan buatan dan dengan menganalisis data (angket)
golongan darah. Pada pengamatan ini menggunakan persilangan buatan
dengan 20 kancing merah dan dengan 30 kancing hijau, yang masing-masing
dari kancing tersebut dimasukkan kedalam kantong. Kemudian diambil
masing-masing sebuah kancing dan mempertemukannya sebagai gamet yang
terbentuk hingga diperoleh 100 gamet generasi baru. Gamet yang terbentuk
merupakan hasil dari perkawinan acak, tidak terjadi migrasi, seleksi, mutase,
serta genetic drift. Sedangkan pada pengamatan dengan golongan darah, data
didapatkan dari 100 probandus. Kemudian dari 100 probandus tadi dihitung
jumlah golongan darah A,B,AB, dan O. Selanjutnya adalah menghitung
frekuensi dari masing-masing golongan darah. Untuk menghitung frekuensi
dari masing-masing alel dengan menggunkana persamaan Hardy Weinberg
yaitu dengan rumus p+q+r= 1 (p+q+r)2 = 1 p2+2pr+q2+2qr+2pq+r2).
Hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut dapat digunakan
untuk menentukan jumlah golongan darah baik golongan darah yang
homozigot maupun heterozigot.
Pada pengamatan yang kami lakukan, untuk percobaan 1 (persilangan
buatan) didapatkan hasil data kelas dan data kelompok. Untuk data kelas yang
dihasilkan dari satu kelompok dengan kelompok yang lain mendapatkan hasil
yang bervariasi (berbeda-beda). Kemudian untuk data kelompok hasil yang
diperoleh untuk frekuensi alel A yaitu sebesar 0,435 dan untuk frekuensi alel a
yaitu sebesar 0,565. Sedangkan untuk frekuensi genotype dari AA adalah
22%, frekuensi genotype Aa adalah 43% dan untuk frekuensi genotype aa
adalah 35%. Dari hasil tersebut perbandingan frekuensi alel dan frekuensi
genotype populasi awal terhadap populasi baru dapat diuji dengan
menggunakan uji Chi Square Kuadrat. Uji Chi square Kuadrat merupakan
pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi yang
benar-benar terjadi/aktual dengan frekuensi harapan atau ekspektasi. Dari
hasil uji Chi square Kuadrat didapatkan nilai x2 hitung sebesar 3.064,
sedangkan x2 table sebesar 3,84 dengan DB= 2-1 = 1 dan dengan ketelitian
0,05. Dari hasil tersebut enandakan bahwa x 2 hitung < x2 table, 3,064 < 3,84.
Sehingga dapat diartikan bahwa Ho diterima, menunjukkan adanya hukum
keseimbangan Hardy Weinberg. Itu artinya dengan dilakukannya perkawinan
acak tanpa terjadi mutase, seleksi, migrasi, serta genetic drift maka populasi
awal dengan populasi bari tidak terdapat perbedaan yang nyata (dalam
keadaan seimbang).
Pada percobann 2 yaitu mengenai analisis data golongan darah
didspstkan data kelompok yaitu probandus dengan golongan darah A sebesar
28 orang, golongan darah B sebesar 32 orang, Golongan darah AB sebesar 6
orang dan golongan darah O sebesar 34 orang. Frekuensi genotype yang
dihasilkan adalah O= 34%, A= 28%, B=32% dan AB= 6%. Dari data tersebut
dengan menggunakan persamaan hukum Hardy Weinberg dapat dicari
frekuensi alel dari masing-masing golongan darah. Untuk frekuensi alel I A
adalah 0,21, IB adalah 0,21, dan frekuensi alel IO adalah 0,58. Dari ferkuensi
alel yang sudah diperoleh maka dapat digunakan untuk menghitung jumlah
golongan darah dalam 100 sample tersebut . Untuk jumlah golongan darah A
homozygote adalah 4,41 dan yang heterozygote adalah 34,36, untuk golongan
darah B sama dengan golongan darah A yaitu B homozygote adalah 4,41 dan
yang heterozygote adalah 34,36, untuk golongan darah AB sebesar 8,82 dan
golongan darah O sebanyak 33,64. Untuk menguji perbandingan golongan
darah populasi awal dengan golongan darah populasi baru maka dapat
digunakan uji Chi square kuadrat, dengan langkah yang sama dengan saat
pengujian persilangan buatan. Hasil yang diperoleh dari uju chi quadrat adalah
x2 hitung sebesar 0,0152 dengan x2 tabel sebesar 5,99 dengan DB= 3-1 = 2,
dengan ketelitian 0,05. Dari hasil tersebut menandakan bahwa x2 hitung < x2
tabel, 0,0152 < 5,99. Yang artinya Ho diterima, sehingga menunjukkan adanya
keseimbangan Hardy Weinberg. Golongan darah antara populasi awal dengan
populasi baru berada dalam keadaan seimbang.
Dari dua percobaan diatas menunjukkan bahwa ada hukum Hardy-
Weinberg. Hukum Hardy-Weinberg berlaku jika terjadi perkainan acak, tidak
terjasi mutase, migrasi, seleksi maupun genetict drift.
H. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotip dalam suatu populasi akan tetap konstan, yaitu berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke genarasi berikutnya kecuali apabila
terdapat pengaruhpengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Hukum Hardy-Weinberg berlaku jika terjadi perkainan secara
acak, tidak trejadi mutase, tidak terjadi seleksi, tidak terjadi migrasi dan
genetict drift.
2. Dengan menggunakan chi kuadrat frekuensi alel A= 0,435 dan alel a=
0,565 dengan frekuensi genotype AA=22, Aa= 43, dan aa=35. Didapatkan
hasil nilai x2 hitung sebesar 3.064, sedangkan x2 table sebesar 3,84 dengan
DB= 2-1 = 1 dan dengan ketelitian 0,05. Dari hasil tersebut menandakan
bahwa x2 hitung < x2 table, 3,064 < 3,84. Sehingga dapat diartikan bahwa
Ho diterima, menunjukkan adanya hukum keseimbangan Hardy Weinberg
Frekuensi alel IA adalah 0,21, IB adalah 0,21, dan frekuensi alel IO adalah
0,58. Dengan frekuensi genotip A= 28%, B= 32%, AB= 6% dan O= 34%.
Didapatkan hasil x2 hitung sebesar 0,0152 dengan x2 tabel sebesar 5,99
dengan DB= 3-1 = 2, dengan ketelitian 0,05. Dari hasil tersebut
menandakan bahwa x2 hitung < x2 tabel, 0,0152 < 5,99. Yang artinya Ho
diterima, sehingga menunjukkan adanya keseimbangan Hardy Weinberg.
I. Daftar Pustaka
Ahluwalia, K. B. 2009. Genetics. 2nd ed. New Dehli: New Age International
Publisher.
Arisuryanti T dan Daryono BS. 2007. Genetika Populasi. Yogyakarta:
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
Campbell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Cintamulya, Imas. 2013. Analisis Variasi Genetik Varian Jati Arboretum
dengan Penanda Mikrosatelit. Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1,
Nomor 2, Juni 2013, Halaman 109-114.