Anda di halaman 1dari 18

KOSMETOLOGI

“EYESHADOW”
(Semester Ganjil TA 2019/2020)

Dosen :
Yayah Siti Juariah,S.Si,Msi,Apt

Disusun Oleh:
Andi Miftahul Jannah 16334057
Mega Sari 16334065
Zella Silfiyani 17334025
Rizka Sri Ambasari 17334026
Nadya Nabila 17334038

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2019/ 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-nya kami dapat menyelesaikan makalah kosmetologi. Makalah ini membahas tentang
sediaan kosmetika yaitu eye shadow.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dalam penyajian materi ataupun tata bahasa yang digunakan karena penulis masih dalam
tahap pembelajaran. Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca
lebih khusus dapat membantu memahami tentang pembuatan sediaan kosmetik (eye shadow).
Saran dan kritik saya harapkan untuk dapat lebih menyempurnakan makalah ini di kemudian
hari. Terimakasih.

Jakarta, Desember 2019

Penulis

Kosmetologi | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1 Definisi.............................................................................................................................3
2.2 Tinjauan Tentang Perencanaan dan Pemilihan Formula Eye Shadow.............................4
2.3 Tinjauan Tentang Formula yang Dipakai Dalam Pembuatan Eye Shadow......................5
2.4 Tinjauan Tentang Pemilihan Bentuk Sediaan...................................................................6
2.5 Persyaratan Mutu..............................................................................................................7
2.6 Penyusunan Formula Sediaan Setiap Satuan Takaran Terkecil Hingga Skala Besar.......9
2.7 Spesifikasi Sediaan.........................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PEMBAHASAN......................................................................................................................12
3.1 formulasi.........................................................................................................................12
3.2 Cara pembuatan..............................................................................................................12
KESIMPULAN........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

Kosmetologi | ii
Kosmetologi | iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Istilah kosmetik telah dikenal manusia sejak berabad-abad lalu.


Adapun tujuan pemakaian kosmetik selain untuk kecantikan juga digunakan
untuk kesehatan, selain itu kosmetik juga merupakan salah satu produk yang
sangat diperlukan oleh manusia baik laki-laki maupun perempuan, digunakan
dan dipakai secara berulang-ulang setiap hari diseluruh tubuh mulai dari ujung
rambut hingga ujung kaki.
Bila ditinjau dari jenis dan fungsinya kosmetik dapat dibagi menjadi
tiga bagian yaitu kosmetik pembersih, kosmetik pelembab, dan pelindung, serta
kosmetik dekoratif. Tujuan penggunaan kosmetik pembersih ialah untuk
membuat badan, kulit, rambut, dan gigi menjadi lebih bersih, sedangkan
kosmetik pelembab dan pelindung digunakan setelah memakai kosmetik
pembersih yang merupakan urutan dalam langkah perawatan dan tata rias kulit.
Pada penggunaan kosmetik dekoratif bertujuan semata-mata untuk
mengubah penampilan agar nampak lebih cantik dan dapat menutupi noda-
noda atau kelainan pada kulit, sebab dalam kosmetik dekoratif sangat besar
perannya berupa zat pewarna dan zat pewangi serta dalam pemakaiannya lebih
mengedepankan alasan psikologi daripada kesehatan kulit.
Kosmetik dekoratif dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama
baru luntur, seperti pemutih kulit, cat rambut, pengriting rambut, dan preparat
penghilang rambut yang kedua adalah kosmetik yang hanya menimbulkan efek
pada permukaan dan pemakaian yang hanya sebentar misalnya bedak, lipstick,
pemerah pipi, eye shadow dan lain-lain.
Eye shadow merupakan salah satu jenis dari preparat dekoratif yang
memerlukan bahan yang sangat aman dan cara pemakaian yang hati-hati
karena dikenakan pada kulit dekat mata, biasanya pada kelopak mata atas.
Warna-warnanya mulai dari gray-blue, gray green sampai olive green.
Penggunaan eye shadow dapat digolongkan berdasarkan kalangan
usia mulai dari remaja sampai dewasa dan ibu-ibu. Hal ini disebabkan karena
struktur kulit dan tujuan penggunaan yang berbeda. Penggunaan kosmetik
dekoratif eye shadow pada remaja umumnya dibuat dengan warna yang tidak

Kosmetologi | 1
terlalu mencolok sehingga akan menimbulkan kesan penampilan yang sesuai
usia dan tujuan dari penggunaan jenis kosmetik tersebut.
Untuk mengaplikasikan dari tujuan pembuatan kosmetik yang
dikehendaki, diperlukan kejelian dalam menentukan zat warna dari sediaan
yang akan diproduksi. Kombinasi dan eksperimen perlu dilakukan demi
mendapatkan sebuah komposisi warna yang menarik harus dilakukan
dengan seteliti mungkin, agar bisa diperoleh hasil warna yang bila dipakai
akan mengaplikasikan tujuan dari pembuatan kosmetik dekoratif eye
shodow pada kaum remaja.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana membuat suatu produk eye shadow yang dapat

memenuhi persyaratan mutu?

2. Bagaimana formulasi dari pembuatan eye shadow?

1.3. Tujuan

1. Mendapatkan suatu produk kosmetika eye shadow yang memenuhi


persyaratan mutu sesuai dengan yang ditetapkan oleh USP XXII / XXI
2. Mengetahui formulasi dari pembuatan eyeshadow

Kosmetologi | 2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Menurut PERMENKES RI no. 220/Menkes/per/IX/76 definisi
kosmetika dapat diartikan sebagai bahan atau campuran bahan untuk
digosok, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan/disemprotkan pada bahan
atau bagian tubuh manusia dengan maksud untuk memelihara,
menambah daya tarik/ merubah rupa dan tidak termasuk obat.

Mata merupakan organ tubuh yang sering dinilai keindahannya


dalam penampilan seseorang. Estetika dari mata sering menjadi bahan
ucapan, tulisan, atau lukisan baik dalam segi cinta, novel, puisi, atau
lukisan wanita cantik jelita. Rias mata merupakan hal yang tidak dapat
dilupakan begitu saja apabila seseorang ingin berpenampilan lebih,
tentu dengan selalu mempertimbangkan kondisi, keperluan, dan tujuan
yang ingin dicapai. Ada 3 bagian mata yang perlu dirias, yaitu kelopak
mata (eye lid), bulu mata (eye lash), dan alis mata (eye brow).

Kosmetika rias kelopak mata terdiri atas bayangan mata (eye

shadow) dan setting cream. Bayangan mata (eye shadow) ialah rias
kelopak mata yang dipakai agar tampak lebih gelap sehingga kelopak

mata terlihat lebih cekung ke dalam. Kosmetika ini berisi pigmen warna

yang berasal dari bahan alam/anorganik yang diizinkan untuk dipakai.

Sediaan eye shadow hendaknya memenuhi persyaratan antara lain:


1. Mudah diambil dari sediaannya dan mudah dioleskan kembali ke kulit.
2. Non toksik, non irritant
3. Dapat melekat pada kelopak mata (tidak berdebu)

4. Sediaan yang dihasilkan tidak pecah-pecah pada


serbuk/sediaan yang dihasilkan harus kompak.
5. Mudah dibersihkan tapi tidak dengan air, supaya kalau terkena
keringat tidak luntur.

Kosmetologi | 3
2.2 Tinjauan Tentang Perencanaan dan Pemilihan Formula Eye Shadow
Ada beberapa formula yang dipertimbangkan untuk dipergunakan dalam
formula eye shadow antara lain :
Pustaka : Mitsui page 397 Formula 1 : eyebrow pencil

R/ Black iron oxide 20%

Titanium dioxide 5%

Talk 10%

Kaolin 15%

Japan Wax 20%

Stearic acid 10%

Beeswax 5%

Hydrogenated Castor Oil 5%

Petrolatum 4%

Lanolin Oil 3%

Liquid paraffin` 3%

Antioxidant qs

Pustaka : Mitsui page 397 formula 2 : Powder Compact-Type eyebrow makeup

R/ Titanium dioxide 20%

Red iron oxide 20%

Yellow iron oxide 20%

Black iron oxide 15%

Talk 10%

Lanolin wax 10%

Liquid paraffin 4%

Gliceryl monostearat 1%

Parfume qs

Kosmetologi | 4
Dari beberapa formula di atas, dengan mempertimbangkan
karakteristik fisika dan kimianya. Maka formula yang terpilih untuk
digunakan dalam pembuatan eye shadow adalah formula no. 2,
alasannya : Agar dapat dibentuk eye shadow yang tidak pecah-pecah /
supaya lebih kompak karena adanya basis yang bertindak sebagai binder
/ pengikat seperti Liquid paraffin.
Mudah dibersihkan tetapi tidak dengan air, supaya
kalau terkena keringat tidak luntur. Hal ini disebabkan karena pada
formula 2 terdapat dua fase yaitu fase air dan fase minyak. Pada
formula no. 1 mudah di cuci oleh air. Lebih melekat/ tahan lama pada
kelopak mata. Penggunaan lebih praktis dan mudah digunakan

2.3 Tinjauan Tentang Formula yang Dipakai Dalam Pembuatan Eye Shadow

Formula no. 2 yang kami pakai dikombinasi lagi dengan


beberapa komposisi lainnya yang dapat digunakan, sehingga formula
yang kami pakai dalam pembuatan eye shadow adalah sebagai berikut :

R/ Magnesium carbonate 10%

Zinc stearate 10%

Titanium dioxide 20%

Binding agent 4%

Gliserin monostearat 1%

Lanolin wax 15%

Asam sorbet 0,2%

Colour 20%

Talk 20%

Parfume (Caporal Intens) qs

Berdasarkan formula di atas ada beberapa bahan yang ditambah


seperti pemakaian paraffin liquid yang diganti dengan binding agent
sebagai pengikat dan perekat bahan pada mata, pengawet (asam sorbat),
pewarna (ultramarine blue, red iron oxide, FDC yellow, black iron
oxide), fragrance (Caporal Intens).

Kosmetologi | 5
2.4 Tinjauan Tentang Pemilihan Bentuk Sediaan

Sifat fisika dan kimia kompoisi dasar (basis) :


 Talk (Magnesium silikat hidrat)
Organoleptis : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit,
bebas dari butiran warna putih atau kelabu.
Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. (FI ed III hal. 591)

 Zinc stearate (HPE, 832)


Organoleptis : serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit,
bau lemah khas, serbuk hidrofobik
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dalam etanol 95% dan
dalam eter. Larut dalam benzene.
BM : 632,33 (untuk pure material)q
Melting point : 120o-122oC
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

 Titanium dioxide (HPE, hal. 782)


Organoleptis : putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk non higroskopis.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, pelarut organic, HCL
larut dalam hydrofluoric acid, H2SO4
BM : 79,88
Melting point : 1855oC
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Berdasarkan data karakteristik fisika dan kimia komposisi dasar


(basis) pembuatan eye shadow, dipilih bentuk sediaan “compact powder
eye shadow”, alasannya :
(1) Praktis, penggunaannya mudah
(2) Merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan dan
paling disukai banyak orang

Kosmetologi | 6
(3) Tidak basah dan lengket pada waktu dipakai bila dibandingkan
dengan eye shadow bentuk likuid dan cream
(4) Konsistensi atau kekerasan dan susunan yang seragam
(5) dapat menempel dengan baik pada kelopak mata

2.5 Persyaratan Mutu

Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara


dengan ketentuan dari USP XXII / XXI
1. Persyaratan mutu untuk bahan:
Safety :
o Aman bagi pekerja.
o Toksistas sudah diketahui dengan pasti dan dikendalikan (tercantum
dalam Farmakope)
Quality :
o Kualitas (kemurnian / impurity) harus memenuhi persyaratan
kemurnian karena zat-zat asing bisa memberikan efek samping.

2. Persyaratan mutu untuk sediaan:


Aman :
o Sediaan aman jika dipakai dan tidak menimbulkan iritasi bagi
pemakainnya, jika digunakan secara wajar dan tepat (USP XXII hal.
1703). Eye shadow pada penggunaannya tidak boleh mengiritasi
dan menimbulkan reaksi yang merugikan bagi pemakainnya.
o Non toksik, non iritan
o Mudah menggunakan, dapat menempel dengan baik
Efektif
o Sediaan bila digunakan secara baik dan benar akan didapatkan hasil
yang diinginkan. Bila eye shadow digunakan secara berulang dalam
jumlah yang sedikit sudah mampu memberikan pewarnaan yang
cukup baik

Kosmetologi | 7
Penampilan
o Sediaan harus memiliki penampilan yang dapat diterima / menarik
dan menyenangkan bagi para pemakainnya baik dalam bentuk dan
warna.
Stabilitas fisika
o Konsistensi fisik tidak berubah selama pembuatan, penyimpanan,
distribusi, dan pemakaiannya, meliputi :penampilan, keseragaman,
dan organoleptis. (USP XXII hal. 1703)
Bentuk : compact powder
Warna : merah muda, ungu, kuning, coklat.
Bau : khas (berkarakter)
Konsistensi / kekerasan : tidak berubah selama penyimpanan dan
pemakaiannya.
Homogenitas : basis harus menyebar merata.
Stabilitas kimia
o Secara kimia tidak mengalami interaksi antar komponennya yang
dapat mengubah pHdan bentuk sediaan serta warnanya.
Stabilitas mikrobiologi
o Sterilisasi dan resistensi terhadap pertumbuhan mikrobiologi selama
penyimpanan, merupakan salah satu spesifikasi sediaan,
antimikroba yang ditambah harus dapat befungsi secara efektif
(USP XXII hal. 1703)
o Secara umum kosmetik tidak boleh mengandung mikroba
tertentu antara lain : Candida albicans, eschericia coli,
pseudomonas aeuroginosa, staphylococcus aureus.
(Cosmetica and Drug Preservation hal. 475).
Stabilitas toksikologi
o Sediaan tidak boleh mengandung bahan yang mungkin dapat
meracuni jaringan local dan tidak boleh menunjukkan adanya
gejala peningkatan toksikologi yang mencolok pada sediaan dalam
jangka waktu tertentu, baik dalam proses pembuatan, pentimpanan,
distribusi hingga pada pemkaian. (USP XXII hal. 1703)

Kosmetologi | 8
Stabilitas farmakologi
o Selama proses pembuatan, masa penyimpanan, distribusi hingga
sampai pada pemakaiantidak terjadi efek terapeutik yang
menyimpang. (USP XXII hal. 1703)
Acepptable
o Sediaan mempunyai penampilan, bentuk dan nilai estetik yang baik
sehingga menimbulkan kesanyang menyenangkan bagi
pemakaiannya

No Nama Bahan Kadar Skala Terkecil Skala lab Skala Industri


(10 g) (20 g) (2000 g)
1. Magnesium carbonate 10% 1g 2g 200 g
2. Zinc stearate 10% 1g 2g 200 g
3. Titanium dioxide 20% 2g 4g 400 g
4. Binder 4% 0,4 g 0,8 g 80 g
5. Asan sorbat 0,2% 0,02 g 0,04 g 4g
6. Lanolin wax 15% 1,5 g 3g 300 g
7. Gliserin monostearat 1% 0,1 g 0,2 g 20 g
8. colour 20% 2g 4g 400 g
9. talk 20% 2g 4g 400 g
10 parfume q.s

2.6 Penyusunan Formula Sediaan Setiap Satuan Takaran Terkecil Hingga Skala
Besar
Alasan pemilihan komposisi dasar pembuatan eye shadow
I. Talk (Magnesium silikat hidrat)
o Kadar yang digunakan umumnya 15-50%
o Harus bebas asbes dan logam berat (talk yang digunakan
harus dimurnikan terlebih dahulu)
o Berfungsi sebagai pengisi / fillers dan pelekat / glidant
II. Magnesium carbonate
o Untuk meningkatkan efek covering (matte)
III. Zinc stearate
o Berfungsi sebagai opacifying agent (senyawa yang membuat
lapisannya kedap tidak berongga), untuk perekat bahan pada mata

Kosmetologi | 9
karena dapat meningkatkan daya adhesi serbuk pada kelopak mata.
Jika adhesi kurang berakibat dapat jatuh ke pipi.
IV. Titanium dioxide
o Berfungsi sebagai UV protection, pewarna dan pengawet
o Untuk mendapatkan efek yang mengkilap, ditambah serbuk-serbuk
logam (contoh, Ag, Cu, Al), asalkan penggunaannya sedikit dan
tidak larut serta memenuhi persyaratan
V. Binder
o Berfungsi untuk membuat produk lebih kompak / tidak terjadi
pecah-pecah pada serbuk.
o Kadar yang digunakan 4-6%
VI. Nipasol
o Berfungsi sebagai pengawet antimikroba
o Kadar yang digunakan untuk topical 0,01%-0,6% Dalam formula
kadar yang dipakai 0,2%
VII. Propyl gallat
o Berfungsi sebagai antioksidan dalam pembuatan kosmetik
Sebagai anti oksidan kadar yang dipakai 0,1%
VIII. Pewarna
o Agar penampilan dari bentuk sediaan menarik Pewarna
yang digunakan :
1. Merah : Carmine N.F
2. Biru : Ultramarine Blue
3. Kuning : Yellow oxide
4. Coklat : iron oxide
IX. Lanolin wax
o Organoleptis: zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda
atau kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan
khas
o Kelarutan: praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol 95% p, mudah larut dalam kloroform p dan
dalam eter p

Kosmetologi | 10
o Berfungsi sebagai lubricant, binder, dan adhering qulities
X. Perfume
o Untuk memberikan bau/ wangi-wangian pada sediaan sehingga
dapat meningkatkan aceptabilitas konsumen
o Pada formula digunakan perfume women karena baunya yang
khas dan berkarakter untuk digunakan oleh wanita dewasa.
XI. Propylenglycol
o Humectan yang bagus
o Tidak lengket dan merupaka lubricant yang bagus

2.7 Spesifikasi Sediaan

1 Organoleptis : Keterangan
Bentuk compact powder
Bau khas
Warna Merah muda,ungu,kuning,coklat
2. Konsistensi padat
2 pH 6,0
3 Ukuran partikel 0,5-10 µm
4 Homogenitas Basis tersebar merata

Kosmetologi | 11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 formulasi
 Bahan yang digunakan :
1. Magnesium carbonat 7. Propylenglikol
2. Zinc stearat 8. Ultramarine blue
3. Titanium dioxide 9. Iron oxide
4. Binder 10. Carmine
5. Nipasol 11. Parfume
6. Propyl gallat 12. Talk

3.2 Cara pembuatan

1. Siapkan dan timbang bahan


2. Magnesium carbonate 1g masukkan ke dalam lumping gerus ad halus
3. Tambahkan Zinc stearate 1 g, gerus ad homogen
4. Tambahkan Titanium dioxide 2 g, gerus ad homogen
5. Tambahkan Asam sorbat 0.02 g, gerus ad homogen
6. tambahkan Talk 2 g, gerus ad homogen
7. tambahkan Gliseril monostearat 0,1 g, gerus ad homogen
8. Tara cawan, timbang lanolin wax 1,5 g kemudian di lebur di waterbath
9. Siapkan mortir panas. Masukkan leburan lanolin kedalam mortir panas
10. Kemudian tambahkan campuran lumping 1, gerus ad homogen
11. Tambahkan binder 0,8 g, gerus ad homogen
12. Tambahkan parfum 8 tetes, gerus ad homogen
13. Bagi menjadi 4 bagian, masukkan ke dalam wadah, lalu kempa.
 bagian 1 tambahkan ultramarine blue
 bagian 2 tambahkan carmine N.F
 bagian 3 tambahkan Yellow oxide
 Bagian 4 tambahkan iron oxide14.

Kosmetologi | 12
KESIMPULAN

Eyeshadow ini termasuk kedalam salah satu pelengkap untuk tata rias wajah. Menurut
Gusnaldi (2008), tata rias wajah dapat diartikan sebagai suatu seni mempercantik diri sendiri
atau orang lain dengan menyamarkan bentuk wajah dan bagian - bagian wajah yang kurang
sempurna seperti pada bagian alis, mata, dan bibir. Tata rias wajah dikatakan baik apabila
memiliki riasan mata yang memiliki warna eye shadow menonjol (Tresna:
2010). Eyeshadow sendiri merupakan make up untuk mata yang mana dapat dibuat dalam
bentuk sediaan krim, stik, cairan, bubuk atau pressed cake. Sediaan eyeshadow ini dapat
digunakan kering atau basah dan diformulasikan sesuai dengan tipe yang diinginkan.
Metode yang digunakan adalah kempa basah dengan menggunakan binder dalam
bentuk cairan yaitu isopropyl miristat.
DAFTAR PUSTAKA

(1) Anonim, 1978, Formularium Nasional, Departemen Kesesehatan RI, Jakarta, 96.
(2) Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 10.
(3) Anief, Moh., 2004, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,
155.
(4) Ansel, C., Howard, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta, 541.
(5) Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 159.
(6) Anonim, 2007, Martindale:The Complete Drug Reference,The Pharmaceutical Press,
London.
(7) Rowe, Raymond, C., et al., 2006, The Handbook of Pharmaceutical Excipients
(electronic version), Pharmaceutical Press, London.

Anda mungkin juga menyukai