Di susun Oleh :
Afifah Abid Hanun (18330053)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas syarat Ujian Akhir Semester pada mata kuliah
Kosmetologi di Institut Sains dan Teknologi Nasional. Selain itu, penulis berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Akhatik., Dra.M.Si. selaku dosen mata
kuliah Kosmetologi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 22 Januari 2021
Penulis
3.4 Uji Mutu Sediaannya Meliputi Uji Kualitas, Uji Keamanan, Uji Efikasi, Uji Stabilitas
Dipercepat ......................................................................................................41
Kosmetik telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Di Mesir 3500 tahun sebelum
maseh (SM) telah digunakan bahan-bahan untuk kecantikan, berupa minyak hewan dan
tumbuh-tumbuhan, rempah-rempah, madu, susu, dan lain-lain. Menurut PERMENKES RI
No.220/Menkes/Per/IX/76 definisi kosmetika diartikan sebagai bahan atau campuran
untuk digosokan, dilekatkan, dituangkan, dipercikan atau disemprotkan pada bahan/bagian
tubuh manusia dengan maksud untuk memelihara, menambah daya tarik, atau merubah
rupa dan tidak termasuk kedalam obat.
Kosmetika mata adalah bentuk sediaan kosmetik yang khusus diformulasikan pada
daerah mata hingga sekitaran mata. Dimana diharapkan ada indikasi khusus ditiap
formulasi bentuk kosmetika mata tersebut. Misalnya untuk efek pencerahan lingkaran
gelap yang terjadipada area sekitar mata, pemberi kelembapan dan kesegaran pada mata,
serta merias mata hingga menampilkan garis mata yang lebih rapih dan cantik. Kosmetika
mata yang saat ini banyak dijumpai pada dunia pasar berupapensil, stick, bubuk kompak
dan bentuk pasta. Kosmetik untuk mata contoh produknya seperti Eyeshadow, Eyeliner,
Maskara, pensil alis, bulu mata dan make up remover.
1.3 Tujuan
1. Untuk Memahami Definisi Kosmetika
2. Untuk Memahami Anatomi dan Fisiologi Mata
3. Untuk Memahami Fungsi Dan Mekanisme Kerja Kosmetika Mata
4. Untuk Memahami Macam – Macam Bentuk Sediaan Dasar Kosmetika Mata
5. Untuk Memahami Komponen Utama Formula Sediaan Kosmetika Mata
6. Untuk Memahami Ketidakstabilan dan Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas
Sediaan Kosmetika Mata
7. Untuk Memahami Uji Mutu Sediaan (Kualitas, Keamanan, Stabilitas) Sediaan Eye
Make Up
8. Untuk Memahami Komposisi dari Sediaan Eye Make Up yang Beredar Dipasaran
9. Untuk Memahami Proses Pembuatan dari Sediaan Kosmetika Untuk Mata yang
Beredar Dipasaran
10. Untuk Memahami Uji Mutu Sediaan dari Sediaan Kosmetika Untuk Mata yang
Beredar Dipasaran
Pada tahun 1970 oleh Jellinek, kosmetologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari hukum-hukum fisika, Biologi, maupun mikrobiologi tentang
pembuatan, penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi) kosmetik, Selanjutnya di tahun 1997
Mitsui menyebut kosmetologi sebagai ilmu kosmetik yang baru, yang lebih mendalam dan
menyeluruh.
Dari mulai abad ke 19, kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu kosmetik tidak
hanya untuk kecantikan saja, melainkan juga untuk kesehatan, Perkembangan ilmu
kosmetik serta industri secara besar-besaran baru dimulai pada abad ke-20 ( Wall, Jellinek,
1970 ). Kosmetik menjadi sebuah alat usaha, bahkan sekarang dengan kemajuan teknologi
, kosmetik menjadi sebuah perpaduan antara kosmetik dan obat ( Pharmaceutical ), atau
yang sering desebut kosmetik medis (cosmeticals).
Sejak 40 tahun terakhir, industri kosmetik semakin meningkat , Industri kimia
memberi banyak bahan dasar dan bahan aktif kosmetik, Kualitas dan kuantitas bahan
biologis untuk digunakan pada kulit terus meningkat, banyak para dokter yang terjun
langsung dan meningkatkan perhatian terhadap ilmu kecantikan kulit
(cosmetodermatology), serta membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan
para ahli kosmetik dan ahli kecantikan. Misalnya dalam hal pengetesan bahan baku atau
bahan jadi, dan penyusunan formula berdasarkan konsepsi dermatologi atau kesehatan.
Kosmetika mata adalah bentuk sediaan kosmetik yang khusus diformulasikan pada
daerah mata hingga sekitaran mata. Dimana diharapkan ada indikasi khusus ditiap
formulasi bentuk kosmetika mata tersebut. Misalnya untuk efek pencerahan lingkaran
gelap yang terjadipada area sekitar mata, pemberi kelembapan dan kesegaran pada mata,
serta merias mata hingga menampilkan garis mata yang lebih rapih dan cantik. Kosmetika
mata yang saat ini banyak dijumpai pada dunia pasar berupapensil, stick, bubuk kompak
dan bentuk pasta. Kosmetik untuk mata contoh produknya seperti Eyeshadow, Eyeliner,
Maskara, pensil alis, bulu mata dan make up remover.
