Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR

“Pengecetan Gram dan Pengujian Koh pada Bakteri”

OLEH :

NAMA : PURNAMA YANTI

NIM : Q1A1 18 082

KELAS : ITP B (SHIFT 2)

ASISTEN : ILMIA

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain

mikroskopik, bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras

dengan air. Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat

sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan

sel bakteri dan pengujian KOH pada bakteri. Hal ini merupakan cara yang paling

utama dalam penelitian mikrobiologi, sehingga mempermudah proses

identifikasi bakteri.

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat

macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial

dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik

lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau

olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur

pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-

bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan

struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan

bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan

endospora, flagella dan pengecatan kapsul. Berdasarkan uraian di atas maka perlu

dilakukan praktikum ini guna untuk mengidentifikasi dan mengetahui morfologi

dari bakteri utamanya pada bakteri Gram positif dan Gram negatif. Cara

pewarnaan gram atau pengecetan yang perlu diketahui dalam mengamati

morfologi ada beberapa diantaranya adalah pewarnaan sederhana, pewarnaan


gram, pewarnaan acid fast atau pewarnaan negatif. Sebelum melakukan

pewarnaan terlebih dahulu dilakukan olesan (smear) dan juga fiksasi pada bakteri

yang akan diamati.

Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan

di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme.

Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas

terhadap pengecatan tertentu (pengecatan Gram) dapat digunakan untuk

identifikasi awal.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pratikum ini guna untuk

mengidentifikasi dan mengetahui morfologi dari bakteri utamanya pada bakteri

Gram positif dan Gram negative.

I.2 Tujuan

Tujuan dari pratikum ini adalah untuk melihat bentuk bakteri dan

mempelajari cara pewarnaan.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu metode yang dapat mengidentifikasi suatu bakteri ialah

pewarnaan Gram, pewarnaan kapsul dan pewarnaan tanah asam. Pewarnaan Gram

merupakan pewarnaan diverensial yang sangat berguna dan paling banyak

digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan kapsul adalah teknik

yang digunakan untuk mengetahui suatu bakteri memiliki kapsul padatubuhnya.

Perwarnaan tanah asam merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi

bakteri tanah asam (Susi, 2017).

Bakteri merupakan salah satu golongan organisme prokariotik (tidak

mempunyai selubung inti) namun bakteri memiliki informasi genetik berupa DNA

yang berbentuk sirkuler, panjang dan bisa disebut nucleoid. Tes bokimia

pewarnaan gram merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil

pewarnaan akan menunjukkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri

(struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok yaitu

bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif (Holderman et al., 2017).

Penentuan sifat Gram bakteri diuji dengan perwarnaan Gram. Koloni

bakteri yan diambil secara aseptis menggunakan jarum ose dengan dioleskan di

atas gelas objek yang telah ditetesi aquades. Kemudian difiksasi diatas lampu

bunsen, selanjudnya ditetesi dengan larutan crystal violet selama 1 menit

kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Selanjutnya sediaan

bakteri ditetesi dengan larutan iodine selama 1 menit dan cuci dengan air mengalir

dan dikeringkan. Untuk menghilangkan zat warna ditambahkan alkohol selama 30

detik dengan memiringkan gelas objek (Rahma, 2016).


Pengamatan morfologi sel bakteri dilakukan dengan pewarnaan Gram. 1−2

tetes aquades steril diletakkan di atas kaca objek, koloni bakteri di ambil satu ose

dari media diletakkan di atas aquades steril dan sebarkan hingga merata, biarkan

olesan tersebut kering karena udara. Setelah olesan benar-benar kering kemuadian

lalukan kaca objek tersebut beberapa kali di atas nyala api sampai kaca objek

terasa agak panas bila ditempelkan ke punggung tangan (Nurhidayati et al., 2015).

Penanaman bakteri pada media ini menggunakan teknik goresan T. Proses

penanaman dilaksanakan di dalam alat laminar air flow. Hasil penanaman

dinkubasi dengan suhu 37°C selama 24 jam. Setelah melakukan inkubasi, lakukan

pengamatan dan catat perubahan yang terjadi pada media tersebut. Koloni terpisah

yang tumbuh pada media BAP dibuat preparasi untuk pewarnaan Gram dan

diidentifikasi di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x. Hasil dari

pewarnaan Gram ini menjadi dasar untuk menentukan media selektif yang

digunakan untuk tiap koloni terpisah yang ditemukan (Agustina et al., 2019).

Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk koloni

tunggal yang akan dimurnikan. Pengamatan yang dilakukan yaitu bentuk koloni,

warna, tepian, dan elevasi koloni. Kemudian dilakukan kultur murni bakteri yaitu

satu koloni bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose dan digoreskan zig

zag pada media TSA. Kemudian media diinkubasi pada suhu 28 oC selama 24 jam

(Anggraini et al., 2016).


III. METODE PRATIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Pendididkan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Pada hari Kamis, 7

Oktober 2018, Pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah kaca benda, jarum ose, pipet, lampu spritus,

mikroskop dan kaca penutup

Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah biakan murni, zat warna

dan larutan KOH 3%, alcohol 70% dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada pratikum ini adalah sebagai berikut:

A. Uji Larutan KOH

1. Mengambil satu ose biakan bakteri Bacilus dan mencampurkan dengan 2

tetes larutan KOH3% diatas gelas objek.

2. Mengaduk secara merata dengan jarum ose, menarik jarum ose ke atas gelas

objek dan mengamati pembentukan lender.

3. Melakukan hal yang sama (prosedur 1 dan 2) untuk isolat-isolat bakteri

lainnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang diperoleh pada praktikum pengecetan gram dan pengujian

KOH pada bakteri adalah sebagai berikut :

No Kode isolat Hasil pengamatan keterangan


Bakteri gram Uji KoH
1 Tanah A + - Tidak berlendir
2 Tanah B + - Tidak berlendir

4.2 Pembahasan

Metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri

menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan

sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan

penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang

mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara

pneumokokus dan bakteri klebsiella pneumoniae.

Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat

bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh

komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan

pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel. Bakteri dari kedua

genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam

dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel

terhadap zat-zat warna yang umum seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada

komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel

dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat

lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alkohol

memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal

yang dilapisi peptidoglikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif

lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada

isolat tanah A dan isolat tanah B reaksi gramnya adalah negative (-) dan bentuk

selnya adalah bentuk basil, hal ini dapat diketahui dengan melihat suspensi

(campuran KOH dengan bakteri) saat melakukan pengujian dengan KOH tidak

terlihat adanya lendir pada suspensi tersebut sehingga digolongkan dalam bakteri

Gram negatif

Pengujian KOH 3% pada bakteri gram (-) pada saat biakan dicampurkan

dengan KOH dan diaduk-aduk secara merata dengan jarum ose dan kemudian

ditarik apabila terjadi pembentukan lendir maka termasuk dalam bakteri gram (-)

dan pada bakteri gram (+) ditandai dengan tidak adanya lendir/tidak berlendir.

Pada praktikum ini diperoleh bahwa bakteri tidak berlendir, hal ini menandakan

bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri Gram-positif. Bakteri yang berlendir

menandakan lapisan peptidoglikan yang menebal. Sedangkan bakteri yang tidak

berlendir menandakan lapisan peptidoglikan yang tipis.

Secara teoritis Gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan lemak

yang tipis sedangkan Gram negatif berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang
berada di ruang periplasma. KOH akan menyerang lemak (bilayer lipid) ini dan

membuat sel gram negatif pecah. Pecahnya sel melepaskan materi genetik (DNA)

yang merupakan substansi melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat

panjang bersifat sticky strings (menyerupai lendir, getah atau dapat berarti

lengket) yang memberikan hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum

inokulum.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada pengujian KOH pada

tiap isolat memiliki bentuk bakteri yang sama yakni pada bakteri isolat tanah A

dan isolat tanah B gramnya adalah negative (-), bakteri Gramnya adalah positif

(+) dan bentuk hal ini dapat diketahui dengan melihat suspensi (campuran KOH

dengan bakteri) saat melakukan pengujian dengan KOH tidak terlihat adanya

lendir pada suspensi tersebut sehingga digolongkan dalam bakteri Gram positif

dan bentuk sel gramnya adalah bentuk basil.

5.2 Saran

Praktikan harus memperhatikan apa yang dijelaskan oleh asisten mengenai

materi yang diberikan pada pratikan dan terutama menjaga sikap kepada asisten

agar pratikum bisa berjalan dengan baik sesuai apa yang diinginkan.
DAFTAsR PUSTAKA

Afriyanti S.R, Muhammad H.G. 2017. Uji Cemaran Air Minum Masyarakat
Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan Identifikasi Bakteri Escherichia
Coli. Jurnal IJPST. 4 (2) : 50-56.

Agustina D, Mufida D.C, Riski A.S.H, dan Khrismashogi D. 2019. Uji


Sensitivitas Antibiotik Terhadap Staphylococcus Aureus Yang Terdeteksi
dalam Sputum Pasien dengan Pneumonia yang Dirawat di Rumah Sakit.
Journal of Agromedicine and Medical Sciences. 5 ( 1) : 20-24.

Anggraini R, Aliza D, Dan Mellisa S. 2016. Identifikasi Bakteri Aeromonas


Hydrophila dengan Uji Mikrobiologi pada Ikan Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) yang Dibudidayakan di Kecamatan Baitussalam Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Dan Perikanan Unsyiah. 1
(2) : 270-286.

Holderman M.V, Queljoe E.D, dan Rondonuwu S.B. 2017. Identifikasi Bakteri
pada Pegangan Eskalator di Salah Satu Pusat Perbelanjaan di Kota Manado.
Jurnal Ilmiah Sains. 17 (1) :13-18.

Nurhidayati S, Faturrahman, dan Ghazali M. 2015. Deteksi Bakteri Patogen yang


Berasosiasi dengan Kappaphycus Alvarezii (Doty) Bergejala Penyakit Ice-
Ice. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan. 1(2) : 24-30.

Rahma H, Aprizal Z, dan Suryati. (2016). Isolasi dan Seleksi Rizobakteri yang
Berpotensi sebagai Agen Pengendalian Pantoea Stewarti pada Tanaman
Jagung. Jurnal HPT Tropika.16(2) : 124-134.

Anda mungkin juga menyukai