IYUT PRASTIWI
PO. 71.4.251.16.1.026
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ida Adhayanti, S.Si, M.Sc, Apt Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes, Apt.
NIP. 198408292008012005 NIP. 196502241992031002
KATA PENGANTAR
Terima kasih yang tak terhingga untuk orang tua tercinta, Ayahanda dan
Ibunda, semoga Allah SWT senantiasa memelihara keduanya. Terima kasih atas
segala doa, cinta, kasih sayang, dan dukungan baik moril maupun materil yang
diberikan selama penulis menempuh pendidikan, juga terima kasih kepada
saudara-saudaraku dan seluruh keluargaku atas dukungannya.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, peoposal skripsi ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terutama kepada Ibu Santi
Sinala, S.Si, M.Si, Apt selaku pembimbing pertama dan Bapak Tajuddin
Abdullah ST, M.Kes selaku pembimbing kedua, yang telah meluangkan waktu,
pikiran, perhatian, motivasi, dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama
proses penyusun Proposal dan penyelesaian tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr.Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar yang telah memberikan kesempatan mengikuti
pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.
2. Bapak Drs. H.Ismail Ibrahim, M.Kes., Apt.Selaku Ketua Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar atas kesempatan yang diberikan
untuk menjadi mahasiswa Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Makassar.
3. Ibu Ida Adhayanti, S.Si, M.Sc, Apt. selaku Ketua Program Studi DIV yang
telah mengelola program studi di Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar.
4. Bapak Ibu Dosen serta Para Laboran yang telah membantu memberikan
motivasi dan arahan selama mengikuti pendidikan.
5. Staf Tata Usaha yang telah banyak membantu mulai dari administrasi
pendidikan sampai penyelesaian tugas akhir.
6. Kepada seluruh teman seperjuanganku “DIV Farmasi” Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar yang telah menggoreskan
kenangan suka maupun duka selama menjalani pendidikan bersama.
Dan untuk semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu,
terimakasih telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugasakhirini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Penulis menyadari bahwa dengan
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang demikian, sehingga dalam
penulisanProposal ini tentu masih banyak kekurangan baik dari segi kedalaman
materi maupun tata bahasa. Oleh sebab itu, Penulis berharap adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan Proposal ini. Semoga
Proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 28 November2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL...............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Kelarutan Trietanolamin 12
2.2 Kelarutan Gliserin 13
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Skema Kerja 22
BAB I
PENDAHULUAN
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19
pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian. Perkembangan ilmu
kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20
(Primawati.F, 2016). Kosmetik digunakan untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa. Berdasarkan kegunaan pada kulit,
kosmetik terbagi menjadi kosmetik perawatan kulit dan kosmetik riasan
(Fahmi.N, 2014). Salah satu jenis sediaan kosmetik yang sering digunakan
adalah sediaan maskara.
Sediaan maskara adalah sediaan riasan pada mata yang ditujukan untuk
mempercantik penampilan bentuk mata dengan cara mengoleskan pada bulu
mata (Ditjen POM, 1985). Maskara digunakan untuk memanjangkan dan
menebalkan bulu mata agar mendapatkan tampilan yang menarik. Maskara
banyak diandalkan para wanita untuk menghidupkan atau memperindah mata
mereka. Dengan menggunakan maskara, bulu mata asli akan lebih tampak ke
permukaan hingga dapat terlihat jelas dan lentik, bervolume, dan tentunya
mata pun indah dipandang (Nashriyyah.D, 2016). Biasanya kandungan
sediaan maskara adalah adalah karbon aktif yang mempunyai konsistensi
serbuk hitam.
Salah satu bahan alam yang telah lama digunakan masyarakat untuk
penyubur rambut adalah kemiri. Sebagai kosmetika tradisional, biji kemiri
telah lama digunakan dan diwariskan secara turun-temurun sebagai
penghitam dan penumbuh rambut (Listiyani, 2015). Biasanya kemiri
dimanfaatkan dengan cara disangrai lalu diserbukan. Menurut penelitian yang
dihasilkan oleh Leliqia (2003), Endosperm biji kemiri mengandung senyawa
flavonoid, alkaloid dan asam lemak. Senyawa-senyawa tersebut berfungsi
merangsang pertumbuhan rambut dengan bersifat sebagai vasodilator, serta
merangsang produksi hormon yang bertanggung jawab pada pertumbuhan
rambut (Rahadian, 2012).
Ulfah (2003) dalam penelitiannya melaporkan bahwa ekstrak etanolik
70% biji kemiri dengan konsentrasi 5% memiliki kemampuan untuk
merangsang pertumbuhan rambut pada kelinci jantan galur lokal. Dari
skrining fitokimia yang dilakukan, dilaporkan bahwa kandungan utamanya
adalah fenol, flavonoid, dan alkaloid. Flavonoid dan fenol diduga sebagai
senyawa yang bertanggung jawab sebagai penumbuh rambut (Prasojo dkk,
2012).
Hasil uji laboratorium di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri
Surabaya, ekstraksi minyak biji kemiri (Aleurites Moluccana L. Willd)
dengan metode maserasi mempunyai kandungan trigliserida sebesar 94,83%;
asam lemak 3,05%; triterpenoid 1,08%; dan protein 1,03%. Trigliserida
dalam bahan kosmetik dibutuhkan sebagai emollient (pelembut) dan sebagai
thickening agent (pengental) yang dapat mempengaruhi hasil jadi bentuk dan
tekstur kosmetik (Michalun & Dinardo, 2014). Kandungan asam lemak pada
minyak kemiri dapat memicu pertumbuhan rambut (Sari & Wibowo, 2016).
Triterpenoid yaitu asam ursolat yang mempunyai aktivitas anti-inflamasi,
anti-iritasi, dan antimikroba (Yuliani dkk, 2016). Kandungan protein yang
terdapat pada minyak kemiri adalah asam amino esensial yang dapat menjaga
kekuatan akar rambut (Hotindra.S, 2016).
Umumnya pengolahan biji kemiri masih banyak digunakan sebagai
bumbu dapur dan biasanya diolah menjadi minyak rambut. Namun jika
melihat potensi dan aktifitas yang dimiliki pada biji kemiri, tanaman ini bisa
di kembangkan dengan memanfaatkan kandungan pada biji kemiri sebagai
penyubur dan bisa diolah sebagai pewarna dengan membakar biji kemiri
hingga berwarna hitam seperti karbon sehingga berpotensi untuk
diformulasikan dalam sediaan maskara.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Formulasi Dan Karakteristik Sediaan Maskara Biji Kemiri
(Aleurites moluccana (L) Willd)
I.2 Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
c. Isopropyl Miristat
Isopropyl Miristat digunakan sebagai emulient. Jernih, tidak
berwarna, cairan tidak berbau, memiliki viskositas yang rendah
5°C. Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), etil asetata,
lemak, asam lemak, minyka, cairan hidrokarbon, toluene, dan
wax. Tidak larut dalama gliserin, glikol, dan air. (Nashriyyah.D,
2016).
d. Glyceril monostearat
Glyceril monostearat digunakan sebagai Emollient,
emulsifying agent, solubilizing agent, stabilizing agent. Berwarna
putih hingga krem, seperti lilin padat dalam bentuk manik-manik,
serpih, atau bubuk. Hal ini lilin dengan sentuhan dan memiliki
bau lemak sedikit dan rasa. Larut dalam alcohol panas, eter,
kloroform, aseton panas, minyak mineral, dan minyak. Parktis
tidak larut dalam air, tapi mudah terdispersi dalam air dengan
penambahan sabun ataupun surfaktan. (Nashriyyah.D, 2016).
e. Glycerin
Glycerin digunakan sebagai cosolvent, emollient. Jernih,
tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopik, rasa
manis. (Nashriyyah.D, 2016).
Tabel 2.2 Kelarutan gliserin
Solvent Solubility at 20℃
Acetone Slightly soluble
Benzene Practically insoluble
Chloroform Practically insoluble
Ethanol (95%) Soluble
Ether 1 in 500
Ethyl acetate 1 in 11
Methanol Soluble
Oils Practically insoluble
Water Soluble
BAB III
METODE PENELITIAN
2) Uji Viskositas
Viskositas sediaan dapat diukur degan menggunakan Brookfield
viscometer (Ansel, 1989). Dilakukan dengan cara sejumlah sediaan
dimasukkan ke dalam wadah. Spindle No. 64 dipasang pada
tempatnya, kemudian diturunkan ke dalam sediaan hingga tanda
batas. Atur jarum penunjuk skala menunjukkan angka nol, motor
dinyalakan dengan speed 12 dan spindle dibiarkan berputar. Setelah
jarum penunjuk skala menunjukkan angka yang tetap maka
pengukuran dinyatakan selesai. Pengukuran diulangi sebanyak tiga
kali untuk masing-masing formula sediaan. Viskositas diperoleh
dengan mengalikan angka yang terbaca pada skala dengan nilai
faktor 500.
5. Pengujian Sediaan Maskara
a. Uji pelekatan produk pada bulu mata
Berat bulu mata sebelum diaplikasikan sediaan dicatat. Kemudian,
sediaan dioleskan pada bulu mata sebanyak 6 kali pengolesan,
selanjutnya, bulu mata tersebut dibiarkan kering, kemudian ditimbang.
Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan untuk masing-masing
formula (Primawati,F, 2016).
b. Tack test (analisis waktu pengeringan produk)
Sejumlah kecil sediaan ditempatkan di kaca arloji dan diratakan
menggunakan batang aplikator. Daerah yang dibuat ditempelkan jari
telunjuk setiap 10 detik. Titik tack diacak dan jari telunjuk dibersihkan
setiap setelah melakukan tack test. Setelah tidak ada produk yang
terhapus oleh jari, produk tersebut dianggap kering dan dicatat waktunya
(Primawati,F, 2016).
c. Uji Kesukaan (Hedonic test)
Uji kesukaan atau hedonic test dilakukan untuk mengetahui kesukaan
panelis terhadap sediaan yang dibuat. Uji kesukaan ini dilakukan secara
visual terhadap 10 orang panelis. Uji kesukaan atau hedonic test
merupakan salah satu uji penerimaan yang menyangkut penilaian
seseorang terhadap kesukaan dan ketidaksukaan suatu produk
(Purnamawati, 2006). Setiap panelis diminta untuk menilai secara visual
sediaan maskara yang dibuat. Kemudian panelis menuliskan SS bila
sangat suka (5), S bila suka (4), CS bila cukup suka (3), KS bila kurang
suka (2), TS bila tidak suka (1). Parameter pengamatan pada uji kesukaan
adalah aroma, bentuk (konsistensi), dan warna. Percobaan dilakukan
pada 10 orang panelis dengan cara setiap panelis memberikan penilaian
terhadap masing-masing formula berdasarkan parameter tersebut.
Kemudian dihitung nilai kesukaan terhadap masing-masing sediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Desi, Lia. (2017). Pengaruh Massa Kemiri Terhadap Volume Dan Karakterisasi
Minyak Kemiri Hasil Pengolahan Tradisional Sebagai Bahan Dasar
Biofuel. Program Studi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta,
9-10.
Hotindra, Sanggam. (2016). Formulasi dan Uji Aktivitas Pomade dari Minyak
Kemiri (Aleurites Moluccana (L.) Willd). Jurnal Farmasi Universitas
Pancasila: 45.
Listiyani, Vivi. (2015). Uji Aktivitas Sub Fraksi Heksan Minyak Kemiri (Aleutitas
moluccana) Terhadap Pertumbuhan Rambut Kelinci Putih Jantan Dan
Identifikasi Kandungan Utamnya. Universitas Gadja Mada, Yogyakarta,
2-3.
Martawijaya, A., I.K.Sujana., Y.I. Mandang, S. Amang., P.K. Kadir. (1989). Atlas
Kayu Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,
Bogor, 6-23.
Michalun, M. Varinia., and DiNardo, Joseph C. (2014). Skin Care and Cosmetic
Ingredients Dictionary. New York: Cengage Learning.
Nathasya, P. (2008). Sintesis Metil Ester (Biodiesel) dari Minyak Biji Kemiri
(Alurites moluccana) Hasil Ekstraksi melalui Metode
Ultrasonokimia.Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Departemen Kimia,Universitas Indonesia, 6-10.
Prasojo, S. P. A., Mulyani, S., & Mufrod. (2012). Pengaruh Lama Penyimpanan
Terhadap Stabilitas Fisik dan Kimia Lotion Penumbuh Rambut Ekstrak Biji
Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.). Fakultas Farmasi, Universitas
Gadjah Mada, Indonesia, 17(1), 1–7.
Sari, D. K., & Wibowo, A. (2016). Perawatan Herbal pada Rambut Rontok
Herbal Treatment for Hair Loss. Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung, 5, 129–134.
Ulfah, Tsatyana, S. S. (2018). Pengaruh Perbandingan Minyak dan Ampas Biji
Kemiri (Aleurites Moluccana L . Willd) terhadap Hasil jadi Kosmetik
Eyebrow Pomade. E-Journal Fakultas Teknik Universitas Surabaya, 07,
60–67.
Yuliani., Sri Hartati., Rahmadani, Yuni., dan Istyastono, Enade P. (2016). Uji
Iritasi Sediaan Gel Penyembuh Luka Ekstrak Etanol Daun Binahong
Menggunakan Slug Irritation Test.Vol 14. (2). Hal. 135-140.
Lampiran 1
SKEMA KERJA
Biji Kemiri
Dicampurkan hingga
terbentuk dasar
Maskara yang
Trietanolamin stearate + homogen
Glycerin + Aquades