Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu.P ada abad ke-19,

pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan

juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru

dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Wall, Jellinek, 1970).Bahkan

sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara

kosmetik dan obat (pharmaceutical) atau yang disebut dengan kosmetik medik.

Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti ketrampilan

menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan

atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia

(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan

mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,

mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau

memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008).

Pembagian tipe penyiapan kosmetik pun beragam, sesuai dengan fungsi dan

tujuan pemakaiannya, seperti; Kosmetik Pembersih, Kosmetik Pelembab dan

Pelindung, serta Kosmetik Dekoratif.Pada makalah ini penulis ingin lebih

mendalami mengenai salah satu bentuk kosmetik dekoratif, yaitu Alas Bedak

atau yang biasa disebut foundation.

1
Alas bedak berfungsi untuk menutupi lapisan permukaan wajah yang tidak

simetris, bekas luka, menutup pori-pori, atau bahkan baru-baru ini alas bedak

yang baik yang memiliki SPF (Sun Protect Filter) berfungsi sebagai pelapis

kedua pada wajah agar wajah terlindungi dari sengatan sinar ultraviolet (UV)

yang dapat merusak pigmen kulit atau bahkan lebih. Alas bedak juga dapat

membantu memperbaiki tekstur bedak agar dapat bekerja lebih tahan lama serta

menempel dengan lebih baik ada permukaan kulit sehingga bedak tidak mudah

luntur dan riasan wajah menjadi berantakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja karakeristik dari alas bedak ?

2. Apa saja komposisi dari alas bedak ?

3. Bagaimana cara pembuatan alas bedak ?

4. Bagaimana cara mendirikan industri kosmetik ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui karakeristik dari alas bedak ?

2. Untuk mengetahui komposisi dari alas bedak ?

3. Untuk mengetahui cara pembuatan alas bedak ?

4. Untuk mengetahui cara mendirikan industri kosmetik ?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kosmetik

Kosmetik berasal dari kata Yunani “Kosmetikos” yang berarti ketrampilan

menghias, mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan POM RI

No. HK.03.1.23.08.11.07517 adalah “Setiap bahan atau sediaan yang dimaksudkan

untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir

dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk

membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau

badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. (Badan POM,

2011)

Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445 / MenKes

/ Permenkes/ 1998 adalah sebagai berikut:“Kosmetik adalah sediaan atau paduan

bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku,

bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan,

menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam

keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati

atau menyembuhkan suatu penyakit.” (Tranggono, Retno Iswari.2007)

Dalam definisi kosmetik diatas, yang dimaksudkan dengan ‘tidak

dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit’ adalah sediaan

tersebut seyogianya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit. Namun bila bahan

3
kosmetik tersebut adalah bahan kimia—meskipun berasal dari alam—dan organ

tubuh yang dikenai (ditempeli) adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetik itu

akan mengakibatkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit tersebut. Tak ada bahan

kimia yang bersifat indeferens (tidak menimbulkan efek apa-apa) jika dikenakan

pada kulit (Lubowe, 1995, Kligman, 1982, Celleno, 1988). (Tranggono, Retno

Iswari.2007)

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk

kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa

percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan

ultraviolet, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara

umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. (Tranggono,

Retno Iswari.2007)

Berdasarkan kegunaannya pada kulit, penggolongan kosmetik dibagi menjadi

sebagai berikut (Tranggono, Retno Iswari.2007) :

1. Kosmetik Riasan (Dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga

menghasilkan penampilan lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis

yang baik, seperti percaya diri.

2. Kosmetik perawatan kulit

Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk

didalamnya:

a. Kosmetik untuk membersihkan kulit, misalnya sabun; cleansing cream;

cleansing milk; penyegar kulit.

4
b. Kosmetik untuk melembabkan kulit, misalnya moisturizing cream; night

cream.

c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream; sunscreen foundation;

sun block cream.

d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit, misalnya scrub cream

yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (

abrasive ).

3. Kosmetik Dekoratif

Sesungguhnya segala jenis kosmetik, mulai dari kosmetik pembersih,

pelembab, pelindung, dekoratif (make-up) sampai pengobatan, mempunyai

tujuan yang sama, yaitu memelihara atau menambahh kecantikan

kulit.(Tranggono, Retno Iswari.2007)

Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-

mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda

atau kelainan pada kulit tertutupi.Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah

kesehatan kulit.Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak merusak atau

sesedikit mungkin merusak kulit.(Tranggono, Retno Iswari.2007)

Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada

kesehatan kulit, sedikit persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah

warna yang menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak

menyebabkan kulit tampak berkilau dan sudah tentu tidak merusak atau

mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya.(Tranggono, Retno

Iswari.2007)

5
a. Pembagian Kosmetik Dekoratif

Kosmetik Dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :

a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan

dan pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstick, pemerah pipi,

eye- shadow dan lain lain.

b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu

lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut,

pengering rambut dan preparat penghilang warna rambut.

Adapun contoh-contoh dari kosmetik dekoratif adalah ;

- Perona pipi - Cat Kuku

- Eye Shadow - Bedak

- Maskara - Krim dasar Bedak

- Pensil Alis - Alas Bedak (Foundation)

- Lipstik - Penutup Garis Keriput

- Kosmetika untuk Rambut

b. Alas Bedak (Foundation Make-Up)

Pemakaian make-up yang baik adalah jika sebelum diolesi bedak,

kulit terlebih dahulu diolesi dengan foundation.Terdapat 4 bentuk

foundation make-up :

1. Anhydrous Foundation make-up

2. Solid make-up cream, o/w type

3. Liquid make-up

4. Pancake make-up

6
1. Anhydrous Foundation Make-Up

Produk ini terdiri dari suatu suspense bahan-bahan dasar powder di

dalam suatu massathixotropik dari campuran lemak/lilin/minyak.

Bentuknya mirip lipstick, lebih lembut dan harus diformulasikan agar hanya

meninggalkan lapisan sangat tipis dan tidak berkilau di permukaan kulit.

Ada dua macam bentuk produk ini:

- Lunak, yang dikemas dalam botol atau tabung.

- Keras, dalam bentuk stick.

Bahan powder terpenting di dalam foundation make up adalah

titanium dioxide, yang umumnya lebih disukai daripada zinc oxide. Sedikit

bahan powder lain juga dimasukkan sebagai tambahan bagi pigmen-pigmen

putih dan pigmen kemerahan (dan mungkin sedikit lakes).

2. Solid Make-Up Creams, o/w type

Dalam prinsipnya, cream ini terdiri dari vanishing cream, yang

dicampur dengan powder. Tapi tidak semua vanishing cream dapat diubah

menjadi make-up cream, karena bahan-bahan powder sering menyebabkan

ketidakstabilan emulsi dengan mengabsorpsi sebagian dari lemak-lemak

atau emulgator atau menutupi permukaan mereka.

7
Berikut contoh formulasi solid make-up creams tipe o/w :

Formula Formula
Nama Bahan Nama Bahan
1 2

Butyl stearate 1,0 Petrolatum 4,0

Stearic acid, triple pressed 12,0 Paraffin oil 3,0

Sorbitan monostearate 2,0 Eutanol G 3,0

Polyoxyethylene sorbitan Glycerol


1,0 20,0
monosteart monostear

Propylene glycol 12,5 Titanium dioxid 2,0

Sorbitol liquid 2,0 Colloidal kaolin 3,0

Lakes dan
Talcum, prime grade 8,0 1,0
Pigment

Titanium dioxide, prime grade 2,0 Perfume q.s

Iron oxide, red 1,0 Aqua destilata 70,0

Perfume 0,5

Preservative q.s

Aqua destilata 58,0

3. Liquid Make-Up

Sejak pertama kali kemunculannya, liquid make-up langsung

memperoleh popularitas yang hebat. Bersama liquid emulsified rouges,

liquid make-up merupakan kosmetik dekoratif yang paling umum dan

mudah digunakan.

8
a. Komposisi

Komposisi liquid make-up agak rumit, antara lain terdiri dari minyak-

minyak (mineral oil, isopropyl myristate, lanolin, propylene glycol, silicone

oil)surfactant yang berfungsi ganda, yaitu sebagai emulgator dan dispersing

agent, pengental (thickening agent, mis. Bentonite), humektan, dan akhirnya

harus mengandung air, pengawet dan parfum.

Sifat-sifat yang diharapkan pemakai liquid make-up antara lain: daya

menutup kulit tidak terlalu kuat tetapi juga tidak terlalu lemah, mewarnai

kulit wajah dengan berbagai rona warna, setelah make-up dibersihkan tidak

ada sisa warna seperti pada lipstick, memiliki sifat pelembab kulit, stabil,

tidak berubah warna walau lama disimpan.

4. Pancake Make-Up

Ini adalah jenis foundation make-up yang menarik.

Penampakkannya sulit dibedakan dari compact powder, tetapi menurut

komposisinya ia adalah suatu dehydrated powder cream. British Patent No.

501.732 (US Patent No. 2.101.843.1937) memberikan komposisi sebagai

berikut :

Nama Bahan Formula 1 Nama Bahan Formula 2

Oils and fats 0,8% Isopropyl myristate 31,5%

Water soluble
Dry powders ( titanium
dispersing agent ( TEA, 1,0 - 23,0% 35,5%
dioxide,talcum,pigment)
glycerol )

9
12,0 –
Pigments and Lakes Ozokerite 17,5%
50,0%

35,0 –
Basic Powder Materials Cetyl alcohol 2,5%
80,0%

Span 80 6,5%

Tween 80 6,5%

Parfum q.s

 Adapun contoh formulasi alas bedak :

Contoh Formulasi Alas Bedak :

1) R/ Stick Foundation Creams :“PADUSI ELOK”

Tiap 14 g mengandung :

- Isopropil miristat 10 %

- Parafin cair encer 20 %

- Cetil ester wax 15 %

- Asam stearat 15 %

- Titanium oksida 2%

- Besi oksida(CI 77492) 1%

- α tokoferol 0,05 %

- Metil paraben 0,1 %

- Propil paraben 0,1 %

- Minyak mawar q.s

- Talk ad 14 gram

10
2) Metode Pembuatan

Adapun metode pembuatan alas bedak sebagai berikut :

a. Bahan-bahan yang larut dalam lemak dilebur menjadi satu terlebih

dahulu dengan pemanasan, seperti paraffin cair, cetil ester, asam

stearate, dan isopropyl miristat (massa 1)

b. Talkum, α tokoferol, metil paraben, propil paraben, titanium oksida dan

besi oksida digerus homogen (massa 2)

c. Dalam lumpang panas dituang massa 2 lalu digerus, kemudian

ditambahkan massa 1 perlahan-lahan sambil di aduk kuat sampai

homogen keseluruhannya.

d. Gerus homogen sampai racikan dingin, di teteskan minyak mawar

secukupnya.

e. Racikan di bentuk stick dalam cetakan.

3) Karakteristik Sediaan

a. diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan sangat tipis dan tidak

berkilau di permukaan kulit.

b. Konsistensi dan warna alas Alas bedak harus dapat menutupi urat nadi

namun juga tidak boleh terlihat jelas (terlalu tebal)

c. Alas bedak harus lembut dan bedak bentuk stick stabil dalam penyimpanan.

d. Alas bedak harus mengandung bahan yang mudah diserap oleh kulit

e. Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan

11
f. Alas bedak harus mengandung bahan yang lebih ringan dari bedak karena

sebagai pelindung kulit sehingga tidak menyumbat pori-pori kulit.

B. Persyaratan Mendirikan Pabrik Kosmetik

a. Dasar Hukum

 Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.4.3870 tentang pedoman

cara pembuatan kosmetik yang baik.

 Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.4.1745 tentang kosmetik.

 Keputusan deputi bidang pengawasan obat tradisional, kosmetik & produk

komlemen No. PO.01.04.42.4082 tentang pedaman tatacara dan penilaian

kosmetik.

 PerMenKes RI No. 236/MenKes/Per/X/1977 tentang perijinan produksi

kosmetika dan alat kesehatan.

 PerMenKes RI No.140/MenKes/Per/III/1991 tentang wajib daftar alat

kesehatan, kosmetika dan perbekalan kesehatan rumah tangga.

KepMenKes RI No. 965/MenKes/SK/XI/1992 tentan cara produksi

kosmetika yangbaik.KepMenKes RI no. 98/MenKes/SK/II/1994 tentang

pengesahan naskah kodeks kosmetika Indonesia Edisi II Volume I sebagai

persyaratan mutu bahan kosmetika yang berlaku di Indonesia.

PerMenKes RI no. 220/MenKes/Per/IX/1976 tentang produksi dan

peredaran kosmetika dan alat kesehatan.

12
b. Tahapan perizinan

Pengajuan Izin Produksi Kosmetika ke DepKes RI up. Dirjen pelayanan

kefarmasian dan alat kesehatan melalui DinKes Propinsi.

Pengajuan ijin edar di Badan POM Jakarta melalui proses notifikasi.

Persiapan untuk pelaksanaan CPKB.

c. Persyaratan Izin Produksi kosmetika

Surat permohonan ijin produksi kosmetika.Peta lokasi pabrik. Denah bangunan

yang sesuai dengan aturan CPKB. Salinan akta pendirian perusahaan yang

disahkan oleh notaris. Surat ijin lain yang dimiliki diluar DepKes misalnya HO,

TDP, TDI, Amdal, SIUP, NPWP, dll Surat perjanjian kerjasama yang disahkan

notaris bagi yang memproduksi berdasarkan lisensi atau kontrak

kerjasama.Macam dan bentuk kosmetika dan alat kesehatan yang akan / telah

di produksi.

Daftar alat produksi dan perlengkapan produksi.

Daftar alat laboratorium yang dimiliki.

Daftar buku perpustakaan yang dimiliki.

Fotokopi ijazah, sertifikat kursus estetika yang dimiliki oleh penanggung jawab

produksi serta surat kesanggupan sebagai penanggungjawab produksi. Jumlah

dan jenis tenaga kerja dan klasifikasi pendidikannya.

Konstruksi bangunan, di terangkan mengenai bahan yang dipakai.

Keterangan lain dari perusahaan jika dianggap perlu untuk pertimbangan dalam

pemberian ijin.

13
d. Pengajuan Ijin Edar.

Melalui proses notifikasi di Badan POM. Fotokopi surat keterangan fasilitas

produksi / Izin produksi kosmetika. Fotokopi TDI (tanda daftar industri)

Mengisi formulir untuk keperluan notifikasi. Membawa CD kosong untuk diisi

program data base kelengkapan produksi. Membuat deklarasi yang

ditandatangani diatas materai Rp. 6000.

e. CPKB

Dasar hukum keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.4.3870 dan

keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.4.1745. Jiwa dan semangat :

“Agreement of Asean Harmonize of Cosmetic Regulations” Latar belakang:

CPKB merupakan salah satu faktor penting untuk menghasilkan produk

kosmetika yang memenuhi standart mutu dan keamanan.

f. Aspek CPKB

Personalia

Bangunan dan fasilitas

Peralatan

Sanitasi & Higiene

Produksi

Pengawasan mutu

Dokumentasi

Audit internal

14
Penyimpanan

Kontrak produksi & pengujian. Penanganan keluhan & penarikan produk

C. Tahap pembuatan kosmetik

Dalam pembuatan kosmetik, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan

adalah karakteristik, karena karakteristik dapat mempengaruhi suatu sediaan

dari kosmetik. Adapun karakteristik kosmetik meliputi:

1. Formulasi kosmetik yang hanya meninggalkan lapisan sangat tipis dan tidak

berkilau di permukaan kulit.

2. Konsistensi dan warna alas Alas bedak harus dapat menutupi urat nadi

namun juga tidak boleh terlihat jelas (terlalu tebal). Beberapa karakteristik

alas bedak adalah sebagai berikut:

a. Alas bedak harus lembut dan bedak bentuk stick stabil dalam

penyimpanan,

b. Alas bedak harus mengandung bahan yang mudah diserap oleh kulit,

c. Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan,

d. Alas bedak harus mengandung bahan yang lebih ringan dari bedak

karena sebagai pelindung kulit sehingga tidak menyumbat pori-pori

kulit.

Faktor lain yang mempengaruhi karakteristik kosmetik adalah faktor jenis kulit dan

sensitifitasnya, jenis kulit yang berbeda-beda misalnya kulit normal, kering,

berminyak atau bahkan kombinasi ketiga-nya akan membutuhkan jenis kosmetik

yang berbeda pula tergantung dari jenis kulit di atas. Selain jenis kulit, faktor

15
sensitifitas kulit pun berbeda-beda tergantung dari penyebabnya misalnya ada yang

disebabkan faktor alergi, faktor iklim dan cuaca, faktor lingkungan, dan faktor

genetik.

Oleh karena itu pemilihan alas bedak yang tepat tergantung dari kecermatan

dan ketelitian kita dalam menyesuaikannya dengan beberapa faktor di atas. Karena

kualitas dan harga yang mahal tidak selamanya sesuai dengan jenis kulit manusia.

Kesesuaian tersebut akan didapat apabila setiap individu sudah mengenal dan

mengetahui karakteristik akan kulitnya sendiri.

Selain daripada itu ada faktor lain yang penting untuk diperhatikan, yaitu

Faktor Iklim dan Cuaca. Faktor iklim dan cuaca juga dapat menjadi permasalahan

yang mempengaruhi kurang optimalnya cara kerja alas bedak. Alas bedak yang di

rancang khusus bagi individu di negara beriklim dingin (salju) tidak akan cocok

jika digunakan pula bagi individu di negara beriklim tropis, karena alas bedak akan

mudah luntur oleh sinar matahari dan menjadikan cara kerja alas bedak tersebut

tidak optimal, dan begitu pun sebaliknya.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Zat aktif yang digunakan dalam sediaan Titanium oksida yang berfungsi

sebagai tabir surya. Titanium oksida yang diformulasikan dalam bentuk alas bedak

diharapkan dapat menghasilkan efek sebagai tabir surya, sekaligus menutupi

kekurangan pada wajah, dengan penambahan besi oksida sebagai pigmen dan talk

untuk memberikan efek menutupi.

Pemilihan sediaan alas bedak berbentuk krim stick, dikarenakan sediaan

stick jauh lebih praktis baik dalam hal penggunaan & perjalanan dibanding sediaan

yang teksturnya lebih cair.

Penambahan α tokoferol sebagai antioksidant akan mengurangi bau tengik

yang berasal dari minyak mineral seperti paraffin cair, hingga sediaan alas bedak

akan selalu terasa segar.

17
DAFTAR PUSTAKA

Tranggono, Retno Iswari dan Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu

Pengetahuan Kosmetik.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Wasiatmadja SM. 2001. Pengantar Cosmeceuticals, Seminar Cosmeceuticals.

Jakarta. Semiloka Cosmeceuticals.

Mitsui T. 1997. Cosmetics and Skin, New Cosmetic Science. Amsterdam.

Elsevier.

Badan POM, 2011. Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik Yang Baik. Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai