Anda di halaman 1dari 7

KURVA PERTUMBUHAN BAKTERI

Aldi Rusmana1, Rizal Maulana Hasby2, Desi Nurjannah3


Jurusan Biologi, Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H. Nasution no. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614
e-mail: aldirsmn@gmail.com

ABSTRAK
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu
organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi,
bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan
sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin
besar atau subtansi atau masssa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan
pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri. Tujuan dari
praktikum kali ini yaitu untuk mempelajari dinamika pertumbuhan kultur bakteri dan
menetapkan waktu generasi bakteri dari suatu kurva pertumbuhan. Metode yang digunakan pada
praktikum yaitu pertama dengan penanaman E.coli pada media NB kemudian dilakukan
pengukuran pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 640 rpm dan 660 rpm setiap 1
jam sekali dilakukan selama 10 jam. Dan pada pengamatan ini tidak semua fase terjadi, karena
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan (biotik dan abiotik), faktor
kimiawi (adanya toksik) dan faktor fisika (suhu, pH, tekanan osmotik, kelembaban, sinar
gelombang dan pengeringan). Hasil praktikum hanya didapatkan fase lag, fase logaritmik dan
fase kematian. Karena waktu pengamatan hanya dilakukan 10 jam, Fase lag terjadi dari T0
sampai T2 sementara itu fase logaritmik terjadi pada T3 sampai T5.
Kata Kunci : Bakteri, E. Coli, Fase, Pertumbuhan.

I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan dapat diamati dari Didalam populasi bakteri tidak semua sel
meningkatnya jumlah sel atau massa sel mampu terus bertahan hidup. Yang dianggap
(berat kering sel). Pada umumnya bakteri sebagai sel hidup adalah sel yang mampu
dapat memperbanyak diri dengan membentuk koloni di dalam agar biak atau
pembelahan biner, yaitu dari satu sel membentuk suspensi di dalam larutan biak.
membelah menjadi 2 sel baru, maka Sel-sel yang mampu hidup terus inilah yang
pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya dihitung dengan berbagai metode untuk
jumlah sel. Waktu yang diperlukan untuk menetapkan jumlah sel hidup. Kultur
membelah diri dari satu sel menjadi dua sel mikroorganisme pada lingkungan yang baru
sempurna disebut waktu generasi. Waktu melakukan pengenalan terhadap komponen
yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa makromolekul dan mikromolekul termasuk
sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan
disebut soubling time atau waktu akan sintesis atau represi enzim-enzim
penggandaan. Waktu penggandaan tidak tertentu (Misgiyarta, 2002).
sama antara berbagai mikroba, dari beberapa Pertumbuhan mikroba biasanya
menit, beberapa jam sampai beberapa hari ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk
tergantung kecepatan pertumbuhannya. menggandakan massa sel. Waktu
Kecepatan pertumbuhan merupakan penggandaan massa sel dapat berbeda dengan
perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu penggandaan jumlah karena massa sel
waktu (Klinc, 2006). dapat meningkat tanpa penambahan jumlah
sel. Untuk mengukur pertumbuhan mikroba bertambah berat. Pada organisme bersel satu
dapat digunakan berbagai metode. Tetapi pertumbuhan lebih diartikan sebagai
tidak satupun prosedur yang dapat di pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan
aplikasikan pada semua situasi. Dalam jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin
banyak kasus, khususnya yang menyangkut besar atau subtansi atau masssa mikroba
fermentasi komersial maka media untuk dalam koloni tersebut semakin banyak,
pertumbuhan dan perkembangan produk pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai
sangat kompleks sehingga metode langasung pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
untuk mengestimasi massa sel atau Pertumbuhan didefinisikan sebagai
banyaknya sel tidak dapat digunakan dan cara pertambahan kuantitas konstituen seluler dan
yang diperlukan adalah cara yang tidak struktur organisme yang dapat dinyatakan
langsung (Nuryadi, 2001). dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah,
Pertumbuhan mikroba umumnya sangat pertambahan ukuran sel, pertambahan berat
tergantung dan dipengaruhi oleh faktor atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil
lingkungan, perubahan faktor lingkungan pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau
dapat mengakibatkan perubahan sifat pertambahan jumlah sel maka terjadi
morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, pertumbuhan populasi mikroba. Pertumbuhan
mikroba selain menyediakan nutrient yang mikroba dalam suatu medium mengalami
sesuai untuk kultivasinya, juga diperlukan fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut
faktor lingkungan yang memungkinkan disebut dengan fase lag, fase eksponensial,
pertumbuhan optimumnya. Mikroba tidak fase stasioner dan fase kematian. Pada fase
hanya bervariasi dalam persyaratan kematian eksponensial tidak diamati pada
nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri,
yang berbeda-beda. Untuk berhasilnya kecuali bila kematian dipercepat dengan
kultivasi berbagai tipe mikroba, diperlukan (Iqbalali, 2008).
suatu kombinasi nutrien serta faktor Nutrisi yang tersedia untuk kultivasi
lingkungan yang sesuai. Faktor kimiawi yang mikroba harus di dukung oleh kondisi fisik
mempengaruhi antara lain senyawa toksik yang menghasilkan pertumbuhan optimum.
atau senyawa kimia lainnya. Zat yang dapat Proses pertumbuhan bergantung pada reaksi
membunuh bakteri disebut desinfektan, kimiawi dan karena laju reaksi-reaksi ini
germisida atau bakterisida. Untuk dipengaruhi oleh suhu, maka pola
menentukan batas-batas antara kedua pertumbuhan bakteri tentunya juga
pengertian bakteriostatik dan bakterisida itu dipengaruhi oleh suhu. Selain itu suhu juga
sangatlah sukar, dan kedua pengertian itu mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah
tidak berlaku bagi spora-spora dan bagi total pertumbuhan organisme (Pelczar &
bakteri tahan asam seperti Mycobacterium Chan, 2000).
tuberculosis. Faktor biotik mencakup adanya Kemampuan mikroorganisme untuk
asosiasi atau kehidupan bersama antara tumbuh dan tetap hidup merupakan hal yang
mikroorganisme, dapat dalam bentuk penting dalam ekosistem pangan. Suatu
simbiose, sinergisme, antibiose dan pengetahuan dan pengertian tentang faktor-
sintropisme (Dwidjoseputro, 2004). faktor yang mempengaruhi kemampuan
Pertumbuhan merupakan proses tersebut sangat penting untuk mengendalikan
bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa hubungan antara mikroorganisme-makanan-
zat suatu organisme, misalnya kita makhluk manusia. Beberapa faktor utama yang
makro ini dikatakan tumbuh ketika mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
bertambah tinggi, bertambah besar atau
meliputi suplai zat gizi, waktu, suhu, air, pH perlahan kemudian makin lama makin
dan tersedianya oksigen (Buckle, 2001). meningkat sampai pada suatu saat laju
Kehidupan bakteri tidak hanya pertumbuhan atau reproduksi seluler
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, mencapai titik maksimal dan terjadi
akan tetapi juga mempengaruhi keadaan pertumbuhan secara logaritmik atau
lingkungan. Bakteri dapat mengubah pH dari eksponensial (Frazier, 2008).
medium tempat ia hidup, perubahan ini Fase logaritmik dicirikan dengan suatu garis
disebut perubahan secara kimia. Adapun lurus pada plot antara in berat kering terhadap
faktor-faktor lingkungan dapat dibagi atas waktu. Periode eksponensial merupakan
faktor-faktor biotik dan faktor-faktor abiotik. periode pertumbuhan mikroorganisme yang
Di mana, faktor-faktor biotik terdiri atas stabil dengan laju pertumbuhan spesifik (µ)
makhluk-makhluk hidup, yaitu mencakup konstan (Martinko, 2000).
adanya asosiasi atau kehidupan bersama Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu
antara mikroorganisme, dapat dalam bentuk mempelajari dinamika pertumbuhan kultur
simbiose, sinergisme, antibiose dan bakteri dan menetapkan waktu generasi
sintropisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik bakteri dari suatu kurva pertumbuhan.
terdiri atas faktor fisika (misal: suhu, II. METODE
atmosfer gas, pH, tekanan osmotik, 2.1. Alat dan Bahan
kelembaban, sinar gelombang dan Alat yang digunakan dalam praktikum
pengeringan) serta faktor kimia (misal: ini yaitu alat inkubasi inkubator bergoyang
adanya senyawa toksik atau senyawa kimia dengan suhu 37ºC, spectronik, 20 kuvet
lainnya (Hadioetomo, 2003). 13x100 mm, alat hitung koloni, 24 cawan
Medium harus mempunyai pH yang petri steril, pipet 1, dan 10 ml steril, spidol,
tepat, yaitu tidak terlalu asam atau basa. gelas piala 100 ml dan pembakar bunsen.
Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam Adapun bahan yang digunakannya yaitu
kondisi terlalu basa, dengan pengecualian kultur : Kaldu Media-Brain-Heart-Infussion
basil kolera (Vibrio cholerae). Pada dasarnya dari E. Colli yang berumur 5-10 jam pada
tak satupun yang dapat tumbuh baik pada pH kepekatan RO600 sebesar 0,09-0,10. Dan
lebih dari 8. Kebanyakan patogen, tumbuh media yang digunakan yaitu tiap kelompok
paling baik pada pH netral (pH 7) atau pH menerima 100 ml kaldu Media-Brain-Heart-
yang sedikit basa (pH 7,4). Beberapa bakteri Infussion dalam erlenmeyer 250 ml, 18 botol
tumbuh pada pH 6;tidak jarang dijumpai pengencer @99 ml air steril dan 4 botol berisi
organisme yang tumbuh baik pada pH 4 atau agar nutrien.
5. Sangat jarang suatu organisme dapat 2.2. Prosedur Kerja
bertahan dengan baik pada pH 4; bakteri Cara kerja yang dilakukan dalam
autotrof tertentu merupakan pengecualian. pengamatan mengenai kurva pertumbuhan
Karena banyak bakteri menghasilkan produk bakteri E. coli, tahap pertama yaitu bakteri E.
metabolisme yang bersifat asam atau basa coli ditumbuhkan pada media NB sebanyak 5
(Volk dan Wheeler, 2000). ml dalam tabung reaksi. Kemudian
Kurva pertumbuhan diawali dengan fase dipindahkan pada Erlenmeyer. Kemudian
awal (lag) yang merupakan masa penyesuaian bakteri E. coli dalam erlenmeyer di
mikroba. Pada fase tersebut terjadi sintesis homogenkan. Selanjutnya dengan
enzim oleh sel yang dipergunakan untuk menggunakan pipet tetes, bakteri E. coli
metabolisme metabolit. Setelah fase awal dimasukan kedalam kuvet sampai batas garis.
selesai, baru mulai terjadi reproduksi seluler. Kemudian kuvet dimasukan kedalam
Konsentrasi selular meningkat, mula-mula spektrofotometer dengan panjang gelombang
640 rpm dan 660 rpm. Pengukuran dilakukan dalam koloni tersebut semakin banyak,
setiap satu jam sekali selama 10 jam. pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai
III. HASIL DAN PEMBAHASAN pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan Pertumbuhan didefinisikan sebagai
kurva pertumbuhan bakteri yang bertujuan pertambahan kuantitas konstituen seluler dan
untuk mempelajari dinamika pertumbuhan struktur organisme yang dapat dinyatakan
kultur bakteri dan menetapkan waktu dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah,
generasi bakteri dari suatu kurva pertambahan ukuran sel, pertambahan berat
pertumbuhan. Mikroba yang digunakan atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil
dalam praktikum kali ini yaitu bakteri pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau
Escherichia coli. pertambahan jumlah sel maka terjadi
Seperti yang kita ketahui bahwa pertumbuhan populasi mikroba. Pertumbuhan
pertumbuhan mikroba yang dimaksud hal ini mikroba dalam suatu medium mengalami
adalah lebih mengacu pada perubahan dalam fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut
hasil panen sel (pertambahan total massa sel) disebut dengan fase lag, fase eksponensial,
dan bukan perubahan individu. Dalam hal ini fase stasioner dan fase kematian. Pada fase
juga dikenal istilah waktu generasi. Waktu kematian eksponensial tidak diamati pada
generasi adalah selang waktu yang diperlukan kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri,
untuk membelah diri atau populasi menjadi kecuali bila kematian dipercepat dengan
dua kali lipat. Hal-hal yang dapat (Iqbalali, 2008).
