Disusun oleh:
Dwi Rani Prihandini
140210103032
Kelas A
I.
II.
Tabung reaksi
Cawan petri
Ose
Mikropipet dan tip
Bunsen
Kaca benda dan kaca
penutup
g. Beaker glass
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Mikroskop
Kertas lakmus
Tissue
Pipet
Kertas kayu
Incubator
Tusuk gigi
Tabung durham
Bahan
a. Biakan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
bakteri
pada
5%
j. Alkohol 70%
k. Medium SSA (Soluble
l. Larutan yodium
m. Medium SMA (Skim
n.
o.
p.
q.
r.
s.
Milk Agar)
Medium nitrat cair
Larutan asam sulfanilat
Larutan -napthylamine
Larutan H2O2 3%
Medium NB
Larutan
Regensia
kovacs
t. Glukosa,
fruktosa,
Strach Agar)
III.2
Skema kerja
Identifikasi makroskopis
Melakukan identifikasi makroskopis pada medium yang telah
diinokulasi bakteri tertentu yang tidak diketahui namanya dan telah
diinkubasi
Membuang sisa methilen blue maupun safranin dari kaca benda dan
membilasnya dengan aquades steril dan mengeringkan dengan
kertas pengering
Menetesi safranin pada sediaan bakteri dan membiarkan selama 1030 detik
Meratakan KOH 3% dan isolate bakteri dengan tusuk gigi atau ose
Menarik ose atau tusuk gigi diatas campuran isolate dan KOH 3%,
jika terdapat lender saat ditarik, maka bakteri termasuk gram
negative
b. Reduksi nitrat
Menyiapkan isolate bakteri dan medium Nitrat cair
Menginokulasi isloat bakteri kedalam medium nitrat cair kemudian
menginkubasi 48 jam
Menetesi isolate bakteri dalam tabung dengan asam sulfanilat dan
-nepthylamine sebanyak 1-2 tetes sambil mengocoknya
Mengamati, apabila berwarna merah berarti mengandung nitrit
c. Pembentukan indol
Menginokulasi isloat bakteri kedalam medium nutrient broth
kemudian menginkubasi 48 jam
NA
dan
NB
dan
h. Perbandingan suhu
Menginokulasi biakan bakteri pada medium NA dan NB ke masingmasing 3 tabung yang memiliki perbedaan suhu yaitu dengan sushu
2C, 37C, 60C
IV.
HASIL PENGAMATAN
Uji
Bakteri
3 dan 4
1 dan 2
Sederhana
a. Safranin
b. Metilen
5 dan 6
Merah (basil)
Biru (basil)
Merah (basil)
Biru (basil)
Merah (basil)
Biru (basil)
Gram
Ungu (positif)
Merah (positif)
Merah (negatif)
Endospora
Negatif
basil
-
basil
Transparan, basil
basil
Positif ,
blue
Pewarnaan
transparan
Tepi
Morfologi
makro
Warna
2oC
Echinulate, putih
37oC
Filiform
60oC
Tidak tumbuh
Effuse (putih),
filamenteus
-
Echinulate, putih
-
Fermentasi
karbohidrat
a. Sukrosa
b. Glukosa
Jingga
Merah sedikit
c. Fruktosa
orange
Merah sedikit
d. Laktosa
orange
Merah + cincin
Merah>Kuning
Merah
Merah
ada gas
Orange
Merah
cokelat+ada gas
Kuning
merah diatas
kemerahan + ada
KOH 3 %
Berlendir (-)
Tidak berlendir
gas
Berlendir (-)
Katalase
(+), ada
(+)
(+), ada
(+), ada
Nitrat
gelembung
(+) berubah
merah
gelembung
(+) berubah
merah
gelembung
(+) berubah
merah
Biru, (+)
Ada zona bening
Tetap merah
Ada zona bening
Biru, (+)
Tidak ada zona
Uji Biokimia
Amonia
Hidrolisis pati
V.
Hidrolisis
bening
(-), tidak ada
protein
Indol
bening
(-) berubah hijau
zona bening
(-) berubah hijau
Motilitas
Bergerak, basil
Bergerak, basil
Bergerak, basil
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi bakteri dengan melakukan uji
mikroskopik
sel
maupun
membedakan
golongan-golongan
Lay
(1994),
Pewarnaan
sederhana
yaitu
pewarnaan
dengan
menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk
sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini
dapat menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain kristal violet ,
metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin. Menurut Tim Dosen Mikrobiologi
(2016),indikator pada pewarnaan sederhana yaitu jika diwarnai menggunakan
metilen blue, bakteri akan tampak berwarna biru sedangkan jika diwarnai
menggunakan safranin, bakteri akan tampak berwarna merah.
Untuk uji perwarnaan gram pada kelompok pertama didapatkan hasil
bakteri berwarna ungu sehingga termasuk dalam bakteri gram positif dan
berbentuk basil. Menurut Iud (2008), Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau
tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak
pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi
menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki
dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif
mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.
Untuk uji pewarnaan endospora pada kelompok pertama endospora dari
bakteri yang diamati tidak bisa terlihat, sehingga tidak dapat diketahui apakah
bakteri tersebut membentuk endospora atau tidak.
Untuk uji pewarnaan negatif pada kelompok pertama tidak dapat diketahui
hasilnya, jadi dari hasil pengamatan pada pewarnaan negatif menghasilkan hasil
yang negatif. Dimana seharusnya indikator dari pewarnaan negatif ini yaitu
bakteri akan tampak sebagai bentukan tidak terwarnai (transparan), diantara latar
belakang yang gelap (Tim Dosen Mikrobiologi, 2016). Menurut Lay (1994),
metode pewarnaan negatif merupakan metode pewarnaan umum, dimana
digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri
melainkan melatarbelakangi sehingga kelihatan atau tampak sebagai bentukbentuk yang kosong tak berwarna. Pada pewarnaan negatif ini pewarnaan yang
digunakan adalah tinta cina.
Kemudian untuk uji KOH 3% pada kelompok pertama didapatkan hasil
bakteri tersebut menghasilkan lendir jadi bakteri tersebut termasuk bakteri gram
negatif. Jadi indikator pada uji KOH 3% yaitu jika terdapat lendir saat ditarik,
maka bakteri tersebut termasuk gram negatif dan sebaliknya jika tidak dihasilkan
lendir maka bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif.
Kemudian pada uji biokimia yang pertama yaitu uji fermentasi karbohidrat.
Pada kelompok pertama didapatkan hasil yaitu, uji sukrosa menghasilkan warna
jingga, uji glukosa menghasilkan warna merah sedikit orange, uji fruktosa
menghasilkan warna merah sedikit orange, dan pada uji laktosa menghasilkan
warna merah dengan cincin merah di atas. Menurut Pelczar (2008), Fermentasi
merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh mikroba. Fermentasi
adalah proses pengubahan senyawa makromolekul organik menjadi senyawa yang
lebih sederhana oleh aktivitas mikrobia pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat
menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang
dapat menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet,
ester-ester, keton dan gas.
Untuk uji katalase pada kelompok pertama didapatkan hasil positif dimana
isolat bakteri yang telah diinkubasi diletakkan diatas tetesan H2O2 3% tersebut
meghasilkan gelembung. Dimana indikator dari uji katalase ini yaitu jika terjadi
reduksi H2O2 maka akan terlihat adanya gelembung-gelembung (Tim Dosen
Mikrobiologi, 2016). Menurut Volk dan Wheeler (1993), Uji katalase merupakan
suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri
tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Dan
digunakan unrtuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan
hydrogen peroksida dengan menghasilkan enzim katalase. Bakteri yang
memerlukan
oksigen
manghasilkan
hidrogen
peroksida
(H2O2)
yang
sebenarnyaberacun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan
adanyaantimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang
dapatmengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi
sebagai berikut : 2H2O 2H 2O + O2.
Untuk uji Nitrat pada kelompok pertama didapatkan hasil yang positif
dimana warnanya berubah menjadi merah. Dimana indikator dari uji nitrat ini
adalah isolat yang telah diinkubasi selama 24 jam dan kemudian dimasukkan
kedalam larutan asam sulfanilat 1ml dan larutan -napthylamine 1ml pada
masing-masing tabung dan setelah dikocok terbentuk warna merah maka itu
menunjukkan terbentuknya nitrit. Menurut Schmidt K (1994), Uji reduksi nitrat
ditandai dengan terbentuknya warna merah atau merah muda setelah
menambahkan reagen uji yang menunjukkan nitrat telah tereduksi menjadi
nitrit.Reduksi nitrat menjadi nitrit disebabkan oleh adanya kerja dari enzim
nitrate reductase.
Untuk uji amonia pada kelompok pertama juga didapatkan hasil positif
dimana kertas lakmus berubah menjadi warna biru. Jadi indikator dari uji amonia
ini kartas lakmus akan berwarna biru setelah kertas lakmus yang disisipkan
diantara mulut tabung dan kapas dicelupkan ke air mendidih selama 5 menit hal
ini menunjukkan adanya amoniak. Menurut Jamin et al, (2015), Bakteri mampu
menguraikan urea sehingga membentuk ammonia karena bakteri tersebut
mempunyai enzim urease.
Untuk hidrolisis pati pada kelompok pertama didapatkan hasil positif
dimana terbentuknya zona bening. Menurut Capuccino dan Sherman (1992), Uji
hidrolisis pati yaitu bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam
menghidrolisis pati dengan cara menghasilkan enzim amilase. Pati merupakan
polisakarida yang memiliki berat molekul yang tinggi, karena ukurannya yang
besar, polisakarida tidak mampu diserap oleh membran sel.
