Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum ke-6 Hari/Tanggal : Kamis/ 17 April 2014

MK. Integrasi Proses Nutrisi Tempat praktikum : Laboratorium Biokimia dan


Mikrobiologi Nutrisi (BMN)
Asisten : Febrianti Indah M(D14100047)

TANIN

Akri Sanjani
D14135001

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tannin merupakan suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan yang
bereaksi dengan protein dan berbagi senyawa-senyawa organic lainnya yang termasuk
asam amino dan alkaloid. Tannin berasal dari bahasa inggris “tannin”, dari bahasa Jerman
Hulu Kuno tanna, yang berarti “pohon ek” atau “pohon berangan”. Tanin merupakan
substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun, buah yang belum matang ,
batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang, tanin digunakan sebagai
energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tanin.Tanin yang dikatakan
sebagai sumber asam pada buah.
Senyawa tannin bagi tumbuhanmemiliki peran yang sangat pernting karna
senyawa tannin berfungsi melindungi tanaman dari herbivore pemangasa dan hama.
Tanin yang terkandung dalam buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat). Tannin
dalam skala yang cukup dapat memberikan efek yang positif bagi ternak. Tanin
bermanfaat untuk mencegah oksidasi kolesterol LDL di dalam darah sehingga dapat
mengurangi risiko stroke., dan sebaliknya jika dikonsumsi dalam jumlah yang
berlebih maka tannin dapat memberikan efek negative sebagai zat anti nutrisi karena
tanin memiliki kemampuan untuk berikatan dengan protein dan zat besi, sehingga
kedua zat gizi tersebut menjadi kurang tersedia di dalam tubuh (Astawan dan
Andreas, 2008). Tannin memiliki sifat dalam air membentuk larutan koloidal yang
bereaksi asam dan sepat, mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid, tidak
dapat mengkristal. larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen, mengendapkan
protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak
dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
Pengaruh tannin dalam pakan ternak tergantung dari jenis tanin yang
terkandung pada hijauan pakan ternak tersebut dan konsentrasi tanin yang
dikonsumsi oleh ternak. Tingkat keberadaan bahan yang mengandung tannin dapat
diketahui denagn melihat condensed tannin terutama pada testanya. Warna testa
makin gelap menandakan kandungan tannin makin tinggi. Oleh sebab itu analisis
kimia yang tepat diperlukan untuk mengetahui jenis dan konsentrasi tanin yang
terdapat pada hijauan pakan ternak sangat penting untuk dapat menggambarkan
mekanisme dan pengaruhnya pada ternak.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mendeteksi adanya keberadaan tannin dalam


hijauan pakan ternak serta untuk mengetahui senyawa yang mampu berikatan dengan
senyawa tannin.

MATERI DAN METODE

Materi

Dalam materi praktikum mengenai tannin diperlukan bahan dan alat-alat


sebagai penunjang dalam praktikum. Adapun alat yang digunakan seperti tabung
reaksi, corong, kapas, gelas piala, kompor, spoid 1 ml. sedangkan bahan yang
diperlukan dalam uji tannin yaitu seprti : daun kaliandra, daun singkong, daun
kembang sepatu, daun gamal, daun lamtoro, air teh sebagai sampel utama, kemudian
bebrapa bahan lain seperti telur ayam ras, susu sapi, larutan FeCL 3, NaOH 1 N,
glukosa 1 %, Fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, carboxymethylcellulose 1 %,
CuSO4 1% dan K2SO4 1 % sebagai pelarut dalam uji tannin.