mempengaruhi waktu generasi yaitu jumlah Kurva pertumbuhan adalah apabila
sel dengan waktu pertumbuhan dapat dalam waktu-waktu tertentu jumlah sel
dinyatakan dalam kurva pertumbuhan. mikroorganisme (contohnya: bakteri)
Hal ini sesuai dengan sesuai dengan dihitung dan dibuat grafik hubungan antara
literatur dari Dwidjoseputro (2004)., yang waktu dan jumlah sel, maka akan didapatkan
menyatakan bahwa pertumbuhan pada kurva pertumbuhannya. Pada dasarnya, dapat
organisme uniseluler adalah penambahan juga kurva pertumbuhan mikroorganisme
jumlah sel, yang juga berarti pertambahan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu Fase Lag
jumlah organisme yang membentuk populasi (Adaptasi), Fase Eksponensial (Logaritme),
atau suatu biakan. Pertumbuhan pada Fase Stasioner, dan Fase Kematian. Kurva ini
umumnya tergantung pada konsisi bahan terjadi pada populasi sel dan tidak terjadi
makanan dan juga lingkungan. Apabila pada sel secara individu (Yuliana, 2008).
kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk Panjang Gelombang
mikroorganisme tersebut, maka Waktu
600 640 660
mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu T0 - 0.061 0.039
yang relative singkat dan sempurna. T1 - 0.148 0.117
Pertumbuhan merupakan proses T2 - 0.330 0.316
bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa T3 - 0.261 0.253
zat suatu organisme, misalnya kita makhluk T4 - 0.442 0.402
makro ini dikatakan tumbuh ketika T5 - 0.472 0.492
bertambah tinggi, bertambah besar atau T6 - 0.542 0.492
bertambah berat. Pada organisme bersel satu
T7 0.567 0.487 0.452
pertumbuhan lebih diartikan sebagai
T8 0.610 0.566 0.531
pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan
T9 0.508 0.490 0.440
jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin
T10 0.700 0.500 0.525
besar atau subtansi atau masssa mikroba
T11 0.649 0.604 0.597
Pada tabel diatas sudah terlihat jelas Menurut Waluyo (2004)., Fase I: fase
bahwa pengamatan pertumbuhan bakteri adaptasi (fase lag) Bila jasad renik
yang telah dilakukan selama 10 jam dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-
menghasilkan jumlah bakteri yang tumbuh mula akan mengalami fase adaptasi. Fase
setiap satu jam sekalinya berbeda-beda. Dan iniuntuk menyesuaikan diri dengan substrat
pertumbuhan bakteri ini juga dilakukan dan kondisi lingkungan di sekitarnya. Fase ini
dengan 2 perlakuan yaitu yang pertama belum terjadi pembelahan sel karena
dengan panjang gelombang 640 rpm dan beberapa enzim mungkin belum disintesis.
yang kedua dengan panjang gelombang 660 Jumlah sel pada fase ini mungkin tetap, tetapi
rpm. Hal ini juga dapat dilihat pada saat T0 kadang-kadang menurun. Lamanya fase ini
bakteri yang tumbuh belum terlalu banyak bervariasi,dapat cepat atau lambat tergantung
dan pada perlakuan dengan panjang dari kecepatan penyesuaian dengan
gelombang 640 rpm jumlah bakteri yang lingkungan di sekitarnya.
dihasilkan sebanyak 0,061 dan pada panjang Lamanya fase adaptasi dipengaruhi oleh
gelombang 660 rpm jumlah bakteri yang beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai
tumbuh yaitu sebanyak 0,039. Kemudian berikut: (a) Medium dan lingkungan
setelah diinkubasi selama 1 jam jumlah pertumbuhan. Sel yang ditempatkan pada
bakteri mengalami penambahan yang cukup medium dan lingkungan pertumbuhan sama
banyak dan seterusnya sampai 10 jam seperti medium dan lingkungan sebelumnya,
berlangsung, Sehingga kurva tumbuh yang mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi.
didapat semakin naik. Pengukuran Tetapi jika nutrien yang tersedia dan kondisi
peningkatan jumlah sel selama masa inkubasi lingkungan yang baru sangat berbeda dengan
diukur dengan spektrofotometer dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian
panjang gelombang 640 rpm dan 660 rpm. untuk mensintesis enzim-enzim yang
Semakin banyak jumlah sel yang tumbuh dibutuhkan untuk metabolisme. (b) Jumlah
maka penyerapan cahaya semakin tinggi yang inokulum. Jumlah sel yang semakin tinggi
diketahui dari peningkatan absorbansi. akan mempercepat proses adaptasi. Fase
Setelah 10 jam pengamatan, didapatkan hasil adaptasi mungkin berjalan lambat karena
kurva tumbuh bakteri E.coli, kurva tersebut beberapa sebab, misalnya : (1) kultur
tidak sesuai dengan kurva tumbuh,karena dipindahkan dari medium yang kaya nutrien
media yang digunakan di simpan terlebih ke medium yang kandungan nutriennya
dahulu selama 1 malam, dan media terbatas, (2) mutan yang baru terbentuk
dimasukkan ke dalam prizzer sehingga menyesuaikan diri dengan lingkungannya, (3)
bakteri yang seharusnya mati tetapi bakteri kultur yang dipindahkan dari fase statis ke
mengalami penambahan. medium baru dengan komposisi
Pada pertumbuhan bakteri yang telah sama seperti sebelumnya.
diamati selama 10 jam ini tidak terdapat Fase II: Fase Pertumbuhan Logaritmik (Fase
semua fase yang terjadi. Fase yang terjadi eksponensial atau Fase Pembiakan Cepat)
pada pengamatan ini yaitu diantaranya fase Setelah mikroba menyesuaikan diri dengan
lag, fase stasioner dan fase kematian. Hal ini lingkungannya, yakni pada fase adaptasi dan
dikarenakan pada media tersebut disimpan fase permulaan pembiakan, maka sel jasad
terlebih dahulu selama 1 jam dan dimasukkan renik membelah dengan cepat, dimana
juga ke dalam prizzer. Serta pengamatan ini pertambahan jumlahnya mengikuti kurva
hanya dilakukan selama 10 jam yang logaritmik. Pada fase ini kecepatan
seharusnya dilakukan selama 24 jam. pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh
medium tempat tumbuhnya seperti Ph dan
kandungan nutrien, suhu dan kelembapan antara mikroorganisme, dapat dalam bentuk
udara. Pad fase ini sel membutuhkan energi simbiose, sinergisme, antibiose dan
lebih banyak dibandingkan dengan fase sintropisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik
lainnya, selain itu sel paling sensitif terhadap terdiri atas faktor fisika (misal: suhu,
keadaan lingkungan.Bila kita ingin atmosfer gas, pH, tekanan osmotik,
mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, kelembaban, sinar gelombang dan
maka bakteir pada fase ini baik sekali untuk pengeringan) serta faktor kimia (misal:
diadakan inokulum. adanya senyawa toksik atau senyawa kimia
Fase III: Fase Pertumbuhan Tetap lainnya (Hadioetomo, 2003).
(Statis) Pada fase ini jumlah populasi sel Mikroba yang digunakan pada praktikum
tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama ini adalah bakteri E. coli. Karena bakteri
dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel E.coli banyak digunakan dalam teknologi
pada fase ini lebih kecil karena sel tetap rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai
membelah meskipun zat nutrisi sudah habis. vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu
Karena kekurangan zat nutrisi, maka yang diinginkan untuk dikembangkan. E.coli
kemungkinan sel tersebut mempunyai dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat
komposisi berbeda dengan sel yang tumbuh dan mudah dalam penanganannya.
pada fase logaritma . Pada fase ini sel-sel Menggunakan spektrofotometer dalam
menjadi lebih tahan terhadap keadaan kurva pertumbuhan yaitu untuk melihat
ekstrem seperti panas, dingin, radiasi dan waktu dan mengukur jumlah bakteri yang
bahan kimia. tumbuh. Fungsi alat spektrofotometer dalam
Fase VI: Fase Menuju Kematian dan laboratorium adalah mengukur transmitans
Fase Kematian. Pada fase ini sebagian atau absorbans suatu contoh yang dinyatakan
populasi jasad renikmulai mengalami dalam fungsi panjang gelombang. Dalam
kematian karena sebab, yakni: (1) nutrien di pengamatan ini panjang gelombang yang
dalam medium sudah habis, (2) energi digunakan yaitu 640 rpm dan 660 rpm karena
cadangan di dalam sel habis. Jumlah sel yang dapat menghasilkan kurva hubungan antara
mati semakin lama akan semakin banyak, dan absorban dan panjang gelombang dibuat
kecepatan kematian dipengaruhi kondisi berdasarkan data yang diperoleh. Selang
nutrie, lingkungan dan jenis jasad renik. waktu yang dibutuhkan sel untuk membelah
Adapun faktor yang mempengaruhi diri disebut dengan waktu generasi. Menurut
pertumbuhan mikroba (Bakteri) yaitu faktor- Melliawati (2009)., tiap spesies bakteri
faktor lingkungan dapat dibagi atas faktor- memiliki waktu generasi yang berbeda-beda,
faktor biotik dan faktor-faktor abiotik. Di seperti Escherichia coli memiliki waktu
mana, faktor-faktor biotik terdiri atas generasi 15-20 menit. Hal ini artinya bakteri
makhluk-makhluk hidup, yaitu mencakup E. coli dalam waktu 15-20 menit mampu
adanya asosiasi atau kehidupan bersama menggandakan selnya menjadi dua kali lipat.
Kurva Pertumbuhan Bakteri
0.8
Jumlah Bakteri

0.6

0.4 600 640


0.2 660

0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
Waktu
Pada grafik diatas terdapat bahwa lagi penambahan bakteri dan perhitungan
pertumbuhan jumlah bakteri dengan panjang oleh gelombang 640 rpm tidak terdapat fase
gelombang 640 rpm yaitu pada T0-T4 adaptasi. Disebabkan bakteri seharusnya
mengalami fase lag, karena pada saat mengalami fase adaptasi dulu tetapi bakteri
pemindahan kuvet bakteri sedang mengalami disini langsung tumbuh, kemungkinan bakteri
fase adaptasi (fase lag). Kemudian pada T4- yang disimpan ke dalam prizzer selama 1
T6 terjadi fase log dan pada saat T7-T9 malam ini dapat menyebabkan bakteri
terjadi fase stasioner karena sudah tidak ada tumbuh sendirinya.
SIMPULAN Melliawati, Ruth. 2009. Escherichia coli
Dari praktikum yang telah dilakukan dalam Kehidupan Manusia. Bio Trends.
dapat disimpulkan bahwa untyk mengetahui 4(1) : 10-14.
mikroba, kita bisa mengetahuinya melalui Martinko, dan J. Parker. 2000. Brock: biology
kurva pertumbuhan mikroba yang dapat of microorganisms. 9th ed. Prentice hall,
menggambarkan keadaan mikroba pada tiap- new jersey: xix.
tiap fase pertumbuhan. Selain itu, kita dapat Misgiyarta dan Widowati. 2002. Seleksi dan
mengetahui fase optimum dari suatu mikroba identifikasi bakteri asam laktat (BAL)
untuk tumbuh dan kita dapat menemukan Indegenus. Jurnal Sains dan Teknologi.
media yang cocok untuk menumbuhkan Vol 12 (2): 73-87.
mikroba. Nuryady, M, M. Tifani, I. Faizah, R.
DAFTAR PUSTAKA Ubaidillah, S. Mahmudi, Z. Sutoyo.
Buckle, K. A. 2005. Ilmu Pangan. Jakarta : 2013. Isolasi dan identifikasi bakteri asal
Universitas Indonesia. katat (BAL) asal yoghurt. Unej Jurnal.
Dwidjoseputro. 2004. Dasar-Dasar Vol. I (5): 1-11.
Mikrobiologi. Jakarta : Djambaran. Pelczar, M. J. Chan, E.C.S. 2006. Elements
Frazier , W.C. and Westhof, D.C. 2008. Food Of Microbiology. New York Sutedja :
Microbiology. Singapore: McGraw. Mc. Graw Hill Book Company.
Hadioetomo, R,S. 2013. Analisa Volk dan Wheeler. 2003. Pertumbuhan
Pertumbuhan Mikroba pada Fermentasi, Bakteri yang Terdapat dengan 4 Fase,
Program Studi Teknik Kimia. Jurnal yaitu fase lag, fase log, fase stasioner,
Ilmiah Biologi. Vol 1(2) : 135-140. dan fase kematian. Jurnal Keteknikan
Iqbalali. 2008. Pertumbuhan Bakteri dan Pertanian Tropis dan Biosistem. 1(3) :
Suhu yang Berbeda-beda. Jurnal Bio. 186-193.
Vol 5(9) : 125-130. Waluyo,Lud.Drs.M.Kes.2004.Mikrobiologi
Kilinc B, Cakli S, Tolasa S, Dincer T. 2006. Umum. Malang: Universitas
Chemical, microbiological and sensory Muhammadiyah Press.
changes associated with fish sauce Yuliana, Neti. 2008. Kinetika Bakteri Asam
processing. Journal of Food Madigan, Laktat Isolat T5 yang Berasal dari
M.T., J.M. Vol 12 (3): 112-125. Tempoyak. Jurnal Teknologi Dan
Industri Pertanian. 13(2) : 108-116

Anda mungkin juga menyukai