Untuk hidrolisis protein pada kelompok pertama didapatkan hasil yang
negatif dimana tidak terbentuk zona bening. Menurut Wahyu (2010), jika protein
dihidrolisis oleh bakteri akan tampak zona jernih di sekitar tumbuh koloni. Jika
tidak mampu dihidrolisis maka medium tetap berwarna putih. Enzim protease
merupakan enzim penghidrolisis protein, yaitu enzim yang memutus ikatan
peptida pada rantai protein sehingga dihasilkan asam amino atau peptida berantai
pendek.
Uji pembentukan indol pada kelompok pertama didapatkan hasil negatif
dimana warnanya berubah menjadi hijau. Menurut Pelczar dan Chan (2008), Uji
indol
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
kuman
mempunyai
enzim
menghasilkan warna merah, uji fruktosa menghasilkan warna merah, dan pada uji
laktosa menghasilkan warna merah.
Untuk uji katalase pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil positif dimana
isolat bakteri yang telah diinkubasi diletakkan diatas tetesan H2O2 3% tersebut
meghasilkan gelembung. Untuk uji Nitrat pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil
yang positif dimana warnanya berubah menjadi merah. Untuk uji amonia pada
kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil negatif dimana kertas lakmus tetap berwarna
merah. Untuk hidrolisis pati pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil positif
dimana terbentuknya zona bening.
Untuk hidrolisis protein pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil yang
positif dimana terbentuk zona bening. Untuk uji pembentukan indol pada
kelompok pertama didapatkan hasil negatif dimana warnanya berubah menjadi
hijau. Untuk uji motilitas pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil melalui
pengamatan mikroskop bakterinya berbentuk basil dan bergerak.
Untuk pengamatan morfologi makro pada kelompok 3 dan 4 didapatkan
hasil pada suhu 20C tidak tumbuh dan berwarna putih, pada suhu 370C tipe
marginnya Effuse berwarna putih dan pada suhu 600C bakteri tidak tumbuh.
Pada pengamatan pada kelompok 5 dan 6 untuk uji pewarnaan sederhana
yang dilakukan dengan pewarnaan safranin dan metilen blue hasil yang didapat
yaitu pada pewarnaan safranin berwarna merah dan bentuk bakterinya basil,
sedangkan pada pewarnaan metilen blue berwarna biru dan berbentuk basil.
Untuk uji perwarnaan gram pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil bakteri
berwarna merah sehingga termasuk dalam bakteri gram negatif dan berbentuk
basil. Untuk uji pewarnaan endospora pada kelompok 5 dan 6 endospora dari
bakteri yang diamati tidak bisa terlihat, sehingga tidak dapat diketahui apakah
bakteri tersebut membentuk endospora atau tidak.
Untuk uji pewarnaan negatif pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil positif
dimana bakteri yang diamati berwarna transparan. Kemudian untuk uji KOH 3%
pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil bakteri tersebut menghasilkan lendir jadi
bakteri tersebut termasuk bakteri gram negatif.
Untuk uji fermentasi karbohidrat pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil
yaitu, uji sukrosa menghasilkan warna kuning dan membentuk gas, uji glukosa
menghasilkan warna kuning orange dan membentuk gas, uji fruktosa
menghasilkan warna orange coklat dan membentuk gas, dan pada uji laktosa
menghasilkan warna kuning kemerahan dan membentuk gas.
Untuk uji katalase pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil positif dimana
isolat bakteri yang telah diinkubasi diletakkan diatas tetesan H2O2 3% tersebut
meghasilkan gelembung. Untuk uji Nitrat pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil
yang positif dimana warnanya berubah menjadi merah. Untuk uji amonia pada
kelompok 5 dan 6 juga didapatkan hasil positif dimana kertas lakmus berubah
menjadi warna biru.
Untuk hidrolisis pati pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil negatif
dimana tidak terbentuk zona bening. Untuk hidrolisis protein pada kelompok 5
dan 6 didapatkan hasil yang negatif dimana tidak terbentuk zona bening. Uji
pembentukan indol pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil negatif dimana
warnanya berubah menjadi hijau. Untuk uji motilitas pada kelompok 5 dan 6
didapatkan hasil melalui pengamatan mikroskop bakterinya berbentuk basil dan
bergerak.
Untuk pengamatan morfologi makro pada kelompok 5 dan 6 didapatkan
hasil pada suhu 20C tidak tumbuh dan berwarna putih, pada suhu 370C tipe
marginnya Echinulate berwarna putih dan pada suhu 600C bakteri tidak tumbuh.
VI.
PENUTUP