Metode

Dalam praktikum uji tannin dilakukan bebrapa pengujian. Hal yang pertama yang
perlu dilakukan adalah tahap prsiapan sampel, kemudian beberapa pengujian seperti
uji tannin, uji kuinon, uji pengikatan atau pengendapan.
Persiapan Sampel
Daun kaliandra digiling dengan menggunakan pestel dan mortar, kemudian
ddimasukan 2 g sampel gerusan kedalam gelas piala dan ditambahkan 150 ml air
panas lalu diaduk. Tunggu bebrapa saat untuk didinginka pada suhu ruangan yang
kemudian disaring menggunakan corong dengan kapas. Ambil filtrat yang sudah
disaring dan ampasnya dapat dibuang.
Uji Tannin
Tabung reaksi disiapkan sebanyak 6 buah, kemudian dimasukkan masing-
masing filtrat (kaliandra, singkonng, kembang sepatu, gamal, lamtoro,dan air ekstrak
teh) ssebanyak 5 ml kedalam tabung reaksi. Tambahkan sebanyak 1 ml larutan FeCl 3
kedalam masing-masing tabung yang berisi filtrat. Kemudian dilihat timbulnya
warna kehijauan senagai tanda keberadaan tannin pada tiap sample filtrate.
Bandingkan hasil dari hijauan dengan hasil filtrate teh.
Uji Kuinon
Tabung reaksi disiapkan sebanyak 6 buah, kemudian dimasukkan masing-masing
filtrat (kaliandra, singkonng, kembang sepatu, gamal, lamtoro,dan air ekstrak teh)
ssebanyak 5 ml kedalam tabung reaksi. Tambahkan sebanyak 1 ml larutan NaOH 1N
kedalam tiap-tiap tabung reaksi yang berisi sampel filtrate. Kemudian lihat
perubahan atau terbentuknya warna merah sebagai tanda adanya senyawa kuinon.
Uji pengikatan atau pengendapan.
Uji ikatan tannin dengan potenin telur dan susu. Disiapkan 6 buah tabung reaksi
untuk uji ikatan tannin dengan protein telur dan 6 buah tabung reaksi untuk uji ikatan
tannin dengan protein susu. Kemudian masukkan 5 ml filtrate (kaliandara, singkong,
kembang sepatu, gamal, lamtoro , dan ekstak teh) pada 6 tabung untuk uji ikatan
tannin dengan protein susu dan 5 ml filtrate untuk uji ikatan tannin denga protein
susu. Ditambahkan sebanyak 1 ml susu sapi untuk 6 tabung yang berisi filtrate
pertama, dan 1m untuk 6 tabung kedua yang berisi filtrate. Diamati proses yang
terjadi dan hasilnya dicatat dan amati perbedaan yang ada antar tannin hijauan dan
sumber protein.
Ikatan tannin dengan karbohidrat (glukosa 1 %, fruktosa 1 %, sukrosa 1 %, pati 1
%, selobiosa 1 %, dan carboxymethylcellulose 1 %). Disiapkan sebanyak 30 buah
tabung reaksi yang masing-masing 6 tabung untuk tiap sampel karbohidrat.
Kemudian dimsukkan filtrate(kaliandra, singkong, kembang sepatu, gamal,
lamtoro,dan the) sebanyak 5 ml untuk masing-masing sample karbohidrat yang ada
di tabung reaksi. Tambahkan larutan glukosa 1 % sebanyak 1 ml untuk 6 tabung
pertama, kemudian 1 ml larutan fruktosa 1 % untuk 6 tabung ke 2, 1ml larutan
ssukrosa 1 % untuk 6 tabung ke 3, 1ml larutan pati 1 % untuk 6 tabung ke 4, 1ml
larutan selobiosa 1 % untuk 6 tabung ke 5, dan 1ml larutan carboxymethylcellulose 1
% untuk 6 tabung ke 6. Kemudian amati apa yang terjadi dan hasilnya dicatat, amati
perbedaan antar tannin hijauan dan sumber karbohidat. Haislnyan dibandingkan
antara percobaan 2 ( ikatan dengan karbohidrat) dengan percobaan 1 (ikatan dengan
protein).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Untuk mengetahui keberadaan tannin dan mengetahui senyawa yang mempu


berikatan dengan tannin pada hijuan pakan maka dari praktikum yang telah
dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Uji Kualitatif Pada Hijauan Pakan


Uji Daun Daun Daun Daun Daun
Daun Teh Gamal Kaliandr Lamtoro Kembang singkong
Hijauan a Sepatu
Tannin ++++ ++ - +++++ + +++
Kuinon - - - ++ - ++
Protein
- Putih Telur + +++++ +++ ++++ - -
- Susu Murni +++++ + ++ ++++ +++ +++
Karbohidrat
- Glukosa - - - - - -
- Sukrosa - - - - - -
- Fruktosa - - - - - -
- Pati +++ +++++ ++++ +++ ++++ ++
- CMC - - - - - -
Mineral
- CuSO4 +++++ - - ++++ +++ -
- K2SO4 - - - - - -

Keterangan :
(-) : Tidak ada reaksi
+ : Sangat sedikit reaksi
++ : Sedikit reaksi
+++ : Cukup bereaksi
++++ : Sangat Bereaksi
+++++ : Sangat Bereaksi Sekali

Pembahasan

Tannin merupakan aneka senyawa polifenol berukuran besar yang


mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya
karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan
makromolekul yang lain. Tanin merupakan astrigen tanaman berasa pahit yang dapat
mengikat dan mengendapkan protein. Umumnya tanin digunakan untuk penyamakan
kulit, tetapi tanin juga banyak aplikasinya di bidang pengobatan, misalnya untuk
pengobatan diare, hemostatik (menghentikan pendarahan), dan wasir (Yellia, 2009).
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan. berbagai
senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh
herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan. Tanin lebih banyak pada
daun yang muda (pucuk) adapun mengenai cirinya akan jelas kelihatan perbedaan
antara pucuk dan daun yang tua sedangkan untuk mengetahui kadarnya mesti
dianalisa secara kuantitatif. Tanin yang terkandung dalam buah muda menimbulkan
rasa kelat (sepat); perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin bersama
berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah.
Dari hasil praktikum didapatkan bahwa pada uji tannin didapatkan bahwa
semua filtrate mengandung tannin kecuali filtrate daun kaliandra. Pada filtrate daun
kaliandra tidak ditemukan adanya tannin, ini tidak sesuai dengan liliteratur yang
didapatkan. Berdasarkan literature daun kaliandra merupakan salah satu tumbuhan
pakan yang mengandung anti nutrisi bagi ternak yang mengkonsumsi Umumnya
tidak mengandung racun, kecuali adanya tannin yang cukup tinggi yang bisa
mencapai 11%. ( Nahrowi,2008 ). Kandungan tannin yang tertinggi terdapat pada
filtrate daun lamtoro ini disebabkan karena lamtoro memiliki kandungan protein
yang lebih tnggi dibandingkan filtrate yang lain. Menurut (Purwanto, 2007) dari 100
g bahan basah, dihasilkan bahan kering sebesar 85%, dengan kandungan protein 20-
25%; ekstrak ether 6%; nitrogen bebas 20-30%; lemak 5-10%; energy 3,89%; kadar
abu 8-12%; tannin 1,5-2,5%; kalsium 0,8-1,8 ppm; dan fosfor 0,23-0,27 ppm. Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi kandungan protein pada suatu bahan pakan maka
kandungan tannin juga semakin tinggi.
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi
dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Warna pigmen kuinon di alam beragam,
mulai dari kuning pucat sampai ke hampir hitam, dan struktur yang telah dikenal
jumlahnya lebih dari 450. Untuk tujuan identifikasi kuinon dapat dibagi menjadi
empat kelompok: benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid.
Senyawa kuinon yang terdapat sebagai glikosida larut sedikit dalam air, tetapi
umumnya kuinon lebih mudah larut dalam lemak dan akan terekstraksi dari ekstrak
tumbuhan kasar bersama-sama dengan karotenoid dan klorofil. Senyawa antrakuinon
dan kuinon mempunyai kemampuan sebagai anti biotik dan penghilang rasa sakit
serta merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit (Kristiana, 2008).
Pada uji kuinon ditemukan adanya kandungan senyawa kuinon pada bahan
yang di ujikan. Kuinon ditemukan pada filtrate daun lamtoro dan daun singkong.
Kedua filtrate tersebut terdapat pigmen yang bersifat fenol dan terdapatnya lemak.hal
ini dapat dilihat dengan adanya reaksi yang terjadi karna lemak dapat dihidrolisis
oleh kuinon yang ditandai dengan adanya perubahan warna dan adanya
pangendapan.
Pada uji ikatan tannin dengan karbohidrat yaitu dengan memakai beberapa
filtrate seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, pati, dan CMC. Dari hasil menunjukkan
bahwa kesemua filtrate tersebut hanya pada filtrate pati yang terdapaaata
pengendapan. Ini menunjukkan tannin hanya mampu mengikat pati tetapi tidak
mampu berikatan dengan senyawa karbohhidrat lainnya.
Pada uji ikatan tannin dengan protein susu skim dan putih telur menunjukkan
hasil bahwa tannin dapat berikatan dengan kedua sampel tersebut. Hal ini dapat
dilihat pada sampel filtrate ditemukan adanya endapansesuai dengan literature yang
didapat tannin dapat mengikat protein. Menurut Emma Wirakusumah. (2005), putih
telur mengandung 86% air di dalamnya. Biasanya putih telur yang lebih dekat
dengan kuning telur bersifat lebih kental daripada putih telur yang dekat dengan
cangkang/kulit telur. Kandungan nutrisi pada putih telur antara lain: karbohidrat 0,8
g; mineral 0,60 g; kalsium 6,0 mg; fosfor 17,0 mg; Besi 0,2 mg; vitamin A (retinol) 0
mcg; vitamin B1 (tiamin) 0,01 mg; dan vitamin C (asam askorbat) 0 mg. Untuk uji
ikatan tannin dengan mineral yaitu menggunakan mineral CuSO 4 dan K2SO4.
Menunjukkan adanya ikatan tannin pada mineral CuSO4. Ikatan tannin terdapat pada
