Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH KOSMETOLOGI

“KOSMETIKA UNTUK EYE MAKE UP”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat ujian akhir semester mata kuliah kosmetologi

Dosen Pengampu : Nurul Akhatik., Dra.M.Si.

Di susun Oleh :
Afifah Abid Hanun (18330053)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan penulis
untuk menyelesaikan makalah dengan topik “Kosmetik Untuk Eye Make Up” dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas syarat Ujian Akhir Semester pada mata kuliah
Kosmetologi di Institut Sains dan Teknologi Nasional. Selain itu, penulis berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Akhatik., Dra.M.Si. selaku dosen mata
kuliah Kosmetologi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 22 Januari 2021

Penulis

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................i

Daftar Isi .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2

1.3 Tujuan ............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................

2.1 Definisi Kosmetika ........................................................................................3

2.2 Anatomi Dan Fisiologi Mata ........................................................................7

2.3 Fungsi Dan Mekanisme Kerja Kosmetika Mata ...........................................15

2.4 Teori Tentang Bentuk Sediaan Dasar Kosmetika Mata .................................22

2.5 Komponen Utama Formula Umum Sediaan Kosmetika Mata ......................24

2.6 Ketidakstabilan Sediaan Dan Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas ...........31

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................

3.1 Contoh Sediaan Kosmetika Mata Yang Beredar Di Pasaran .........................36

3.2 Komposisi Sediaan.........................................................................................40

3.3 Proses Pembuatan ..........................................................................................40

3.4 Uji Mutu Sediaannya Meliputi Uji Kualitas, Uji Keamanan, Uji Efikasi, Uji Stabilitas

Dipercepat ......................................................................................................41

BAB III PENUTUP ............................................................................................

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menggunakan make up atau kosmetik adalah kegiatan mengubah penampilan dari
bentuk asli sebenernya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah make up lebih
sering ditunjukkan pada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenernya seluruh tubuh
bisa dirias.

Make up bertujuan untuk mengubah penampilan wajah yang dinilai kurang


sempurna. Hal ini banyak digunakan untuk tata rias ketika menghadiri suatu acara, syuting,
photoshoot, dan kegiatan mengasah keterampilan dalam bidang make up karena mereka
memiliki hobi untuk merias wajah.

Kosmetik telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Di Mesir 3500 tahun sebelum
maseh (SM) telah digunakan bahan-bahan untuk kecantikan, berupa minyak hewan dan
tumbuh-tumbuhan, rempah-rempah, madu, susu, dan lain-lain. Menurut PERMENKES RI
No.220/Menkes/Per/IX/76 definisi kosmetika diartikan sebagai bahan atau campuran
untuk digosokan, dilekatkan, dituangkan, dipercikan atau disemprotkan pada bahan/bagian
tubuh manusia dengan maksud untuk memelihara, menambah daya tarik, atau merubah
rupa dan tidak termasuk kedalam obat.

Kosmetik dekoratif fungsi utamanya hanya untuk mempercantik dan memperindah


diri. Pewarna merupakan komponen utama dalam setiap formulasi kosmetik dekoratif.
Tujuan kosmetik dekoratif yaitu untuk memperbaiki penampilan, memberikan rona,
meratakan warna kulit, menyembunyikan ketidaksempurnaan, dan fungsi protektif. Tipe
formulasi kosmetik dekoratif berupa sspensi, cair, dan anhydrous. (Barel,et al, 2001).

Kosmetika mata adalah bentuk sediaan kosmetik yang khusus diformulasikan pada
daerah mata hingga sekitaran mata. Dimana diharapkan ada indikasi khusus ditiap
formulasi bentuk kosmetika mata tersebut. Misalnya untuk efek pencerahan lingkaran
gelap yang terjadipada area sekitar mata, pemberi kelembapan dan kesegaran pada mata,
serta merias mata hingga menampilkan garis mata yang lebih rapih dan cantik. Kosmetika
mata yang saat ini banyak dijumpai pada dunia pasar berupapensil, stick, bubuk kompak
dan bentuk pasta. Kosmetik untuk mata contoh produknya seperti Eyeshadow, Eyeliner,
Maskara, pensil alis, bulu mata dan make up remover.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 1


1. Apa yang dimaksud kosmetika?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi mata?
3. Bagaimana fungsi dan mekanisme kerja dari kosmetika untuk mata?
4. Bagaimana bentuk sediaan dasar dari kosmetik untuk mata?
5. Apa saja komponen utama formula umum sediaan kosmetika untuk mata?
6. Apa yang membuat ketidakstabilan pada sediaan dan faktor apa saja yang
mempengaruhi stabilitas kosmetika untuk mata?
7. Apa saja contoh sediaan kosmetika untuk yang beredar di pasaran?
8. Bagaimana komposisi dari sediaan kosmetika untuk mata yang beredar dipasaran?
9. Bagaimana proses pembuatan dari sediaan kosmetika untuk mata yang beredar
dipasaran?
10. Bagaimana uji mutu sediaan dari sediaan kosmetika untuk mata yang beredar
dipasaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk Memahami Definisi Kosmetika
2. Untuk Memahami Anatomi dan Fisiologi Mata
3. Untuk Memahami Fungsi Dan Mekanisme Kerja Kosmetika Mata
4. Untuk Memahami Macam – Macam Bentuk Sediaan Dasar Kosmetika Mata
5. Untuk Memahami Komponen Utama Formula Sediaan Kosmetika Mata
6. Untuk Memahami Ketidakstabilan dan Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas
Sediaan Kosmetika Mata
7. Untuk Memahami Uji Mutu Sediaan (Kualitas, Keamanan, Stabilitas) Sediaan Eye
Make Up
8. Untuk Memahami Komposisi dari Sediaan Eye Make Up yang Beredar Dipasaran
9. Untuk Memahami Proses Pembuatan dari Sediaan Kosmetika Untuk Mata yang
Beredar Dipasaran
10. Untuk Memahami Uji Mutu Sediaan dari Sediaan Kosmetika Untuk Mata yang
Beredar Dipasaran

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kosmetika
Definisi kosmetika menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1175/MENKES/PER/VIII/2010, tentang Izin Produksi Kosmetika, kosmetika adalah
bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan
atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik
(Permenkes, 2010).

Kosmetika sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani “ kosmetikos “ yang


berarti keterampilan menghias, mengatur, namun pada perkembangannya istilah kosmetik
telah dipakai oleh banyak kalangan dan profesi yang berbeda, sehingga pengertian
kosmetik menjadi begitu luas dan tidak jelas, istilah kosmetologi telah dipakai sejak tahun
1940 di Inggris, Perancis, Jerman. Istilah ini tidak sama bagi tiap profesi yang
menggunakannya.

Pada tahun 1970 oleh Jellinek, kosmetologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari hukum-hukum fisika, Biologi, maupun mikrobiologi tentang
pembuatan, penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi) kosmetik, Selanjutnya di tahun 1997
Mitsui menyebut kosmetologi sebagai ilmu kosmetik yang baru, yang lebih mendalam dan
menyeluruh.
Dari mulai abad ke 19, kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu kosmetik tidak
hanya untuk kecantikan saja, melainkan juga untuk kesehatan, Perkembangan ilmu
kosmetik serta industri secara besar-besaran baru dimulai pada abad ke-20 ( Wall, Jellinek,
1970 ). Kosmetik menjadi sebuah alat usaha, bahkan sekarang dengan kemajuan teknologi
, kosmetik menjadi sebuah perpaduan antara kosmetik dan obat ( Pharmaceutical ), atau
yang sering desebut kosmetik medis (cosmeticals).
Sejak 40 tahun terakhir, industri kosmetik semakin meningkat , Industri kimia
memberi banyak bahan dasar dan bahan aktif kosmetik, Kualitas dan kuantitas bahan
biologis untuk digunakan pada kulit terus meningkat, banyak para dokter yang terjun
langsung dan meningkatkan perhatian terhadap ilmu kecantikan kulit
(cosmetodermatology), serta membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan
para ahli kosmetik dan ahli kecantikan. Misalnya dalam hal pengetesan bahan baku atau
bahan jadi, dan penyusunan formula berdasarkan konsepsi dermatologi atau kesehatan.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 3


2.1.1 Penggolongan Kosmetika
A. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi menjadi 13 preparat yaitu :
1. Preparat yang digunakan untuk bayi, misalnya bedak bayi, minyak bayi, parfum
bayi dan lain-lain.
2. Preparat yang digunakan untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule dan
lain-lain.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shayow, pensil alis dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water dan lain-lain.
5. Preparat untuk rambut, misalnya hair spray, cat rambut dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut dan lain-lain.
7. Preparat make up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, blush on dan lain-lain.
8. Preparat untuk menjaga kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes dan
lain-lain.
9. Prepaat pewarnaan kulit, misalnya pembersih, pelembab, dan lainlain.
10. Preparat untuk kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku dan lain-lain.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, cream dan
lain-lain.
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan suncreen, misalnya suncreen foundation, dan lain-lain
B. Penggolongan kosmetika menurut kegunaannya bagi kulit tubuh :
1. Kosmetika perawatan kulit (skin care cosmetics)
Kosmetika jenis ini diperlukan untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit.
Termasuk di dalamnya :
a. Kosmetika untuk membersihkan kulit (cleanser) seperti sabun wajah, cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (fresh toner).
b. Kosmetika untuk melembabkan kulit (moisturizer) seperti moisturizer cream,
night cream, anti wrinkle cream.
c. Kosmetika untuk pelindung kulit seperti sunscreen cream, sunscreen
foundation, dan sunblock lotion.
d. Kosmetika untuk menipiskan kulit atau menghilangkan bekas jerawat (peeling)
seperti scrub cream yang berisi butiranbutiran halus yang berfungsi sebagai
pengamplas.
2. Kosmetika riasan (dekoratif atau make up)

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 4


Kosmetika jenis ini di perlukan untuk merias dan menutupi cacat pada kulit
sehingga penampilan menjadi lebih cantik dan menarik serta menimbulkan efek
psikologis yang baik, seperti percaya diri. Kosmetika dekoratif dikategorikan
menjadi dua golongan, meliputi :
a) Kosmetika dekoratif yang hanya memberikan efek pada permukaan dan
pemakaian sebentar, seperti : lipstik, bedak, pemerah pipi (blush on), eye-
shadow dan lain-lain.
b) Kosmetika dekoratif yang memberikan efek mendalam dan biasanya
membutuhkan waktu lama untuk luntur, seperti kosmetika pemutih kulit, cat
rambut dan lain-lain (Tranggono, 2007)
3. Kosmetika Menurut Sifat dan Cara Pembuatannya
Menurut Tranggono (dalam Suhartini, dkk., 2013), sifat dan cara pembuatannya
kosmetik dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a) Kosmetik modern, yaitu kosmetik yang diramu dari bahan kimia dan diolah
secara modern.
b) Kosmetik tradisional, kosmetik yang diramu dari bahan-bahan tradisional dan
diolah secara tradisional.
2.1.2 Persyaratan Memproduksi dan Mengedarkan Kosmetika
Memproduksi dan mengedarkan kosmetika produsen harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut (BPOM, 2015):
1. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan
lain yang ditetapkan.
2. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetika yang baik.
3. Terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
2.1.3 Bahan Kosmetika
Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.1745 tahun 2003,
bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan yaitu bahan yang diizinkan digunakan
dalam kosmetik dengan pembatasan dan persyaratan penggunaan sesuai dengan yang
ditetapkan, zat warna yang diizinkan digunakan dalam kosmetik sesuai dengan yang
ditetapkan, zat pengawet yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan persyaratan
penggunaan dan kadar maksimum yang diperbolehkan dalam produk akhir sesuai dengan
yang ditetapkan, bahan tabir surya yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan
persyaratan kadar maksimum dan persyaratan lainnya sesuai dengan yang ditetapkan.
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM RI No. 18 Tahun 2015 tentang
Persyaratan Teknis Bahan Kosmetik, penambahan bahan berbahaya dilarang dalam

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 5


pembuatan kosmetika karena bersiko menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, antara lain
:
1. Merkuri. Bahan ini banyak disalahgunakan pada produk pemutih atau pencerah kulit.
Merkuri bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan teratogenik (mengakibatkan
cacat pada janin).
2. Asam Retinoat. Bahan ini banyak disalahgunakan pada produk pengelupas kulit
kimiawi (peeling) dan bersifat teratogenik.
3. Hidrokinon. Bahan ini banyak disalahgunakan pada produk pemutih atau pencerah kulit.
Selain dapat mengakibatkan iritasi pada kulit, hidrokinon dapat menimbulkan
ochronosis (kulit berwarna kehitaman) yang mulai terlihat setelah 6 bulan penggunaan
dan kemungkinan bersifat irreversible (tidak dapat dipulihkan).
4. Bahan pewarna Merah K3 dan Merah K10, bahan ini banyak disalagunakan pada
lipstick atau produk dekoratif lain (pemulas kelopak mata dan perona pipi) kedua zat
warna ini bersifat karsinogenik.
2.1.4 Kosmetika Mata
Mata merupakan organ tubuh yang sering dinilai keindahannya dalam
penampilanseseorang. Estetika dari mata sering menjadi bahan ucapan, tulisan, atau
lukisan baik dalam segi cinta, novel, puisi, atau lukisan wanita cantik jelita. Rias mata
merupakan halyang tidak dapat dilupakan begitu saja apabila seseorang ingin
berpenampilan lebih, tentu dengan selalu mempertimbangkan kondisi, keperluan, dan
tujuan yang ingin dicapai. Ada 3 bagian mata yang perlu dirias, yaitu kelopak mata (eye
lid), bulu mata (eye lash), danalis mata (eye brow).

Kosmetika mata adalah bentuk sediaan kosmetik yang khusus diformulasikan pada
daerah mata hingga sekitaran mata. Dimana diharapkan ada indikasi khusus ditiap
formulasi bentuk kosmetika mata tersebut. Misalnya untuk efek pencerahan lingkaran
gelap yang terjadipada area sekitar mata, pemberi kelembapan dan kesegaran pada mata,
serta merias mata hingga menampilkan garis mata yang lebih rapih dan cantik. Kosmetika
mata yang saat ini banyak dijumpai pada dunia pasar berupapensil, stick, bubuk kompak
dan bentuk pasta. Kosmetik untuk mata contoh produknya seperti Eyeshadow, Eyeliner,
Maskara, pensil alis, bulu mata dan make up remover.

Make up mata merupakan salah satu kosmetik yang tertua dan paling
banyak digunakan. Banyak tipe dari make up ini yang digunakan untuk memperindah pen
ampilan dari mata.
Berdasarkan fungsinya, make up mata dibagi menjadi 3 yaitu:

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 6


1. Memperbaiki penampilan bulu mata.
2. Mewarnai alis mata dan areal orbinal mata.
3. Meningkatkan kelembapan daerah sekitar mata atau untuk membersihkan makeup
mata.
Syarat make up mata antara lain:
1. Non toksik, non irritant
2. Mudah digunakan, dapat menempel dengan baik.
3. Mudah dibersihkan tapi tidak dengan air, supaya kalau terkena keringat tidak luntur

2.2 Anatomi dan Fisiologi Mata


Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya
terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.
Mata memiliki sifat yang selalu mempunyai mekanisme perlindungan yang berkontribusi
terhadap eliminasi segera apabila terdapat partikel debu, insek, benda asing, ataupun
formulasi sediaan yang bersinggungan dengan kata. Mekanisme inilah yang menyebabkan
obat sukar berkontak lama dengan mata. Dalam pembuatan sediaan untuk mata ada
beberapa kesulitan yang muncul ataupun yang perlu diperhatikan dalam formulasinya,
yaitu faktor anatomi dan fisiologi mata, penghantaran obat ke bagian internal mata,
penilaian kinerja formulasi oftalmik, eksipien yang digunakan dalam formulasi, dan
pertimbangan formulasi lain
Mata merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh manusia. Mata dapat
dibedakan menjadi tiga lapisan. Lapisan terluar adalah kornea dan sklera yang masing-
masing mempunyai fungsi yang berbeda. Kornea berfungsi sebagai pelindung mata dari
infeksi dan kerusakan struktural serta membiaskan cahaya ke lensa dan retina. Sklera
merupakan mantel atau pelindung mata agar tetap mempertahankan bentuknya saat ada
tekanan dari internal maupun eksternal. Sklera tertutup oleh selaput transparan yang
disebut dengan konjungtiva. Kornea dan sklera dihubungkan oleh limbus. (Willoughby CE,
2010).
Lapisan kedua terdiri dari iris, badan siliar dan koroid. Iris berfungsi dalam
pengaturan akomodasi pupil agar cahaya yang masuk dapat tersampaikan ke retina dengan
baik. Badan siliar berfungsi dalam memproduksi aqueous humor dan terletak antara iris
dan koroid (Borges, AS, 2013). Koroid berfungsi dalam memasok oksigen dan nutrisi ke
bagian luar dan dalam retina. Fungsi lain dari koroid adalah menyerap cahaya,
termoregulasi dengan menghilangkan panas dari mata, dan juga mengatur tekanan
intraokuler dengan mengontrol vasomotor aliran darah (Nickla, DL, 2010).

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 7


Lapisan terdalam dari mata adalah retina. Retina merupakan bagian mata yang peka
terhadap cahaya, mengandung sel-sel kerucut dan sel batang. Bila sel batang dan sel
kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan melalui sel saraf pada retina itu sendiri, ke
serabut saraf optikus dan diinterpretasikan oleh korteks serebri (Guyton,2013).

Gambar 1.2 Anatomi Mata

1. Sclera

Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-olah tidak mengandung pembuluh
darah. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen tipe 1 yang diselang-selingi oleh jala-jala serat
elastin. Susunan seperti ini membentuk struktur bola mata yang kokoh, disokong oleh tekanan
intraokular yang berasal dari humor akwaeus yang terletak di sebelah depan lensa dan badan
vitreus yang terletak di belakang lensa. Di bagian belakang sklera ditembus oleh serat-serat saraf
optik pada lamina kribrosa. Sklera mengandung pembuluh darah terutama pada limbus (tempat
pertautan sklera dan kornea).

2. Choroid

Choroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel pigmen
sehingga tampak bewarna hitam. Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung jarang yang
mengandung serat-serat kolagen dan elastin, sel-sel fibroblas, pembuluh darah dan melanosit.
Khoroid terdiri atas 4 lapisan yaitu:

1) Epikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat kolagen dan
elastin.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 8


2) Lapisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal tersusun dari pembuluh darah
dan melanosit.
3) Lapisan koriokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas pleksus kapiler, jaring0-jaring
halus serat elastin dan kolagen, fibroblas dan melanosit. Kapiler-kapiler ini berasal dari
arteri khoroidalis Pleksus ini mensuplai nutrisi untuk bagian luar retina.
4) Lamina elastika, merupakan lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel pigmen
retina. Lapisan ini tersusun dari jarring-jaring elastik padat dan suatu lapisan dalam
lamina basal yang homogen.
3. Cornea

Merupakan kelanjutan sklera. Pertemuan kornea dan sklera terjadi di limbus.


Memfokuskan cahaya ke mata, mengandung banyak serabut mata. Pemberian nutrisi melalui
humor akuos & air mata. Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak
mengandung pembuluh darah, dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea berasal dari
penonjolan tunika fibrosa ke sebelah depan bola mata. Secara histologik kornea terdiri atas 5
lapisan yaitu:

1) Epitel kornea → merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng berlapis
tanpa lapisan tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar yang langsung kontak
dengan dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel kornea ini mengandung banyak ujung-
ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang terletak di permukaan cepat menjadi aus dan
digantikan oleh sel-sel yang terletak di bawahnya yang bermigrasi dengan cepat.
2) Membran Bowman → merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel tersusun
dari serat kolagen tipe 1.
3) Stroma kornea → merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari serat-serat
kolagen tipe 1 yang berjalan secara paralel membentuk lamel kolagen. Sel-sel fibroblas
terletak di antara serat-serat kolagen.
4) Membran Descemet → merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-serat
kolagen.
5) Endotel kornea → Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam tersusun dari
epitel selapis gepeng atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa protein yang mungkin
diperlukan untuk memelihara membran Descement. Sel-sel ini mempunyai banyak
vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa natrium yang akan mengeluarkan
kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera okuli anterior. Ion-ion klorida dan air akan
mengikuti secara pasif. Kelebihan cairan di dalam stroma akan diserap oleh endotel
sehingga stroma tetap dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi (kurang cairan),

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 9


suatu faktor yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea. Kornea
bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga nutrisi didapatkan dengan cara
difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humor akweus di bagian
tengah. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal mengeluarkan kelebihan cairan
di stroma.
4. Limbus

Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan sklera. Pada tempat ini
terdapat lekukan atau sudut akibat perbedaan kelengkungan kornea dan sklera. Bagian luarnya
diliputi epitel konjungtiva bulbi yang merupakan epitel berlapis silindris dengan lamina propria
di bawahnya. Stromanya merupakan tepian sklera yang menyatu dengan kornea. Stroma ini
tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Di bagian dalam stroma ini membentuk taji sklera (scleral
spur). Pada bagian anterior taji ini terdapat jaringan trabekula (trabecula sheet) dengan jalinan
ruang-ruang di antaranya dikenal sebagai ruang trabekula (trabecular spaces/ space of Fontana).
Di atas trabekula terdapat suatu saluran lebar dan panjang disebut kanal Schlemm.

5. Cilliary body

Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata
terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke
arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat
elastin, pembuluh darah dan melanosit.Badan siliaris membentuk tonjolan-tonjolan pendek
seperti jari yang dikenal sebagai prosessus siliaris. Dari prosessus siliaris muncul benang-benang
fibrillin yang akan berinsersi pada kapsula lensa yang dikenal sebagai zonula zinii.

Korpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid. Lapisan luar kaya akan pigmen dan
merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. Lapisan dalam yang tidak berpigmen
merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif terhadap cahaya. Sel-sel di lapisan
ini akan mengeluarkan cairan filtrasi plasma yang rendah protein ke dalam bilik mata belakang
(kamera okuli posterior). Humor akweus mengalir dari bilik mata belakang (kamera okuli
posterior) ke bilik mata depan (kamera okuli anterior) melewati celah pupil (celah di antara iris
dan lensa), lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus dan akhirnya masuk ke dalam
kanal Schlemm. Dari kanal Schlemm humor akweus masuk ke pleksus sklera dan akhirnya
bermuara ke sistem vena.

Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebagai muskulus siliaris. Satu
berkas karena orientasinya akan menarik khoroid sehingga membuka kanal Schlemm untuk
aliran humor akweus. Dua berkas lain yang menempel pada skleral spur berfungsi untuk

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 10


mengurangi tekanan pada zonula Zinii sehingga lensa menjadi lebih tebal dan konveks. Fungsi
ini disebut akomodasi. Glaukoma merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh
peningkatan tekanan intraokuler yang tinggi dalam waktu lama akibat kegagalan penyaluran
humor akweus dari bilik mata depan. Bila keadaan ini dibiarkan dapat menyebabkan kebutaan.

6. Lensa

Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-serat lensa. Kapsul
lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun oleh serat-serat kolagen tipe IV dan
glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan kompak. Epitel subkapsul hanya terdapat pada
permukaan anterior lensa tepat di bawah kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas selapis sel kuboid.
Di sebelah dalam dari epitel subkapsul terdapat serat-serat lensa yang di bentuk dari sel-sel yang
kehilangan inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini kemudian diisi dengan protein lensa
kristalin (crystallins). Adanya kristalin ini akan meningkatkan index refraksi lensa.

Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa diperoleh dari
humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel, tetapi dapat ditembus cahaya
dengan mudah. Pada orang tua sering dijumpai kekeruhan pada lensa yang menyebabkan
menurunnya kemampuan untuk melihat. Keadaan ini dikenal sebagai katarak. Kondisi mungkin
disebabkan oleh bertumpuknya pigmen atau substansi lain dan keterpaparan sinar ultra violet
secara berlebihan.

Di samping itu pada orang tua terjadi suatu keadaan yang dikenal sebagai presbiopia yaitu
ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat yang disebabkan karena
menurunnya elastisitas lensa akibat proses penuaan. Sebagai akibatnya lensa tidak dapat
mencembung guna memfokuskan bayangan benda secara tepat pada retina. Keadaan ini dapat
diatasi dengan pemakaian kaca mata. Lensa digantung ke korpus siliaris oleh penggantung lensa
yang dikenal sebagai zonula Zinii.

7. Retina

Retina merupakan lapisan terdalam bola mata, mengandung sel-sel fotoreseptor yaitu sel-
sel batang dan kerucut. Retina berkembang dari cangkir optik (optic cup), suatu struktur
berbentuk cangkir yang terbentuk sebagai hasil proses invaginasi (penonjolan ke arah dalam)
gelembung optik primer (primary optic vesicle). Gelembung optik primer ini berkembang dari
penonjolan keluar prosencephalon (otak depan). Tangkai dari cangkir optik (optic stalk) akan
berkembang menjadi saraf optikus (optic nerve). Dinding luar cangkir optik (optic cup)

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 11


berkembang menjadi lapisan pigmen luar sementara bagian saraf retina (neural retina)
berkembang dari lapisan dalam cangkir optik.

Lempeng optik (optik disk) yang terletak di dinding belakang bola mata merupakan tempat
keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini akan bertumpuk membentuk suatu
tonjolan yang disebut papila nervus optikus. Daerah ini tidak mengandung sel-sel fotoreseptor,
tidak peka terhadap cahaya, sehingga di sebut juga sebagai bintik buta (blind spot). Pada papila
nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Pada umumnya arteri sentralis merupakan satu-
satunya arteri bagi retina. Sumbatan pada arteri ini dapat mengakibatkan kebutaan yang menetap.
Pada beberapa individu sebagian kebutuhan darah untuk retina juga disuplai dari arteri silioretina
untuk makula. Penyumbatan arteri sentralis pada individu ini mengakibatkan kehilangan
penglihatan perifer, karena makula tak terganggu.

Saraf optik bukan merupakan saraf perifer tetapi suatu traktus sistem saraf pusat antara sel
ganglion retina dan otak tengah (midbrain). Saraf ini berjalan ke posterior ke kiasma optikus dan
mengandung lebih dari seribu berkas serat saraf bermielin yang disokong oleh neuroglia (astrosit)
dan bukan endoneurium. Selaput otak dan ruang subarakhnoid melanjutkan diri dari otak sebagai
sarung pembungkus saraf optik. Kira-kira 2,5 mm lateral dari bintik buta terdapat daerah
berpigmen kuning yang dikenal sebagai Makula lutea (bintik kuning) . Bagian tengah makula
lutea dikenal sebagai fovea sentralis yang merupakan daerah penglihatan yang paling peka.
Fovea sentralis merupakan suatu sumur dangkal berbentuk bulat terletak 4 mm ke arah temporal
dari lempeng optik dan sekitar 0,8 mm di bawah meridian meridian horizontal. Cekungan ini
disebabkan tidak adanya lapisan dalam retina, pada retina di daerah ini. Sel penglihat pada lantai
fovea terdiri dari hanya kerucut yang tersusun rapat dan berukuran lebih panjang di bandingkan
dengan yang dibagian perifer retina.

Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di bagian posterior
hingga ora serrata di anterior. Pada irisan histologik terdapat 10 lapisan retina dari luar ke dalam
yaitu:

1) Epitel pigmen
2) Lapisan batang dan kerucut
3) Membran limitans luar
4) Lapisan inti luar
5) Lapisan pleksiform luar
6) Lapisan inti dalam
7) Lapisan pleksiform dalam

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 12


8) Lapisan sel ganglion
9) Lapisan serat saraf
10) Membran limitans dalam

8. Konjungtiva

Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi permukaan dalam kelopak mata
(konjungtiva palpebra) dan menutupi permukaan sklera pada bagian depan bola mata
(konjungtiva bulbi). Konjungtiva di susun oleh epitel berlapis silindris yang mengandung sel
goblet yang terletak di atas suatu lamina basal dan lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat
longgar. Sekret sel-sel goblet ikut menyusun tirai air mata yang berfungsi sebagai pelumas dan
pelindung epitel mata bagian depan.

Pada corneoscleral junction, tempat berawalnya kornea, konjungtiva melanjutkan diri


sebagai epitel kornea berlapis gepeng kornea dan tidak mengandung sel goblet. Konjungtivitis
adalah peradangan konjungtiva yang biasanya ditandai oleh konjungtiva yang hiperemis (merah)
dan sekret yang banyak. Hal ini mungkin disebabkan oleh bakteri, virus, alergen atau parasit-
parasit lainnya.

9. Vitreous Body
Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang vitreus (ruang antara
lensa dan retina). Korpus vitreus disusun hampir seluruhnya oleh air (99%) dan mengandung
elektrolit, serat-serat kolagen dan asam hialuronat. Korpus vitreus melekat pada seluruh
permukaan retina. Di tengah korpus vitreus berjalan sisa suatu saluran yang berisi cairan dikenal
sebagai kanal hialoidea, yang semula mengandung arteri hialodea pada masa janin. Badan vitreus
berfungsi untuk memelihara bentuk dan kekenyalan bola mata.

10. Iris

Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini muncul dari badan
siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris juga memisahkan bilik mata depan
dan belakang. Celah di antara iris kiri dan kanan dikenal sebagai pupil (pupil, gadis kecil). Iris
disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah.
Permukaan depan iris yang menghadap bilik mata depan (kamera okuli anterior) berbentuk tak
teratur dengan lapisan pigmen yang tak lengkap dan sel-sel fibroblas.

Permukaan posterior iris tampak halus dan ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel yang
menutupi permukaan korpus siliaris. Permukaan yang menghadap ke arah lensa mengandung

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 13


banyak sel-sel pigmen yang akan mencegah cahaya melintas melewati iris. Dengan demikian
cahaya akan terfokus masuk melalui pupil. Pada iris terdapat 2 jenis otot polos (Gb-8) yaitu otot
dilatator pupil dan otot sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini akan merubah diameter pupil.
Otot dilatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil, sementara
otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan parasimpatis akan memperkecil diameter
pupil. Jumlah sel-sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan mempengaruhi
warna mata. Bila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam, sebaliknya bila melanosit sedikit
mata tampak bewarna biru.

11. Pupil

Merupakan daerah hitam ditengah-tengah iris.

12. Aqueous Humor

Cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior
mata) serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea yang dihasilkan oleh prosesus
siliaris. Humor aqueus bertanggung jawab mengatur tekanan intraokuler.

Anatomi Tambahan pada Mata

Anatomi tambahan pada mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus
lakrimalis.

Gambar 1.2 anatomi tambahan pd mata

1) Alis mata: terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk
melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.
2) Kelopak mata: ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari
kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak
mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 14


yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang
antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot”
atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula
lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).
3) Bulu mata: ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow.
Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi
kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).
4) Apparatus lacrimalis: terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis,
dan ductus nassolacrimalis.

2.3 Fungsi dan Mekanisme Kerja Eye Make Up

Fakta bahwa kecantikan sebagai bagian dari gaya hidup wanita, keberadaannya
telah dirasakan sejak berabad-abad yang lalu. Kecantikan dapat diidentifikasikan dengan
penampilan diri seorang wanita. Kecantikan sangat mempengaruhi penampilan seorang
wanita karena dengan kecantikan akan lebih menambah rasa percaya diri. Istilah cantik
dapat diartikan sebagai sesuatu yang indah, yang dapat dinilai dan dimaknai sebagai
kecantikan lahiriyah. Kecantikan lahiriyah merupakan cerminan dari kepribadian
seseorang. Kecantikan lahiriyah memiliki banyak perbedaan meliputi wajah yang
proporsional dan kurang proporsional.
Bentuk mata yang dimiliki manusia pada dasarnya beragam dan berbeda-beda.
Menurut Andiyanto (2003 : 82) mata adalah pusat kecantikan dan mata ibarat magnet yang
menarik perhatian orang yang melihat. Salah satu contoh bentuk mata yang proporsional
adalah bentuk mata yang lebar atau berkelopak. Bentuk mata yang sudah terlihat lebar
seperti mata kenari sehingga tidak memerlukan koreksi mata dan mata tersebut menjadi
pedoman untuk mengkoreksi bentuk mata yang lain. Proses untuk mempercantik mata
memerlukan teknik-teknik dalam pengaplikasiannya. Bentuk mata diusahakan agar
mendekati bentuk mata ideal dengan menggunakan berbagai macam teknik, peralatan dan
kosmetik.
Pada penggunaan kosmetik mata disesuaikan dengan warna busana dan
kesempatan. Koreksi dalam bentuk mata diperlukan karena bentuk mata yang berbeda-
beda dan memerlukan koreksi mata agar terlihat lebih ideal. Koreksi mata ini diaplikasikan
pada bentuk mata sipit yang umumnya dimiliki oleh orang yang berketurunan Cina. Mata
sipit merupakan mata yang tidak berkelopak dan agar terlihat lebih bagus seperti mata
proporsional diperlukan korektif mata. Cara menyempurnakan mata sipit adalah dengan
melakukan rias wajah smoky yaitu membubuhkan warna gelap atau smoky untuk

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 15


membentuk mata agar terlihat lebih lebar. Riasan smoky eyes berkembang seiring zaman
dan menjadi tren tahun 2013 saat ini.
Paduan riasan wajah yang sedang tren tahun 2013 saat ini adalah riasan smoky eyes
dengan bulu mata tebal dan lebat, serta riasan pipi serta bibir warna kejinggaan. Keindahan
teknik smoky eyes terletak pada pencampuran warna eye shadow yang sempurna. Teknik
smoky eyes pada kelopak mata menggunakan teknik eye shadow satu warna dan dua warna
diantaranya menggunakan warna dasar yang terang dengan ditumpuk warna yang sangat
gelap agar percampuran warnanya lebih bagus. Pemilihan warna riasan mata bisa
disesuaikan dengan warna kulit dan juga kesesuaiannya dengan warna busana. Penerapan
eye shadow berkonsep smoky digunakan untuk menciptakan riasan mata agar terlihat lebih
lebar namun terkesan modern.
Langkah-langkah keselamatan penggunaan kosmetik mata, yakni;

➢ Berhenti dengan segera menggunakan kosmetik tersebut sekiranya menimbulkan


radang. Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
➢ Ketahuilah bahwa tangan anda mungkin penuh dengan berbagai jenis bacteria. Jika
tersentuh pada mata akan menyebabkan jangkitan. Oleh karena itu, bersihkan
tangan anda sebelum menggunakan makeup mata.
➢ Pastikan alat-alat mekap mata bersih sebelum digunakan. Jangan biarkan makeup
mata kotor dan berdebu. Bersihkan selalu. Jangan gunakan bekas makeup mata
yang lama. Sekiranya barangan tersebut tidak digunakan dalam jangka waktu
beberapa bulan, maka perlu dibuang dan sebaiknya gunakan yang baru.
➢ Jangan simpan makeup mata ditempat suhu melebihi 85℉
➢ Jangan gunakan makeup mata ketika anda mengidap jangkitan mata atau radang
sekitar mata. Anda boleh gunakannnya setelah sembuh daripada jangkitan tersebut

Pada kosmetika rias untuk mata banyak jenis-jenisnya, berikut penjelasannya


fungsi serta mekanisme kerjanya:
1. Maskara.
Mascara berguna untuk menebalkan, melentikkan dan membuat bulu mata kelihatan
lebih panjang. Jenis mascara terdiri atas :
1) Mascara cair
Formulasi didasarkan pada aqueous mucilages dari gum tragacanth, quince seed,
dan mucin-mucin lainnya. Formulasi ini tidak begitu bermanfaat akerna mudah larut dalam
air sehingga mudah terhapus oleh perspirasi atau air mata. Mascara yang didasarkan pada
alkohol yang berisi resin, resin-resin lain atau ethyl cellulose, membentuk sejenis cat pada

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 16


bulu mata yang tahan air, tetapi karena mengandung alkohol, maskra ini dapat mengirtasi
mata jika sampai masuk kedalam mata.
Mascara cair merupakan bentuk mascara yang banyak dipakai karena mudah
disapukan dan mudah dihapus, tetapi kelemahannya mudah luntur. Pemakai lensa kontak
sebaiknya menghindari maskara jenis ini karena maskara dapat mengotori lensa kontak.
Maskara cair dikemas dalam kemasan botol kecil dengan penutup yang dilengkapi sikat
untuk menyapukan maskara pada bulu mata.
2) Mascara water proof
Bentuk mascara water proof menyerupai mascara cair, tetapi terbuat dari bahan
anti luntur, sehingga aman digunakan bagi mereka pemakai lensa kontak atau mereka yang
senang melakukan aktivitas yang menguras keringat. Kelemahannya yaitu karena maskara
ini tidah mudah luntur maka maskara ini sulit untuk dihapus dan dibersihkan. Untuk
mengangkatnya diperlukan pembersih khusus mata yang mengandung minyak seperti
minyak bulus atau minyak zaitun. Kemasan mascara water prof sama seperti kemasan
maskara cair biasa.
3) Mascara dengan conditioner
Maskara yang mengandung conditioner sangat baik digunakan pada bulu mata yang
mudah rontok dan terputus. Kandungan conditioner-nya dapat memberi nutrisi yang
menguatkan bulu mata. Biasanya maskara jenis ini tidak berwarna (bening), karena hanya
berisi bahan perawatan dan bukan untuk riasan dekoratif.
4) Mascara bulu
Jenis mascara ini cukup unik, karena berupa mascara cair yang berisi bulu. Jika
disapukan pada bulu mata, mascara ini dapat memberi kesan bulu mata tampak tebal dan
panjang. Mascara ini cocok bagi mereka yang memiliki bulu mata tipis dan jarang.
5) Mascara padat atau cake
Mascara jenis ini berbentuk cake hingga sepintas menyerupai perona mata. Mascara
ini jika akan digunakan harus dicampur dengan air dan dibubuhkan dengan kuas khusus.
Preparat jenis ini terdiri dari campuran zat pewarna, lemak-lemak, waxes, serta bahan-
bahan emulgator oil-in-water. Sabun-sabun kalium dan natrium, yang sewaktu-swaktu
pernah digunakan sebagai emulgator, menyebabkan iritasi pada mata. Sekarang
triethanolamine stearat adalah yang paling umum dipakai. Preparat ini digunakan dengan
menggunakan sikat basah. Air pada sikat itu menyebabkan terbentuknya emulsi oil-in-
water di permukaan mascara Maskara ini dapat memberikan kesan bulu mata tampak
alamiah. Dalam pemakaian maskara, perhatikan jangan sampai maskara mengenai kelopak
mata, dan mata tidak perlu benar-benar dipejamkan. Posisi terbaik kelopak mata saat diberi

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 17


maskara adalah seperti melihat obyek yang berada di bagian bawah, tanpa menundukkan
kepala. Tunggu sampai maskara benar-benar kering ± 30 detik barulah mata dapat dibuka
atau dikedipkan.

Maskara merupakan sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah


penampilan mata dengan cara mengoleskannya pada bulu mata. Maskara memiliki fungsi
sebagai berikut :
1) Thickening mascara (menebalkan)
Bentuk : memiliki sikat yang tebal, panjang dan bergelombang
Fungsi : digunakan untuk yang memiliki bulu mata panjang, namun tidak tebal atau
bulu mata tipis.
2) Curling mascara (melentikkan)
Bentuk : bulu sikat melengkung dan tebal
Fungsi : digunakan agar bulu mata lentik dan lengkungan tampak sempurna.
3) Lengthening mascara (memanjangkan)
Bentuk : sikat ukuran cukup tebal dan panjang
Fungsi : digunakan untuk yang mempunyai bulu mata pendek dan kurang
bervolume.
4) Moisturizing / Conditioning mascara (melembabkan)
Bentuk : tidak berwarna atau bening
Fungsi : Untuk menguatkan bulu mata

Cara pengaplikasian maskara atau mekanisme kerjanya yaitu sebagai berikut:


1) Pilihlah maskara dengan detail bulu yang sesuai dengan keadaan bulu mata Anda.
2) Sebelum menggunakan maskara, terlebih dahulu gunakan penjepit bulu mata.
3) Aplikasikan maskara pada bulu mata Anda dengan gerakan dari dalam kemudian
ke luar bulu mata.
4) Kemudian lakukan gerakan dari dalam ke bagian atas bulu mata.
5) Untuk menimbulkan kesan tebal pada bulu mata Anda, Anda dapat
mengaplikasikan maskara dengan cara zig-zag.

2. Eye Shadow (Perona Mata)


Penggunaan eye shadow dapat menampilkan nuansa keindahan pada mata,
sehingga tampak lebih bersinar. Tujuan penggunaan eye shadow adalah untuk
mengaksentuasikan mata dan membuat putih biji mata sehingga mata tampak cemerlang.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 18


Eye shadow digunakan di dekat mata dan di kelopak mata bagian atas. Preparat ini
digunakan pada kulit dekat mata, biasnaya pada kelopak mata bagian atas. Warna-
warnanya mulai dari gray-blue, gray green sampai olive green. Kadang-kadangn serbuk
logam (bronze, emas, aluminium) ditambahkan untuk menimbulkan pancaran keperakan
(metallic sheen). Eye shadow termasuk ‘ekstrem’ di antara jenis kosmetik dekoratif lain,
kandungan bahan dasarnya harus aman dan cara pemakaiannya harus hati-hati karena
digunakan didekat mata yang kulitnya sangat peka.
Eye shadow dapat ditemui dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk cair, cream,
powder atau cake. Warna eye shadow mencakup semua warna dan untuk malam hari dibuat
warna keemasan atau warna perak yang penggunaannya disesuaikan dengan warna mata
atau warna busana yang dipakai. Eye shadow dioleskan pada kelopak mata agar mata
terlihat bersinar.
Fungsi Eye shadow digunakan untuk mengoreksi bentuk mata, misalnya bentuk
mata yang sipit tanpa lipatan mata bisa dikoreksi dengan menggunakan pulasan eye shadow
yang 2 memberikan efek ilusi pada kelopak mata. Bentuk kelopak mata yang terlalu
menonjol atau bahkan cekung bisa dikoreksi dengan menggunakan eye shadow dengan
tepat. Menutupi kelopak mata dengan warna-warna yang gemerlap. Serta memberi manfaat
agar kelopak mata menjadi indah dan bagian putih bola mata tampak lebih cemerlang.
Cara penggunaan eye shadow samar-samar saja. Gunakan warna lembut untuk
siang hari dan warna emas atau perak untuk malam hari. Di atas bayangan mata atau di
bawah alis berilah warna yang lebih terang (high light) agar mata tampak lebih cemerlang
dan lebih rapi. Mekanisme kerja/penggunaan eye shadow terdapat 3 jenis yaitu eye shadow
padat, jenis ini sangat mudah digunakan dan awet karena bebas minyak sehingga tidak
mudah lumer. Cukup dengan mengoleskan kuas kecil pada eye shadow, lalu pulaskan
perlahan pada kelopak mata. Agar lebih awet, basahi kuasnya sebelum digunakan untuk
mengoleskan ke kelopak mata. Eye shadow cream, Eye shadow ini harus memiliki
konsistensi yang benar, sehingga dapat menyebar dengan mudah pada kulit. Eye shadow
berbentuk krim juga dapat dikemas dalam beberapa warna mirip dengan bentuk padat,
tetapi ada juga yang dikemas dalam satu warna. Pemakaian eye shadow ini dapat
menggunakan kuas atau dipulaskan langsung menggunaka jari pada kelopak. Eye shadow
ini lebih mudah menempel pada kelopak mata (Muliyawan dan Suriana, 2013). Dan eye
shadow stick, Eye shadow ini mudah digunakan karena tinggal dioleskan pada kelopak
mata. Kuncinya adalah jangan menekan terlalu keras agar warna yang diulaskan terlihat
halus. Karena berbentuk batang, perona mata stik dapat diraut seperti pensil saat sudah

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 19


tumpul. Perona mata berbentuk stik cocok digunakan pada segala jenis kulit (Basuki,
2007).
3. Eye Liner
Eye liner ini merupakan kosmetik yang digunakan untuk mempercantik dan
menegaskan bentuk mata. Eye liner digunakan di sekeliling kontur mata untuk
menciptakan berbagai efek estetika. Aplikasikan eyeliner pada bagian mata, tepatnya di
antara area tumbuhnya bulu mata dengan kelopak mata bagian dalam.
Teknik tightlining ini membuat mata terlihat lebih besar, terdefinisi, dan bulu mata terlihat
lebih tebal. Teknik ini sering dilakukan oleh para Make Up Artist untuk hasil yang
tampak natural. Cara penggunaan eyeliner yang umum yaitu Pertama, pejamkan kelopak
mata. Lalu tarik kelopak mata ke arah atas. Kemudian pakaikan ke satu arah sekali usap
dan ulangi ke arah yang sama hingga mencapai ketebalan yang diinginkan.

Penggunaan eye liner dapat mempertegas bentuk mata dan membuat mata tampak
lebih besar. Jenis eye liner ada yang berbentuk cair, cream atau dalam bentuk pensil.
Kosmetik ini digunakan pada sekeliling mata dan dibuat lebih besar agar mata menjadi
kelihatan lebih hidup. Warnanya ada yang mengkilap dan ada pula yang doff. Mata yang
diberi eye liner akan menjadi kelihatan lebih indah dan lebih ekspresif. eye liner yang gelap
membuat mata terlihat lebih dalam, dan eye liners yang terang akan mengangkat mata lebih
cekung ke dalam.

Salah satu alat makeup penting bagi mata adalah eyeliner yang berfungsi untuk
membuat mata lebih menonjol atau hidup, Menegaskan dan membuat mata lebih besar dan
ekspresif, membuat riasan lebih dramatis tanpa banyak melakukan langkah serta Menutupi
garis bulu mata palsu yang menempel pada mata. Tapi kebanyakan orang hanya berani
mengenakan eyeliner hitam saja. Padahal, eyeliner putih juga memiliki fungsi yang sama.
Eyeliner putih dapat membuat mata terlihat lebih besar. Eyeliner ini juga berguna untuk
mencerahkan mata dan banyak fungsi lainnya.

Cara menggunakan eye liner dengan digoreskan sepanjang garis mata dimana bulu-
bulu mata tumbuh. Tariklah dari kelopak mata sebelah atas dengan kencang dan halus
sampai ke ujung mata. Ujung dari eye liner harus runcing benar. Gunakan eye liner cair
agar riasan mata lebih tahan lama dan bersih. Sebelum menggunakan eye liner, tentukan
terlebih dahulu karakter tata rias yang akan dibuat. Untuk tata rias romantik hindari
penggunaan eye liner di bawah mata. Untuk member kesan glamour, ekspresif dan
dramatis, eye liner dapat dikenakan di bawah mata dan penuh. Jika memiliki bentuk mata
yang bulat, hindari pemakaian eye liner penuh, tapi kenakan di tengah.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 20


4. EyeBrow (Pensil Alis)
Pensil alis merupakan sediaan kosmetika mata yang berguna untuk menebalkan
atau mengubah bentuk alis. Alis mata sendiri berfungsi sebagai berikut:
- Pelindung mata yang peka dari tetesan keringat yang jatuh dari bagian dahi, air hujan,
atau sinar matahari yang berlebihan.
- Penahan berbagai macam kotoran yang bisa memasuki mata, seperti pasir, debu, dan
ketombe.
- Menambah kepekaan pada kulit untuk merasakan objek asing yang berada di dekat
mata, misalnya serangga yang hendak masuk ke mata.
Bentuk dan ketebalan alis mempengaruhi kesan total wajah. Bentuk dan ketebalan
alis dapat diperoleh dengan pencabutan sebagian atau seluruh alis mata dan menggantinya
dengan lukisan alis mata menggunakan pensil alis (eye brow pencil). Pensil alis berfungsi
untuk membentuk alis agar tampak serasi dengan wajah. Kosmetik jenis ini selain
berbentuk pensil juga berbentuk cake/padat yang biasa digunakan dengan sikat alis.
Warna pinsil alis ada 3 macam, yaitu cokelat, hitam dan abu-abu. Fungsinya selain
untuk membentuk alis, juga untuk memperbaiki garis mata yang asli, misalnya membuat
bentuk mata lebih lebar, lebih lonjong dan sebagainya. Untuk membentuk alis, gunakan
warna yang lebih muda, karena warna alis tidak boleh lebih kuat dari warna mata. Pensil
alis digunakan dengan cara dipegang tegak miring kemudian bentuk alis digambar mulai
dari pangkal sampai ke ujung alis dengan bentuk yang biasanya mengecil ke ujung. Setelah
alis dibentuk, bubuhkan eye shadow, kemudian sapukan dengan sikat alis warna coklat,
agar membentuk garis yang natural. Penggunaan pensil alis tidak dianjurkan untuk daerah
dibawah kelopak mata karena dapat menimbulkan pigmentasi pada lapisan mukosa mata,
mata menjadi merah, peradangan, dan pandangan menjadi kabur.

Jika Anda tipe wanita yang suka mengoleksi berbagai kosmetika yang belum habis
lebih dari 1-2 tahun, produk tersebut masih boleh dipakai asal tak terjadi perubahan drastis.
Tetapi jika terjadi perubahan drastis, lebih baik Anda segera membuangnya. Perubahan
yangdimaksud misalnya berubah warna; berubah bentuk menjadi pecah-pecah,
menggumpal,mencair, atau membentuk butiran; serta berbau tidak enak, Hal ini adalah
salah satu indikasi bahwa produk tersebut sudah kadaluarsa dan sudah takboleh dipakai
lagi.Jika perubahannya warnanya tidak ekstrem, misalnya dari warna krem menjadi cokelat
muda atau dari putih menjadi sedikit kuning, masih tak apa-apa dipakai, selama tanggal
kadaluarsanya di-perhatikan. Perubahan itu diakibatkan kosmetika teroksidasi udara,

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 21


karena kurang rapat menutup kemasan atau cara menyimpannya kurang baik. Kosmetik
sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung atau suhu panas. Secara umum, masa
kedaluwarsa untuk kosmetika mata sebagai berikut :

Jenis Kosmetika dan Masa Kadaluarsa

➢ Lipstik, Lip gloss, Lip liner 2-3 tahun


➢ Alas bedak / foundation 1 thn jika water based 1,5 thn jika oil based Bedak 1-2 thn
➢ Blush On 4-6 bln
➢ Maskara 3-6 bln
➢ Eye shadow 3-6 bln
➢ Concealer 1 thn
➢ Krim atau gel pembersih 1 thn

2.4 Teori Tentang Bentuk Sediaan Dasar Kosmetika Mata


Dosage form atau bentuk sediaan kosmetik adalah bentuk fisik akhir dari campuran
beberapa jenis zat-zat kimia yang dapat digunakan oleh konsumen sebagai produk akhir
dan dapat diaplikasikan ke tubuh (dengan membawa zat-zat aktif yang terkandung di
dalamnya lokasi yang diinginkan untuk mendapatkan efek terapeutik tertentu).
Sediaan kosmetika untuk mata terdapat berbagai macam bentuknya, seperti pada
eyeshadow dibuat dalam bentuk krim, stick, larutan, serbuk atau passed cake (kue
kempa/padatan). Pada maskara dibuat dalam bentuk cake, krim/padatan, dan larutan. Untuk
eyebrow dibuat dalam bentuk crayon, runcingan pensil, krim, stick dan cake padatan.
Untuk eyeliner dibuat dalam bentuk larutan, krim atau cake padat.
Berikut penjelasan macam-macam bentuk sediaan kosmetika untuk mata :
a) Krim
Menurut Farmakope Indonesia edisi ke V, Krim adalah bentuk sediaan stengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai. Sedangkan menurut Formularium Nasional, Krim adalah sediaan setengah padat,
berupa emulsi kental mengandun air kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Krim memiliki dua tipe yaitu krim minyak dalam air (M/A) dan air
dalam minyak (A/M), ditujukan untuk penggunaan kosmetik dan estetika (Juwita et
al,2013). Menurut Ansel (1987), Krim digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Tipe minyak dalam air (M/A)

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 22


Krim tipe M/A yang digunakan di kulit akan hilang tidak meninggalkan bekas.
Krim M/A biasanya dibuat menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan
(jenis lemak yang ampifil) yang umumnya merupakan rantai panjang alkohol
walaupun untuk beberapa sediaan kosmetik pemakaian asam lemak lebih populer.
2. Tipe air dalam minyak (A/M)
Krim tipe A/M merupakan krim minyak yang tedispersi ke dalam air. Krim tipe
A/M mengandung zat pengmulsi seperti adeps lanae, wool alcohol atau ester asam
lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan logam bervalensi 2, misalnya
Kalsium (Ca).
b) Larutan

Larutan adalah bentuk sediaan liquid (air) yang jernih, homogen yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut dalam pelarut atau campuran dari zat-
zat yang saling melarutkan). Larutan merupakan bentuk sediaan yang secara
termodinamik di anggap stabil. Berdasarkan tipe pelarutnya, larutan di bagi menjadi 3
bagian :

1. Water based solution, yaitu larutan yang mengandung air sebagai agen nya.
Misalnya, make up remover, sabun pencuci tangan, sampo dan lain-lain
2. Hydroalcoholic solution, yaitu larutan yang mengandung campuran air dan alkohol
sebagai agennya. Contohnya: toner, mouthwash, after shave cologne, hair spray
3. Anhydrous (tidak mengandung air) larutan yang mengandung zat-zat selain air di
dalamnya, misalnya nail polish remover (cairan pembersih kuteks).
c) Suspensi
Suspensi merupakan sediaan kosmetika yang berupa larutan dimana terlihat adanya
endapan bahan padat (fase dispersi) yang tidak larut dalam pelarutnya (cairan/fase
kontinyu). Kosmetika dengan wujud suspensi harus dikocok terlebih dahulu sehingga
bahan padat dapat terbagi rata dalam pelarutnya. Suspensi ini sama seperti emulsi,
cenderung tidak stabil secara termodinamika. Sediaan suspensi dibagi menjadi 3
macam, yaitu :
1. Water-based suspensions;
2. formulasi Hydroalcoholic, seperti beberapa jenis toner wajah.
3. Formulasi Anhydrous, seperti spray antiperspirant dengan bahan dasar silicon,
pengkilap kuku dengan pelarut organik, maskara, eyeliner cair, dan lip gloss.
d) Stick

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 23


Stik adalaah bentuk sediaan solid yang terbuat dari waxes (lilin) dan sedikit minyak
(oils). Stick serupa dengan salep tetapi konsistensinya lebih padat dan mempunyai titik
lebur yang tinggi. Sediaan ini biasanya tidak mengandung air. Contoh sediaan stick dalam
dunia kosmetik adalah, lipstik, lip liners, eyeshadow stik, eyeliner, blush pensil.
dan concealers, dan juga beberapa produk perawatan tubuh seperti stik
deodoran/antiperspirant, dan stik sunscreen.

Stick efektif untuk yang malas menyentuh produk kosmetik dengan jari. Zat aktif
yang ada di dalam stik dihantarkan ke kulit dengan proses rubbing (gesekan ke kulit).

e) Krayon
Krayon adalah sediaan dasar berupa pomit padat, biasanya berbentuk batangan.
Proses pembuatannya dilakukan dengan cara dilumerkan, dan setelah agak dingin
dicetak. Bahan untuk pembuat krayon antara lain : bahan dasar (campuran lilin, minyak
dan campuran bromo) dan bahan tambahan (parfum dan zat pengawet).

2.5 Komponen Utama Formula Umum Sediaan Kosmetika Mata


Sediaan kosmetik mata sebaiknya bebas dari kontaminasi mikroba (Riley, 2000)
seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan Candida albicans (DitJen
POM, 1994). Oleh karena itu untuk perlu ditambahkan pengawet ke dalam formula yang
bertujuan mencegah pertumbuhan mikroba. Pengawet yang digunakan yakni propil
paraben dan metil paraben. Pengawet tersebut merupakan ester paraben yang sangat efektif
sebagai antimikroba dimana memiliki rentang pH dan spektrum antimikroba yang luas
serta paling efektif melawan pertumbuhan jamur. Konsentrasi lazim penggunaan
kombinasi propil paraben dan metil paraben berturut-turut yaitu 0,02 % dan 0,18 % (Rowe,
Sheskey and Quinn, 2009).

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 24


Eyeshadow memberikan warna dasar pada bagian mata, diformulasikan sebagai
krim, cair, serbuk ataupun padatan. Adapun formula umumnya :

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 25


Maskara ini berasal dari alam misalnya, lilin, kembang madu, lemak hewani dan
nabati serta pewarna mineral. Maskara memang bermacam-macam ada yang bentuknya
padat, kering atau lunak, biasanya ini dipakai oleh perias yang ahli (Anonim, 2003). Berikut
adalah komposisi yang sering digunakan oleh beberapa merk kosmetika maskara :

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 26


Eyeliner merupakan produk kosmetika yang digunakan untuk menonjolkan garis
mata atas dan bawah serta mengubah penampilan garis mata agar seseorang yang memiliki
mata kecil nampak terlihat besar dan mata yang besar terlihat kecil. Eyeliner dibuat dalam
bentuk larutan, krim ataupun padatan. Berikut adalah contoh komposisi formula yang
digunakan dalam pembuatan eyeliner :

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 27


Eyebrow merupakan salah satu sediaan kosmetika mata yang berguna untuk
menebalkan atau mengubah bentuk alis, umumnya sediaan ini dibuat dalam bentuk crayon,
stick, krim ataupun padatan. Berikut merupakan contoh komposisi formula pada
pembuatan produk eyebrow :

Bahan-bahan dasar pada formula sediaan kosmetika mata :

1. Petrolatum

Petrolatum putih, serat pendek, titik lebur pada suhu 43°C. Direkomendasikan
yang mana memilki sifat fisika dan stabilitas yang dinilai baik pada produk. Petrolatum
dengan kualitas yang baik tidak memberikan bau.

2. Lanolin

Lanolin anhidrosa untuk tingkatan kosmetik yang memilki titik lebur 38-40°C.
Yang digunakan pada produk eye shadow dan mascara untuk melicinkan dan
meningkatkan kualitas.

3. Ceresin

Ceresin, merupakan bahan campuran mikrokristal hidrokarbon pada komposisi


kompleks yang tersedia dalam beragam tingkatan/jenis, dengan titik lebur dengan range

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 28


yang luas; untuk produk mata dengan titik lebur pada suhu 68°C yang
direkomendasikan. Digunakan oleh formulator untuk membuat sediaan kaku tanpa
membuatnya terlalu rapuh atau terlalu keras.

4. Carnauba Wax

Carnauba wax ini tersedia dalam beberapa jenis, yang mana carnauba kuning
dengan titik lebur 35°C, yang dimurnikan dan diputihkan yang direkomendasikan.
Terutama yang memilki titik lebur yang tinggi. Carnauba akan membentuk film/
lapisan tidak tembus air, dan menghilangkannya dengan aksi pelarutan sabun terhadap
air. Ini merupakan kualitas yang penting dalam formulasi mascara. terakhir, wax
carnauba memberikan kecerahan lebih pada penggunaan dalam keadaan kering.

5. Beeswax

Beeswax merupakan bentuk wax untuk sediaan mata, beeswax putih yang
melebur pada 64°C yang direkomendasikan. Besswax memberikan kekakuan pada
sediaan bila ia digunakan, tanpa mengeraskan sediaan tersebut. Serta ketika dibutuhkan
penggunaan sebagai pemberi fleksibilitas dan pembentuk lapisan/plasticity. Pada
produk yang di cetak,seperti cake maskara, kombinasi dari wax harus seimbang,
sehingga cake yang dicetak tidakretak.

6. Asam stearat

Asam stearat dengan titik lebur 55°C yang direkomendasikan, yang mana asam
stearat jenis ini mampu tersaponifikasi dengan mudah dan bersifat netral, sehingga
membentuk sabun yang stabil yang dapat dibuat dengan bahan-bahan hidrofilik dan
lipofilik. Yang secara luas digunakan adalah triethanolamine stearat, walaupun pada
perkembangan selanjutnya pengemulsi non ionik telah menggantikan asam sterat .

