Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PEWARNAAN BAKTERI DAN UJI KARAKTER BAKTERIA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi

Disusun oleh:
Dwi Rani Prihandini
140210103032
Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I.
II.

JUDUL: Pewarnaan dan Identifikasi (Uji Biokimia) Bakteri


TUJUAN
II.1Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam teknik pewarnaan bakteri
II.2Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk koloni bakteri dengan
morfologi makroskopis
II.3Mahasiswa dapat mengenal ciri sifat biokimia pada mikroba dnegan

beberapa uji sifat biokimia.


III. METODE PENELITIAN
III.1
Alat dan Bahan
Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Tabung reaksi
Cawan petri
Ose
Mikropipet dan tip
Bunsen
Kaca benda dan kaca

penutup
g. Beaker glass

h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

Mikroskop
Kertas lakmus
Tissue
Pipet
Kertas kayu
Incubator
Tusuk gigi
Tabung durham

Bahan
a. Biakan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

bakteri

pada

medium miring 24 jam


Methilen blue
Safranin
Aquades steril
Violet Kristal
Larutan lugol
KOH 3%
Tinta cina
Larutan green malakhit

5%
j. Alkohol 70%
k. Medium SSA (Soluble

l. Larutan yodium
m. Medium SMA (Skim
n.
o.
p.
q.
r.
s.

Milk Agar)
Medium nitrat cair
Larutan asam sulfanilat
Larutan -napthylamine
Larutan H2O2 3%
Medium NB
Larutan
Regensia

kovacs
t. Glukosa,

fruktosa,

sukrosa, dan laktosa


u. Alkohol 95%

Strach Agar)
III.2
Skema kerja
Identifikasi makroskopis
Melakukan identifikasi makroskopis pada medium yang telah
diinokulasi bakteri tertentu yang tidak diketahui namanya dan telah
diinkubasi

Mengamati warna koloni bakteri dan mengamati marginnya.

Identifikasi mikroskopis (Pewarnaan)


a. Pewarnaan Sederhana
Membuat 2 sediaan bakteri pada kaca benda yang sudah steril
Menetesi methilen blue pada sediaan bakteri pertama dan menetesi
safranin pada sediaan bakteri 2, tunggu 1-2 menit hingga larutan
meresap.

Membuang sisa methilen blue maupun safranin dari kaca benda dan
membilasnya dengan aquades steril dan mengeringkan dengan
kertas pengering

Mengamati dibawah mikroskop untuk mengetahui bentuk, ukuran


dan morfologi sel bakteri.

Apabila di warnai dengan methilen blue bakteri akan tampak


berwarna biru sedagkan apabila di warnai dengan safranin bakteri
akan tempak berwarna merah.
b. Pewarnaan gram
Membuat sediaan bakteri pada kaca benda yang sudah steril
Menetesi sediaan bakteri tersebut dengan larutan violet kristal
menunggunya hingga 1 menit agar meresap.

Membuang sisa violet kristal dari kaca benda

Menetesi sediaan bakteri dengan larutan lugol, menunggunya


selama 1 menit

Membuang sisa lugol dari kaca benda dan membilasnya dengan


aquades steril

Melunturkan dengan alkohol 95% selama 10-20 detik sampai sisa


zat warna hilang dan membilasnya lagi dengan aquades steril.

Menetesi safranin pada sediaan bakteri dan membiarkan selama 1030 detik

Membuang sisa safranin dari kaca benda dan mengeringkan dengan


kertas pengering.

Apabila bakteri berwarna ungu disebut bakteri gram positif


sedangkan bakteri yang berwarna merah disebut bakteri gram
negatif
c. Pewarnaan dengan uji KOH 3%
Meneteskan KOH 3% diatas kaca benda

Menambahkan isolate bakteri dari medium padat

Meratakan KOH 3% dan isolate bakteri dengan tusuk gigi atau ose

Menarik ose atau tusuk gigi diatas campuran isolate dan KOH 3%,
jika terdapat lender saat ditarik, maka bakteri termasuk gram
negative

d. Pewarnaan tinta cina (Negative)


Membuat campuran bakteri dengan 1 tetes tinta cina pada kaca
benda yang bersih dan steril menggunakan ose
Membuat hapusan tipis dengan cara mengusapkan campuran
memakai tepi kaca benda yang lain dan mongering anginkan sedian
Bakteri
akan tampak
sebagai bentukan tidak terwarnai (transparan)
e. Pewarnaan
Endospora
diantara latar belakang yang gelap.
Membuat sediaan bakteri pada kaca benda yang sudah steril, fiksasi

Menetesi sediaan bakteri tersebut dengan green malakhit 5% dan


memanaskan diatas nyala bunsen atau mendidihkan diatas air
sampai timbul uap selama 1 menit
Membuang sisa green malakhit dari kaca benda dan membilas
dengan aquades steril
Menetesi safranin pada sediaan bakteri dan membiarkan selama 30
detik
Membuang sisa safranin dari kaca benda dan membilas dengan
aquades steril dan mengeringkan dengan kertas pengering
Endospora bakteri akan Nampak berwarna hijau, sedangkan bagian
III.2.1 vegetatifnya
Uji biokimiaakan Nampak berwarna merah.
a. Fermentasi Karbohidrat
Menyiapkan isolate bakteri dan medium Nutient broth dengan gulagula yakni glukosa, fruktosa, sukrosa, dan laktosa.
Menjentikkan isloat bakteri dengan ose pada tabung yang berisi
medium dan tabung durham dengan pH 7,2
Menginkubasi pada suhu 37C selama 14 jam dan kemudian
mengamatinya
Positif apabila warna medium berubah menjadi warna kuning
(asam) da nada gelembung, negative apabila medium tetap (merah)
dan tidak ada gelembung

b. Reduksi nitrat
Menyiapkan isolate bakteri dan medium Nitrat cair
Menginokulasi isloat bakteri kedalam medium nitrat cair kemudian
menginkubasi 48 jam
Menetesi isolate bakteri dalam tabung dengan asam sulfanilat dan
-nepthylamine sebanyak 1-2 tetes sambil mengocoknya
Mengamati, apabila berwarna merah berarti mengandung nitrit
c. Pembentukan indol
Menginokulasi isloat bakteri kedalam medium nutrient broth
kemudian menginkubasi 48 jam

Menetesi isolate bakteri dalam tabung dengan reagen kovacs indol


sebanyak 1-2 tetes sambil mengocoknya
Mengamati, apabila terbentuk warna merah pada lapisan atas dan
membentuk seperti cincin, maka menunjukkan terbentuknya indol
d. Hidrolisa pati
Menginokulasi isloat bakteri kedalam medium pati agar dalam
cawan petri yang telah dibagi menjadi 2 kuadran yang 1 kuadran
sebagai control kemudian menginkubasi 48 jam

Menetesi isolate bakteri iodium sebanyak 3-4 tetes (medium


tertutup oleh iodium)

Mengamati, apabila positif terdapat zona bening jika negative tidak


terbentuk zona bening

e. Uji katalase (Reduksi Hidrogen Peroksida)


Menginokulasi isloat bakteri kedalam medium
menginkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

NA

dan

Menyiapkan kaca benda lalu menetesi sebanyak 1 tetes larutan


H2O2 3%
Mengambil satu isolate bakteri dan meletakannya diatas tetesan
H2O2 3% pada kaca benda
Mengamati jika terjadi reduksi H2O2, maka akan terlihat adanya
gelembung- gelembung yang menunjukkan positif
f. Pembentukan Amonia
Menginokulasi isloat bakteri kedalam medium
menginkubasi pada suhu 37C selama 48 jam

NB

dan

Meletakkan lakmus merah pada masing-masing mulut tabung


sehingga kertas lakmus terjepit oleh tutup kapas

Meletakkan tabung tersebut pada air mendidih selama 5 menit

Mengamati perubahan warna lakmus, bila kertas lakmus menjadi


biru menunjukkan adanya amoniak (bau menyengat)
g. Uji Hidrolisa protein
Menginokulasi biakan bakteri pada medium Skim Milk Agar
(SMA) pada cawan petri yang dibagi menjadi 2 kuadran

Menginkubasi selama 48 jam dan mengamatinya apabila positif


akan terbentuk zona bening dan negative tidak terbentuk zona
bening

h. Perbandingan suhu
Menginokulasi biakan bakteri pada medium NA dan NB ke masingmasing 3 tabung yang memiliki perbedaan suhu yaitu dengan sushu
2C, 37C, 60C

Menginkubasi selama 24 jam dan mengamatinya

IV.

HASIL PENGAMATAN
Uji

Bakteri
3 dan 4

1 dan 2

Sederhana
a. Safranin
b. Metilen

5 dan 6

Merah (basil)
Biru (basil)

Merah (basil)
Biru (basil)

Merah (basil)
Biru (basil)

Gram

Ungu (positif)

Merah (positif)

Merah (negatif)

Endospora
Negatif

basil
-

basil
Transparan, basil

basil
Positif ,

blue
Pewarnaan

transparan
Tepi
Morfologi
makro

Warna

2oC

Echinulate, putih

37oC

Filiform

60oC

Tidak tumbuh

Effuse (putih),
filamenteus
-

Echinulate, putih
-

Fermentasi
karbohidrat
a. Sukrosa
b. Glukosa

Jingga
Merah sedikit

c. Fruktosa

orange
Merah sedikit

d. Laktosa

orange
Merah + cincin

Merah>Kuning
Merah

Kuning + ada gas


Kuning orange +

Merah

ada gas
Orange

Merah

cokelat+ada gas
Kuning

merah diatas

kemerahan + ada

KOH 3 %

Berlendir (-)

Tidak berlendir

gas
Berlendir (-)

Katalase

(+), ada

(+)
(+), ada

(+), ada

Nitrat

gelembung
(+) berubah
merah

gelembung
(+) berubah
merah

gelembung
(+) berubah
merah

Biru, (+)
Ada zona bening

Tetap merah
Ada zona bening

Biru, (+)
Tidak ada zona

Uji Biokimia

Amonia
Hidrolisis pati

V.

Hidrolisis

(-), tidak ada zona Ada zona bening

bening
(-), tidak ada

protein
Indol

bening
(-) berubah hijau

(-) berubah hijau

zona bening
(-) berubah hijau

Motilitas

Bergerak, basil

Bergerak, basil

Bergerak, basil

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi bakteri dengan melakukan uji

karakteristik biokimia dan pewarnaan bakteri. Menurut Waluyo (2004),


Karakteristik mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti
pengamatan mikroskopik koloni, pewarnaan mikroba untuk mengetahui
penampakan

mikroskopik

sel

maupun

membedakan

golongan-golongan

mikroorganisme, serta karakteristik dengan serangkaian uji-uji biokimia yang


mencerminkan aktivitas metabolism enzimatik mikroorganisme. Reaksi-reaksi
biokimia bagi mikroorganisme dapat dikatakan sebagai sidik jari biokimia
(biochemical fingerprints), sebagaimana sidik jari pada manusia yang menjadi
pembeda antara satu orang dengan orang lainnya. Satu spesies mikroba akan
memiliki sidik jari biokimia atau karakter biokimia idenriras yang berbeda
dengan spesies mikroba lainnya.
Untuk uji karakteristik biokimia terdapat 8 uji yaitu uji fermentasi
karbohidrat, uji nitrat, uji hidrolisis pati, hidrolisis protein, uji katalase,
pembentukan indol, uji amonia, dan motilitas. Sedangkan pada pewarnaan bakteri
terdapat 5 pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana yang meliputi pewarnaan
safranin dan metilen blue, pewarnaan gram, pewarnaan endospora, pewarnaan
negatif dan uji KOH 3%. Selain itu juga terdapat identifikasi secara makro yang
meliputi warna dan margin dari koloni bakteri yang diamati. Bakteri yang di
gunakan dalam identitas bakteri ini yaitu Chromobacterium violaceum, Bacillus
mycoides, dan Pseudomonas aeroginasa.
Pada kelompok pertama, untuk uji pewarnaan sederhana yang dilakukan
dengan pewarnaan safranin dan metilen blue hasil yang didapat yaitu pada
pewarnaan safranin berwarna merah dan bentuk bakterinya basil, sedangkan pada
pewarnaan metilen blue berwarna biru dan berbentuk basil. Pewarnaan sederhana
ini bertujuan untuk melihat bentuk sel dan susunan sel bakteri secara langsung.
Menurut

