Definis Karbohidrat
B. Fungsi Karbohidrat
C. Klasifikasi Karbohidrat
1. Monosakarida
Unit pembangun semua karbohidrat adalah monosakarida. Monosakarida
dapat diartikan sebuah (mono-) unit gula (saccharide). Monosakarida adalah
karbohidrat paling sederhana karena monosakarida tidak dapat lagi dihidrolisis
menjadi gula yang lebih sederhana. Sifat monosakarida adalah larut di dalam air,
berwarna putih, padat kristalin, dan berasa manis. Kebanyakan monosakarida
disintesis dari senyawa sederhana pada proses yang dinamakan glukoneogenesis.
Monosakarida lainnya dihasilkan melalui fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan
dan bakteri tertentu. Monosakarida juga merupakan komponen asam nukleat dan
senyawa yang penting dari lipid kompleks. Azhar,2016)
Berdasarkan jumlah atom C pada monosakarida dibedakan : 1. triosa :
monosakarida terkecil dengan tiga atom C, yaitu gliseraldehida dan dihidroksi
aseton. 2. tetrosa : terdiri dari 4 atom C misalnya eritrosa 3. pentosa : terdiri dari
5 atom C misalnya ribosa 4. heksosa : terdiri dari 6 atom C misalnya glukosa 5.
heptosa : terdiri dari 7 atom C, dan seterusnya.(Wardiyah, 2016)
2. Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan
disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltose, laktosa, dan trehalosa.
(Wardiyah,2016; Azhar,2016; FK-UNTAD, 2020)
Sukrosa Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga lebih
sering disebut gula meja (table sugar). Mempunyai 2 (dua) molekul
monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Sukrosa banyak ditemukan pada tebu. (Azhar,2016)
Maltosa mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua
molekul glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum,
lebih mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum
akan berubah menjadi warna biru.( FK-UNTAD, 2020; Azhar,2016)
Laktosa mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu
molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Sumber laktosa hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu. .( FK-
UNTAD, 2020; Azhar,2016)
Trehalosa menghasilkan 2 molekul glukosa bila dihidrolisis. Ikatan dalam
trehalose adalah ikatan glikosida 1,1 antara C1 dari dua molekul glukosa.
Trehalose ini tidak mereduksi gula, berarti tidak dapat terbentuk osazones. (FK-
UNTAD, 2020)
3. Oligosakarida
Oligosakarida adalah karbohidrat terdiri dua sampai delapan satuan
monosakarida. Contoh dari oligosakarida adalah rafinosa. Rafinosa adalah
Triholosida karena terdiri atas tiga molekul monosakarida. Rafinosa dihidrolisis
menghasilkan glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Wardiyah,2016; FK-UNTAD,
2020)
4. Polisakarida
Polisakarida merupakan jenis karbohidrat kompleks yang terdiri atas
polimer monosakarida. Polisakarida dibagi menjadi dua, yaitu homopolisakarida
dan heteropolisakarida. Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan makanan
cadangan yaitu pati dan glikogen. (FK-UNTAD, 2020; Azhar,2016;
Wahjudi,2014)
Amilum (pati) adalah jenis karbohidrat kompleks yang yang terbentuk dari
500 molekul monosakarida, berwarna putih, tidak berbau dengan rasa tawar dan
tidak larut dalam air dikenal dengan sebutan amilum atau pati. Amilum
merupakan sumber karbohidrat yang paling penting dan ditemukan dalam sereal,
kentang, kacang dan sayuran lainnya. Amilum bebentuk butiran-butiran
makrosopik berdiamter antara 5-50 nm. Amilum berperan penting untuk
menyimpan kelebihan dari produk fotosintesis (glukosa) dalam jangka waktu
yang sangat lama.bahan utama yang dihasilkan dari tumbuhan ini merupakan
sumber energi bagi manusia dan hewan. Komponen penyusun dari amilum
adalah karbohidrat jenis amilopektin (pemberi sifat lengket) dan amilosa
(pemberi sifat keras atau pera) dengan kandungan yang berbeda-beda. Amilosa
memberi warna iru dengan yodium, sedangkan amilopektin memberikan ungu.
Warna ini akan hilang dengan pemanasan, tetapi muncul lagi pada pendinginan.
(Septiani, 2019; FK-UNTAD, 2020)
Glikogen adalah simpanan polisakarida di dalam tubuh hewan yang
berfungsi sebagai cadangan makanan pada hewan. Komposisi glikogen dalam
liver adalah 10 % sedangkan dalam otot 1 – 2%. (UII,2018)
Selulosa terdiri atas sejumlah besar glukosa digabung bersama dalam rantai
dengan ikatan 1,4-beta glikosidik. Selulosa merupakan konstituen utama pada
kerangka tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh
karena tidak ada enzim untuk memecah selulosa. (FK-UNTAD, 2020)
Inulin adalah fruktosan yang ditemukan dalam umbi akar dahlia. Dalam
bidang medis, telah digunakan untuk menentukan laju filtrasi glomelurus. (FK-
UNTAD, 2020)
Kitin merupakan polisakarida yang struktur dan fungsinya mirip selulosa
adalah kitin. Kitin adalah homopolimer linear mirip selulosa. Kitin merupakan
biopolimer yang melimpah di alam setelah selulosa. Biopolimer ini merupakan
komponen utama arthopoda dan rangka luar dari serangga, kepiting, dan kulit
udang, dinding kebanyakan fungi dan alga merah. (Azhar,2016)
Pentosan merupakan polimer dari pentosa. Gum arab, suatu pentosan
penting, dapat dihidrolisis dengan dipanaskan dengan asam klorida kuat
menghasilkan arabinosa. (FK-UNTAD, 2020)
Galaktan. Salah satu galaktan paling umum adalah agar-agar, sebuah produk
yang dibuat dari beberapa jenis rumput laut. Produk hidrolisis dari agar-agar
adalah D-galaktosa, L-galaktosa dan asam sulfat. (FK-UNTAD, 2020)
D. Pemeriksaan Karbohidrat
Banyak cara untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu bahan antara
lain dengan uji kualitatif adan uji kuantitatif. Uji kualitatif karbohirat diantaranya
yaitu: Uji Molisch, Uji Iod, uji Fehling, Uji Seliwanoff, Uji Bial, Uji Antron, Uji
pembentukan osazon, uji pembentukan CO2 karena fermentasi atau uji asam mukat.
(Rahayu, 2015)
Berdasarkan reagen tes yang digunakan, analisis kualitatif karbohidrat
dibedakan dalam tiga jenis sesuai dengan tipe reaksi yang terjadi yaitu: (UII,2018)
a. Uji Molisch
Dalam tes ini digunakan alfa naftol. Naftol mengalami reaksi fenol dalam
kondisi asam. Monosakarida dalam larutan asam akan berubah menjadi bentuk
furfural. Furfural dan fenol berkondensasi satu sama lain untuk membentuk suatu
zat dengan warna spesifik (ungu). (FK-UNTAD,2020)
b. Uji Benedict.
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam
larutan sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada
gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari
CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi
Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada
reagen Benedict. (Kusbandari,2015)
Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya
gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau,
kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. semakin
berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin banyak. Pada Tabel II
terlihat bahwa pati ganyong yang sudah dihidrolisis berwarna merah bata
dibandingkan tepung, hal ini menandakan bahwa pati yang terhidrolisis
mengandung gula reduksi yang lebih banyak. (Kusbandari,2015)
c. Uji Seliwanoff
Pada uji Seliwanoff, jika gula tersebut mempunyai gugus keton disebut
ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Prinsip
dari uji ini adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi
membentuk kompleks berwarna merah oranye. Uji ini didasarkan pada fakta
bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif.
Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari
fruktosa dan glukosa. Hasil menunjukan positif mengandung gula pereduksi
dengan adanya endapan merah pada larutan. dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa sampel tepung ganyong yang terhidrolisa memberikan warna oranye yang
lebih pekat dibandingkan sampel yang lainnya. (Kusbandari,2015)
d. Uji Barfoed
Pada uji Barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong
monosakarida. Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya
monosakarida dalam sampel. Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada
disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal
inilah yang mendasari uji Barfoed. Pada uji Barfoed, yang terdeteksi
monosakarida membentuk endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O.
(Kusbandari,2015)