PENDAHULUAN
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat - sifat
fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi
kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi
untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan selular, seperti pergerakan. Suatu
bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, sehingga
Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi
spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang
berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang memadai mengenai
kandungan organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan.
Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya
lemak.
Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa.
Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam
identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai
mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan.
Melalui percobaan uji biokimia ini, praktikan dapat mengetahui beberapa teknik pengujian
secara biokimia yang akan sangat membantu dalam pengidentifikasian mikroorganisme. Hasil
yang diperoleh dalam percobaan selanjutnya akan dicocokan pada literatur (buku determinan),
sehingga akan diketahui jenis dan nama dari mikroorganisme yang diuji tersebut berdasarkan
rekasi-reaksi kimia yang ditimbulkannya dan apakah reaksi tersebut positif atau negative.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai
dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase,
koagulase, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji hidrolisis kanji, uji hidrogen sulfit dan lain-lain.
Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi
(Radji, 2010).
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat
fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi
kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi
untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan dan
pertumbuhan bakteri (indriati dkk, 2010). Beberapa uji fisiologi dan biokimia bakteri yang akan
di lakukan antara lain uji pertumbuhan Aerob dan Anaerob, uji Proteolitik dan uji Amilolitik.
ekstraselluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi didalam sel kemudian dilepaskan
keluar dari sel tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraselluler. Bakteri proteolitik
dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, kelompok pertama bakteri aerobik atau
anaerobik akultati, tidak membentuk spora, misalnya pseudomonas dan proteus, kelompok
kedua bakteri aerobik dan anaerobik fakltatif membentuk spora misalnya basillus, kelompok
ketiga yaitu bakteri anaerobik pembentuk spora misalnya clostridium (Ramaisyah, 2011).
Bakteri amilolitik adalah bakteri yang mampu menghidrolisis amilum menjadi gula
sederhana yang mudah larut, sedangkan bakteri proteolitik adalah bakteri yang mampu
menghidrolisis protein menjadi dipeptida atau bahkan menjadi asam amino yang mudah larut
sehingga mudah dicerna. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa bakteri
amilolitik adalah bakteri yang mampu menghasilkan enzim amilase, sedangkan bakteri
proteolitik adalah bakteri yang mampu menghasilkan enzim protease. Hal tersebut didasarkan
pada kemampuan kedua bakteri tersebut dalam menghidrolisis substrat tertentu, misalnya
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jarum ose, pembakar
bunsen, gelas benda (objek glass), gelas penutup (cover glass), mikroskop, dan botol
semprot, alkohol 70%, spirtus, larutan pewarna kristal violet (Gram A), larutan yodium
(Gram B), larutan alcohol 96% (larutan pencuci / Gram C), larutan safranin (perawna D),
A. Pewarnaan Gram
6. Meneteskan 2-3 tetes Gram A di atas objek glass yang sudah terdapat biakan
murni bakteri umur 24 jam, mendiamkan selama 1 menit. Mencuci objek glass
7. Meneteskan 2-3 tetes Gram B di atas objek glass yang sudah terdapat biakan
murni bakteri umur 24 jam, mendiamkan selama 1 menit. Mencuci objek glass
murni bakteri umur 24 jam, mendiamkan selama 30 detik. Mencuci objek glass
9. Meneteskan 2-3 tetes Gram D di atas objek glass yang sudah terdapat biakan
murni bakteri umur 24 jam, mendiamkan selama 1 menit. Mencuci objek glass
(1000 x)
pengamatan.
B. Uji KOH 3%
bakteri Gram negatif, bila tidak terbentuk lendir mengindikaskan bakteri Gram
positif
pengamatan.
C. Uji Katalase
3. Meneteskan 2 tetets larutan K2O2 3% pada objek glass yang sudah dibersihkan
5. Mengoleskan 1 biakan murni bakteri di atas objek glass yang sudah ditetesi
larutan K2O2 3%
7. Melakukan prosedur kerja secara aseptic. Hasil yang positif ditandai dengan
terbentuknya gelembung-gelembung
pengamatan.
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
4.2 Pembahasan
Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai
dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain, pewarnaan gram,
uji KOH 3%, uji katalase 3%, koagulase, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji hidrolisis kanji, uji
hidrogen sulfit dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar yaitu Gram positif dan bakteri Gram negatif.
Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan
struktur, sifat kimia, dan fisik dinding sel bakteri. Gram-positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan
berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop. Disisi lain, bakteri gram-negatif akan
berwarna merah atau merah muda. Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan
struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan
Gram.Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama Christian
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pewarnaan gram yang dilihat dengan
bantuan mikroskop berwarna ungu kemerahaan yang tergolong gram positive karena
bakteri gram positive memiliki dinding sel multilapis yang mengandung peptidoglikan.
Sedangkan dinding sel bakteri gram negative, hanya terdiri dari satu lapis sel dan
mengandung lipid serta lipo protein. Ketebalan dinding sel inilah yang menyebabkan
Uji KOH 3% dapat dibedakan menjadi dua yaitu KOH (+) dan KOH (-) , jika pada
percobaan KOH berlendir maka KOH tersebut negative, dan sebaliknya jika percobaan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapat kan hasil yaitu larutan KOH
seteah diberi suspense bakteri dan diaduk dengan jarum ose dan mengangkat jarum larutan
hasilnya berlendir yang menunjukkan bahwa uji KOH negatif , Bagaimana bisa berlendir ?
Secara teoretis gram (+) memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan
gram (-) berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma. KOH
akan menyerang lemak (bilayer lipid) ini dan membuat sel gram (-) pecah. Pecahnya sel
melepaskan materi genetik (DNA) yang merupakan substansi melimpah di dalam sel
bakteri. Molekul DNA sangat panjang bersifat sticky strings (menyerupai lendir, getah atau
dapat berarti lengket) yang memberikan hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum
inoculum.
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui
apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat.
Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya
beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit
tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen
Berdasarkan hasil pencobaan uji katalase yang dilakukan menunjukan hasil positif yang
ditandai dengan adanya gelembung beberapa saat setelah H2O2 3% diteteskan pada masing-
masing bakteri. Timbulnya gelembung menandakan bahwa bakteri tersebut positif pada uji
katalase karena menghasilkan gelembung gas O2. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri memiliki
enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat
fisiologinya yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang
antara lain, pewarnaan gram, uji KOH 3%, uji katalase 3%, koagulase, uji nitrit, hidrolisis gelatin,
uji hidrolisis kanji, uji hidrogen sulfit dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal
5.2 Saran
Setelah membuat makalah ini kami menyarankan agar pembaca dapat mempelajari
berulang-ulang hingga betul-betul memahami semua tentang media, dan jika ingin membuat
media lakukanlah secara benar, telaten, berhati-hati, jangan tergesa-gesa dan selalu ikuti
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik kedepannya. Terima kasih.
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA