Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

UJI POTENSI SENYAWA ANTIMIKROBA SECARA DIFUSI PAPPER DISK

Disusun oleh :
Atika Cristina (191148201069)

Dosen Pembimbing :
Sister Sianturi, S.SI.,M.SI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITILOGI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Laporan Yang Berjudul : Uji Potensi Senyawa Antimikroba Secara Difusi Papper Disk
Dibuat Oleh : Atika Cristina
NIM : 191148201069
Program Studi : S1 Farmasi

Telah disahkan dan disetujui pada:


Hari : Jumat
Tanggal : 19 Februari 2021

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Sister Sianturi, S.SI.,M.SI Atika Cristina


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ISI LAPORAN ..............................................................................................................
a. Tujuan ........................................................................................................................
b. Tinjauan Pustaka ........................................................................................................
c. Alat dan Bahan ...........................................................................................................
d. Prosedur Keja .............................................................................................................
e. Hasil Pengamatan .......................................................................................................
f. Pembahasan ................................................................................................................
g. Kesimpulan ................................................................................................................
Daftar Pustaka ..............................................................................................................
ISI LAPORAN
A. Tujuan
1. Mengetahui ada tidaknya potensi antibakteri dari suatu senyawa antimikroba,
misalnya antibiotic, secara difusi papper disk.

B. Tinjauan pustaka
Antibiotika adalah snyawa kimia yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup,
termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik yang dalam kadar rendah mampu
menghambat prroses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada
awalnya antibiotik diisolasi dari mikroorganisme, tetapi beberapa antibiotik telah didapatkan
dari tanaman ( Soekardjo,1995 ).
Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang
secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisillin.
Penesillin ini pertama kali dipakai oleh ilmu kedokteran tahun 1939. Antibiotik merupakan
suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh renik/hasil sintesis semisintesis yang mempunyai
struktur yang sama dan zat ini dapat merintangi/ memusnakan jasad renik lainnya (
Widjajanti, 1996 ).
Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil, spiral, dikatakan
mempunyai sprektrum luas. Sebaliknya suatu antibiotik yang hanya efektif untuk spesies
tertentu atu sprektrum sempit. Penisillin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis
kokus oleh karena itu penisillin dikatakan sprektrum sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus,
basil dan jenis spiral tertentu. Oleh karena itu tetrasiklin dikatakan mempunyai sprektum luas.
Dalam hal ini praktikum perlu dilakukan ( Dwidjoseputro, 2003 ).
Antimikroba adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan
dan aktivitas mikroba, terutama mikroba perusak atau pembusuk makanan. Zat mikroba dapat
bersifat bakterisidal ( membunuh bakteri ), bakteristatik ( menghambat pertumbuhan bakteri
), fungisidal ( membunuh kapang ), fungistatik ( menghambat pertumbuhan kapang ), atau
germisidal ( germinasi spora bakteri ). Keefektifan penghambatan merupakan salah satu
kriteria pemilihan suatu senyawa antimikroba. Semakin kuat penghambatannya semakin
efektif digunakan. Kerusakan yang ditimbulkan komponen antimokroba bersifat mikrosidal (
kerusakan tetap ) atau mikrostatik ( kerusakan sementara yang dapat kembali ). Suatu
komponen akan bersifat mikrosidal atau mikrostatik tergantung pada konsentrasi dan kultur
yang digunakan. Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat
disebabkan ileh bebrapa faktor diantaranya gangguan pada senyawa penyusun dinssing sel,
peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen
penyusun sel.( Akhanggit,2010 ).
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menguji
aktivitas antrimikroba, metode difusi dapat dilakukan oleh 3 cara yaitu metode silinder,
metode difusi sumuran ( lubang ) dan cakram kertas. Metode silinder yaitu meletakkan
bebrapa silinder yang telah dibuat dari gelas atau besi bahan karat diatas media agar yang
telah diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder ditempatkan hingga berdiri diatas media agar
diisi dengan larutan yang akan diuji dan diinkubasi. Setelah diinkubasi pertumbuhan bakteri
diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling silender ( Dwidjoseputro,
2003 ).
Metode difusi sumuran yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi
dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian
lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan
bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang. Metode
difusi cakram prinsip kerjanya adalah bahan uji dijenuhkan ke dalam kertas cakram ( cakram
kertas ). Cakram kertas yang mengandung bahan tertentu ditanam pada media perbenihan
agar padat yang telah dicampur dengan mikroba yang diuji, kemudian diinkubasikan 35 0C
selama 18-24 jam. Area ( zona ) jernih disekitar cakram kertas diamati untuk menunjukkan
ada tidaknya pertumbuhan mikroba. Selama inkubasi, bahan uji berdifusi dari kertas cakram
ke dalam agar-agar itu, sebuah zona inhibisi dengan demikian akan terbentuk. Diameter zona
sebanding dengan jumlah bahan uji yang ditambahkan ke kertas cakram. Metode ini secara
rutin digunakan untuk menguji sensitivitas antibiotik untuk bakteri patogen.
Kontrol kontaminan berfungsi untuk mencegah timbulnya kerusakan ataupun penurunan
kinerja yang disebabkan oleh kontaminan. Kontrol pertumbuhan mikroba uji berfungsi untuk
mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inangnya yang
terinfeksi dan mencegah pembusukan dan pengrusakan bahan oleh mikroorganisme. Kontrol
negatif berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap pertumbuhan
bakteri sehingga dapat diketahui bahwa yang mempunyai aktivitas antibakteri adalah zat uji
bukan pelarut.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Cawan petri
2. Tabung reaksi
3. Erlenmeyer
4. Pipet ukur
5. Pipet tetes
6. Gelas ukur
7. Mikropipet
8. Pelubang gabus No. 4
9. Jangka/penggaris
10. Jarum ose
11. Spidol
12. Kertas label
13. Vortex mixer
14. Spreader
15. Lampu spiritus
 Bahan
1. Amoxicillin ( syrup kering ) : konsentrasi 25mg/ml, 12,5mg/ml, 6,25mg/ml, dan
3,125mg/ml,
2. Kultur murni bakteri media NB,
3. Media NA,
4. Larutan Mac Farland,
5. Aquadest
6. Alcohol 70%

D. Prosedur Kerja
a. Preparasi Mikroba Uji
1. Siapkan kultur murni bakteri uji.
2. Siapkan deret larutan standard Mac Farland
3. 3) Buat 10 ml suspensi bakteri uji menggunakan media BPW dan setarakan
kekeruhannya dengan larutan standar Mac Farland II (konsentrasi mikroba 6. 108
CFU/ml).
b. Pengujian potensi antibiotik secara difusi paper disk
1. Pembuatan kontrol kontaminasi media
a. Siapkan 20 ml media NA dan tuang secara aseptis ke dalam petri steril, biarkan
memadat
b. Beri label pada dasar petri : kel. prakt/tgl/perlakuan.
2. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji
a. Ambil 0,2 ml suspensi bakteri uji, inokulasikan ke dalam petri berisi media NA
secara spread plate ( harus merata di seluruh permukaan media ) dan biarkan
permukaan agar mengering.
b. Beri label pada dasar petri : kel. prakt/tgl/perlakuan/nama bakteri uji
3. Pengujian potensi antibiotik secara difusi paper disk
a. Siapkan petri berisi 20 ml media nutrien agar (NA)
b. Ambil 0,2 ml suspensi bakteri uji, inokulasikan ke media NA secara merata
dengan cara spread plate dan biarkan permukaan agar mengering.
c. Secara aseptik,letakkan 1 disk antibiotik ( disk yang mengandung
penisilin/ampisilin ) dan 4 disk blank ( yang mengandung berbagai konsentrasi
senyawa uji antibiotik sebanyak 20 µl ), serta 1 disk blank kontrol negatif ( disk
yang mengandung pelarut ) pada permukaan media NA.
d. Setiap paper disk diinokulasikan dengan jarak tertentu secara teratur, agar
supaya tidak terjadi overlapping zona hambat yang terbentuk.
e. Beri label pada dasar petri secara benar
f. Inkubasikan selama 24 jam. Amati zona keruh dan jernih di setiap petri
g. Amati, gambar pertumbuhannya dan ukur diameter zona jernih yang terbentuk
di sekitar paper disk dengan jangka sorong/penggaris.

E. Hasil Pengamatan
 Kelompok 1
NO KONSENTRASI DIAMETER BAGIAN BENING
1 25 mg/ml -
2 12,5 mg/ml -
3 6,25 mg/ml -
4 3,125 mg/ml -

 Kelompok 2
NO KONSENTRASI DIAMETER BAGIAN BENING
1 25 mg/ml -
2 12,5 mg/ml -
3 6,25 mg/ml -
4 3,125 mg/ml -

 Kelompok 3
NO KONSENTRASI DIAMETER BAGIAN BENING
1 25 mg/ml -
2 12,5 mg/ml 16 cm
3 6,25 mg/ml -
4 3,125 mg/ml -

F. Pembahasan
Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat
aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas
beberapa kelompok berdasarkan sumber daya atau tujuan penggunaan. Bahan antimikroba
dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan,
antiseptik, sterilizer, sanitizer dan lain-lain. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya potensi antibakteri dari suatu senyawa antimikroba, misalnya antibiotic, secara
difusi sumuran.
Pengujian aktivitas antibakteri adalah teknik untuk mengukur berapa besar potensi atau
konsentrasi senyawa dapat memberikan efek bagi mikroorganisme. Untuk metode pengujian
antibakteri suatu zat, metode yang sering digunakan di antaranya metode difusi. Metode ini
dapat dilakukan dengan menggunakan disk atau sumuran yang dimasukkan antimikroba
dalam gelas tertentu dan ditempatkan dalam media padat yang telah diinokulasikan dengan
bakteri indikator setelah dinkubasi akan terjadi di daerah jenuh di sekitar sumuran atau disk
dan diameter hambatan merupakan ukuran kekuatan hambatan dari substansi antimikrobia
terhadap bakteri yang digunakan. Ada beberapa perbedaan antara metode difusi disk dan
metode sumuran. Dalam penyiapan alat dan bahan, pengerjaan, dan hasil yang diperoleh,
untuk alat pada metode sumuran lebih sulit diperoleh dibandingkan dengan metode disk yang
hanya menggunakan cakram. Karena pada metode sumuran tidak menggunakan cakram,
melainkan pada metode sumuran, harus menggunakan suatu alat khusus untuk melubangi
media agar nya. Alat untuk membuat lubang pada media agar ini bisa menggunakan tabung
durham yang ukuran diameternya sama dengan diameter cakram disk tapi pada supnya
diameter tabung Durham banyak yang tidak sesuai dengan cakram disk.
Metode difusi cakram (paper disk) prinsip kerjanya adalah bahan uji yang dijenuhkan ke
dalam kertas cakram (cakram kertas). Cakram kertas yang mengandung bahan tertentu yang
ditanam pada media perbenihan agar padat yang telah berkumpul dengan mikroba yang diuji,
kemudian diinkubasikan 370C selama 24 jam. Area (zona) disekitar disekitar cakram kertas
observasi untuk menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba. Metode Difusi Cakram
adalah cara yang mudah untuk menetapkan kerentanan organisme terhadap antibiotic dengan
menginokulasi pelat yang dibiakan dan membiakkan antibiotik terdifusi ke media agar.
Cakram yang telah mengandung antibiotik di atas permukaan pelat agar yang mengandung
organisme yang diuji. Pada jarak tertentu pada masing-masing cakram, antibiotik terdifusi
sampai titik antibiotik tersebut tidak lagi menghambat pertumbuhan mikroba. Efektivitas
antibiotik ditunjukkan oleh zona hambatan. Zona hambatan terlihat sebagai area jernih atau
bersih cakram tempat zat dengan aktivitas antimikroba terdifusi. Diamter zona dapat diukur
dengan penggaris. Ukuran zona hambatan dapat dipengaruhi oleh kepadatan media biakan,
kecepatan difusi antibiotik, konsentrasi antibiotik pada cakram filter, sensitivitas organisme
terhadap antibiotik, dan interaksi antibiotik terhadap media suatu zat yang mempunyai efek
samping signifikan tidak boleh digunakan.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan untuk percobaan kelompok 1 tidak berhasil
begitu juga dengan kelompok 2 dan untuk kelompok 3 untuk konsentrasi sampel 12,5 mg/ml
memiliki diameter bagian bening sebesar 16 cm.

G. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa metode difusi cakram (paper disk)
prinsip kerjanya adalah bahan uji yang dijenuhkan ke dalam kertas cakram (cakram kertas).
Cakram kertas yang mengandung bahan tertentu yang ditanam pada media perbenihan agar
padat yang telah berkumpul dengan mikroba yang diuji, kemudian diinkubasikan 370C
selama 24 jam. Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya potensi
antibakteri dari suatu senyawa antimikroba, misalnya antibiotic, secara difusi papper disk.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, untuk percobaan kelompok 1 tidak berhasil
begitu juga dengan kelompok 2 dan untuk kelompok 3 untuk konsentrasi sampel 12,5 mg/ml
memiliki diameter bagian bening sebesar 16 cm.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad S N, 2010., Hubungan Pola Kuman dan Penggunaan Antibiotik


Aminoglikosida di RSUD Dr. Moerwardi Surakarta, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, diakses tanggal 26
Desember 2018.

Mulyana Yanti, 2007, Sensitivitas Salmonella Sp. Penyebab Demam Tifoid Terhadap
Beberapa Antibiotik Di Rumah Sakit Immanuel Bandung, diakses
tanggal 26 Desember 2018.

Dwidjoseputro, 2003, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.

Soekardjo, B., 1995. Kimia Medisinal, Airlangga UniversitasPress, Jakarta.

Widjajanti, U, Nuraini., 1996, Obat-Obatan, Kanisus, Yogyakarta.

Akhanggit,2010.PengujianAktifitasAntibakteri(http://akhanggit.wordpress.com/2010/07
/05/peng ujian-aktifitas-antibakteri/) Diakses pada tanggal 26 Desember
2013.

Anda mungkin juga menyukai