Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia sangatlah dekat dengan mikroorganisme
karena mikroorganisme hidup di lingkungan sekitar. Terkadang mikroorganisme
dapat membawa penyakit dan kerugian bagi manusia tetapi mikroorganisme pula
memiliki kelebihan yang dapat menguntungkan manusia.
Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka
semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam
sampai pada mikrooorganisme yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang yang
berukuran kecil. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang mikroorganisme disebut dengan mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang
organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi),
khamir dan jamur (mikologi), protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan
beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan kedalam
kelompok tersebut diatas. Bentuk kehidupan yang kecil seperti itu disebut
mikroorganisme. Makhluk hidup yang kecil tersebut disebut juga dengan
mikroorganisme, mikrobia, jasad renik atau protista. Mikroorganisme tersebut
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang kecuali dengan bantuan mikroskop.
Kajian mikrobiologi di perguruan tinggi selalu disertai dengan pelaksanaan
praktikum untuk membekali mahasiswa untuk menguasai softskill keterampilan
kerja ilmiah yang biasa dilakukan di dalam laboratorium. Salah satunya adalah
teknik dan cara pewarnaan gram bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang
paling utama dalam penelitian-melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan
gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif
ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah. Hal ini
bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat
diidentifikasi dengan mudah.

1
Pada umumnya bakteri gram negatif lebih tahan terhadap aktivitas
antimikroba dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini
disebabkan karena perbedaan komponen penyusun dinding sel . Bakteri Gram
positif memiliki dinding sel yang terdiri dari 40 lapis rangka dasar murein,
meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri.. Sementara bakteri Gram
negatif memiliki 1 lapis rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat
kering dinding sel.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami perbedaan morfologi mikroorganisme bakteri
dan fungi serta pewarnaan gram bakteri
1.2.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari morfologi dari mikroorganisme yang berkelompok,
perbedaan antara morfologi koloni mikroorganisme bakteri dan fungi serta
identifikasi bakteri gram positif dan gram negative .
1.3 Manfaat Percobaan
1. Agar mahasiswa mengetahui morfologi mikroorganisme yang
berkelompok
2. Agar mahasiswa mengetahui perbedaan antara morfologi koloni
mikroorganisme bakteri dan fungi
3. Agar mahasiswa mengetahui bakteri gram positif dan negtif

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Bakteri
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak
secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa
yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit,
patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Sel-sel individu bakteri dapat
berbentuk seperti elips, bola, batang (Volk dan wheeler, 1988).
Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral.
Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak dengan cara
membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi, dari air, tanah, udara,
hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus manusia. Bakteri ada yang dapat
hidup secara anaerob murni dan akan mati dengan adanya oksigen, ada yang
bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk metabolismenya, dan ada yang
bersifar aerob fakultatif yaitu dapat hidup pada kondisi anaerob, tapi bila ada
oksigen, metabolismenya bersifat aerob (Betsy, 2005).
Bentuk dan ukuran bakteri dapat diamati dengan cara yaitu mengamati
selsel dengan pewarnaan. Menurut Sutedjo (1991), tujuan dari pewarnaan yaitu :
1. Untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk sel.
3. Melihat struktur luar dan dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola.
4. Menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat
warna.
Ada berbagai macam jenis pengecatan yaitu pengecatan sederhana yang
hanya menggunakan 1 cat saja, pengecatan bertingkat yaitu pengecatan dengan
lebih dari satu jenis cat. Pengecatan bertingkat misalnya pengecatan gram, dan
pengecatan bakteri tahan asam atau Ziehl Nellsen. Pengecatan gram terdiri dari 4
tahap, tahap pertama adalah pengecatan dengan cat utama yaitu Kristal violet, lalu
cat diintensifkan menggunakan larutan iod, tahap ketiga menggunkan alcohol
untuk melunturkan cat pertama, tahap yang terakhir adalah pengecatan dengan cat

3
penutup yaitu safranin. Gram positif menunjukan warna ungu, gram negative
menunjukan warna merah dari safranin. Untuk pengecatan Ziehl Nellsen cat
pertama menggunakan carbolfuchsin, lalu dilunturkan dengan alkohol asam,
setelah itu ditutup dengan cat penutup methylen blue. Untuk yang tahan asam
warnanya biru. Dengan pengecatan gram kita bisa menentukan sifat bakteri
apakah parasit atau tidak. Sedangkan dengan cat ZN kita dapat tahu sifat bakteri
apakah tahan asam atau tidak (Salle, 1961).
2.1.2 Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif
Ditinjau dari komponen penyusun dinding sel bakteri gram positif relative
lebih sederhana berbanding bakteri gram negatif yaitu terdiri dari dua sampai tiga
lapis membrane sitoplasma yang tersusun dari asam teikhik dan asam
teikhouronik berupa polimer yang larut dalam air, sedangkan dinding sel bakteri
negative lebih kompleks dan lebih tebal, tersusun dari peptidoglikon, lipoprotein
dan lipopolisakarida, sehingga dinding sel bakteri gram positif lebih permeable
terhadap senyawa yang bersifat hidrofil dibandingkan sel bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan
jumlah peptidoglikan yang relative banyak. Dinding sel bakteri gram negative
memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara structural lebih kompleks.
Membrane bagian luar pada dinding sel gram negative mengandung
lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri
patogen, yang menyebabkan penyakit, spesies gram negative umumnya lebih
berbahaya dibandingkan dengan spesies gram positif
Respon hambatan mikroba gram positif lebih kuat dibandingkan mikroba
gram negative. Hal ini disebabkan oleh perbedaan komponen penyusun dinding
sel antara mikroba gram positif dan gram negative. Dinding sel mikroba gram
positif banyak mengandung teikoronat serta molekul polisakarida. Komponen
kimia ini melindungi sel dari kegiatan lisis enzim, sedangkan zat – zat lain
menentukkan reaksi sel pada pengecatan gram dan ada pula yang menarik dan
mengikta bakteriofage (Purwani, 2009).

4
2.1.3 Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri mejadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode
tersebut diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk
membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella Pneumonia.
Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram
negatif, tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau Kristal
violet. Beberapa bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan gram, karena dinding
selnya mengandung banyak lipid, sehingga digunakan pewarnaan tahan asam
untuk mengidentifikasinya. Pada pewarnaan tersebut sel bakteri akan berwarna
merah tetapi sel jaringan akan berwarna hijau
Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri menjadi 2
yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative. Pada pewarnaan Gram ini,
reagen yang digunakan ada 4 jenis, yaitu kristal violet, iodine, alkohol dan
safranin. Bakteri Gram positif akan mempertahankan warna ungu dari Kristal
violet sehingga ketika diamati mikroskop akan menunjukkan warna ungu
sedangkan bakteri Gram negative tidak dapat mempertahankan warna ungu dari
kristal violet tetapi zat warna safranin dapat terserap pada dinding sel sehingga
akan memperlihatkan warna merah. (Pratita, 2012).
Kelompok bakteri gram negative ditandai dengan sel bakteri yang
berwarna merah saat pengamatan secara mikroskopik. Warna merah tersebut
disebabkan karena hilangnya pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi
dengan alkohol kemudian sel bakteri menyerap pewarna merah yaitu safranin.
Pewarnaan Gram digunakan untuk mengetahui morfologi sel bakteri serta
untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negative. Perbedaan warna
pada bakteri gram positif dan gram negatifmenunjukkan bahwa adanya perbedaan
struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri gram positif
memiliki struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan yang tebal

5
sedangkan bakteri gram negative memiliki sturktur dinding sel dengan kandungan
lipid yang tinggi (Fitri, 2011).
Pengecatan gram dilakukan pada kultur bakteri umur 24 jam yang
ditumbuhkan pada medium padat. Bakteri gram positif akan memberikan warna
ungu ketika diberi cat gram. Warna ungu tersebut terjadi karena dinding sel
bakteri mengikat cat Kristal violet yang diperkuat oleh iodine dan Kristal violet
tersebut tidak akan hilang pada waktu diberi cat peluntur sehingga tidak
terpengaruh pada saat diberi cat penutup yang berwarna merah (Romadhon,2012).
Pewarnaan dilakukan dengan membuat bekasan isolate digelas obyek,
kemudian diwarnai dengan larutan Kristal violet dan yodium secara bergantian
selama beberapa menit dan dicuci dengan aquadest, selanjutnya dicuci dengan
alkohol dan ditetesi dengan larutan cat penutup safranin. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan mikroskop, bakteri gram positif akan Nampak berwarna
ungu, sedangkan gram negatifberwarna merah (Purwohadisantoso, 2009).
2.1.4 Beberapa Macam Pengecatan Bakteri
Berikut macam pengecatan bakteri menurut Henny dan Seprianto ( 2019 )
1. Pengecatan negative
Pengecatan dilakukan untuk mewarnai latar belakang preparat dan
sel bakteri itu sendiri tidak terwarnai.
2. Pengecatan sederhana
Pengecatan dilakukan dengan memakai 1 macam larutan ( zat
warna biru metilen/Kristal violet) Sel akan berwarna sesuai dengan jenis
cat yang dipakai.
3. Pengecatan diferensial
Pengecatan ini dilakukan memakai beberapa larutan zat warna/cat
dengan pengecatan ini bakteri dapat dikelompokkan dalam suatu
kelompok tertentu. Misal pengecatan Gram, pengecatan tahan asam.
4. Pengecatan khusus
Pewarnaan ini dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel bakteri
yang tidak bisa diwarnai dengan pewarnaan biasa. Contoh: pewarnaan
spora.

6
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, Etanol, Etil alkohol
RM/BM : C2H5OH / 46,07
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan


mudah bergerak; bau khas ; rasa. Mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
eter P
Khasiat : Antiseptik (menghambat pertumbuhan mikroba pada
bagian tubuh), desinfektan (antimikroba, untuk
mensterilkan peralatan)
Kegunaan : Membunuh bakteri pada sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di
tempatsejuk,jauh dari nyala api
2.2.2 Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus Struktur :
O
H H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan


tidak berwarna
Khasiat : sebagai sumber energi

7
Kegunaan : zat pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.2.3 Agar (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago
pada lidah
Kelarutan : Larut dalam dalam air dingin, dan larut dalam air
mendidih
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.2.4 Iodium (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Iodum
Nama lain : Iodium
RM/BM : I/126,91
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam;
hitam kelabu; bau khas
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam
13 bagian etanol (95%) P, dalam lebih kurang 80
bagian gliserol P dan dalam lebih kurang 4 bagian
karbondisulfida P; larut dalam kloroform P dan
dalam karbontetraklorida P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai komposisi cat B.
2.2.5 Kristal Violet (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Kristal violet
Pemerian : Hablur berwarna hijau tua
Kelarutan : Sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam
Etanol (95%) P dan dalam asam asetat glasial P.
Larutannya berwarna lembayung tua
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8
Kegunaan : Sebagai cat utama atau gram A dalam pengecatan
gram
2.2.6 Metilen Biru (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Methylthionini Chloridum
Nama lain : Biru metilen
RM / BM : C₁₆H₁₈CIN₃S.3H₂O / 373,90
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan
seperti perunggu, tidak berbau atau praktis tidak
berbau. Stabil diudara; larutan dalam air dan dalam
etanol berwarna biru tua
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform; agak sukar
larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai cat utama dalam pengecatan sederhana.
2.2.7 Safranin (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Safranin
Pemerian : Serbuk halus berwarna biru keunguan.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai komposisi cat D.

9
BAB III
MEKANISME KERJA
3.1 Alat Yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum yaitu Autoklaf , Api Bunsen,
Botol semprot, Cawan petri, Disposable, Erlenmeyer, Incubator, LAF/enkas, Ose
bulat, Rak tabung, Tabung reaksi
3.2 Bahan Yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu Alkohol 70%,
Alumunium foil, Aquadest, Benang godam , Kertas Bekas, Kapas, Kertas karbon,
Korek api, Spritus, Suspensi Bakteri, Tisu
1.3 Cara Kerja
1. Mikroskopik Langsung
a) Disediakan kaca objek, bersihkan dengan alcohol, lalu lewatkan diatas
nyala api Bunsen untuk mensterilkan kaca objek
b) Diambil 1 tetes inoculum bakteri yang akan diperiksa, lalu letakkan
diatas kaca objek
c) Ditambahkan 1 tetes metilen blue
d) Ditutupi dengan kaca penutup dan biarkan sampai kering
e) Diamati dibawah mikroskop morfologi jamur
2. Pewarnaan Gram Bakteri
a) Disediakan kaca objek, dibersihkan dengan alakohol, lalu lewatkan
diatas nyala api Bunsen untuk mensterilkan kaca objek
b) Diteteskan setetes aqua pro injeksi (aquadest steril) diatas kaca objek
tersebut
c) Diambil inoculum bakteri yang akan diperiksa, lalu diletakkan diatas
tetesan aqua pro injeksi itu, kemudian ratakan perlahan-lahan
d) Ditutupi dengan kaca penutup dan biarkan sampai kering
e) Dilewatkan apusan/pulusan tersebut diatas nyala api dengan cepat
f) Diteteskan Kristal violet pada apusan dan bairkan selama 30-60 detik
g) Dicuci warna dasar dengan air mengalir dan keringkan
h) Diteteskan larutan iodin pada apusan, biarkan selama 30-60 detik

10
i) Dicuci larutan iodin dengan air mengalir dan keringkan
j) Direndam atau basuh dengan alcohol 96%
k) Diteteskan larutan safranin dan biarkan selama 30-60 detik
l) Dicuci dengan air mengalir dan keringkan
m) Diamati warna bakteri dengan menggunakan mikroskop, apakah bakteri
tersebut merupakan gram positif atau gram negatif

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Mikroskopik Langsung
Mikroorganisme Gambar Morfologi
Jamur ( malassezia Berupa kelompok sel-sel
furfur) bulat, bertunas,
berdinding tebal, hifa
berbatang pendek dan
tidak lurus, termasuk
bagian khamir dan dari
golongan Basidiomycota
Bakteri Berbentuk batang tak
( propionibacterium beraturan, berbentuk
acne) filament bercabang atau
campuran antara bentuk
batang dengan bentuk
kokaid, berbentuk batang
golongan bacillus

4.1.2 Pewarnaan Gram


Bakteri Gambar Keterangan
Propionibacterium Bakteri gram positif
acnes ,berwarna biru ungu.

12
4.2 Pembahasan
Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang
tidak memiliki membran inti (prokariota). Bakteri memiliki beragam variasi
bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral, serta dapat hidup soliter maupun
berkoloni. Habitat bakteri sangat bervariasi, dari air, tanah, udara, hingga dalam
tubuh hewan, (Betsy dan Keogh. 2005).
Pada praktikum kali ini melakukan dua percobaan yakni mikroskopik
langsung dan pewarnaan gram bakteri. Pada mikroskopik langsung bertujuan
untuk melihat dan membedakan morfologi antara jamur dan bakteri dibawah
mikroskop. Dan tujuan pewarnaan gram bakteri yakni untuk melihat apakah
bakteri tersebut termasuk gram positif atau negativ dengan melihat dibawah
mikroskop.
4.2.1 Mikroskopik Langsung
Percobaan yang pertama dilakukan yaitu mikroskopik langsung. Bakteri
dan jamur yang digunakan pada uji mikroskopis langsung ini yaitu bakteri
Propionibacterium acne dan juga jamur Malassezia furfur. Metode ini
menggunakan metilen blue. Menurut Jannah (2014), metilen blue berfungsi untu
melihat bentuk morfologi bakteri dan jamur.
Adapun hasil yang didapatkan morfologi bakteri yaitu berbentuk batang
tak beraturan, berbentuk filament. Hal ini sesuai dengan literature Menurut
Pelczar (1988) Propionibacterium acne adalah bakteri berbentuk batang tak
beratur yang terlihat dalam pewarnaan gram positif, bakteri ini dapat tumbuh di
udara dan tidak menghasilkan endospore, serta dapat berbentuk filament
bercabang atau campuran antara bentuk batang dan dengan bentuk kokoid.
Morfologi jamur yaitu berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas, hifanya
berbatang pendek dan tidak lurus dan termasuk bagian khamir dan dari golongan
basidiomycota. Hal ini sesuai dengan literatur yang ada. Menurut Sutanto (2008)
Jamur M. furfur merupakan flora normal yang terdapat pada mukosa kulit, jamur
ini berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas, berdinding tebal, hifanya berbatang
pendek dan bengkok dan gambaran mikroskopis M. furfur menunjukkan sel-sel

