PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
“MIKROMETRI”
I. TUJUAN
Mengukur panjang/lebar sel atau bagian sel.
2
1
V. PEMBAHASAN
Mikrometri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur
sesuatu (panjang/lebar sel atau bagian sel) secara mikroskopis dengan bantuan alat
mikrometer. Mikrometer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mikrometer objektif
dan mikrometer okuler. Mikrometer objektif (mikrometer panggung) biasanya
terbuat dari kaca benda yang di dalamnya terukir skala dengan ukuran tertentu.
Mikrometer jenis ini ditempatkan pada meja preparat mikroskop jika digunakan.
Skala pada mikrometer okuler biasanya terbagi menjadi 10 skala besar yang
masing-masing skala berukuran 0,1 mm atau 1 µm. Skala tersebut terbagi lagi
menjadi 10 skala yang lebih kecil yang berukuran 0,01 mm atau 0,1 µm.
Sedangkan mikrometer okuler merupakan keping kaca kecil dengan garis-garis
kecil yang jaraknya sama dan dapat ditempatkan dalam lensa okuler mikroskop.
Diameter mikrometer okuler sama dengan diameter lensa okuler mikroskop. Jarak
antar garis skala pada mikrometer okuler tergantung pada perbesaran lensa
objektif yang digunakan. Hal ini nantinya menentukan lapang pandang
mikroskop. Skala pada mikrometer okuler biasanya terukir kecil-kecil yang belum
diketahui ukurannya. Ukurannya tersebut dapat di ketahui apabila melakukan
kalibras terlebih dahulu dengan bantuan mikrometer objektif (Moebadi, 2000).
Menurut Ratnawati (2010), kalibrasi mikrometer okuler dapat dilakukan
dengan cara menghimpitkan skala mikrometer objektif dan okuler pada
perbesaran yang diinginkan. Kemudian, skala ke nol (garis pertama) dari kedua
mikrometer tersebut disimpulkan menjadi satu garis lalu dilihat pada skala ke
berapa mikrometer tersebut berhimpit kembali, dari hasil tersebut dapat diketahui
satu satuan panjang pada mikrometer okuler berdasarkan jumlah skala mikrometer
objektif yang berada pada garis berhimpit.
Praktikum kali ini menggunakan preparat testis tikus putih (Rattus
norvegicus), kalibrasi dilakukan pada perbesaran 10x. Menurut Riyani et al.
(2014), peneraan skala dilakukan sebelum melakukan pengukuran, yaitu dengan
cara menghimpitkan skala ke-0 objektif mikrometer dan skala okuler mikrometer,
setelah itu dilihat garis yang saling berhimpit lagi. Hasil kalibrasi skala
mikrometer okuler dan objektif yang berhimpitan adalah OB (skala pada
mikrometer objektif) = 10 µm, sedangkan OK (skala pada mikrometer okuler) =
41 µm. Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk mengetahui panjang satu skala
mikrometer okuler. Menurut Chaeri et al. (2008), perhitungan tersebut dapat
menggunakan rumus (OB x 10 µm)/OK. Berdasarksn hasil perhitungan didapat
bahwa satu skala mikrometer okuler adalah 2,44 µm. Tahap berikutnya setelah
melakukan kalibrasi adalah melakukan pengukuran preparat histologi testis tikus
putih. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah mengganti mikrometer
objektif dengan kaca objek yang berisi preparat, kemudian mencari bayangan
preparat dengan kombinasi lensa objektif dan okuler, serta panjang tubus sama
dengan waktu mencari skala mikrometer okuler. Langkah berikutnya adalah
menempatkan bayangan skala okulermeter pada bayangan preparat, hingga arah
bayangan skala itu sesuai dengan panjang/lebar sel atau bagian sel yang diukur.
Panjang/lebar sel yang dicari meupakan hasil kali antara jumlah skala dengan nilai
skala (Chaeri et al., 2008). Jumlah skala yang teramati adalah 40, sehingga ukuran
sebenarnya preparat tikus putih adalah 97,6 µm.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapat dari praktikum mikrometri dapat diketahui
bahwa mikrometri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur
sesuatu (panjang/lebar sel atau bagian sel) secara mikroskopis dengan bantuan alat
mikrometer. Mikrometer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mikrometer objektif
dan mikrometer okuler. Hal yang pertama kali dilakukan untuk mengetahui
ukuran preparat yang akan diukur terlebih dahulu micrometer okuler dikalibrasi
dengan bantuan micrometer objektif. Hasil kalibrasi di dapat dari rumus (OB x 10
µm)/OK sedangkan hasil ukuran preparat dihitung dengan mengalikan hasil
kalibrasi dengan jumlah skala yang terbaca pada preparat.
VII. SARAN
Praktikum kali ini sudah memberikan gambaran mengenai bagaimana cara
mengukur panjang/lebar sel dari suatu jaringan. Akan tetapi, masih terdapat
kekurangan berupa adanya praktikan yang belum memahami secara keseluruhan
bagaimana cara pengukuran dan perhitungan mikrometri ini. Hal tersebut
dikarenakan tidak semuanya terlibat ketika penjelasan mengenai praktikum ini
dipaparkan. Oleh karena itu, diharapkan agar praktikum selanjutnya praktikum ini
lebih dijelaskan lagi secara detail agar seluruh praktikan memahami cara kerjanya.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Alonso, M. 2007. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua Jilid 1. Erlangga,
Jakarta.
Chaeri, A., Kusbiyanto, & P. Susatyo. 2008. Penggunaan Mikroskop Alat Bantu
Ukur, Jaringan Hewan, dan Morfologi pada Hewan Vertebrata,
Universitas Terbuka.
Moebadi, 2000. Dasar-Dasar Mikroteknik. Universitas Negeri Malang, Malang.
Ratnawati. 2010. Petunjuk Praktikum Mikroteknik. FMIPA UNY, Yogyakarta.
Riyani, T. M., Fatmawati, & D. Iriani. 2014. Efektivitas Perendaman terhadap
Nilai Kekuatan Uyung Sagu (Metroxylon sagu) Asal Pulau Padang
Berdasarkan Karakter Serat. Jurnal Online Mahasiswa FMIPA 1(2): 1-
9.
Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Nilai Paraf
LAMPIRAN PERHITUNGAN