Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum

Ubaydah
Mikrobiologi Dasar

Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Hari
Tanggal
Waktu
PJP
Asisten

: Musthofa Abu
: J3L114039
: KIM BP-2
: Kelompok 5
: Rabu Pagi
: 7 Oktober 2015
: 11.00 15.00 WIB
: Ivone Wulandari B, MSi
: 1. Stario Pambudi
2. Indahayu Puspita

PEWARNAAN MIKROBA
Pewarnaan Gram dan Pewarnaan Spora

PROGRAM KEAHLIAN
ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri merupakan mikrobia uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak
mempunyai khlorofil. Ada bebrapa ynag fotosintetik dan reproduksi aseksualnya
secara pembelahan. Bakteri umumnya berukuran kecil dengan karakteristik
dimensi sekitar 1 mikromili. Bentuknya dapat bulat atau cocci, batang atau bacilli.
Sel dapat tunggal ataupun rantaian. Beberapa kelompok memiliki flagella dan
dapat bergerak aktif. Bakteri memiliki berat jenis 1,05 1,1 g/cm -3 dan berat
sekitar 10-12 gram sebagai partikel kering. Ukuran aktual tergantung dari laju
pertumbuhan media tumbuh dan sebagainya. Ada tiga bentuk dasar bakteri yaitu
bentuk bulat atau kokus, bentuk batang atau silindris dan bentuk lengkung atau
vibril ( Hidayat 2006).
Pada tahun 1883, Christian Gram seorang ahli bakteriologi Denmark
menemukan metode pewarnaan bakteri secara tidak sengaja. Pewarnaan Gram
merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Perwarnaan ini merupakan tahap
penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri. Pewarnaan Gram positif dan
Gram negatif. Bakteri Gram positif berwarna ungu disebabkan kompleks zat
warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan meskipun diberi larutan pemucat,
sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah karena komplesks tersebut larut
sewaktu pemberian larutan pemucat dan kemudian mengambil zat warna kedua
yang berwarna merah. Perbedaan hasil dalam pewarnaan ini disebabkan
perbedaan struktur kedua kelompok bakteri tersebut (Lay 1994).
Setiap bakteri Gram positif maupun Gram negatif memiliki komposisi
kimianya masing-masing. Komposisi kimia dinding sel bakteri pada Gram positif
yaitu memiliki ketebalan dinding sel bakteri Gram positif Bacillus subtilis sekitar
33 nm, terdiri atas beberapa lapis peptidoglikan dan senyawa nonpeptidoglikan.
Senyawa nonpepdigolikan dapat menyusun sampai 50% dari berat kering dinding
sel. Senyawa nonpeptidoglikan terdiri dari asam teikoat, asama teikurnoat,

polisakarida, asam lipotekoat, glikolipid, dan asam mikolat. Begitu juga dengan
bakteri Gram negatif memiliki komposisi kimia dinding sel bakteri Gram negatif,
dinding sel bakteri Gram negatif lebih kompleks karena terdapat membran luar
yang melindungi peptidoglikan. Struktur membran luar tersebut mirip dengan
membran sel. Hal yang membedakan kedua membran tersebut adalah membran
luar terdiri dari fosfolipid dan lipopolisakarida, sementara pada membran sel
terdiri atas dwilapis fosfolipid (Purwoko 2009).
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan mempelajari prosedur
pewarnaan Gram dan memahami pentingnya setiap langkah dalam prosedur
tersebut.
1.3 Alat dan Bahan
Biakan bakteri yang berumur 24 jam, satu set pewarna Gram, Jarum ose,
gelas objek, botol semprot, mikroskop, akuades steril, Bunsen ,dan alkohol 70%.

2 DATA
2.1 Analisi Data
Tabel 1 Hasil pewarnaan Gram
No
sampel

Bakteri

Gram
(+/-)

Bentuk

Aeromon
as sp

Bacil

No
sampel

Bakteri

Gram
(+/-)

Bentuk

Gambar

Keterangan
Perbesaran
100x10

Gambar

Keterangan

Aeromon
as sp

Streptoc
ocus

Perbesaran
100x10

Tabel 2 Hasil pewarnaan spora


No
sampel

Bakteri

Gram
(+/-)

Bentuk

Aeromon
as sp

Bacil

Perbesaran
100x10

Aeromon
as sp

Streptoc
ocus

Perbesaran
100x10

2.2 Pembahasan

Gambar

Keterangan

Percobaan ini mendapatkan hasil seperti pada tabel 1 dan tabel 2, bahwa
bentuk sel-sel bakteri terbagi menjadi berbagai macam seperti basil dan kokus.
Pewarnaan Gram digunakan ntuk mengetahui morfologi sel bakteri serta untuk
membedakan bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif.
Pewarnaan gram sel-sel yang tidak dapat melepaskan warna dan akan tetap
berwarna seperti warna kristal violet yaitu biru-ungu disebut bakteri Gram positif.
Sedakngkan sel-sel yang dapat melepaskan kristal violet dan mengikat safranin
sehingga berwarna merah muda disebut bakteri Gram negatif. Prinsip pewarnaan
Gram adalah kemampuan dinding sel mengikat zat warna dasar (kristal violet)
setelah pencucian dengan alkohol. Keadaan ini berhubungan dengan komposisi
senyawa penyusun dinding sel. Pada bakteri Gram positif mengandung
peptidoglikan lebih banyak dan lemak lebih sedikit dibandingkan bakteri Gram
negatif (Meisji et al 2013). Sel bakteri Gram positif terlihat berwarna ungu karena
dapat membentuk ikatan kompleks dengan pewarna yaitu komplek ungu kristaliodium. Pada sel bakteri Gram negatif pemberian larutan alkohol dapat
meningkatkan porositas dinding sel dengan melarutkan lipid pada membran luar
sehingga warna ungu pada pewarnaan akan terlepan dan sel bakteri tersebut
menjadi tidak berwarna, kemudian sel bakteri akan berwarna merah dikarenakan
sel bakteri yang tidak berwarna tersebut terwarnai oleh safranin (Diana et al
2013). Pewarna Gram harus terdiri dari empat reagen yaitu kristal violet, larutan
iodin yaitu senyawa yang digunakan untuk mengidentifikasi warna utaman dari
mikroorganisme, larutan pencuci atau peluntur warna (alkohol) yaitu pelarut
organik yang digunakan untuk melunturkan warna utama, dan zat warna kedua
(safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan warna
utama setelah dilakukan pelunturan warna dengan alkohol.
Bakteri Gram negarif memiliki ciri-ciri seperti struktur dinding selnya yang
tipis, dinding selnya mengandung banyak lemak, tidak rentan terhapad senyawa
penisilin, dan pertumbuhannya tidak dihambat oleh zat warna. Sebaliknya pada
bakteri Gram positif struktur dinding selnya tebal, dinding selnya mengandung
lemak yang normal, rentan terhada senyawa penisilin, dan pertumbuhan dapat
dihamabt oleh zat-zat warna.

Hal-hal yang dapat menyebabkan sel endospora pada bakteri pecah adalah
temperatur yang tinggi, pendinginan, dan radiasi.

SIMPULAN

Dapat dibedakan kalau pewarnaan Gram dan spora memiliki prosedur yang
berbeda perbedaan terletak pada pereaksi yang digunakan untuk pewarnaan.
Setiap langkah dari prosedur pewarnaan sangat penting karena jika pada
pewarnaan salah satu pereaksi tidak diberi atau digunakan maka hasil dari sebuah
pewarnaan tidak dapat kita identifikasi sebuah Gram negatif atau positif.
4. DAFTAR PUSTAKA
Diana A, Cut Y dan Risa N. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pada Ikan
Kembung (Rastrelliger sp.) Asin Berkitosan. Biopecies, 1(6):12-19
Hidayat Nur, Masdiana C Padaga, Sri Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET
Lay Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba Di Laboratorium. Jakarta:PT Raja
Grafindo Perasada
Purwoko Tjahjadi.2009. Fisiologi Mikroba. Jakarta:Bumi Aksara
Sari M L, Arfan A dan Merint. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam
Laktat pada Usus Ayam Broiler. Agripet, 1(13):43-48

Anda mungkin juga menyukai