13
yeast yang beragam yaitu berbentuk bulat, oval, elips, silindris, secara umum
berupa gambaran sel-sel bulat telur kecil.
4.2.2 Pewarnaan Gram
Percobaan kedua yaitu pewarnaan bakteri yang digunakan yaitu bakteri
Propionobacterium acne .Langkah pertama yang dilakukan yaitu membersihkan
kaca objek dengan alcohol 70%. Menurut Pratiwi (2002) alkohol 70% berfungsi
sebagai desinfektan untuk membunuh mikroorganisme yang menempel pada alat
yang akan digunakan.
Kaca objek difiksasi sampai kering, tujuannya yakni untuk mensterilkan
kaca objek. Selanjutnya diambil satu ose bakteri diletakkan pada kaca objek dan
ditetesi aquadest yang bertujuan untuk meneteskan aquadest agar bakteri tetap
menempel pada kaca objek. Kemudian dilakukan fiksasi kembali. Menurut Jannah
(2014) agar bakteri dan air menyatu dan airnya kering maka bakterinya dapat
bertahan diatas kaca objek.
Di atas kaca objek ditambahkan Kristal violet sebanyak satu tetes dan
didiamkan selama 60 detik. Kristal violet merupakan pewarna primer
(utama) yang akan memberi warna mikrioorganisme target. Crystal violet bersifat
basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat
asam (Sutedjo, 1991).
Dicuci larutan Kristal violet dengan menggunakan aquadest dengan cara
ditetes diatas kaca objek sampai warna dasarnya hilang, dan dilakukan fikasasi
kembali. Lalu ditambahkan larutan lugol satu tetes diatas kaca objek, dan
didiamkan selama 60 detik. Menurut Dwijoseputro (2005) yang bertujuan sebagai
pewarna moidan, yang berfungsi menperkuat pengikatan warna oleh bakteri.
Setelah itu dilakukan pencucian pada larutan lugol dengan aquadest dan
difiksasikan kembali sampai kering.
Setelah pewarnaan, dibasuh dengan alcohol 96% secukupnya. beberapa
saat agar pewarna utama luntur, fungsinya sebagai bahan peluntur untuk
melunturkan zat warna utama sehingga dapat diketahui bila saat pengamatan
dibawah mikroskop bakteri berwarna merah berarti bakteri gram negative dan
bakteri warna biru ungu berarti gram positif.

14
Larutan safranin ditambahkan sebanyak satu tetes dan diamkan selama 60
detik yang bertujuan digunakan sebagai histology dan sitologi, yang berfungsi
untuk mewarnai kembali sel- sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah
perlakuan dengan alkohol (Wahyuningsih, 2008).
Setelah itu dicuci dengan aquadest dan difiksasi kembali sampai kering,
dan diamati dibawah mikrokop.
Hasil yang didapatkan dalam pewarnaan gram yaitu Propionibacterium
acne merupakan bakteri gram positif. Karena dalam proses pewarnaan gram
bakteri, bakteri P. Acne dapat mempertahankan zat warna Kristal violet. Menurut
Jannah (2014) bakteri gram postif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna
Kristal violet sewaktu pewarnaan gram sehingga akan berwarna biru atau ungu
saat dilihat mengggunakan mikroskop.
Hasil dari percobaan ini sesuai dengan literatur yang ada. Menurut
Levinson (2004) Propionibacterium acne merupakan suatu bakteri Gram positif,
pleomorf, anaerobik, yang dapat menginfeksi kulit dan jalur gastrointestinal.
Propionibacterium acne adalah suatu bagian dari flora normal yang terdapat pada
kulit dan dapat menyebabkan infeksi oportunistik yang menghasilkan lipase
sebagai konstributor pada pembentukan jerawat.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1 Morfologi bakteri berbeda dengan morfologi jamur. Bakteri berbentuk
batang dan jamur berbentuk bulat.
2 Pada pewarnaan gram bakteri P. Acne didapatkan hasil bakteri P. Acne
merupakan bakteri gram positif.
5.2 Saran
5.2.1 Asisten
Diharapkan adanya kerja sama antara asisten dan praktikan lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi banyak materi atau pengetahuan mengenai
yang akan dilakukan di laboratorium saat praktikum.
5.2.2 Laboratorium
Diharapkan adanya penambahan sarana dan prasarana laboratorium agar
lebih lengkap sehingga jalannya praktikum dapat terlaksana dengan baik dan
sesuai dengan yang di inginkan.
5.2.3 Jurusan
Diharapkan untuk dapat menambah jumlah alat-alat laboratorium agar
waktu praktikum lebih efektif

16
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI:Jakarta.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Entjang, Indah. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi


Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan. 182.Bandung : Citra Aditya
Putra

Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram Negatif).

Levinson. Warren. 2008. Review of Medical Microbiology and Immunologi


Tenth ediition. Mc Graw-hill, New York.

Pelczar, Michael J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.

Purwani, E., S.W. N., Hapsari, dan R., Rauf. 2009. Respon Hambatan Bakteri
Gram Positif dan Negatif Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang
Diawetkan Dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale). J. Kesehatan ISSN
2 (1): 1979-7621.

Sutedjo, Mul Mulyati. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta

Sutanto dkk, 2008, Parasitologi Kedokteran, Edisi Keempat, Jakarta: Balai


Penerbit FKUI.

Tamher, S. 2008. Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Trans Info


Media. Jakarta.

Wahyuningsih. 2008. Pengecatan Gram. Purwokerto : Fakultas Pertanian


Universitas Jendral Soedirman.

Volk, W.A., dan Wheeler, M.F. 1993.Mikrobiologi Dasar. Jilid III.Penerbit


Erlangga. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai