Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KOSMETOLOGI
BLUSH ON

Dosen Pembimbing : 1. Dra. Dwi Indriani, M.Farm, Apt


2. Mindya Fatmi, M.Farm,. Apt
3. Wilda Nurhikmah, M.Farm, Apt

4. Cyntia Wulandari ., M.Farm

5. Asri Wulandari, M.arm

Asisten : Sintia

Disusun Oleh :

Annisa Nurul Maulidia

066118023

LABORATORIUM FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan


• Mengetahui cara pembuatan sebuah blush on

• Mengetahui pengujian dari perona pipi

1.2. Latar Belakang

Kosmetika merupakan kebutuhan yang selalu dihubungkan dengan keinginan


untuk mempercantik, memperindah, menambah daya tarik serta mempengaruhi
suasana dengan baubauan menjadi demikian rupa sehingga dapat menjadi situasi yang
harmoni, menyenangkan serta membahagiakan lahir dan batin. Dalam hal ini soal yang
bersangkutan dengan kesehatan tidak boleh dilupakan. Kosmetika merupakan produksi
yang dipakai oleh manusia sejak lahir sampai mati. Kebutuhan manusia akan
kosmetika memuncak sejak menjelang dewasa - waktu ingin menarik hati lawan jenis
sampai menjelang menopause - waktu ingin tetap awet muda. Dengan terpenuhinya
kebutuhan sandang-pangan,maka kebutuhan akan pemakaian kosmetika cukup
meningkat.

Kosmetika didefinisikan sebagai sesuatu yang untuk digosokkan, dituangkan


atau disemprotkan pada anggota badan manusia dengan maksud untuk membersihkan,
memelihara, merawat serta bisa mengubah penampilan seseorang menjadi lebih
menarik.Kosmetika merupakan salah satu sediaan farmasi yang tidak termasuk dalam
golongan obat. Produk kosmetika tidak hanya untuk perawatan wajah saja tetapi juga
untuk merawat dan memelihara anggota tubuh yang lain seperti gigi,rambut,kulit
tangan dan kaki serta bagian tubuh yang lain.

Perona pipi atau blush merupakan salah satu kosmetik dekoratif yang
digunakan untuk memberikan warna rona pada pipi dengan sentuhan artistik
sehingga dapat menimbulkan kesan estetika dalam tata rias wajah. Blush merupakan
perona pipi yang dikemas dengan berbagai macam bentuk diantaranya compact,
powder, liquid, cream, batang (stick) dan masih banyak bentuk lainnya.

Pewarna yang digunakan dalam kosmetik biasanya berasal dari pewarna


sintetik dan pewarna alami. Untuk menghindari bahaya penggunaan pewarna
sintetik seperti Rhodamin B, yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, saluran
pernapasan, dan bahkan bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Maka
penggunaan zat pewarna dari alam dalam formulasi blush secara umum dianggap
lebih aman dan lebih diminati masyarakat,
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan kesan segar dalam tata rias wajah.
Blush on (rouge) digunakan dengan tujuan untuk mengoreksi wajah sehingga wajah
tampak lebih cantik, lebih segar dan berdimensi. Blush on memiliki beberapa bentuk
diantaranya cair,cream, padat/ cake dan powder. Blush on tersedia dalam berbagai
pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan juga kecoklatan. (Wasitaatmadja, 2003)

Pemerah pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi
dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tatarias wajah.
Pemerah pipi dapat langsung digunakan dengan cara melekatkan pada kulit pipi, tetapi
lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum atau sesudah
menggunakan bedak. Pemerah pipi mempunyai berbagai corak warna yang beraneka
ragam mulai dari merah jambu hingga merah kecoklatan (Edy1996)

Dalam bidang formulasi kosmetik, zat warna memiliki beberapa spesifikasi


antara lain, certified color additive (pewarna organik), color lake (garam logam tidak
larut), non certified color additive (zat alam), serta zat warna khusus untuk rambut
(tidak termasuk bulu mata). Zat pewarna alam adalah zat warna yang diperoleh dari
alam seperti binatang, mineral-mineral dan tumbuhan baik secara langsung maupun
tidak langsung(Tranggono, 2007).

Zat warna alam mempunyai keunggulan dibandingkan dengan zat warna


sintetis, yaitu intensitas warna yang jauh lebih rendah dari zat warna sintetis, sehingga
pada pemakaian menimbulkan kesan sejuk.Penggunaan zat warna alam lebih dikaitkan
dengan unsur seni, sehingga mempunyai harga jual yang tinggi (Mulyawan , 2003).
Dilihat dari segi keamanan zat warna alam diyakini tidak bersifat
karsinogenik,serta dalam proses produksi dan penggunaannya zat warna alam
merupakan produk yang ramah lingkungan. Zat warna sintetik sering menimbulkan
efek samping karena pada proses pembuatannya digunakan asam sulfat dan asam nitrat
sehingga mengakibatkan sediaan kosmetik terkontaminasi oleh logam berat yang
bersifat racun. (Sutara, 2009)

II. II Data Performulasi

1. Biji Kesumba Keling

Klasifikasi ilmiah

• Kerajaan: Plantae
• Ordo: Malvales
• Famili: Bixaceae
• Genus: Bixa
• Spesies: B. orellana

2. Beeswax

Nama lain : lilin

Pemerian : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, aak sukar larut dalam etanol (95%)
dingin, larut dalam kloroform, dalam eter hangat, dalam minyak
lemak, dan dalam minyak atsiri.

Penggunaan : Stiffening Agent

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya,

3. Isopropyl miristat

Kegunaan : Emolien yang mudah diserap oleh kulit, Penentu konsentrasi.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.


4. BHT (FI IV hal 157 )

Pemerian : Hablur padat, putih, bau khas lemah,

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, gliserin, ppg, asam asam mineral dan
larutan alkali, mudah larut dalam etanol, aseton, benzene dan
paraffin liquid, lebih mudah larut dalam minyak minyak makanan
dan lemak.

Kegunaan : Antioksidan untuk minyak minyak dan lemak.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

5. Tween ( FI ed IV hal 687 )

Pemerian : Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning mudah, bau khas
lemah, rasa pahit dan lemah.

BJ : 1,06 – 1,09

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol, tidak larut dalam
minyak mineral.

Khasiat : Bahan pengemulsi (emulgator)

Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, sejuk dan
kering.

6. Span ( Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6, hal 676)

Pemerian : Cairan kental seperti minyak berwarna kuning.

BJ : 1,01 g/ml

Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air, dan propilenglikol,
tercampur dalam alcohol dan methanol, sedikit larut dalam etil
asetat.

Khasiat : Emulgator, surfaktan non ionic, peningkat kelarutan

Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, dan simpan ditempat yang sejuk dan
kering.
BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan


III.I.I Alat
a. Beker glass

b. Gelas kimia

c. Batang pengaduk

d. Gelas ukur

e. Timbangan analitik

f. Spatel

g. Toples kaca

h. Cawan porselin, dan hot plate

III.I.II. Bahan
a. Biji kesumba keeling

b. Aseton,

c. Beeswax

d. Isopropyl miristat,

e. Tween 80

f. Span 80,

g. Metil paraben,

h. Propil paraben,

i. Gliserin,

j. Propilenglikol,
k. Titanium dioksida,

l. BHT dan

m. Aquadest

Cara kerja
1. Ditimbang semua bahan yang akan digunakan
2. Digabungkan menjadi satu bahan-bahan yang termasuk fase minyak
dan fase air masing-masing kedalam cawan porsen
3. Dipanaskan mortir stamper, serta masing-masing fase dileburkan pada suhu
70ºC hingga melebur sempurna

4. Masukkan fase minyak yang telah melebur sempurna tadi kedalam mortir
panas dan gerus sampai homogen, tambahkan fase air sedikit demi sedikit
sambil digerus sampai homogen hingga terbentuknya krim.

5. Setelah suhu mortir turun, tambahkan titanium dioksida sebagai pigmen


putih dan BHT sebagai antioksidan.

6. Gerus kembali hingga homogen dan tambahkan pigmen dari ekstrak biji
kesumba keling berdasarkan seri konsentrasi

7. Aduk hingga homogen lalu masukan kedalam wadah.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Data Preformulasi

R/ Ekstrak biji kesumba keling 0,5

Beeswax 15

Isopropyl miristat 1

Span 80 1,7

Propil paraben 0,02

Propilenglikol 15

Metil paraben 0,18

Tween 80 4,3

Gliserin 15

Titanium dioksida0,5

BHT 0,10

Aquades 100

IV. II. Data Pengamatan

Organoleptis beraroma khas lilin dan berwarna jingga


kekuningan hingga jingga kecoklatan.
Homogenitas Halus tidak ada butiran kasar
Daya sebar 4-7 cm
pH 4-6
Viskositas Kental
IV III. Pembahasan

Pada praktikum hari ini kita membuat sebuah sediaan Blush on . Fungsi
blush on dalam kosmetik adalah salah satu kosmetik dekoratif yang digunakan
untuk memberikan warna rona pada pipi dengan sentuhan artistik sehingga
dapat menimbulkan kesan estetika dalam tata rias wajah. Fungsi blush on
dalam kosmetika yaitu menambahkan warna dalam make up terutapa dibagian
pipi agar terlihat lebih sempurna.

Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan blush on kali ini


menggunakan pewarna alami, Zat warna alam mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan zat warna sintetis, yaitu intensitas warna yang jauh lebih
rendah dari zat warna sintetis, sehingga pada pemakaian menimbulkan kesan
sejuk. Penggunaan zat warna alam lebih dikaitkan dengan unsur seni, sehingga
mempunyai harga jual yang tinggi karena memiliki tingkat keamanan yang
cukup baik dan terdapat dari bahan alam yang perlu diolah terlebih dahulu
sebelum menjadi pewarna make up blush on. Pada saat menggunakan blush on
perlu dilihat sesuai dengan tone kulit agar manfaat dari blush on lebih efektif
serta lebih cantik jika digunakan,

Untuk evaluasi kali ini meliputi uji Organoleptis, Homogenitas, Daya


sebar, pH dan Viskositas. Pemilihan basis blush on menentukan keseragaman,
kualitas blush on pada saat pembuatan dan penyimpanan. Kualitas blush on
bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan.
BAB V

KESIMPULAN

• Pemerah pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai


pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika
dalam tatarias wajah. Pemerah pipi dapat langsung digunakan dengan
cara melekatkan pada kulit pipi, tetapi lebih baik digunakan setelah
sediaan alas rias, baik sebelum atau sesudah menggunakan bedak.
Pemerah pipi mempunyai berbagai corak warna yang beraneka ragam
mulai dari merah jambu hingga merah kecoklatan

• Pengujian pada praktikum kali ini yaitu uji Organoleptis, Homogenitas,


Daya sebar, pH dan Viskositas..

• Lipstick digunakan untuk mewarnai pipi dengan sentuhan artistik


sehingga dapat meningkatkan kesan segar dalam tata rias wajah
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Retno Iswari Traggono, SpKK, Dra Fatwa Latifah, Apt. Buku Pegangan
Ilmu Pengetahuan Kosmetik. 2007. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Eddy Tano, Dipl, Chem. Eng. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan.
1996
Jakarta. Penerbit Rineka Cipta

Wasitaatmadja.1997.Buku Penuntun Sediaan Kosmetika.UGM


Pers.YogyakarTA

Sutara, Pande Ketut. 2009. Jenis Tumbuhan Sebagai Pewarna Alam pada
Beberapa Perusahan Tenun di Gianyar. Jurnal Bumi Lestari. 9 (2):218

Muliyawan dan Suriana, (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta:


Gramedia.Hlm. 44-47
Komposisi : Hadir dengan tekstur yang
Biji kesumba keeling, creamy dan lembut tanpa
Aseton,Beeswax, Isopropyl membuat iritasi terasa
miristat,Tween 80, Span 80,
Metil paraben,Propil
MIRA kering atau mengumpal
sehingga cocok dipakai
paraben,Gliserin,Propilengli untuk segala kegiatan
kol,Titanium dioksida,BHT, sehari-hari.
Aquadest BLUSH ON
Cara Pakai :
Keluarkan produk sedikit No. Reg : 210121
lalu diaplikasikan ke No.Batch : NA18201101823
bibir secara merata. Exp. Date : Oktober 2024
HET : Rp. 55.000

Simpan ditempat sejuk dan


Diproduksi oleh
kering. Hindari dari paparan
PT ANNISA FARMA
sinar matahari langsung
Bogor - Indonesia

ANNISA

NURUL

066118023

Anda mungkin juga menyukai