Lay

(1994),

Pewarnaan

sederhana

yaitu

pewarnaan

dengan

menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk
sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini
dapat menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain kristal violet ,
metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin. Menurut Tim Dosen Mikrobiologi
(2016),indikator pada pewarnaan sederhana yaitu jika diwarnai menggunakan
metilen blue, bakteri akan tampak berwarna biru sedangkan jika diwarnai
menggunakan safranin, bakteri akan tampak berwarna merah.
Untuk uji perwarnaan gram pada kelompok pertama didapatkan hasil
bakteri berwarna ungu sehingga termasuk dalam bakteri gram positif dan
berbentuk basil. Menurut Iud (2008), Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau
tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak
pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi
menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki
dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif
mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.
Untuk uji pewarnaan endospora pada kelompok pertama endospora dari
bakteri yang diamati tidak bisa terlihat, sehingga tidak dapat diketahui apakah
bakteri tersebut membentuk endospora atau tidak.
Untuk uji pewarnaan negatif pada kelompok pertama tidak dapat diketahui
hasilnya, jadi dari hasil pengamatan pada pewarnaan negatif menghasilkan hasil
yang negatif. Dimana seharusnya indikator dari pewarnaan negatif ini yaitu
bakteri akan tampak sebagai bentukan tidak terwarnai (transparan), diantara latar
belakang yang gelap (Tim Dosen Mikrobiologi, 2016). Menurut Lay (1994),
metode pewarnaan negatif merupakan metode pewarnaan umum, dimana
digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri
melainkan melatarbelakangi sehingga kelihatan atau tampak sebagai bentukbentuk yang kosong tak berwarna. Pada pewarnaan negatif ini pewarnaan yang
digunakan adalah tinta cina.
Kemudian untuk uji KOH 3% pada kelompok pertama didapatkan hasil
bakteri tersebut menghasilkan lendir jadi bakteri tersebut termasuk bakteri gram
negatif. Jadi indikator pada uji KOH 3% yaitu jika terdapat lendir saat ditarik,
maka bakteri tersebut termasuk gram negatif dan sebaliknya jika tidak dihasilkan
lendir maka bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif.

Kemudian pada uji biokimia yang pertama yaitu uji fermentasi karbohidrat.
Pada kelompok pertama didapatkan hasil yaitu, uji sukrosa menghasilkan warna
jingga, uji glukosa menghasilkan warna merah sedikit orange, uji fruktosa
menghasilkan warna merah sedikit orange, dan pada uji laktosa menghasilkan
warna merah dengan cincin merah di atas. Menurut Pelczar (2008), Fermentasi
merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh mikroba. Fermentasi
adalah proses pengubahan senyawa makromolekul organik menjadi senyawa yang
lebih sederhana oleh aktivitas mikrobia pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat
menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang
dapat menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet,
ester-ester, keton dan gas.
Untuk uji katalase pada kelompok pertama didapatkan hasil positif dimana
isolat bakteri yang telah diinkubasi diletakkan diatas tetesan H2O2 3% tersebut
meghasilkan gelembung. Dimana indikator dari uji katalase ini yaitu jika terjadi
reduksi H2O2 maka akan terlihat adanya gelembung-gelembung (Tim Dosen
Mikrobiologi, 2016). Menurut Volk dan Wheeler (1993), Uji katalase merupakan
suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri
tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Dan
digunakan unrtuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan
hydrogen peroksida dengan menghasilkan enzim katalase. Bakteri yang
memerlukan

oksigen

manghasilkan

hidrogen

peroksida

(H2O2)

yang

sebenarnyaberacun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan
adanyaantimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang
dapatmengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi
sebagai berikut : 2H2O 2H 2O + O2.
Untuk uji Nitrat pada kelompok pertama didapatkan hasil yang positif
dimana warnanya berubah menjadi merah. Dimana indikator dari uji nitrat ini
adalah isolat yang telah diinkubasi selama 24 jam dan kemudian dimasukkan
kedalam larutan asam sulfanilat 1ml dan larutan -napthylamine 1ml pada
masing-masing tabung dan setelah dikocok terbentuk warna merah maka itu
menunjukkan terbentuknya nitrit. Menurut Schmidt K (1994), Uji reduksi nitrat
ditandai dengan terbentuknya warna merah atau merah muda setelah
menambahkan reagen uji yang menunjukkan nitrat telah tereduksi menjadi

nitrit.Reduksi nitrat menjadi nitrit disebabkan oleh adanya kerja dari enzim
nitrate reductase.
Untuk uji amonia pada kelompok pertama juga didapatkan hasil positif
dimana kertas lakmus berubah menjadi warna biru. Jadi indikator dari uji amonia
ini kartas lakmus akan berwarna biru setelah kertas lakmus yang disisipkan
diantara mulut tabung dan kapas dicelupkan ke air mendidih selama 5 menit hal
ini menunjukkan adanya amoniak. Menurut Jamin et al, (2015), Bakteri mampu
menguraikan urea sehingga membentuk ammonia karena bakteri tersebut
mempunyai enzim urease.
Untuk hidrolisis pati pada kelompok pertama didapatkan hasil positif
dimana terbentuknya zona bening. Menurut Capuccino dan Sherman (1992), Uji
hidrolisis pati yaitu bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam
menghidrolisis pati dengan cara menghasilkan enzim amilase. Pati merupakan
polisakarida yang memiliki berat molekul yang tinggi, karena ukurannya yang
besar, polisakarida tidak mampu diserap oleh membran sel.
Untuk hidrolisis protein pada kelompok pertama didapatkan hasil yang
negatif dimana tidak terbentuk zona bening. Menurut Wahyu (2010), jika protein
dihidrolisis oleh bakteri akan tampak zona jernih di sekitar tumbuh koloni. Jika
tidak mampu dihidrolisis maka medium tetap berwarna putih. Enzim protease
merupakan enzim penghidrolisis protein, yaitu enzim yang memutus ikatan
peptida pada rantai protein sehingga dihasilkan asam amino atau peptida berantai
pendek.
Uji pembentukan indol pada kelompok pertama didapatkan hasil negatif
dimana warnanya berubah menjadi hijau. Menurut Pelczar dan Chan (2008), Uji
indol

digunakan

untuk

mengetahui

apakah

kuman

mempunyai

enzim

triptophanase sehingga kuman tersebut mampu mengoksidasi asam amino


triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui dengan penambahan
reagen Ehrlich/Kovacs yang berisi paradimetil amino bensaldehid.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan
biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan sebagai
sumber karbon.

Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan


biakan, artinya bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai sumber
karbon.
Untuk uji motilitas pada kelompok pertama didapatkan hasil melalui

pengamatan mikroskop bakterinya berbentuk basil dan bergerak. Menurut Volk


(1988) kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas.
Hampir semua sel bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri basil bersifat motil,
sedangkan bakteri yang berbentuk kokus bersifat immotil
Selain pewarnaan dan uji biokimia juga dilakukan pengamatan secara
morfologi makro yang meliputi bentuk margin dan warna nya. Pada kelompok
pertama didapatkan hasil pada suhu 20C tipe marginnya Echinulate dan berwarna
putih, pada suhu 370C tipe marginnya Filiform dan pada suhu 600C bakteri tidak
tumbuh.
Pada kelompok 3 dan 4, untuk uji pewarnaan sederhana yang dilakukan
dengan pewarnaan safranin dan metilen blue hasil yang didapat yaitu pada
pewarnaan safranin berwarna merah dan bentuk bakterinya basil, sedangkan pada
pewarnaan metilen blue berwarna biru dan berbentuk basil.
Untuk uji perwarnaan gram pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil bakteri
berwarna merah sehingga termasuk dalam bakteri gram negatif dan berbentuk
basil. Untuk uji pewarnaan endospora pada kelompok 3 dan 4 sama seperti
kelompok pertama dan kedua endospora dari bakteri yang diamati tidak bisa
terlihat, sehingga tidak dapat diketahui apakah bakteri tersebut membentuk
endospora atau tidak.
Untuk uji pewarnaan negatif pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil positif
dimana bakteri yang diamati menghasilkan warna yang transparan dan berbentuk
basil. Dimana seharusnya indikator dari pewarnaan negatif ini yaitu bakteri akan
tampak sebagai bentukan tidak terwarnai (transparan), diantara latar belakang
yang gelap.
Kemudian untuk uji KOH 3% pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil
bakteri tersebut tidak menghasilkan lendir jadi bakteri tersebut termasuk bakteri
gram positif. Jadi indikator pada uji KOH 3% yaitu jika terdapat lendir saat
ditarik, maka bakteri tersebut termasuk gram negatif dan sebaliknya jika tidak
dihasilkan lendir maka bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif.
Untuk uji fermentasi karbohidrat pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil
yaitu, uji sukrosa menghasilkan warna merah kekuningan, uji glukosa

menghasilkan warna merah, uji fruktosa menghasilkan warna merah, dan pada uji
laktosa menghasilkan warna merah.
Untuk uji katalase pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil positif dimana
isolat bakteri yang telah diinkubasi diletakkan diatas tetesan H2O2 3% tersebut
meghasilkan gelembung. Untuk uji Nitrat pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil
yang positif dimana warnanya berubah menjadi merah. Untuk uji amonia pada
kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil negatif dimana kertas lakmus tetap berwarna
merah. Untuk hidrolisis pati pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil positif
dimana terbentuknya zona bening.
Untuk hidrolisis protein pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil yang
positif dimana terbentuk zona bening. Untuk uji pembentukan indol pada
kelompok pertama didapatkan hasil negatif dimana warnanya berubah menjadi
hijau. Untuk uji motilitas pada kelompok 3 dan 4 didapatkan hasil melalui
pengamatan mikroskop bakterinya berbentuk basil dan bergerak.
Untuk pengamatan morfologi makro pada kelompok 3 dan 4 didapatkan
hasil pada suhu 20C tidak tumbuh dan berwarna putih, pada suhu 370C tipe
marginnya Effuse berwarna putih dan pada suhu 600C bakteri tidak tumbuh.
Pada pengamatan pada kelompok 5 dan 6 untuk uji pewarnaan sederhana
yang dilakukan dengan pewarnaan safranin dan metilen blue hasil yang didapat
yaitu pada pewarnaan safranin berwarna merah dan bentuk bakterinya basil,
sedangkan pada pewarnaan metilen blue berwarna biru dan berbentuk basil.
Untuk uji perwarnaan gram pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil bakteri
berwarna merah sehingga termasuk dalam bakteri gram negatif dan berbentuk
basil. Untuk uji pewarnaan endospora pada kelompok 5 dan 6 endospora dari
bakteri yang diamati tidak bisa terlihat, sehingga tidak dapat diketahui apakah
bakteri tersebut membentuk endospora atau tidak.
Untuk uji pewarnaan negatif pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil positif
dimana bakteri yang diamati berwarna transparan. Kemudian untuk uji KOH 3%
pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil bakteri tersebut menghasilkan lendir jadi
bakteri tersebut termasuk bakteri gram negatif.
Untuk uji fermentasi karbohidrat pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil
yaitu, uji sukrosa menghasilkan warna kuning dan membentuk gas, uji glukosa
menghasilkan warna kuning orange dan membentuk gas, uji fruktosa
menghasilkan warna orange coklat dan membentuk gas, dan pada uji laktosa
menghasilkan warna kuning kemerahan dan membentuk gas.

Untuk uji katalase pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil positif dimana
isolat bakteri yang telah diinkubasi diletakkan diatas tetesan H2O2 3% tersebut
meghasilkan gelembung. Untuk uji Nitrat pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil
yang positif dimana warnanya berubah menjadi merah. Untuk uji amonia pada
kelompok 5 dan 6 juga didapatkan hasil positif dimana kertas lakmus berubah
menjadi warna biru.
Untuk hidrolisis pati pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil negatif
dimana tidak terbentuk zona bening. Untuk hidrolisis protein pada kelompok 5
dan 6 didapatkan hasil yang negatif dimana tidak terbentuk zona bening. Uji
pembentukan indol pada kelompok 5 dan 6 didapatkan hasil negatif dimana
warnanya berubah menjadi hijau. Untuk uji motilitas pada kelompok 5 dan 6
didapatkan hasil melalui pengamatan mikroskop bakterinya berbentuk basil dan
bergerak.
Untuk pengamatan morfologi makro pada kelompok 5 dan 6 didapatkan
hasil pada suhu 20C tidak tumbuh dan berwarna putih, pada suhu 370C tipe
marginnya Echinulate berwarna putih dan pada suhu 600C bakteri tidak tumbuh.

VI.

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai