Anda di halaman 1dari 5

A.

Tujuan
Umum :
Mahasiswa mampu membuat dan menguji sediaan lip balm untuk kelembapan
pada bibir.
Khusus :
- Mahasiswa dapat membuat formula lip balm.
- Mahasiswa mengetahui sediaan lip balm yang dihasilkan dapat meningkatkan
kelembapan pada bibir.
B. Pendahuluan
Kosmetika dekoratif atau make up (riasan) merupakan kosmetik yang
diperlukan untuk menutupi kekurangan pada kulit sehingga menghasilkan penampilan
yang lebih menarik. Dalam kosmetika dekoratif, peran pewarna dan zat pewangi
sangat besar (Iswari, 2007)
Bibir merupakan bagian dari wajah dengan struktur kulit yang berbeda
daritubuh lainnya karena tidak memiliki kelenjar minyak dan keringat serta
stratumkorneumnya yang sangat tipis, sehingga menyebabkan bibir menjadi lebih
mudah kering dan pecah-pecah, terutama bila berada pada suhu ekstrem atau cuaca
yang berubah-ubah seperti sekarang ini (Draelos and Thaman, 2006).
Salah satu jenis kosmetik yang dapat mencegah bibir mengalami kekeringan
dan pecah- pecah adalah lip balm dengan memberikan glossy atau efek berminyak
pada bibir. Lip balm merupakan produk kosmetik yang mirip dengan lipstick untuk
mencegah bibir kering dan mencegah terjadinya masalah pada bibir.
Karakteristik produk lipbalm memiliki ketahanan terhahadap variasi suhu, tidak
berbahaya, halus saat diaplikasikan dan mudah di hapus (Dario,2018).
C. Monografi Bahan
1.
2. BHT (Rowe et al., 2009)
Pemerian : Serbuk kristal atau padat kuning putih atau pucat dengan
aroma fenolik yang samar.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan
alkali hidroksida, dan asam mineral encer. Bebas larut dalam
aceton, benzen etanol 95%, eter metanol, toluen, berbagai
minyak dan minyak mineral.
Penggunaan : BHT digunakan sebgai anti oksidan dalam kosmetik,
makanan, dan obat-obatan, dapat digunakan juga sebagai anti
virus. Pada sediaan topikal, BHT digunakan sebagai anti
oksidan dengan kadar 0,0075-0,1%.
3. Cera Alba (Rowe et.al., 2009)
Pemerian : Tidak berasa (tawar), berwarna putih atau sedikit kuning
Kelarutan : Larut dalam kloroform, eter, minyak tertentu, minyak mudah
menguap, dan carbon disulfide panas, sukar larut dalam etanol
(95%), dan praktis tidak larut dalam air
Penggunaan : Zat tambahan, basis krim, untuk meningkatkan konsistensi
krim
4. Gliserin (Rowe et.al., 2009)
Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, viskos, cairan yang
higroskopis, memiliki rasa yang manis, kurang lebih 0,6 kali
manisnya dari sukrosa
Kelarutan : Gliserin praktis tidak larut dengan benzene, kloroform, dan
minyak, larut dengan etanol 95%, methanol dan air.
Penggunaan : Digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika, pada
formulasi farmasetika sediaan topikal dan kosmetik, gliserin
utamanya digunakan sebagai humektan dan pelembut.
Rentang gliserin yang digunakan sebagai humektan sebesar
≤30%.
5. Lanolin (Rowe et al., 2009).
Pemerian : Massa seperti salep, warna putih kekuningan, bau lemah,
khas. Pada pemanasan di atas tangas kukus, mula–mula terjadi
dua lapisan; pada pemanasan selanjutnya dengan sering
diaduk, air yang membentuk lapisan bawah akan menguap.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam kloroform P dan
dalam eter P, dengan pemisahan air. Jarak lebur: 380 -440C
Kegunaan : Bahan dasar dalam emulsi air dalam minyak, meningkatkan
disperse warna, mencegah sweating dan cracking, serta
meningkatkan kilau.
6. Nipagin (Rowe et al., 2009)
Pemerian : Kristal putih, tal berbau dan tak berasa.
Kelarutan : Larut dalam aseton, eter, 1,1 bagian etanol , 5,6 bagian etanol
(50%), 250 bagian gliserin, 3330 bagian mineral oil, 70
bagian minyak kacang, 3,9 bagian propilenglikol (50%), 2500
bagian air, 225 bagian air (80˚C).
Penggunaan : Digunakan sebagai pengawet antimikroba sediaan kosmetik,
sendiri atau kombinasi dengan paraben atau pengawet lain.
Kadar metilparaben untuk sediaan topikal sebesar 0,01%-0,6%
7. Oleum Cacao (FI Edisi III : 453)
Pemerian : Lemak padat, putih kekuninga, bau khas aromatik, rasa khas
lemak, agak rapuh.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam kloroform p,
dalam eter p dan dalam eter minyak tanah p.
Penggunaan : Analgetikum, Antipiretikum
D. Prosedur Kerja
Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
1. Alat- alat gelas 1. Ekstrak tea
2. Batang pengaduk 2. BHT
3. Cawan penguap 3. Cera Flava
4. Kaja objek 4. Cocoa Butter
5. Kertas perkamen 5. Gliserin
6. Neraca analitik 6. Lanolin
7. Penangas air 7. Nipagin
8. Penjepit tabung 8. Oleum Cacao
9. Ph indikator universal 9. Essensial oil
10. Pipet tetes
11. Spatula
12. Sudip
13. Tisu
14. Wadah lip balm

Prosedur Kerja
Body Scrub :

Timbang bahan semua bahan yang diperlukan.


Basis Oleum cacao dilelehkan di atas hot palte pada suhu sekitar
31-34 O C. Aduk sampai lemak coklat meleleh sempurna.

Lelehkan cera flava pada suhu 62-65 O C di atas penangas air.


Kemudian dimasukkan pada lelehan basis tersebut

Cocoa butter, lanolin, nipagin, gliserin dimasukkan ke dalam


lelehan basis dan diaduk sampai homogen.

Larutkan ekstrak dengan pelarut yang sesuai. Kemudian


tambahkan BHT aduk sampai homogen.

Tambahkan essensial oil.

Masukkan sediaan lip balm yang sudah jadi kedalam kemasan.


Biarkan pada suhu ruangan sampai membeku.

E. Data
1. Data pengamatan Organoleptis

Kondisi
Jenis Pemeriksaan
Sebelum Sesudah

Bau
Warna
Konsistensi
Homogenitas

2. Data Hasil Pemeriksaan Suhu Lebur


Sediaan Suhu (0C)

3. Data Hasil pH

Nilai pH
Kondisi
Formula

Sebelum
Sesudah

F. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan lip balm


G. Kesimpulan

H. Daftar Pustaka
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai