1. Emulgator alam :
a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan - Gom Arab,
Tragacanth, Agar, Chondrus;
b. Emulgator berasal dari hewan - Kuning telur,
adeps lanae;
c. Emulgator dari tanah mineral - Mg Al Silikat,
Bentonit.
2. Emulgator buatan - Sabun, tween 20, Span 20,
Benzalkonium klorid.
4
EMULGATOR SINTETIK :
Emulgator sintetik merupakan emulgator yang dibuat
dengan cara sintetik atau semisintetik.
Dalam skala industri pabrik, emulgator sintetik lebih
banyak digunakan karena lebih mudah untuk disintetis
dan lebih stabil dibandingkan dengan emulgator alam.
Emulgator sintetik dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Emulgator kationik;
b. Emulgator anionic;
c. Emulgator nonionik; dan
d. Emulgator amfoter
a. Emulgator kationik
Ciri-ciri emulgator kationik :
- Memiliki muatan positif;
- Bahan ini memiliki sifat bakterisida;
- pH sediaan 4-6.
Contoh emulgator kationic:
- Laurylpyridinium chloride,
- Lauryltrimethylammonium chloride,
- Laurylcolamine formylmethylpyridinium chloride.
b. Emulgator anionik memiliki ciri-ciri:
- memiliki muatan negatif;
- bahan-bahan ini mempunyai rasa yang
kurang menyenangkan dan mengiritasi
saluranpencernaan;
- untuk emulsi penggunaan luar/topikal.
5) Tes Fluoresensi
Banyak minyak jika dipaparkan pada sinar UV
berfluoresensi, jika tetesan emulsi dibentangkan
dalam lampu fluoresensi di bawah mikroskop dan
semuanya berfluoresensi, menunjukkan emulsi A/M.
Tapi jika emulsi M/A, fluoresensinya berbintik-
bintik.
Perhitungannya :
- Jumlah fase minyak = 1,0 + 2,0 + 15,0 = 18 g
- HLB Butuh = {(1x14) + (2x10) + 15x12)} : 18 = 11,9
- Emulgatornya = 10 % = 10 g
- Tween 80 yg dibutuhkan =
[(15-11,9) : {(15-11,9) + (11,9-4,3)}] x 10 = 2,9 g
- Span 80 yg dibutuhkan =
[(11,9-4,3) : {(15-11,9) + (11,9-4,3)}] x 10 = 7,1 g