Make up mata merupakan salah satu kosmetik yang tertua dan paling
banyak digunakan. Banyak tipe dari make up ini yang digunakan untuk memperindah pen
ampilan dari mata.
Berdasarkan fungsinya, make up mata dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Sclera
Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-olah tidak mengandung pembuluh
darah. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen tipe 1 yang diselang-selingi oleh jala-jala serat
elastin. Susunan seperti ini membentuk struktur bola mata yang kokoh, disokong oleh tekanan
intraokular yang berasal dari humor akwaeus yang terletak di sebelah depan lensa dan badan
vitreus yang terletak di belakang lensa. Di bagian belakang sklera ditembus oleh serat-serat saraf
optik pada lamina kribrosa. Sklera mengandung pembuluh darah terutama pada limbus (tempat
pertautan sklera dan kornea).
2. Choroid
Choroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel pigmen
sehingga tampak bewarna hitam. Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung jarang yang
mengandung serat-serat kolagen dan elastin, sel-sel fibroblas, pembuluh darah dan melanosit.
Khoroid terdiri atas 4 lapisan yaitu:
1) Epikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat kolagen dan
elastin.
1) Epitel kornea → merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng berlapis
tanpa lapisan tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar yang langsung kontak
dengan dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel kornea ini mengandung banyak ujung-
ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang terletak di permukaan cepat menjadi aus dan
digantikan oleh sel-sel yang terletak di bawahnya yang bermigrasi dengan cepat.
2) Membran Bowman → merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel tersusun
dari serat kolagen tipe 1.
3) Stroma kornea → merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari serat-serat
kolagen tipe 1 yang berjalan secara paralel membentuk lamel kolagen. Sel-sel fibroblas
terletak di antara serat-serat kolagen.
4) Membran Descemet → merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-serat
kolagen.
5) Endotel kornea → Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam tersusun dari
epitel selapis gepeng atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa protein yang mungkin
diperlukan untuk memelihara membran Descement. Sel-sel ini mempunyai banyak
vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa natrium yang akan mengeluarkan
kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera okuli anterior. Ion-ion klorida dan air akan
mengikuti secara pasif. Kelebihan cairan di dalam stroma akan diserap oleh endotel
sehingga stroma tetap dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi (kurang cairan),
Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan sklera. Pada tempat ini
terdapat lekukan atau sudut akibat perbedaan kelengkungan kornea dan sklera. Bagian luarnya
diliputi epitel konjungtiva bulbi yang merupakan epitel berlapis silindris dengan lamina propria
di bawahnya. Stromanya merupakan tepian sklera yang menyatu dengan kornea. Stroma ini
tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Di bagian dalam stroma ini membentuk taji sklera (scleral
spur). Pada bagian anterior taji ini terdapat jaringan trabekula (trabecula sheet) dengan jalinan
ruang-ruang di antaranya dikenal sebagai ruang trabekula (trabecular spaces/ space of Fontana).
Di atas trabekula terdapat suatu saluran lebar dan panjang disebut kanal Schlemm.
5. Cilliary body
Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata
terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke
arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat
elastin, pembuluh darah dan melanosit.Badan siliaris membentuk tonjolan-tonjolan pendek
seperti jari yang dikenal sebagai prosessus siliaris. Dari prosessus siliaris muncul benang-benang
fibrillin yang akan berinsersi pada kapsula lensa yang dikenal sebagai zonula zinii.
Korpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid. Lapisan luar kaya akan pigmen dan
merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. Lapisan dalam yang tidak berpigmen
merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif terhadap cahaya. Sel-sel di lapisan
ini akan mengeluarkan cairan filtrasi plasma yang rendah protein ke dalam bilik mata belakang
(kamera okuli posterior). Humor akweus mengalir dari bilik mata belakang (kamera okuli
posterior) ke bilik mata depan (kamera okuli anterior) melewati celah pupil (celah di antara iris
dan lensa), lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus dan akhirnya masuk ke dalam
kanal Schlemm. Dari kanal Schlemm humor akweus masuk ke pleksus sklera dan akhirnya
bermuara ke sistem vena.
Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebagai muskulus siliaris. Satu
berkas karena orientasinya akan menarik khoroid sehingga membuka kanal Schlemm untuk
aliran humor akweus. Dua berkas lain yang menempel pada skleral spur berfungsi untuk
6. Lensa
Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-serat lensa. Kapsul
lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun oleh serat-serat kolagen tipe IV dan
glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan kompak. Epitel subkapsul hanya terdapat pada
permukaan anterior lensa tepat di bawah kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas selapis sel kuboid.
Di sebelah dalam dari epitel subkapsul terdapat serat-serat lensa yang di bentuk dari sel-sel yang
kehilangan inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini kemudian diisi dengan protein lensa
kristalin (crystallins). Adanya kristalin ini akan meningkatkan index refraksi lensa.
Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa diperoleh dari
humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel, tetapi dapat ditembus cahaya
dengan mudah. Pada orang tua sering dijumpai kekeruhan pada lensa yang menyebabkan
menurunnya kemampuan untuk melihat. Keadaan ini dikenal sebagai katarak. Kondisi mungkin
disebabkan oleh bertumpuknya pigmen atau substansi lain dan keterpaparan sinar ultra violet
secara berlebihan.
Di samping itu pada orang tua terjadi suatu keadaan yang dikenal sebagai presbiopia yaitu
ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat yang disebabkan karena
menurunnya elastisitas lensa akibat proses penuaan. Sebagai akibatnya lensa tidak dapat
mencembung guna memfokuskan bayangan benda secara tepat pada retina. Keadaan ini dapat
diatasi dengan pemakaian kaca mata. Lensa digantung ke korpus siliaris oleh penggantung lensa
yang dikenal sebagai zonula Zinii.
7. Retina
Retina merupakan lapisan terdalam bola mata, mengandung sel-sel fotoreseptor yaitu sel-
sel batang dan kerucut. Retina berkembang dari cangkir optik (optic cup), suatu struktur
berbentuk cangkir yang terbentuk sebagai hasil proses invaginasi (penonjolan ke arah dalam)
gelembung optik primer (primary optic vesicle). Gelembung optik primer ini berkembang dari
penonjolan keluar prosencephalon (otak depan). Tangkai dari cangkir optik (optic stalk) akan
berkembang menjadi saraf optikus (optic nerve). Dinding luar cangkir optik (optic cup)
Lempeng optik (optik disk) yang terletak di dinding belakang bola mata merupakan tempat
keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini akan bertumpuk membentuk suatu
tonjolan yang disebut papila nervus optikus. Daerah ini tidak mengandung sel-sel fotoreseptor,
tidak peka terhadap cahaya, sehingga di sebut juga sebagai bintik buta (blind spot). Pada papila
nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Pada umumnya arteri sentralis merupakan satu-
satunya arteri bagi retina. Sumbatan pada arteri ini dapat mengakibatkan kebutaan yang menetap.
Pada beberapa individu sebagian kebutuhan darah untuk retina juga disuplai dari arteri silioretina
untuk makula. Penyumbatan arteri sentralis pada individu ini mengakibatkan kehilangan
penglihatan perifer, karena makula tak terganggu.
Saraf optik bukan merupakan saraf perifer tetapi suatu traktus sistem saraf pusat antara sel
ganglion retina dan otak tengah (midbrain). Saraf ini berjalan ke posterior ke kiasma optikus dan
mengandung lebih dari seribu berkas serat saraf bermielin yang disokong oleh neuroglia (astrosit)
dan bukan endoneurium. Selaput otak dan ruang subarakhnoid melanjutkan diri dari otak sebagai
sarung pembungkus saraf optik. Kira-kira 2,5 mm lateral dari bintik buta terdapat daerah
berpigmen kuning yang dikenal sebagai Makula lutea (bintik kuning) . Bagian tengah makula
lutea dikenal sebagai fovea sentralis yang merupakan daerah penglihatan yang paling peka.
Fovea sentralis merupakan suatu sumur dangkal berbentuk bulat terletak 4 mm ke arah temporal
dari lempeng optik dan sekitar 0,8 mm di bawah meridian meridian horizontal. Cekungan ini
disebabkan tidak adanya lapisan dalam retina, pada retina di daerah ini. Sel penglihat pada lantai
fovea terdiri dari hanya kerucut yang tersusun rapat dan berukuran lebih panjang di bandingkan
dengan yang dibagian perifer retina.
Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di bagian posterior
hingga ora serrata di anterior. Pada irisan histologik terdapat 10 lapisan retina dari luar ke dalam
yaitu:
1) Epitel pigmen
2) Lapisan batang dan kerucut
3) Membran limitans luar
4) Lapisan inti luar
5) Lapisan pleksiform luar
6) Lapisan inti dalam
7) Lapisan pleksiform dalam
8. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi permukaan dalam kelopak mata
(konjungtiva palpebra) dan menutupi permukaan sklera pada bagian depan bola mata
(konjungtiva bulbi). Konjungtiva di susun oleh epitel berlapis silindris yang mengandung sel
goblet yang terletak di atas suatu lamina basal dan lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat
longgar. Sekret sel-sel goblet ikut menyusun tirai air mata yang berfungsi sebagai pelumas dan
pelindung epitel mata bagian depan.
9. Vitreous Body
Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang vitreus (ruang antara
lensa dan retina). Korpus vitreus disusun hampir seluruhnya oleh air (99%) dan mengandung
elektrolit, serat-serat kolagen dan asam hialuronat. Korpus vitreus melekat pada seluruh
permukaan retina. Di tengah korpus vitreus berjalan sisa suatu saluran yang berisi cairan dikenal
sebagai kanal hialoidea, yang semula mengandung arteri hialodea pada masa janin. Badan vitreus
berfungsi untuk memelihara bentuk dan kekenyalan bola mata.
10. Iris
Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini muncul dari badan
siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris juga memisahkan bilik mata depan
dan belakang. Celah di antara iris kiri dan kanan dikenal sebagai pupil (pupil, gadis kecil). Iris
disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah.
Permukaan depan iris yang menghadap bilik mata depan (kamera okuli anterior) berbentuk tak
teratur dengan lapisan pigmen yang tak lengkap dan sel-sel fibroblas.
Permukaan posterior iris tampak halus dan ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel yang
menutupi permukaan korpus siliaris. Permukaan yang menghadap ke arah lensa mengandung
11. Pupil
Cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior
mata) serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea yang dihasilkan oleh prosesus
siliaris. Humor aqueus bertanggung jawab mengatur tekanan intraokuler.
Anatomi tambahan pada mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus
lakrimalis.
1) Alis mata: terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk
melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.
2) Kelopak mata: ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari
kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak
mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain
Fakta bahwa kecantikan sebagai bagian dari gaya hidup wanita, keberadaannya
telah dirasakan sejak berabad-abad yang lalu. Kecantikan dapat diidentifikasikan dengan
penampilan diri seorang wanita. Kecantikan sangat mempengaruhi penampilan seorang
wanita karena dengan kecantikan akan lebih menambah rasa percaya diri. Istilah cantik
dapat diartikan sebagai sesuatu yang indah, yang dapat dinilai dan dimaknai sebagai
kecantikan lahiriyah. Kecantikan lahiriyah merupakan cerminan dari kepribadian
seseorang. Kecantikan lahiriyah memiliki banyak perbedaan meliputi wajah yang
proporsional dan kurang proporsional.
Bentuk mata yang dimiliki manusia pada dasarnya beragam dan berbeda-beda.
Menurut Andiyanto (2003 : 82) mata adalah pusat kecantikan dan mata ibarat magnet yang
menarik perhatian orang yang melihat. Salah satu contoh bentuk mata yang proporsional
adalah bentuk mata yang lebar atau berkelopak. Bentuk mata yang sudah terlihat lebar
seperti mata kenari sehingga tidak memerlukan koreksi mata dan mata tersebut menjadi
pedoman untuk mengkoreksi bentuk mata yang lain. Proses untuk mempercantik mata
memerlukan teknik-teknik dalam pengaplikasiannya. Bentuk mata diusahakan agar
mendekati bentuk mata ideal dengan menggunakan berbagai macam teknik, peralatan dan
kosmetik.
Pada penggunaan kosmetik mata disesuaikan dengan warna busana dan
kesempatan. Koreksi dalam bentuk mata diperlukan karena bentuk mata yang berbeda-
beda dan memerlukan koreksi mata agar terlihat lebih ideal. Koreksi mata ini diaplikasikan
pada bentuk mata sipit yang umumnya dimiliki oleh orang yang berketurunan Cina. Mata
sipit merupakan mata yang tidak berkelopak dan agar terlihat lebih bagus seperti mata
proporsional diperlukan korektif mata. Cara menyempurnakan mata sipit adalah dengan
melakukan rias wajah smoky yaitu membubuhkan warna gelap atau smoky untuk
Penggunaan eye liner dapat mempertegas bentuk mata dan membuat mata tampak
lebih besar. Jenis eye liner ada yang berbentuk cair, cream atau dalam bentuk pensil.
Kosmetik ini digunakan pada sekeliling mata dan dibuat lebih besar agar mata menjadi
kelihatan lebih hidup. Warnanya ada yang mengkilap dan ada pula yang doff. Mata yang
diberi eye liner akan menjadi kelihatan lebih indah dan lebih ekspresif. eye liner yang gelap
membuat mata terlihat lebih dalam, dan eye liners yang terang akan mengangkat mata lebih
cekung ke dalam.
Salah satu alat makeup penting bagi mata adalah eyeliner yang berfungsi untuk
membuat mata lebih menonjol atau hidup, Menegaskan dan membuat mata lebih besar dan
ekspresif, membuat riasan lebih dramatis tanpa banyak melakukan langkah serta Menutupi
garis bulu mata palsu yang menempel pada mata. Tapi kebanyakan orang hanya berani
mengenakan eyeliner hitam saja. Padahal, eyeliner putih juga memiliki fungsi yang sama.
Eyeliner putih dapat membuat mata terlihat lebih besar. Eyeliner ini juga berguna untuk
mencerahkan mata dan banyak fungsi lainnya.
Cara menggunakan eye liner dengan digoreskan sepanjang garis mata dimana bulu-
bulu mata tumbuh. Tariklah dari kelopak mata sebelah atas dengan kencang dan halus
sampai ke ujung mata. Ujung dari eye liner harus runcing benar. Gunakan eye liner cair
agar riasan mata lebih tahan lama dan bersih. Sebelum menggunakan eye liner, tentukan
terlebih dahulu karakter tata rias yang akan dibuat. Untuk tata rias romantik hindari
penggunaan eye liner di bawah mata. Untuk member kesan glamour, ekspresif dan
dramatis, eye liner dapat dikenakan di bawah mata dan penuh. Jika memiliki bentuk mata
yang bulat, hindari pemakaian eye liner penuh, tapi kenakan di tengah.
Jika Anda tipe wanita yang suka mengoleksi berbagai kosmetika yang belum habis
lebih dari 1-2 tahun, produk tersebut masih boleh dipakai asal tak terjadi perubahan drastis.
Tetapi jika terjadi perubahan drastis, lebih baik Anda segera membuangnya. Perubahan
yangdimaksud misalnya berubah warna; berubah bentuk menjadi pecah-pecah,
menggumpal,mencair, atau membentuk butiran; serta berbau tidak enak, Hal ini adalah
salah satu indikasi bahwa produk tersebut sudah kadaluarsa dan sudah takboleh dipakai
lagi.Jika perubahannya warnanya tidak ekstrem, misalnya dari warna krem menjadi cokelat
muda atau dari putih menjadi sedikit kuning, masih tak apa-apa dipakai, selama tanggal
kadaluarsanya di-perhatikan. Perubahan itu diakibatkan kosmetika teroksidasi udara,
Larutan adalah bentuk sediaan liquid (air) yang jernih, homogen yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut dalam pelarut atau campuran dari zat-
zat yang saling melarutkan). Larutan merupakan bentuk sediaan yang secara
termodinamik di anggap stabil. Berdasarkan tipe pelarutnya, larutan di bagi menjadi 3
bagian :
1. Water based solution, yaitu larutan yang mengandung air sebagai agen nya.
Misalnya, make up remover, sabun pencuci tangan, sampo dan lain-lain
2. Hydroalcoholic solution, yaitu larutan yang mengandung campuran air dan alkohol
sebagai agennya. Contohnya: toner, mouthwash, after shave cologne, hair spray
3. Anhydrous (tidak mengandung air) larutan yang mengandung zat-zat selain air di
dalamnya, misalnya nail polish remover (cairan pembersih kuteks).
c) Suspensi
Suspensi merupakan sediaan kosmetika yang berupa larutan dimana terlihat adanya
endapan bahan padat (fase dispersi) yang tidak larut dalam pelarutnya (cairan/fase
kontinyu). Kosmetika dengan wujud suspensi harus dikocok terlebih dahulu sehingga
bahan padat dapat terbagi rata dalam pelarutnya. Suspensi ini sama seperti emulsi,
cenderung tidak stabil secara termodinamika. Sediaan suspensi dibagi menjadi 3
macam, yaitu :
1. Water-based suspensions;
2. formulasi Hydroalcoholic, seperti beberapa jenis toner wajah.
3. Formulasi Anhydrous, seperti spray antiperspirant dengan bahan dasar silicon,
pengkilap kuku dengan pelarut organik, maskara, eyeliner cair, dan lip gloss.
d) Stick
Stick efektif untuk yang malas menyentuh produk kosmetik dengan jari. Zat aktif
yang ada di dalam stik dihantarkan ke kulit dengan proses rubbing (gesekan ke kulit).
e) Krayon
Krayon adalah sediaan dasar berupa pomit padat, biasanya berbentuk batangan.
Proses pembuatannya dilakukan dengan cara dilumerkan, dan setelah agak dingin
dicetak. Bahan untuk pembuat krayon antara lain : bahan dasar (campuran lilin, minyak
dan campuran bromo) dan bahan tambahan (parfum dan zat pengawet).
1. Petrolatum
Petrolatum putih, serat pendek, titik lebur pada suhu 43°C. Direkomendasikan
yang mana memilki sifat fisika dan stabilitas yang dinilai baik pada produk. Petrolatum
dengan kualitas yang baik tidak memberikan bau.
2. Lanolin
Lanolin anhidrosa untuk tingkatan kosmetik yang memilki titik lebur 38-40°C.
Yang digunakan pada produk eye shadow dan mascara untuk melicinkan dan
meningkatkan kualitas.
3. Ceresin
4. Carnauba Wax
Carnauba wax ini tersedia dalam beberapa jenis, yang mana carnauba kuning
dengan titik lebur 35°C, yang dimurnikan dan diputihkan yang direkomendasikan.
Terutama yang memilki titik lebur yang tinggi. Carnauba akan membentuk film/
lapisan tidak tembus air, dan menghilangkannya dengan aksi pelarutan sabun terhadap
air. Ini merupakan kualitas yang penting dalam formulasi mascara. terakhir, wax
carnauba memberikan kecerahan lebih pada penggunaan dalam keadaan kering.
5. Beeswax
Beeswax merupakan bentuk wax untuk sediaan mata, beeswax putih yang
melebur pada 64°C yang direkomendasikan. Besswax memberikan kekakuan pada
sediaan bila ia digunakan, tanpa mengeraskan sediaan tersebut. Serta ketika dibutuhkan
penggunaan sebagai pemberi fleksibilitas dan pembentuk lapisan/plasticity. Pada
produk yang di cetak,seperti cake maskara, kombinasi dari wax harus seimbang,
sehingga cake yang dicetak tidakretak.
6. Asam stearat
Asam stearat dengan titik lebur 55°C yang direkomendasikan, yang mana asam
stearat jenis ini mampu tersaponifikasi dengan mudah dan bersifat netral, sehingga
membentuk sabun yang stabil yang dapat dibuat dengan bahan-bahan hidrofilik dan
lipofilik. Yang secara luas digunakan adalah triethanolamine stearat, walaupun pada
perkembangan selanjutnya pengemulsi non ionik telah menggantikan asam sterat .
7. Isopropyl miristat
Yakni berupa Ester asam lemak sintetik; bahan ini jernih, berupa larutan, bebas
dari bauyang tidak sedap. Diketahui telah digunakan dalam berbagai macam bentuk
kosmetika mata seperti eye shadow.
8. Propilen glikol
11. Pengawet
Walaupun tidak semua formula perlu ada penambahan pengawet, tapi pengawet
telah ditambahkan pada banyak produk kosmetika mata. Pilihan pengawet untuk
produk mata secara umum berupa alkyl p-hydroxybenzoates.
13. Parfum
Formulator make up mata telah sangat familiar dengan bahan pewarna (1960)
yang biasa dipakai pada kosmetik, obat, dan makanan. Berikut warna-warna beserta zat
pewarna yangumumnya digunakan pada make up mata;
2.6 Ketidakstabilan Sediaan dan Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Eye Make Up
Stabilitas merupakan kemampuan suatu produk obat atau kosmetik untuk bertahan
dalam spesifikasi yang diterapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk
menjamin identitas, kekuatan, kualitas, dan kemurnian produk. Tujuan dari pengujian
stabilitas produk kosmetik menurut Guideline on stability testing of cosmetic products
(2004) adalah untuk memastikan bahwa produk obat atau kosmetik baik produk baru
maupun modifikasi memenuhi standar kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologis dalam segi
fungsionalitas dan estetika saat disimpan pada keadaan yang sesuai.
Stabilitas dapat didefinisikan sebagai tolak ukur dimana suatu produk untuk
bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan serta saat
penggunaan, sifat, dan karakteristiknya sama dengan saat suatu sediaan dibuat (Depkes
RI, 1995).
Terdapat kriteria untuk penerimaan stabilitas, antara lain:
1. Jenis stabilitas
Sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan obat kondisi dari sediaan harus
bertahan.
2. Kimia
Setiap zat aktif mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensi yang tertera pada
etiket dalam batas yang dinyatakan.
3. Fisika
Sifat fisik awal, termasuk penampilan, kesesuaian, keseragaman, disolusi dan
kemampuan untuk disuspensikan.
4. Mikrobiologi
Zat antimikroba yang ada akan mempertahankan efektifitas dalam batas yang
ditetapkan, perlu adanya sterilisasi terhadap pertumbuhan mikroba.
5. Terapi
Efek yang ditimbulkan tidak berubah
6. Toksikologi
Ketidakterjadinya peningkatan bermakna dalam toksisitas (Depkes RI, 1995).
Penyimpanan sediaan suatu bahan obat selama jangka waktu tertentu dengan
kondisi penyimpanan meliputi suhu, cahaya, udara, dan kelembaban sediaan bahan
obat yang tersimpan dalam ruangan maupun lemari es dapat dilakukan kontrol
terhadap kandungan bahan obat ataupun keefektifannya, sifat mikrobiologisnya serta
sensoriknya dan kondisi galenik suatu sediaan yang dideteksi (Voigh, 1994).
2. Uji stabilitas dipercepat
a) Elevated temperature :
Setiap kenaikan suhu 10°C akan mempercepat reaksi 2 – 3 kalinya, tetapi secara
praktis cara ini agak terbatas karena pada kenyataannya suhu yang jauh di atas
1. Perubahan fisika
Dalam sediaan bahan obat menunjukan adanya polimorfin yang berarti sediaan
obat tersebut mampu untuk berada dalam berbagai modifikasi. Penyebab perubahan itu
salah satunya adalah perubahan lingkungan, dan penyimpanan. Suatu sediaan obat
mengalami transformasi polimorfin yang menyebabkan terjadinya perubahan dan resorbsi
bahan obat (Voigh, 1994).
Perubahan fisik suatu sediaan pada penyimpanan dapat terlihat parah atau lebih
parah daripada ketidakstabilan kimia bahan yang berkhasiat.Perubahan yang terjadi dapat
terlihat dari perubahan bentuk hablur, bertambah atau berkurangnya laju alir disolusi,
waktu disintegrasi, pecahnya emulsi, penggumpalan suspensi, perubah warna, dan adanya
endapan dalam sediaan larutan (Lachman, 1994).
2. Perubahan kimia
Perubahan secara kimia ini terjadi melalui jalur hidrolisis, oksidasi- reduksi,
rasemisasi, dekarboksilasi, pemecahan cincin, dan fotolisis. Berikut penjelasannya:
a. Proses hidrolitik
Suatu reaksi oksidasi akan berbentuk proses penguraian yang umumnya tidak
memiliki atau sangat rendah keefektifannya dan bersifat toksik. Reaksi yang
berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang nyata dalam sifat bahan
seperti rasa, bau, dan penampilannya (Voight, 1994).
Suatu zat dapat disebut dengan teroksidasi bila zat tersebut melepaskan elektron,
jika suatu zat teroksidasi maka diperoleh atom atau radikal elekronegatif. Bentuk
penguraian oksidatif yang terjadi yaitu autooksidasi yang melibatkan proses berantai
radikal bebas. Autooksidasi yaitu reaksi bahan apapun dengan oksidasi molekuler.
Radikal bebas terbentuk pada reaksi yang menyangkut pembelahan ikatan homolitik
suatu ikatan kovalen, sehingga atom–atom yang terlibat untuk menahan suatu elektron
dari ikatan kovalen semula (Lachman, 1994).
c. Dekarboksilasi
Upaya untuk menstabilisasi suatu sediaan obat dapat dilakukan dengan jalan
mengatur pH, melindungi dari cahaya, dan menghindari dari pem anasan. Dekarboksilasi
tergantung pada pH dari sediaan obat (Voight, 1994).
d. Rasemisasi
Dalam reaksi rasemisasi suatu zat aktif kehilangan aktifitasnya tanpa mengubah
susunan kimiawinya apabila terjadi reaksi ini maka dapat mempengaruhi kestabilitas
suatu formulasi farmasi, karena efek biologis bentuk dekstro mungkin jauh lebih kecil
daripada efek bentuk levo (Lachman, 1994).
e. Fotolisis
Warna dari eyeliner putih Viva ini memang cukup pigmented dan intens. Kelebihannya,
Viva Cosmetics Perfect Shape Pencil Matic Eye Liner memiliki warna yang cenderung
buildable. Jika ingin warna yang sekadar semu-semu saja,cukup mengoleskannya ringan-
ringan di garis kelopak mata. Namun apabila ingin warnanya lebih tampak, maka
pengolesannya bisa sedikit ditekan atau diulang hingga beberapa kali. Viva ini bisa bertahan
hingga 6 jam lamanya, namun ada juga yang mengaku hanya sanggup bertahan 2 jam.
Dibandingkan liquid eyeliner, Viva Cosmetics Perfect Shape Pencil Matic Eye Liner
masih relatif lebih mudah untuk dibersihkan. Sehingga bagi Anda yang memiliki kulit
cenderung sensitif bisa cukup mengandalkan micellar water atau cleanser jenis lain untuk
membersihkan sisa-sisa eyeliner yang menempel di kelopak mata tanpa perlu banyak tenaga.
Tekstur pensil yang empuk ini sebenarnya punya plus minus tersendiri. Kelebihannya,
saat mengaplikasikan produk, Anda tidak perlu menekan terlalu keras supaya warnanya keluar,
hal ini tentu akan memberi rasa nyaman pada kulit area alis. Kekurangannya, kalau Anda
terlalu semangat bisa-bisa warna alis jadi kelewat pekat selain itu kalau terlalu ditekan, yang
ada pensil akan mudah patah. Jadi saran saya kalau Anda menggunakan produk ini sebaiknya
cukup diarsir dengan tekanan lembut dan pastikan untuk melihat hasil secara keseluruhan di
cermin, setiap kali selesai mengisi area alis yang kosong. Beralih ke sikat spoolie yang
disediakan, karena sayangnya tekstur bulu sikatnya cukup keras dan bikin pedas kalau
kelamaan disikat di kulit area alis.
Ingredients : Bees Wax, Microcrystalline Wax, Carnauba Wax, Lanolin, Synthetic Wax,
Dimethicone, May contains: CI 77491, CI 77492, CI 77499
Wardah Eyexpert The Volume Expert Mascara dengan teknologi brush inovatif lash
precision brush, didesain sempurna untuk dapat menjangkau bulu mata terkecil sekaligus,
membantu memisahkan setiap helai bulu mata, mengangkat bulu mata secara optimal dari
pangkalnya, lalu menebalkan dan melentikkannya seketika. Ketahanan nya bisa sampai dengan
8 jam, karena waterproof agak susah ketika dibersihkan dan membutuhkan effort yang lebih
untuk membersihkannya.
1. WidelashTM, kompleks matrikin yang kaya vitamin, bantu menonjolkan penampilan alami
bulu mata.
2. Intense pigmented waterproof color yang melapisi setiap bulu mata dengan pigmen warna
dari pangkal hingga ujungnya sehingga bulu mata tampak tebal.
3. No clump and smudge. No tackiness.
5. Argan Oil yang bantu merawat setiap helai bulu mata.
6. Film Forming Agent yang melapisi formula inovatifnya secara waterproof dan fast drying
formula sehingga nyaman digunakan sepanjang hari.
Kemasannya yang transparan di bagian atas membuat mudah melihat warna dalam
eyeshadow, sehingga tidak perlu repot-repot untuk membuka kemasannya. Ukuran cerminnya
pas untuk bagian mata saja, jadinya lebih fokus ke bagian mata yang ingin disapukan
eyeshadow. Aplikatornya pun berfungsi dengan baik dan benar-benar bisa digunakan. Kalian
tau kan, kadang aplikator bawaan itu ala kadarnya aja, ibarat nyempil aja tapi ga bisa di
pake. Beda dengan Wardah ini, sponsnya cukup enak dan pegangannya kokoh, saat ambil
produk pun bener-bener ke ambil warnanya.
Teksturnya cukup smooth dan cukup buttery sehingga ketika diaplikasikan mudah dan
meluncur lembut. Ketahanan eyeshadow ini di kelopak mata yang normal cukup awet sampai
4 jam'an tanpa eyeshadow base. Sedangkan bila digunakan lebih dari 4 jam'an, intensitas
warnanya memudar dan perlu touch up lagi.
2. Uji Homogenitas
Dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan sejumlah tertentu pada kaca yang
transparan. Hasil evaluasi homogenitas menunjukkan sediaan eyeshadow cream dan
pembanding memberikan hasil yang sediaan homogen karena tidak adanya partikel-partikel
menggumpal saat di oleskan pada kaca objek.
3. Uji Oles
Dilakukan dengan mengoleskan sediaan eyeshadow cream pada kulit punggung tangan
kemudian diamati banyaknya warna yang menempel dengan perlakuan 5 kali pengolesan.
Hasil pemeriksaan uji oles yaitu eyeshadow cream F2 dan F3 memberikan hasil uji oles
kurang baik dan tidak merata pada saat dioleskan. Warna yang menempel pada punggung
tangan tidak merata dibandingkan dengan warna pembanding P. Berdasarkan hasil uji oles
4. Uji Stabilitas
Dengan menggunakan metode freeze and thaw. Sediaan disimpan pada suhu 4oC
selama 24 jam, lalu dipindahkan pada suhu 40oC selama 24 jam (1 siklus). Pengujian dilakukan
sebanyak 6 siklus dan pengamatan dilakukan setiap akhir siklus. Hasil uji stabilitas sediaan
selama 6 siklus (12 hari) menunjukkan bahwa keempat sediaan eyeshadow cream stabil.
Pemeriksaan pH eyeshadow cream selama 6 minggu dengan menggunakan pH meter,
memperoleh hasil dengan rata-rata F0=4,99; F1=6,07; F2=5,91; F3=5,55, dan pembanding
6,81.
5. Uji pH
Pengujian iritasi kulit dilakukan dengan cara uji tempel tertutup pada kulit manusia
dimana 0,1 g masing-masing formula eyeshadow cream dioleskan pada pangkal lengan bagian
dalam dengan diameter pengolesan 3 cm kemudian ditutup dengan perban dan plester,
dibiarkan selama 48 jam tanpa dibilas. Setelah 48 jam perban dan plester dibuka, kemudian
diamati gejala yang ditimbulkan, berupa erythema dan edema seperti yang tercantum pada
tabel.
Hasil uji iritasi terhadap panelis pada keempat fomula eyeshadow cream tidak
mengiritasi kulit, karena tidak terjadinya eritema dan edema pada kulit panelis selama
pengamatan yang dilakukan. Dengan nilai PII yang didapatkan adalah 0 (diabaikan). Data yang
diperoleh dari uji kesukaan menunjukkan panelis lebih menyukai F3, baik dalam hal warna,
aroma dan tekstur. Hal ini dikarenakan F3 memiliki intensitas warna yang baik pada saat
dioleskan. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah ekstrak dengan konsentrasi tinggi
memberikan warna lebih pekat. Untuk tekstur alasannya yaitu konsistensi F3 lebih lembut dan
nyaman saat dioleskan.
Balsam MS and Sagarin E (ed), 1972, Cosmetics, Science and Technology, 2nd ed.,
Wiley-Interscience, New York.
Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. 266-300.
Putri Rahayu Noni, Dkk. 2020. “Formulasi Sediaan Eyeshadow Cream Menggunakan
Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.) Sebagai Pewarna”. Issn-Online :
2548-141x Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang Http://
Jurnal.Akfarprayoga.Ac.Id.
Dassanayake, Lakmali; Kodali, Dharma R.; Ueno, S.; K., 2009, Physical Properties of Rice
Bran Wax in Bulk and Organogel". Journal of the America Oil Chemist's Society
Laningan , R.S., 2002, Final report on the safety assessment of sorbitan caprylate, sorbitan
cocoate, sorbitan.diisostearate, sorbitan dioleate, sorbitan distearate, sorbitan isostearate,
sorbitan olivate, sorbitan sesquiisostearate, sorbitan sesquistearate, and sorbitan
triisostearate, Expert panel, England
Ogura, Yuuki, Kiyoshi Kawada, Takashi Minami, 2011, Pencil Form Cosmetic
Composition and Cosmetic Product Thereof, Patent Application Publication, US
United State Pharmacopeia Convention. 2006. The United State Pharmacopeia (USP).
United States: Rockville.
Tranggono, Iswari R dan Latifah, Fatma. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Hasanah, N.A., Musfiroh, Ida., Saptarini, M.N., Rahayu, Driyanti. 2014. Identifikasi
Rhodamin B pada Produk Pangan dan Kosmetik yang Beredar di Bandung. Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia, April 2014, hlm. 104-109 ISSN 1693-1831
Knowlton, J.L. 1993. Handbook Cosmetic Science and Technology First Edition. Oxford :
Elsevier advanced Technology.