OLEH :
KELOMPOK 4 / KELAS IV A :
2019
MODUL 4
I. TUJUAN
Larutan topikal adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut. Misal, terdispersi secara molekular dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul
dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai
bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan
memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur (Depkes RI,
1995).
Karakteristik Bahan :
C. PROSEDUR KERJA
a. Tween 80 ditambahkan ke dalam PVP, dilarutkan dengan sebagian
pelarut etanol-gliserin (50:50), diaduk sampai larut
b. Minyak lengkuas ditambahkan ke dalam sisa pelarut etanol-gliserin
(50:50), aduk homogen, ditambahkan ke larutan Tween 80-PVP dan
diaduk sampai homogen
c. Larutan topical dimasukkan ke dalam wadah.
IV. HASIL EVALUASI
Pada praktikum kali ini dibuat sediaan cair berupa larutan topical dengan
zat aktif minyak atsiri rimpang lengkuas (Alfinia Galanga L.). Berdasarkan
hasil uji yaitu uji organoleptis dimana bentuk sediaan cair, warna putih dan bau
khas lengkuas. Dari uji homogenitas larutan ini tidak homogen dikarenakan
penimbangan bahan yang berfungsi sebagai emulgator yaitu PVP dan Tween 80
kurang tepat sehingga memungkinkan terjadinya bahan dan zat aktif tidak
membentuk emulsi yang baik adapun hal lain yang menyebabkan sediaan ini
tidak homogen adalah kurang cocoknya emulgator karena Untuk menstabilkan
emulsi diperlukan emulgator yang cocok, tanpa adanya emulgator emulsi akan
segera pecah dan terpisah. Emulgator sendiri harus memenuhi kualitas tertentu
salah satunya emulsi harus dapat dicampurkan dengan bahan formulatif
lainnya. Dari uji ph didapatkan PH larutan sebesar 6 dimana PH 6 masih dalam
batas PH untuk sediaan topical. Adapun PH topical adalah 4,5-6,5. Uji
viskositas, pada uji ini tidak dilakukan disebabkan oleh keterbatasan alatdi
dalam lab.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada sediaan
larutan topical pada pengujian homogenitas larutan ini tidak homogen
dikarenakan penimbangan bahan yang berfungsi sebagai emulgator yaitu PVP
dan Tween 80 kurang tepat sehingga memungkinkan terjadinya bahan dan zat
aktif tidak membentuk emulsi yang baik. Sehingga sediaan larutan topical yang
kelompok kami buat kurang memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.