7. Isopropyl miristat

Yakni berupa Ester asam lemak sintetik; bahan ini jernih, berupa larutan, bebas
dari bauyang tidak sedap. Diketahui telah digunakan dalam berbagai macam bentuk
kosmetika mata seperti eye shadow.

8. Propilen glikol

Merupakan humectant yang sempurna, dimana propilenglikol ini digunakan


pada produk eyeshadow, tidak lengket dan memilki sifat pelicin yang baik.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 29


9. Gum tragakan

Merupakan eksudat dari Astragalus gummifer, gum tragakan merupakan bahan


penebal(thickening agent) yang digunakan untuk memberikan viskositas yang baik.
Dalam bentuk serbuk, sebelum digunakan dibasahkan terlebih dahulu dengan alkohol
atau propilene glikol dan kemudian penambahan air secara perlahan-lahan dengan
pengadukan konstan, hingga tepat terdispersi merata.

10. Methyl cellulosa

Methyl selulosa merupakan gum sintetik, yang didispersikan ke dalam air


dengan fungsi yang sama dengan gum tragakan. Karena metil selulosa merupakan jenis
sintetik, maka viskositasnya dapat dikontrol, karena sifatnya ini sehingga amat populer
digunakan sebagai bahan pengemulsi, pengikat, dan penebal.

11. Pengawet

Walaupun tidak semua formula perlu ada penambahan pengawet, tapi pengawet
telah ditambahkan pada banyak produk kosmetika mata. Pilihan pengawet untuk
produk mata secara umum berupa alkyl p-hydroxybenzoates.

12. Pemberi efek berkilau

Pemberian efek berkilau ini sering ditambahkan untuk memperoleh


penampakan yang berkilau dan bercahaya. Umumnya, bahan-bahan yang digunakan
berupa serbuk metallik, seperti serbuk aluminiumdan bronze, yang mana untuk
memberikan efek “perak atau keemasan“. Tentunya masih banyak bahan pengkilau lain
yang biasanya digunakan seperti serbuk mutiara (kalsiumkarbonat), Mica, dan bismuth
oxychloride.

13. Parfum

Banyak pengharum yang tidak diperlukan untuk penggunaan pada area


sekitaran mata,meliputi bau jenis aldehid. Tapi pengharum bentuk floral (tumbuh-
tumbuhan) biasanya dipakai pada formulasi eye shadow tipe emulsi.

14. Pigmentasi untuk make-up mata

Formulator make up mata telah sangat familiar dengan bahan pewarna (1960)
yang biasa dipakai pada kosmetik, obat, dan makanan. Berikut warna-warna beserta zat
pewarna yangumumnya digunakan pada make up mata;

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 30


➢ Hitam : Karbon hitam dan besi oksida hitam (Fe3O4)
➢ Biru : Ultramarine blue atau Prussian blue
➢ Hijau : Kromium oksida
➢ Coklat : Besi oksida, bentuk sienna.
➢ Kuning : Besi oksida, bentuk ochre
➢ Merah : Carmine N.F (aluminium pada pigmen cochineal)
➢ Biasanya, untuk memperoleh bentuk warna yang halus dan lebih terang, titanium
dioksida atau zink oksida biasa digunakan.

2.6 Ketidakstabilan Sediaan dan Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Eye Make Up
Stabilitas merupakan kemampuan suatu produk obat atau kosmetik untuk bertahan
dalam spesifikasi yang diterapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk
menjamin identitas, kekuatan, kualitas, dan kemurnian produk. Tujuan dari pengujian
stabilitas produk kosmetik menurut Guideline on stability testing of cosmetic products
(2004) adalah untuk memastikan bahwa produk obat atau kosmetik baik produk baru
maupun modifikasi memenuhi standar kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologis dalam segi
fungsionalitas dan estetika saat disimpan pada keadaan yang sesuai.

Adapun Faktor–faktor yang menyebabkan ketidakstabilan dalam sediaan obat


dapat dilihat dari pengelompokan sebagai berikut:
a. Labilitas bahan obat dan bahan pembantunya sendiri yang dihasilkan oleh bangun
kimia dan fisiknya.
b. Faktor luar, bisa dilihat dari suhu, kelembaban udara, dan cahaya yang dapat
menginduksi atau mempercepat jalannya reaksi.

Pengukuran konsentrasi pada berbagai selang waktu memperlihatkan adanya


kestabilan dan ketidakstabilan dari sediaan obat pada kondisi yang dicirikan dengan
adanya perubahan waktu. Produk yang akan dipasarkan atau suatu sediaan yang akan
diedarkan harus mencantumkan tanggal kadaluarsa yang tepat dan jelas. Tanggal
kadaluarsa ini menunjukkan waktu selama produk tersebut di edarkan sehingga dapat
ditetapkan potensinya dan tetap stabil pada kondisi penyimpanan (Ansel, 1989).
Suatu produk kosmetik dikatakan stabil ketika fungsionalitas dan estetika produk
masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan
penggunaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori, yaitu stabilitas fisika, stabilitas kimia, dan stabilitas biologi.

a. Stabilitas Fisika, meliputi:

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 31


➢ Suhu: Paparan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan reaksi oksidasi, reduksi, dan
hidrolisis, yang menginisasi degradasi pada kebanyakan sediaan.
➢ pH: Perubahan pH dapat menyebabkan dekomposisi kebanyakan sediaan.
➢ Kelembaban: Adanya air (kondisi lembab) dapat mengatalisis reaksi oksidasi,
hidrolisis, dan oksidasi dan memungkinkan tumbuhnya mikroba.
➢ Cahaya: Paparan cahaya dapat mengganggu kstabilan obat dengan menginisiasi
terjadinnya oksidasi.
➢ Bentuk sediaan: Bentuk sediaan padat lebih stabil jika dibandingkan dengan bentuk
sediaan cair.
➢ Oksigen: Paparan oksigen pada sediaan dapat menganggu stabilitas sediaan.
b. Stabilias Kimia, meliputi: Inkompatibilitas, reaksi antara komponen dalam formula
dengan komponen lainnya, reaksi antara komponen formula dengan wadah.
c. Stabilitas Biologi, meliputi: Cemaran mikroba yang bersal dari air, udara, wadah,
personel, dan instrumen.

Stabilitas dapat didefinisikan sebagai tolak ukur dimana suatu produk untuk
bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan serta saat
penggunaan, sifat, dan karakteristiknya sama dengan saat suatu sediaan dibuat (Depkes
RI, 1995).
Terdapat kriteria untuk penerimaan stabilitas, antara lain:
1. Jenis stabilitas
Sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan obat kondisi dari sediaan harus
bertahan.
2. Kimia
Setiap zat aktif mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensi yang tertera pada
etiket dalam batas yang dinyatakan.
3. Fisika
Sifat fisik awal, termasuk penampilan, kesesuaian, keseragaman, disolusi dan
kemampuan untuk disuspensikan.
4. Mikrobiologi
Zat antimikroba yang ada akan mempertahankan efektifitas dalam batas yang
ditetapkan, perlu adanya sterilisasi terhadap pertumbuhan mikroba.
5. Terapi
Efek yang ditimbulkan tidak berubah
6. Toksikologi
Ketidakterjadinya peningkatan bermakna dalam toksisitas (Depkes RI, 1995).

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 32


Uji stabilitas ada dua macam yaitu sebagai berikut :

1. Uji stabilitas selama penyimpanan

Penyimpanan sediaan suatu bahan obat selama jangka waktu tertentu dengan
kondisi penyimpanan meliputi suhu, cahaya, udara, dan kelembaban sediaan bahan
obat yang tersimpan dalam ruangan maupun lemari es dapat dilakukan kontrol
terhadap kandungan bahan obat ataupun keefektifannya, sifat mikrobiologisnya serta
sensoriknya dan kondisi galenik suatu sediaan yang dideteksi (Voigh, 1994).
2. Uji stabilitas dipercepat

Reaksi yang digunakan dalam penguraian pada suhu tinggi akan


diekstrapolasikan pada suhu penyimpanan yang ditentukan terhadap kecepatan
penguraian yang dikonsentrasikan, dan kecepatan reaksi terhadap suhu (Voigh, 1994).

Sifat temperatur dapat mempengaruhi gerak molekul, dapat diketahui dimana


seluruh molekul zat bergerak dengan arah dan laju yang sama. Jika satu molekul
menyimpang dari jalan semula, lalu menabrak molekul lain maka akan menyebabkan
kedua molekul bergerak dengan arah dan kecepatan yang berbeda. Jika terjadi tabrakan
antar molekul akan berakibat seluruh molekul mengalami gerak acak. Suatu energi
tertentu dapat menyebabkan tabrakan antar molekul sehingga akan terjadi reaksi antar
molekul (Ansel, 1989).

Untuk memperoleh nilai kestabilan suatu sediaan farmasetik (kosmetik) dalam


waktu yang singkat, dapat dilakukan uji stabilitas dipercepat. Menururt Djajadisastra
(2004), uji stabilitas dipercepat dutujukan untuk memperoleh informasi yang diinginkan
pada waktu sesingkat mungkin, dengan cara menyimpan sampel pada kondisi yang
dirancang untuk mempercepat terjadinya perubahan baik fisik maupun kimia pada sampel
yang biasanya terjadi pada kondisi normal. Apabila hasil pengujian suatu sediaan pada uji
dipercepat selama 3 bulan memperoleh hasil yang stabil, hal tersebut menunjukkan bahwa
sediaan tersebut stabil pada penyimpanan suhu kamar selama 1 tahun. Terdapat beberapa
pengujian stabilitas dipercepat, antara lain:

a) Elevated temperature :
Setiap kenaikan suhu 10°C akan mempercepat reaksi 2 – 3 kalinya, tetapi secara
praktis cara ini agak terbatas karena pada kenyataannya suhu yang jauh di atas

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 33


normal akan menyebabkan perubahan yag tidak pernah terjadi pada suhu normal.
Uji ini digunakan sebagai indikator kestabilan.
b) Elevated humidities :
Umumnya, uji ini dilakukan untuk menguji kemasan produk. Jika terjadi perubahan
pada produk dalam kemasan karena pengaruh kelembaban, hal ini menandakan
bahwa kemasannya tidak memberikan perlindungan yang cukup terhadap atmosfer.
c) Cycling test :
Cycling test merupakan pengujian menggunakan perubahan suhu dan atau
kelembaban pada interval waktu tertentu sehingga produk dan kemasannya
mengalami tekanan (stress) yang bervariasi daripada tekanan konstan yang
kadangkala lebih parah daripada penyimpanan dalam suatu kondisi saja. Tujuan
dari pengujian ini adalah sebagai simulasi perubahan suhu dan atau kelembaban
setiap tahun bahkan setiap harinya. Uji ini dilakukan untuk menguji produk
kosmetik terhadap kemungkinan mengalami kristalisasi atau berawan dan untuk
menguji kestabilan emulsi (Djajadisastra. 2004).

Proses perubahan stabilitas meliputi sebagai berikut:

1. Perubahan fisika

Dalam sediaan bahan obat menunjukan adanya polimorfin yang berarti sediaan
obat tersebut mampu untuk berada dalam berbagai modifikasi. Penyebab perubahan itu
salah satunya adalah perubahan lingkungan, dan penyimpanan. Suatu sediaan obat
mengalami transformasi polimorfin yang menyebabkan terjadinya perubahan dan resorbsi
bahan obat (Voigh, 1994).
Perubahan fisik suatu sediaan pada penyimpanan dapat terlihat parah atau lebih
parah daripada ketidakstabilan kimia bahan yang berkhasiat.Perubahan yang terjadi dapat
terlihat dari perubahan bentuk hablur, bertambah atau berkurangnya laju alir disolusi,
waktu disintegrasi, pecahnya emulsi, penggumpalan suspensi, perubah warna, dan adanya
endapan dalam sediaan larutan (Lachman, 1994).
2. Perubahan kimia

Perubahan secara kimia ini terjadi melalui jalur hidrolisis, oksidasi- reduksi,
rasemisasi, dekarboksilasi, pemecahan cincin, dan fotolisis. Berikut penjelasannya:
a. Proses hidrolitik

Menurut Voight, 1994 mengatakan bahwa reaksi penguraian mengalami

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 34


mekanisme hidrolisis yang akan dikatalisi oleh asam dan basa. Hidrolisis asam
merupakan reaksi kesetimbangan yang diakibatkan oleh terbentuknya anion asam dengan
muatan yang stabil. Hidrolisis suatu sediaan akan bergantung pada pH yang akan
menyebabkan proses degradasi.
b. Proses oksidasi

Suatu reaksi oksidasi akan berbentuk proses penguraian yang umumnya tidak
memiliki atau sangat rendah keefektifannya dan bersifat toksik. Reaksi yang
berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang nyata dalam sifat bahan
seperti rasa, bau, dan penampilannya (Voight, 1994).

Suatu zat dapat disebut dengan teroksidasi bila zat tersebut melepaskan elektron,
jika suatu zat teroksidasi maka diperoleh atom atau radikal elekronegatif. Bentuk
penguraian oksidatif yang terjadi yaitu autooksidasi yang melibatkan proses berantai
radikal bebas. Autooksidasi yaitu reaksi bahan apapun dengan oksidasi molekuler.
Radikal bebas terbentuk pada reaksi yang menyangkut pembelahan ikatan homolitik
suatu ikatan kovalen, sehingga atom–atom yang terlibat untuk menahan suatu elektron
dari ikatan kovalen semula (Lachman, 1994).
c. Dekarboksilasi

Upaya untuk menstabilisasi suatu sediaan obat dapat dilakukan dengan jalan
mengatur pH, melindungi dari cahaya, dan menghindari dari pem anasan. Dekarboksilasi
tergantung pada pH dari sediaan obat (Voight, 1994).
d. Rasemisasi

Dalam reaksi rasemisasi suatu zat aktif kehilangan aktifitasnya tanpa mengubah
susunan kimiawinya apabila terjadi reaksi ini maka dapat mempengaruhi kestabilitas
suatu formulasi farmasi, karena efek biologis bentuk dekstro mungkin jauh lebih kecil
daripada efek bentuk levo (Lachman, 1994).
e. Fotolisis

Fotolisis dapat diartikan sebagai penguraian senyawa farmasi akibat serapan


energi radiasi dalam bentuk cahaya. Reaksi fotolisis yaitu suatu sistem fotolisisakan
menghasilkan radikal bebas yang mengalami reaksi lebih lanjut, apabila molekul yang
mengerap radiasi maka akan terlibat dalam reaksi utama. Apabila molekul penyerapan
radiasi tidak langsung ikut bereaksi melainkan dapat meneruskan energi pada molekul
lain yang bereaksi maka zat penyerapan itu disebut dengan photosensitizer (Lachman,
1994).

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 35


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Contoh Sediaan Eye Make Up yang Beredar di Pasaran


1. Viva Cosmetics Perfect Shape Pencil Matic Eye Liner Putih
Untuk memakai produk Viva Cosmetics Perfect Shape Pencil Matic Eye Liner caranya
tidak sulit dan cukup praktis. Anda cukup memutar bagian atas pensil sesuai petunjuk (untuk
membuka tinggal putar ke kiri, sedangkan untuk menutup tinggal memutar pensil ke kanan).
Lalu, aplikasikan eyeliner putih Viva ini pada kelopak mata dengan menggambar garis dari
bagian dalam ke sudut luar kelopak mata, ulangi bila perlu. Bisa juga hanya diaplikasikan pada
area waterline atau sesuai kreasi make-up Anda.

Warna dari eyeliner putih Viva ini memang cukup pigmented dan intens. Kelebihannya,
Viva Cosmetics Perfect Shape Pencil Matic Eye Liner memiliki warna yang cenderung
buildable. Jika ingin warna yang sekadar semu-semu saja,cukup mengoleskannya ringan-
ringan di garis kelopak mata. Namun apabila ingin warnanya lebih tampak, maka
pengolesannya bisa sedikit ditekan atau diulang hingga beberapa kali. Viva ini bisa bertahan
hingga 6 jam lamanya, namun ada juga yang mengaku hanya sanggup bertahan 2 jam.

Dibandingkan liquid eyeliner, Viva Cosmetics Perfect Shape Pencil Matic Eye Liner
masih relatif lebih mudah untuk dibersihkan. Sehingga bagi Anda yang memiliki kulit
cenderung sensitif bisa cukup mengandalkan micellar water atau cleanser jenis lain untuk
membersihkan sisa-sisa eyeliner yang menempel di kelopak mata tanpa perlu banyak tenaga.

Komposisi : Cyclopentasiloxane, CI 77499, Hydrogenated Olive Oil Stearyl Esters,


Polyethylene, Polybutene, Silica Silylate, Candelila (Euphorbia Cerifera) Wax,
Microcrystalline Wax, Octyldodecanol, Theobroma, Grandiflorum Seed Butter, CI 77266, CI
77510, Sodium Ascorbyl Phosphate, Pentaerythrityl Tetra-di-t-Butyl Hydroxyhydrocinnamate,
Echium Plantagineum Seed Oil, Tocopheryl Nicotinate, CI 77019, Sodium Hyaluronate, Zinc

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 36


Gluconate, Magnesium Aspartate, Cardiospermum Halicacabum Leaf Extract, Helianthus
Annuus Seed Oil, Aqua, Copper Gluconate.
2. Viva Eye Brow Pencil
Viva Eye Brow Pencil hanya memiliki dua warna, Black dan Brown. Kedua warna ini
dianggap mewakili warna alis yang cocok untuk wanita Indonesia dan perbedaan di antaranya
cukup jelas. Black punya warna hitam yang cukup pekat, terutama jika Anda mengisi alis
dengan penuh dan berulang-ulang. Brown memiliki warna cokelat kemerahan yang jelas lebih
terang.

Ingredients:(Black) CI 77499, Stearic Acid, Rhus Succedanea Wax, Paraffin, Hydrogenated


Vegetable Oil, Microcrystalline Wax, Hydrogenated Castor Oil.

3. Just Miss Eye Brow Pencil

Tekstur pensil yang empuk ini sebenarnya punya plus minus tersendiri. Kelebihannya,
saat mengaplikasikan produk, Anda tidak perlu menekan terlalu keras supaya warnanya keluar,
hal ini tentu akan memberi rasa nyaman pada kulit area alis. Kekurangannya, kalau Anda
terlalu semangat bisa-bisa warna alis jadi kelewat pekat selain itu kalau terlalu ditekan, yang
ada pensil akan mudah patah. Jadi saran saya kalau Anda menggunakan produk ini sebaiknya
cukup diarsir dengan tekanan lembut dan pastikan untuk melihat hasil secara keseluruhan di
cermin, setiap kali selesai mengisi area alis yang kosong. Beralih ke sikat spoolie yang
disediakan, karena sayangnya tekstur bulu sikatnya cukup keras dan bikin pedas kalau
kelamaan disikat di kulit area alis.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 37


Produk alis ini cukup awet digunakan seharian. Meskipun tidak benar-benar
waterproof, tapi kalau sekadar membasahi wajah, warna pensil alisnya masih tetap tahan dan
nggak luntur. Nah untuk pemilik kulit berminyak perlu hati-hati nih, karena kalau secara tidak
sengaja menyeka area alis yang berminyak, warna pensil alisnya bisa smudge dan ninggalin
noda di kulit sekitar alis.

Ingredients : Bees Wax, Microcrystalline Wax, Carnauba Wax, Lanolin, Synthetic Wax,
Dimethicone, May contains: CI 77491, CI 77492, CI 77499

4. Wardah EyeXpert The Volume Expert Mascara

Wardah Eyexpert The Volume Expert Mascara dengan teknologi brush inovatif lash
precision brush, didesain sempurna untuk dapat menjangkau bulu mata terkecil sekaligus,
membantu memisahkan setiap helai bulu mata, mengangkat bulu mata secara optimal dari
pangkalnya, lalu menebalkan dan melentikkannya seketika. Ketahanan nya bisa sampai dengan
8 jam, karena waterproof agak susah ketika dibersihkan dan membutuhkan effort yang lebih
untuk membersihkannya.

Dengan formula 5 in 1 yang halal dalam setiap lapisannya

1. WidelashTM, kompleks matrikin yang kaya vitamin, bantu menonjolkan penampilan alami
bulu mata.
2. Intense pigmented waterproof color yang melapisi setiap bulu mata dengan pigmen warna
dari pangkal hingga ujungnya sehingga bulu mata tampak tebal.
3. No clump and smudge. No tackiness.
5. Argan Oil yang bantu merawat setiap helai bulu mata.
6. Film Forming Agent yang melapisi formula inovatifnya secara waterproof dan fast drying
formula sehingga nyaman digunakan sepanjang hari.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 38


Ingredients : Isododecane, Cyclopentasiloxane, Microcrystalline Wax, Disteardimonium
Hectorite, Oryza Sativa Cera, Candelilla (Euphorbia Cerifera) Wax, Cyclohexasiloxane,
Acrylates/Polytrimethyl Siloxymethacrylate Copolymer, Dextrin Palmitate, Ethylhexanoate,
Propylene Carbonate, Phenyl Trimethicone, Talc, Silica, Butylene Glycol, Argania Spinosa
Kernel Oil, Phenoxyethanol, Glycerin, Polyalyceryl-4 Isostearate, Cetyl PEG/PPG-10/1
Dimethicone Hexyl Laurate, Tocopheryl Acetate, Triethylene Glycol, Panthenol, Biotinoyl
Tripeptide-1, Trimethylsiloxysiliate, Cl 77499, Cl 77266.

5. Wardah Exclusive Eyeshadow Pallete

Kemasannya yang transparan di bagian atas membuat mudah melihat warna dalam
eyeshadow, sehingga tidak perlu repot-repot untuk membuka kemasannya. Ukuran cerminnya
pas untuk bagian mata saja, jadinya lebih fokus ke bagian mata yang ingin disapukan
eyeshadow. Aplikatornya pun berfungsi dengan baik dan benar-benar bisa digunakan. Kalian
tau kan, kadang aplikator bawaan itu ala kadarnya aja, ibarat nyempil aja tapi ga bisa di
pake. Beda dengan Wardah ini, sponsnya cukup enak dan pegangannya kokoh, saat ambil
produk pun bener-bener ke ambil warnanya.

Teksturnya cukup smooth dan cukup buttery sehingga ketika diaplikasikan mudah dan
meluncur lembut. Ketahanan eyeshadow ini di kelopak mata yang normal cukup awet sampai
4 jam'an tanpa eyeshadow base. Sedangkan bila digunakan lebih dari 4 jam'an, intensitas
warnanya memudar dan perlu touch up lagi.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 39


Ingredients : mica, talc, diisostearyl malate, triethtylhexanoin, dimethicone, polymethyl
methacrylate, zinc myristate, hydrogen dimethicone, phenoxyethanol, dimethiconol stearate,
synthetic fluorphlogopite, methicone, alumunium hydroxide.

3.2 Komposisi Sediaan Kosmetika Mata


Formulasi Sediaan Eyeshadow Cream Menggunakan Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea Batatas L.) Sebagai Pewarna.

3.3 Proses Pembuatan Sediaan Kosmetika Mata


Pembuatan ekstrak etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)
Ubi jalar ungu diambil di daerah Inderapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kulit ubi
jalar ungu dikupas dan dicuci sampai bersih lalu ditiriskan dan dirajang halus kemudian
ditimbang 1 kg dan dilakukan maserasi dengan campuran larutan penyari asam sitrat 2% dalam
4 L etanol 96% selama 3 x 24 jam (tiap 1 x 24 jam dilakukan pengadukan) kemudian disaring.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 40


Ekstrak etanol dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50oC (Departemen Kesehatan
RI, 2010). Ekstrak kental dan masing diidentifikasi dengan pemeriksaan organoleptis,
rendemen, susut pengeringan dan kadar abu. Lalu uji skrining fitokimia.
Pembuatan eyeshadow cream ekstrak etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)
Pembuatan eyeshadow cream sesuai dengan formula yang tercantum didalam tabel 1.
Dalam pembuatan dibagi dalam 2 fase, fase 1 (isopropil palmitat, titanium dioksida, carnauba
wax, parafin cair dan propil paraben) yang dipanaskan hingga suhu 70- 75oC dan fase 2
(talkum, Na2EDTA dan metil paraben). Kemudian fase 1 dan fase 2 dicampurkan didalam
lumpang panas sambil dilakukan penggerusan sampai benar-benar homogen. Setelah itu
ditambahkan ekstrak ubi jalar ungu dan oleum rosae, digerus hingga terbentuk massa krim yang
homogen. kemudian dimasukkan ke dalam wadah eyeshadow cream.

3.4 Uji Mutu Sediaan Kosmetika Mata

Evaluasi sediaan eyeshadow cream


1. Uji Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis sediaan diamati selama 6 minggu penyimpanan dengan
melihat perubahan bentuk, warna dan bau. Eyeshadow cream F0 berbentuk setengah padat, bau
minyak mawar dan warna putih; F1 berbentuk setengah padat, bau minyak mawar dan warna
merah muda pucat; F2 berbentuk setengah padat, bau minyak mawar dan warna merah muda;
F3 berbentuk setengah padat, bau minyak mawar dan warna merah muda terang. Pembanding
berbentuk setengah padat, bau khas dan warna merah muda terang.
Selama 6 minggu penyimpanan eyeshadow cream tidak mengalami perubahan bentuk,
bau dan warna. Namun pada minggu berikutnya intensitas warna pada eyeshadow cream mulai
berkurang. Stabilitas dapat dipengaruhi oleh pH, temperatur, cahaya, dan oksigen. Kerusakan
antosianin cenderung meningkat selama proses penyimpanan yang diiringi dengan kenaikan
suhu, menyebabkan berubahnya warna pada sediaan (Rein and Heinonen, 2004).
Tabel Hasil Skirining Fitokimia Ekstrak Ubi Jalar Ungu

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 41


No. Kandungan Kimia Pereaksi Hasil Pengamatan
1. Flavonoid Mg/ HCl P + Merah
2. Fenolik FeCl₃ + Biru

3. Saponin Test busa - Tidak ada busa


4. Steroid Bouchardat - Merah
5. Terpenoid Bouchardat + Merah
6. Alkaloid Mayer + Kabut putih

2. Uji Homogenitas
Dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan sejumlah tertentu pada kaca yang
transparan. Hasil evaluasi homogenitas menunjukkan sediaan eyeshadow cream dan
pembanding memberikan hasil yang sediaan homogen karena tidak adanya partikel-partikel
menggumpal saat di oleskan pada kaca objek.
3. Uji Oles
Dilakukan dengan mengoleskan sediaan eyeshadow cream pada kulit punggung tangan
kemudian diamati banyaknya warna yang menempel dengan perlakuan 5 kali pengolesan.

Hasil pemeriksaan uji oles yaitu eyeshadow cream F2 dan F3 memberikan hasil uji oles
kurang baik dan tidak merata pada saat dioleskan. Warna yang menempel pada punggung
tangan tidak merata dibandingkan dengan warna pembanding P. Berdasarkan hasil uji oles

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 42


diatas dapat diketahui bahwa F2 dan F3 menghasilkan pengolesan kurang baik karenna
pengolesan dikatakan baik jika sediaan memberikan warna yang merata.

4. Uji Stabilitas

Dengan menggunakan metode freeze and thaw. Sediaan disimpan pada suhu 4oC
selama 24 jam, lalu dipindahkan pada suhu 40oC selama 24 jam (1 siklus). Pengujian dilakukan
sebanyak 6 siklus dan pengamatan dilakukan setiap akhir siklus. Hasil uji stabilitas sediaan
selama 6 siklus (12 hari) menunjukkan bahwa keempat sediaan eyeshadow cream stabil.
Pemeriksaan pH eyeshadow cream selama 6 minggu dengan menggunakan pH meter,
memperoleh hasil dengan rata-rata F0=4,99; F1=6,07; F2=5,91; F3=5,55, dan pembanding
6,81.

5. Uji pH

Pemeriksaan pH Dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Hasil pemeriksaan pH


menunjukkan bahwa sediaan masuk ke dalam rentang pH kulit 4,5-6,5. Pemeriksaan tipe krim
memberikan hasil bahwa tipe krim ke empat sediaan eyeshadow cream termasuk tipe krim air
dalam minyak karena metilen biru tidak tersebar merata pada sediaan sedangkan pembanding
P mempunyai tipe krim minyak dalam air karena metilen biru tersebar merata pada sediaan.

6. Uji Tipe Krim

Dilakukan dengan meletakkan sejumlah sediaan pada gelas objek, kemudian


ditambahkan 1 tetes metil biru, diaduk dengan batang pengaduk. Bila metil biru tersebar merata
berarti tipe krim yang dihasilkan adalah minyak dalam air (M/A), bila timbul bintik-bintik biru,
krim yang dihasilkan tipe air dalam minyak (A/M). Pemeriksaan tipe krim memberikan hasil
bahwa tipe krim ke empat sediaan eyeshadow cream termasuk tipe krim air dalam minyak
karena metilen biru tidak tersebar merata pada sediaan sedangkan pembanding P mempunyai
tipe krim minyak dalam air karena metilen biru tersebar merata pada sediaan.

7. Uji Iritasi Kulit

Dilakukan dengan melibatkan sukarelawan sebanyak 10 orang (FDA, 2013).


Sukarelawan dipilih berdasarkan kriteria inklusi, eksklusi dan drop out. a). Kriteria inklusi
wanita yang bersedia menjadi sukarelawan dan berusia sekitar 18-22 tahun pada saat penelitian
dilakukan. b). Kriteria eksklusi adalah sukarelawan yang mempunyai riwayat alergi kulit dan

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 43


sedang menderita penyakit kulit. c). Kriteria drop-out adalah yang tidak patuh dengan aturan
penelitian dan tidak bersedia untuk melanjutkan penelitian.

Pengujian iritasi kulit dilakukan dengan cara uji tempel tertutup pada kulit manusia
dimana 0,1 g masing-masing formula eyeshadow cream dioleskan pada pangkal lengan bagian
dalam dengan diameter pengolesan 3 cm kemudian ditutup dengan perban dan plester,
dibiarkan selama 48 jam tanpa dibilas. Setelah 48 jam perban dan plester dibuka, kemudian
diamati gejala yang ditimbulkan, berupa erythema dan edema seperti yang tercantum pada
tabel.

Hasil uji iritasi terhadap panelis pada keempat fomula eyeshadow cream tidak
mengiritasi kulit, karena tidak terjadinya eritema dan edema pada kulit panelis selama
pengamatan yang dilakukan. Dengan nilai PII yang didapatkan adalah 0 (diabaikan). Data yang
diperoleh dari uji kesukaan menunjukkan panelis lebih menyukai F3, baik dalam hal warna,
aroma dan tekstur. Hal ini dikarenakan F3 memiliki intensitas warna yang baik pada saat
dioleskan. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah ekstrak dengan konsentrasi tinggi
memberikan warna lebih pekat. Untuk tekstur alasannya yaitu konsistensi F3 lebih lembut dan
nyaman saat dioleskan.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 44


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kosmetika mata adalah bentuk sediaan kosmetik yang khusus diformulasikan pada
daerah mata hingga sekitaran mata. Kosmetika mata yang saat ini banyak dijumpai
pada dunia pasar berupapensil, stick, bubuk kompak dan bentuk pasta. Kosmetik
untuk mata contoh produknya seperti Eyeshadow, Eyeliner, Maskara, pensil alis, bulu
mata dan make up remover.
2. Mata memiliki sifat yang selalu mempunyai mekanisme perlindungan yang
berkontribusi terhadap eliminasi segera apabila terdapat partikel debu, insek, benda
asing, ataupun formulasi sediaan yang bersinggungan dengan mata. Dalam pembuatan
sediaan untuk mata ada beberapa kesulitan yang muncul ataupun yang perlu
diperhatikan dalam formulasinya, yaitu faktor anatomi dan fisiologi mata,
penghantaran obat ke bagian internal mata, penilaian kinerja formulasi oftalmik,
eksipien yang digunakan dalam formulasi, dan pertimbangan formulasi lain.
3. Sediaan kosmetika untuk mata terdapat berbagai macam bentuknya, seperti pada
eyeshadow dibuat dalam bentuk krim, stick, larutan, serbuk atau passed cake (kue
kempa/padatan). Pada maskara dibuat dalam bentuk cake, krim/padatan, dan larutan.
Untuk eyebrow dibuat dalam bentuk crayon, runcingan pensil, krim, stick dan cake
padatan. Untuk eyeliner dibuat dalam bentuk larutan, krim atau cake padat.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga kategori, yaitu stabilitas fisika, stabilitas kimia, dan stabilitas biologi. Untuk
memperoleh nilai kestabilan suatu sediaan farmasetik (kosmetik) dalam waktu yang
singkat, dapat dilakukan uji stabilitas dipercepat.
5. Bahan-bahan dasar pada formula sediaan kosmetika mata yang sering digunakan yaitu,
Petrolatum, Lanolin, Ceresin, Carnauba Wax, Beeswax, Asam stearate, Isopropyl
miristat, Propilen glikol, Gum tragakan, Methyl cellulose, Pengawet, Pemberi efek
berkilau, Parfum dan Pigmentasi untuk make-up mata.
6. Untuk uji evaluasi sediaan mutu kosmetika untuk mata ada uji organoleptis, uji
homogenitas, uji oles, uji stabilitas, uji pH, uji tipe krim, uji iritasi kulit, dan uji
kesukaaan. Adapun tujuan pengujian tersebut untuk mengetahui bahwa sediaan yang
telah diformulasikan dapat digunakan secara aman.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 45


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1985, Formularium Kosmetika Indonesia, Depkes RI Jakarta.

Balsam MS and Sagarin E (ed), 1972, Cosmetics, Science and Technology, 2nd ed.,
Wiley-Interscience, New York.

Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. 266-300.

Wade, Ainkey, Paul, J.Walker.1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients Second


Edition. London: Pharmaceutical Press.

Putri Rahayu Noni, Dkk. 2020. “Formulasi Sediaan Eyeshadow Cream Menggunakan
Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.) Sebagai Pewarna”. Issn-Online :
2548-141x Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang Http://
Jurnal.Akfarprayoga.Ac.Id.

Bayer, 2002, Bayer Distribusion Service: Isododecane, www.bayer-service.com

Dassanayake, Lakmali; Kodali, Dharma R.; Ueno, S.; K., 2009, Physical Properties of Rice
Bran Wax in Bulk and Organogel". Journal of the America Oil Chemist's Society

Laningan , R.S., 2002, Final report on the safety assessment of sorbitan caprylate, sorbitan
cocoate, sorbitan.diisostearate, sorbitan dioleate, sorbitan distearate, sorbitan isostearate,
sorbitan olivate, sorbitan sesquiisostearate, sorbitan sesquistearate, and sorbitan
triisostearate, Expert panel, England

Momentive, 2010, Material safety Data Sheet:Decamethylcyclopentasiloxane,Version :


1.13

Ogura, Yuuki, Kiyoshi Kawada, Takashi Minami, 2011, Pencil Form Cosmetic
Composition and Cosmetic Product Thereof, Patent Application Publication, US

Orica, 2012, Safety Data Sheet: Polyisobutene, Version: 4

Mitsui, Takeo. 1997. New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier.

United State Pharmacopeia Convention. 2006. The United State Pharmacopeia (USP).
United States: Rockville.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 46


Wasitaatmadja, Syarif M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.

Tranggono, Iswari R dan Latifah, Fatma. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Hasanah, N.A., Musfiroh, Ida., Saptarini, M.N., Rahayu, Driyanti. 2014. Identifikasi
Rhodamin B pada Produk Pangan dan Kosmetik yang Beredar di Bandung. Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia, April 2014, hlm. 104-109 ISSN 1693-1831

Knowlton, J.L. 1993. Handbook Cosmetic Science and Technology First Edition. Oxford :
Elsevier advanced Technology.

Makalah Kosmetologi Eye MakeUp 47

Anda mungkin juga menyukai