filtra daun the, lamtoro, dan kembang sepatu. Hal ini dapat diketahui dengan melihat
adanya gumpalan atau endapan.
Tannin dalam jumlah yang tidk melebihi tingkat optimum, tanin memiliki
efek positif yaitu :
Membantu usus mencerna dan menyerap protein secara lansung (tanpa
dahulu dimanfaatkan oleh mikroba rumen), caranya dengan membentuk ikatan tanin-
protein yang dapat mencegah degradasi protein di dalam rumen. Tanin juga berperan
sebagai senyawa untuk menghindari terjadinya bloat pada ternak, karena adanya
reaksi antara condensed tannin dengan protein sehingga tidak ada protein yang dapat
larut pda cairan rumen untuk kemudian membentuk busa yang menyebabkan
kembung (Hermana, 2007). Tanin juga bermanfaat sebagai agensia pelindung asam lemak
tak jenuh, sehingga tidak terdegradasi oleh mikroba rumen dalam sistem pencernaan
ruminansia. Selain kandungan tannin dalam daun kaliandra merupakan salah satu
faktor penghambat bagi kecernaan protein yang terdapat didalamnya. Dalam duania
pengobatan tannin berfungsi untuk mencagh diare, menghentikan pendarahan,
mencegah penyakit ambeien. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian
tertentu tanaman, efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya
pada gastrointestinal dan pada kulit, efek terapi yang lain sebagai anti septic pada
jaringan luka, misalnya luka bakar, dengan cara mengendapkan protein, sebagai
pengawet dan penyamak kulit, reagensia di laboratorium untuk deteksi gelatin,
protein dan alkaloid, sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara
mengeluarkan asam tamak yang tidak larut.
Selain efek positif diatas tannin juga mengandung efek negative seperti :
Sedangkan efek negatif tanin yaitu galotanin bertindak sebagai senyawa alelopati,
menghambat pertumbuhan spesies lain yang tumbuh di sekitar tumbuhan yang
mengandung dan melepaskan galotanin, zat yang menyebabkan berbagai herbivora
(hewan pemakan tumbuhan} tidak mau memakan tumbuhan yang mengandungnya,
sebagian karena sifat astringensinya (kemampuan mengkerutkan mulut) dan sebagian
karena menghambat pencernaan dan penggunaan makanan. Tanin terkondensasi
menghambat pencernaan herbivora dengan mengikat protein tanaman yang
dikonsumsi dan membuat mereka lebih sulit bagi hewan untuk mencerna, dan
dengan menghalangi penyerapan protein dan enzim pencernaan.
Selain sampel diatas juga terdapat beberapa tanaman lain yang mengandung
tannin seperti Psidii Folim merupakan tanaman asal Psidium guajava Suku
Myrtaceae terdapat kandungan Psidii Tanin, minyak atsiri , euginol mengandung
minyak lemak, damar dan garam mineral. Memiliki kegunaan untuk obat mencret,
adstrigen. Granati Fructus Cortex (kulit buah delima) Merupakan tanaman asal
Punica granatum dari suku unicaceae memiliki kandungan Alkaloid cair terutama
isopeleterina dan pelleterina, alkaloid metal peleterina dan metal iso peleterina,
Tanin, Co-oksalat dan pati. Kegunaannya sebagai adstrigensia, tainisida (obat
cacing) Tania saginata = cacing pita. Sappan Lignum (Kayu saccang) merupakan
tanaman Asal Caesalpinea sappan dari suku Caesalpineaceae memiliki kandungan
asam tanat, asam gallat dan zat merah sappan memiliki kegunaan adstrigensia, obat
penyakit dalam. Murrayae Folium (Daun Kemuning) yang merupakan tanaman
berassal dari jenis Murraya paniculata dari suku rutaceae dengan kandungan
murayin, minyak atsiri, damar, tannin. Kegunaan sebagai antigonorea dalam bentuk
dekogta dengan dosis 2-5 gram. (Deogta merupakan proses infusa namun lebih
lama). Polyanthi Folium (Daun Salam) merupakan tannaman Asal Eugonia
polyantha dari suku Myrtaceae yang memiliki kandungan Tanin, minyak atsiri
Kegunaan : - Adstrigensia dalam bentuk dekogta dosis 5-12 gram. - Menurunkan
kadar gula darah (DM) bumbu masak. Areca Semen (Biji Pinang) adalah tanaman
Asal Areca catechu dari suku Palmae yang memiliki kandungan Tanin 15 %, 0,25 %
alkaloid, terutama arekolin. Kegunaan sebagai Anthelmentik khususnya cacing pita.
Catechu (Gambir) merupakan tanaman Asal Vurcaria gambir dari suku Rubiaceae
yang memiliki kandungan 25-50 % asam katekutanat, 7-33 % pirokatekol (katekin)
dan merakateku , gambir dan floresin dan guarcein. Kegunaannya dilaboratorium
farmasi digunakan sebagai adstrigensia, digunakan dalam penyamakan kulit dan juga
bahan pewarna. Caemferia amustifolia rhizome (kunyit pepet) merupakan tanaman
Asal Caemferia amustifolia dari suku Zingiberacea memiliki kandungan minyak
atsiri, damar, tannin dan pati mineral. Kegunaan Karminatif dan obat pelangsing.
Cassiae folium (Ketepeng) adalah tanaman Asal Cassia alata dari suku
Leguminoceae denagan kandungan Zat samak, zat pahit. Kegunaannya sebagai Obat
demam adstrigensia (ahmad najib 2010).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang didapat, didapatkan bahwa umumnya


semua terkandung senyawa tannin pada daun lamtoro. Terdapat juga beberapa
senyawa yang dapat bereaksi atau berikatan dengan senyawa tannin seperti protein,
karbohidrat pada pati dan mineral.

DAFTAR PUSTAKA

Katie E. Ferrell; Thorington, Richard W. (2006). Squirrels: the animal answer guide.
Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 91. ISBN 0-8018-8402-0.
McGee, Harold (2004). On food and cooking: the science and lore of the kitchen.
New York: Scribner. hlm. 714. ISBN 0-684-80001-2.
Astawan, Made dan Andreas Leomitro Kasih. 2008. Khasiat Warna-warni Makanan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yellia, Mangan. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Nahrowi.2008. Pengetahuan Bahan Pakan. Nutri Sejahtra Press. Bogor.
Purwanto, Imam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Hermana.W. 2007. Pengantar Ilmu Nutrisi. Institut Pertanian Bogor, Bogor
S, Emma Wirakusumah. 2005. Menikmati Telur Bergizi, Lezat, dan Ekonomis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rohman, A. Aktivitas antioksidan subfraksi-subfraksi hasil fraksinasi lanjut
ekstrak etil asetat buah Mengkudu (Morinda citrifolia L),  Artocarpus,, vol.
7(2), pp. 99 – 105, 2007.
Najib, ahmad. 2010. Hijauan-hijauan tannin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai