Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

FORMULASI PEWARNA PIPI


(Blush On) Dengan Pewarna Alami
TUGAS 1
Formulasi Kosmetik 1
Di Susun Oleh :
E.Elda Ernawati (5418221059)

Universitas Pancasila

2019

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Formulasi Pewarna Pipi (Blush On) dengan
pewarna alami”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang Mata Kuliah
Formulasi Kosmetik I yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan
dan pengetahuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam proses Penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penyusunannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, masukan, saran, kritik, dan usul yang sifatnya untuk perbaikan
dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

Banten, Juni 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 1
2
DAFTAR ISI................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 4


A. Latar Belakang ............................................................................... 4
B. Rumusan Masalah........................................................................... 5
C. Tujuan............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 6
A. Kulit................................................................................................ 6
B. Anatomi dan Fisiologi Kulit Wajah................................................ 15
C. Bahan Pewarna............................................................................... 26
D. Pewarna Pipi (Blush On)................................................................. 28
E. Karakteristik Pewarna Pipi (Blush On) Secara Umum................... 32
F. Komponen Pewarna Pipi (Blush On) ............................................. 32
G. Metode Pembuatan Pewarna Pipi (Blush On)................................. 34
H. Evaluasi Pembuatan Pewarna Pipi (Blush On)............................... 35
I. Formulasi Sediaan Eye Shadow..................................................... 36
BAB III PEMBAHASAN................................................................... 39
A. Formulasi Sediaan Pewarna Pipi (Blush On).................................. 39
B. Karakteristik Formula .................................................................... 41
C. Komponen Formula Pewarna Pipi (Blush On)............................... 42
D. Perbandingan Formula 1,2,3 dan 4................................................. 44
E. Evaluasi Formula Pewarna Pipi (Blush On)................................... 45
BAB IV KESIMPULAN .................................................................... 47
A. Kesimpulan..................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 48

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Pewarna pipi (Blush on) adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai
pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan kesan segar dalam tata rias
wajah. Blush on (rouge) digunakan dengan tujuan untuk mengoreksi wajah sehingga
wajah tamapak lebih cantik, lebih segar dan berdimensi (Kusantati,dkk,2008:126). Blush
on memiliki beberapa bentuk diantaranya cair, cream, padat/ cake dan powder (Astati,
1996:10). Blush on tersedia dalam berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan
juga kecoklatan (Kusantati, dkk, 2008:127). Namun setelah melihat produk di pasaran
warna blush on memiliki lebih banyak lagi pilihan warna. Produk blush on yang berada di
pasaran menawarkan berbagai macam blush on yang menggunakan bahan pewarna kimia.
Selain bahan kimia, bahan yang digunakan untuk warna blush on bisa
menggunakan bahan dari alam.
Dalam bidang formulasi kosmetik, zat warna yang di campur kedalam racikan
pembuatan kosmetik adalah pewarna dari bahan kimia dan pewarna dari alam. Zat Warna
adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada sediaan kosmetik untuk
mewarnai sediaan. Zat pewarna alam adalah zat warna yang diperoleh dari alam seperti
binatang, mineral – mineral dan tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung
(Adhi, 2006:33). Unsur kimia yang terkandung di dalam produk- produk kecantikan
sangat berbahaya bagi kesehatan kulit. Bahaya yang ditimbulkan sangat beragam seperti
jerawat, flek hitam dan masih banyak lagi penyakit kulit yang ditimbulkan dari
kandungan kimia dari kosmetik- kosmetik dipasaran.
Kesadaran masyarakat akan bahaya produk kosmetik berbahan kimia membuat
mereka cenderung memilih produk berasal dari bahan- bahan alami yang lebih aman
untuk kulit. Bahan alami bisa berupa pewarna alami dari alam, bahan alami atau bahan
pewarna alami untuk blush on bisa diambil dari tumbuh- tumbuhan atau buah- buahan.
Hal tersebut mengakibatkan dibutuhkannya suatu produk kosmetik blush on yang
aman dan mempunyai manfaat yang sesuai dengan penggunaannya. Blush on diciptakan
dari warna- warna yang menarik dan tentu saja memakai zat pewarna. Hanya saja
memberi pengaruh negatif pada kulit muka, terutama pipi, yakni diawali dengan gatal-
gatal lalu memerah dan bahkan kulit mengelupas (Rostamailis,2005: 76). Untuk itu tidak
semua zat kimia dari pewarna blush on bisa digunakan disemua jenis kulit, karena setiap
orang memiliki jenis kulit yang berbeda- beda

B. Rumusan Masalah
4
1. Bagaimana karakteristik formulasi pewarna pipi (blush on)?
2. Apa saja komponen yang digunakan untuk pembuatan formulasi pewarna pipi
(blushon)?
3. Bagaimana metode pembuatan formulasi pewarna pipi (blush on)?
4. Bagaimana evaluasi formulasi pewarna pipi (blush on)?
5. Bagaimana karakteristik, komponen, metode dan evaluasi formulasi pewarna pipi
(blush on) yang dibuat?
C. Tujuan
1. Dapat memahami karakteristik formulasi pewarna pipi (blush on)
2. Dapat memahami komponen yang digunakan untuk pembuatan formulasi pewarna
pipi (blush on)
3. Dapat memahami metode pembuatan formulasi pewarna pipi (blush on)
4. Dapat memahami evaluasi formulasi pewarna pipi (blush on)
5. Untuk memahami karakteristik, komponen, metode dan evaluasi formulasi pewarna
pipi (blush on) pada formula yang dibuat?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

5
A. Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang melindungi
tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat tubuh yang terberat
dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa
1,5 m 2 . Kulit sangat kompleks, elastis dan tress, serta sangat bervariasi pada keadaan
iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh serta memiliki variasi
mengenai lembut, tipis, dan tebalnya. Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm)
terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit
merupakan organ yang vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan
1. Anatomi Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai bagian-bagian atau anatomi dan
struktur tertentu yang membentuk sebuah tress. Kulit sebagai indra peraba
mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit
merupakan salah satu bagian penting pada tubuh manusia. Apa saja bagian anatomi
atau struktur dari kulit kita? Berikut ini adalah sedikit pemaparan sederhana
mengenai anatomi kulit manusia yang mengulas bagian atau struktur Kulit tubuh
manusia secara ringkas.
Anatomi Kulit manusia terdiri atas tiga lapisan struktur yaitu lapisan
Epidermis,lapisan Dermis dan lapisan Hypodermis
a. Lapisan Epidermis.
Lapisan ini adalah struktur anatomi Lapisan paling Luar dari kulit Lapisan ini tidak
mempunyai pembuluh darah dan sel saraf
Struktur anatomi Lapisan kulit Epidermis tersusun atas empat lapisan sel, yaitu:
Stratum Germinativum. Yang berfungsi untuk membentuk lapisan di sebelah
atasnya.
Stratum Granulosum. Pada struktur lapisan ini terdapat sedikit keratin. Keratin
inilah yang menyebabkan kulit menjadi kering tress. Selain itu, sel sel dari lapisan ini
menghasilkan pigmen hitam (melanin). Melanin atau disebut zat warna kulit inilah
yang menentukan warna kulit dari seseorang apakah putih, kehitaman, atau
kecokelatan.

6
Stratum Lusdium. Pada stuktur lapisan ini adalah merupakan struktur epidermis
yang bersifat transparan.
Stratum Korneum. Adalah Lapisan pada bagian epidermis kulit yang merupakan
lapisan terluar dari epidermis. Lapisan ini disebut juga dengan lapisan tanduk.

b. Lapisan Dermis (Lapisan Dalam)

Struktur anatomi selanjutnya dari lapisan kulit adalah lapisan Dermis yang
merupakan lapisan kedua dari kulit. Lapisan pada kulit ini berfungsi sebagai
penyokong dari lapisan epidermis. Lapisan dermis memiliki ketebalan sekitar 0,25
sampai 2,55 mm. Struktur lapisan yang paling tebal terletak pada bagian telapak
tangan dan telapak kaki. Sedangkan struktur lapisan dermis yang paling tipis terletak
di bagian kulit kelopak mata, kulit alat kelamin, dan kulit skrotum.
Struktur Lapisan dermis tersusun dari jaringan penyokong atau penyangga
yang terdiri atas serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat
kuning tersebut bersifat elastis atau lentur sehingga kulit dapat mengembang.
Struktur lapisan dermis ini juga terdapat kelenjar keringat dan akar rambut. Akar
rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan
oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.
Pada struktur anatomi di bagian dalam dermis terdapat timbunan lemak yang
berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan
karena kontak mekanik. Pada bagian dermis inilah terdapat reseptor-reseptor saraf
yang dapat merasakan panas, sakit, sentuhan yaitu Reseptor sentuhan, Reseptor suhu
atau termoreseptor, Reseptor tekanan dan Reseptor rasa sakit
Struktur anatomi lapisan dermis juga mengandung kelenjar-kelenjar yang
berfungsi sebagai tress ekskresi tubuh yaitu terdapat kelenjar keringat dan Kelenjar
sebum.

c. Lapisan Hypodermis

7
Hypodermis terdiri atas sel lemak, berguna sebagai bantalan yang dapat mengurangi
dari benturan keras. Pada struktur bagian ini juga berfungsi sebagai penyedia
cadangan makanan bagi lapisan kulit yang berbeda di atasnya serta di sekitarnya. Di
Bagian ini terdapat susunan kulit, pembuluh darah dan pembuluh saraf. Fungsi lain
dari struktur tressm adalah untuk menempelkan kulit ke tulang dan otot yang
mendasarinya serta menyuplai dengan pembuluh darah dan saraf. Itulah bagian-bagian
atau struktur anatomi dari kulit secara tress. Keterangan lebih detail mengenai anatomi
dan fisiologi serta struktur dari kulit mungkin dapat anda pelajari pada materi kuliah
kedokteran dan ilmu kesehatan lainnya.

2. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan,infeksi,
mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi dan eskresi dan. Fungsi proteksi kulit
adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik dan
ultraviolet. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon
rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, putting dan
ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible
loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan
dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Sensasi kulit adalah sensasi yang
reseptornya ada dikulit, sedangkan sensasi visera adalah sensasi yang berkaitan
dengan persepsi lingkungan dalam, nyeri dari alat-alat visera biasanya digolongkan
sebagai sensasi visera. Terdapat 4 sensasi kulit yaitu: raba-tekan (tekanan adalah
rabaan yang ditahan agak lama), dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung
berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang
melebar, serta ujung saraf yang terselubung (Ganong, 2008).

3. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan lingkungan.
Adapun fungsi utama kulit adalah (Djuanda,2007):
a. Fungsi Proteksi

8
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik
(tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan), dan
gagguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi luar.
b. Fungsi Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban dan jenis vehikulum, diserap,
begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, dan
jenis vehikulum.
c. Fungsi Ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa dalam
tubuh berupa NaCl, urea, asam urat.
d. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis sehingga
kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan. Rangsangan panas
diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis, rangsangan dingin
diperankan oleh badan tress yang terletak di dermis, rangsangan rabaan
diperankan oleh badan meissner yang terletak di tress dermis, dan rangsangan
tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin,
peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada
waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan
keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu
panas.
f. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.
9
g. Fungsi Kreatinisasi
Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

4. Susunan Kimia Kulit dan Keratin


Struktur kimia dari sel- sel epidermis manusia memiliki komponen sebagai berikut:
protein 27%; lemak 2%; garam mineral 0,5%; air dan bahan –bahan larut air 70,5%.
Protein terpenting dalam kulit adalah albumin, globulin, musin, elastin, kolagen, dan
keratin. Secara kasar 40 persen dari bahan- bahan yang larut air terdiri dari asam-
asam amino bebas.
5. Kelenjar Sebasea dan Sebum
Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau
trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel
rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang yang jenis kulit berminyak maka
sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya
tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga
terjadi pembengkakan. Kelenjar sebasea ini juga dapat berfungsi untuk proses difusi
(pemindahan) kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan lebih dalam (pada
gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah
kanannya terdapat kelenjar keringat).
6. Kelenjar Keringat dan Perspirasi
Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu

a. Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung
95 -97% air dan mengandung beberapa mineral.
b. Kelenjar keringat apokrin lebih besar dari pada ekrin. Menghasilkan cairan yang
agak kental serta berbau khas pada tiap orang. Terletak hanya pada daerah tertentu
seperti ketiak.
7. Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika
dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit
terutama ditentukan oleh :

a. Oxyhemoglobin yang berwarna merah


b. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan

10
c. Melanin yang berwarna coklat
d. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
e. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna
kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan
oleh tress-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis
asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang
berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen.
Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih tress pada suhu yang lebih
tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen
melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan tress bangsa di
dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-
butirmelanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-
sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.
8. Jenis-jenis Kulit
Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat menentukan
cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai, menentukan warna
untuk tata rias serta untuk menentukan tindakan koreksi baik dalam perawatan
maupun dalam tata rias.
Kulit yang sehat memiliki ciri :

1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun


2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang
3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya
4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur
5. Kulit terlihat segar dan bercahaya
6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.

11
Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :

a. Kulit Normal
Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous gland) pada
kulit normal biasanya ‘tidak bandel’, karena minyak (sebum) yang dikeluarkan
seimbang, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Meski demikian, kulit normal
tetap harus dirawat agar senantiasa bersih, kencang, lembut dan segar. Jika tidak
segera dibersihkan, kotoran pada kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu
kulit yang tidak tress akan mudah mengalami penuaan dini seperti keriput dan
tampilannya pun tampak lelah. Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab
berembun, segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak
terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat
sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik,
karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal akan
terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkan
timbulnya jerawat.

b. Kulit Berminyak
Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh
hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20
tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya.
Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat
produktif, hingga tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus
dikeluarkan. Sebaceaous gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak di
lapisan dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif. Pemicunya dapat berupa
tress internal atau tress eksternal, yaitu :

1. Faktor internal meliputi :


1) Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak,
cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.
2) Faktor hormonal : tress manusia sangat mempengaruhi produksi keringat.
Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi atau hamil akan lebih
sering berkeringat. Selain itu tress dan banyak gerak juga dapat menjadi
pemicu keringat berlebihan.

12
2. Faktor eksternal meliputi :
Udara panas atau lembab dan makanan yang dapat merangsang keluarnya
keringat seperti makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau merica,
makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu menyengat seperti bawang
putih, makanan yang terlalu berminyak serta makanan dan minuman yang
terlalu panas. Kulit berminyak memerlukan perawatan khusus dibandingkan
kulit normal. Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang dibiarkan akan
menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang pada saat selanjutnya
akan menjadi jerawat, radang atau infeksi.
Merawat kulit berminyak bukan berarti membuat kulit benar-benar bebas
minyak, karena minyak pada kulit tetap diperlukan sebagai alat pelindung
alami dari sengatan sinar matahari, bahanbahan kimia yang terkandung dalam
kosmetika maupun terhadap polusi. Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar
kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap dalam keadaan bersih agar bakteri
penyebab jerawat dapat terhambat. Memiliki jenis kulit berminyak, memiliki
kelebihan yaitu membantu menjaga kelembaban lapisan dermis hingga
memper-lambat timbulnya keriput.
Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak berlebihan,
tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah menyerap kotoran,
mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan wajah seringkali tidak
dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta tidak mudah timbul
kerutan.
c. Kulit Kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi pemiliknya,
karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit,
dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit kering memiliki kadar minyak
atau sebum yang sangat rendah dan cenderung sensitif, kulit tidak mampu
mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku
seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim
pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin,
perubahan cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar
pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang berkulit
kering.

13
Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi kasar, mudah
merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari, tidak
terlihat minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi
kelenjar keringat dan kelenjar palit atau kelenjar minyak. Ciri lainnya yaitu mudah
timbul kerutan yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan
berkurangnya daya kerut otot-otot, mudah timbul noda hitam, mudah bersisik,
riasan yang dikenakan tidak mudah luntur, reaktivitas dan kepekaan dinding
pembuluh darah terhadap rangsangan-rangsangan berkurang sehingga peredaran
darah tidak sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram dan lelah.
d. Kulit Sensitif
Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan
reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit
lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi
(allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak
sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat
cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah,
gatal, iritasi hingga luka yang jika tidak dirawat secara baik dan benar akan
berdampak serius. Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan
allergenmemacu pembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan
kulit. Berdasarkan sifatnya tadi, perawatan kulit sensitif ditujukan untuk
melindungi kulit serta mengurangi dan menanggulangi iritasi
Kulit sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan bantuan
dokter kulit atau dermatolog untuk memeriksanya dalam tes alergi-imunologi.
Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasien akan diberi beberapa allergen untuk
mengetahui kadar sensitivitas kulit. Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut : mudah alergi, cepat bereaksi terhadapallergen, mudah iritasi dan terluka,
tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat
dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat kemerahan. Faktor-faktor
yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain : makanan yang pedas
dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin atau vitamin
B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar ultraviolet dan
gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif. Meski timbul bercak
kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan kosmetika tertentu, belum tentu
menjadi gejala atau tanda kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan tadi
14
hanya menandakan iritasi ringan, yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini
dapat menjadi sensitif jika iritasi kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk
membedakannya perlu dilakukan tes alergi-imunologi oleh dokter kulit.
e. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran
Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia. Banyak
wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi : kering-
berminyak atau normal-berminyak. Pada kondisi tertentu kadang dijumpai kulit
sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak di wajah tidak
merata. Pada bagian tertentu kelenjar keringat sangat aktif sedangkan daerah lain
tidak, karena itu perawatan kulit kombinasi memerlukan perhatian khusus. Area
kulit berminyak dirawat dengan perawatan untuk kulit berminyak dan di area kulit
kering atau normal dirawat sesuai dengan jenis kulit tersebut. Kulit kombinasi atau
kulit campuran memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kulit di daerah T berminyak
sedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru kering atau juga sebaliknya.
Di samping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area kulit berminyak akan
terjadi penebalan dan di area normal atau kering akan lebih tipis.

B. Anatomi dan Fisiologi Kulit Wajah


Secara anatomi kulit wajah dan seluruh tubuh kita terbagi dalam 3 lapisan:
1. Lapisan Epidermis
Lapisan terluar kulit yang menyelimuti permukaan tubuh kita, terus menerus
mengalami pergantian sel, diperkirakan setiap hari kita mengalami kehilangan sel kulit
sebanyak 250 gr tapi selalu diimbangi dengan terjadi pembentukan sel kulit baru
dengan proses mulai dari pembelahan sel sampai dengan pelepasan sel diperlukan
waktu 14-28 hari, dengan rincian 14 hari untuk proses pembelahan sel serta
diferensiasi (pematangan) dan 14 hari lagi untuk proses pelepasan sel. Pada lapisan
ini tidak terdapat pembuluh darah, sehingga kiriman nutrisi untuk sel di lapisan ini
sangat tergantung dari kiriman darah di lapisan dermis (lapisan di bawahnya), di
lapisan epidermis juga tidak terdapat serabut-serabut syaraf, namun banyak terdapat
sel-sel langerhans yang berfungsi sebagai perlawanan kulit terhadap berbagai
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.

15
gambar 1. lapisan kulit wajah
. Lapisan epidermis itu sendiri terbagi dalam 4 lapisan (dimulai dari lapisan terbawah
kelapisan atas).
a. Lapisan germinatum / lapisan basal (pada gambar dengan kode SG)
Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang bergerak secara terus menerus
menuju keatas memisahkan antara lapisan epidermis dengan lapisan
dermis, gambaran dari lapisan ini adalah :

gambar 2 lapisan germinatum


Disusun oleh sel basal aktif yang terus menerus membelah diri, seperti terlihat pada
gambar, sel di bagian ini mempunyai inti (berwarna gelap) yang sangat penting
dalam proses pembelahan sel, sehingga bagian inilah yang terus menerus membuat
sel-sel kulit baru untuk mengantikan bagian sel-sel yang tua dan rusak, oleh karena
itu disebut juga sel induk. Proses pembelahan sel atau istilah medis di sebut
mitosis, aktif terjadi pada malam hari antara jam 12.00 -0.400 pagi, itulah mengapa
kulit wajah kita memerlukan cream malam, salah satunya untuk memberi nutrisi
bagi metabolisme sel kulit. sehingga proses metabolisme kulit berjalan lancar.

16
b. Lapisan Stratum soinosum/prickle-cell layer (pada gambar kode SS)

gambar 3 lapisan Stratum soinosum


Adalah lapisan di atas sel basal tersusun dari sel keratinocyt bertugas mengisi sel-
sel dengan protein keratin yang bersifat bahan keras sehingga dapat melindungi
lapisan sel basal yang aktif membelah agar terhindar dari subtansi yang dapat
merusak dan dari infeksi mikroorganisme serta mengurangi kehilangan
kelembaban sel kulit. Keratinocyt yang ada dilapisan ini juga memproduksi lemak
perekat dilapisan tanduk. Sel-sel dibagian ini ada sebagian yang masih hidup dan
aktif membelah diri terutama sel yang paling dekat dengan lapisan sel basal. Sel-
sel yang sudah penuh terisi keratin secara berangsur-angsur akan mati dan naik
kepermukaan. Lapisan keratin ini tidak semua dapat di tembus oleh kandungan
produk kosmetik atau perawatan wajah, hanya yang dapat bersenyawa dengan
protein keratin saja yang dapat melewati lapisan ini, itulah mengapa banyak
produk perawatan wajah maupun kosmetik hanya mampu bekerja di permukaan
kulit. Pada bagian kulit, kita tidak dapat melihat lapisan keratin ini dengan kasat
mata tapi anda dapat dengan jelas melihat zat keratin yang menjadi kuku mapun
rambut, itulah dia protein keratin.

Ciri lain dari lapisan ini adalah terdapatnya hubungan antar sel dengan sel lain
disebut intercellular brigdes untuk proses pengisian keratin dan cairan yang
membawa nutrisi dan oksigen kelapisan ini (terlihat pada gambar diatas bagian

17
hitam sel yang sudah terisi keratin disekelilingnya berwarna putih dan saling
berhubungan disebut intercellular bridges)
c. Lapisan Stratum Granulosum (pada gambar kode SGR)

gambar 4 Lapisan Stratum Granulosum

Sel dilapisan ini sudah merupakan sel mati dan tidak dapat membelah diri tersusun
dari sel-sel keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras, dan
banyak terdapat filaggrin merupakan bahan penghubung sel keratin dengan
bagian luar sel untuk tetap memberikan nutrisi bagi sel keratin melalui cairan antar
sel karena bagian sel ini semakin jauh dari aliran darah. Pada orang kekurangan
filaggrin dapat menyebabkan kulit kering bersisik dan mengelupas secara terus
menerus. Karena letak lapisan ini makin jauh dari aliran darah maka sedkit saja
pembuluh darah yang ada di lapisan dermis mengalami gangguan aliran darah,
maka akan sangat mempengaruhi lapisan ini, sehingga sel kulit di lapisan ini
akan menjadi semakin pipih dan mati sebelum waktunya, itulah yang
menyebabkan kondisi kulit kita terlihat kusam dan tidak sehat, bila aliran darah
kepermukaan kulit tidak lancar, padahal sering sekali pada kenyataannya
pembuluh kapiler darah di lapisan dermis yang memberi nutisi pada kulit mudah
sekali mengalami hambatan dan gangguan salah satunya disebabkan oleh diding
pembuluh kapiler dan struktur jaringan kolagen di lapisan dermis tidak adekuat,
hal itu juga yang menyebabkan mengapa walaupun sudah mencuci muka dengan
bersih tapi wajah tidak terlihat bersinar.

18
d. Lapisan Stratum Lucidum (pada gambar dibawah dengan kode SL)

gambar 5 Lapisan Stratum Lucidum 


Adalah lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak berwarna dan bening, banyak
terdapat zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak
kaki dan tangan sehingga terlihat pada bagian tersebut lebih tebal, tentusaja
ketebalan ini berfungsi sebagai pelindung.
e. Stratum corneum /lapisan Horny/ lapisan tanduk/lapisan bersisik (pada
gambar kode SC) 
Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 15 -20 lapisan sel, diantara sel-selnya
terdapat lemak yang berfungsi sebagai perekat antara sel-sel, ibarat seperti susunan
batu bata dengan semen (pada gambar terlihat no.1 sel tanduk, no.2 lemak).

gambar 6. lapisan bersisik


Selain itu lemak antar sel juga untuk menstabilkan lapisan tanduk, menjaga
kesediaan air untuk kelembaban dengan kemampuan tinggi menyerap air ,
mencegah kulit dari kekeringan dan dehidrasi saat penguapan akibat panasnya
matahari, menjaga elastisitas dan kekenyalan kulit, dan sebagai lapisan yang
menyaring serta mencegah sel-sel kontak dengan mikroorganisme, toksin, bahan-
bahan kimia atau zat alergen yang dapat merusak. Lemak yang ada di lapisan ini di
buat oleh sel keratinocyt di lapisan stratum granulosum seperti yang sudah di
jelaskan di atas (terlihat gambar dibawah, no.1 tempat pembuatan lemak, no.2
lapisan stratum granulosum, no.3 celah antar sel, no.4 lemak, no.5 lapisan tanduk)

19
Semua sel dilapisan ini juga sudah berisi keratin, semakin ke permukaan lapisan-
lapisan sel ini akan mati dan terus menerus terlepas dan mengelupas (dapat jelas
terlihat dari gambar bagian tengah dan paling bawah, foto asli kulit yang di ambil
dengan menggunakan mikroskop elektron).

20
Adanya lemak yang merekatkan sel tanduk satu dengan yang lainnya juga penting
artinya untuk proses penyerapan kandungan bahan-bahan yang ada dalam kosmetik
dan produk perawatan tubuh dalam artiaan untuk bisa suatu kandungan zat dalam
produk perawatan kulit meresap kedalam dan bekerja haruslah bahan yang dapat
larut dalam lemak dan sedikit larut dalam air contoh yang paling penting adalah
penyerapan vitamin A & E dimana sifat kimia kedua vitamin ini hanya dapat larut
dalam lemak. Mungkin anda pernah menemukan suatu produk perawatan wajah
dimana sebelum aplikasikan, wajah harus dibasahi/ dibasuh terlebih dahulu dengan
air hangat, hal tersebut disebabkan karena adanya kandungan bahan lemak dalam
produk tersebut, biasanya dari lemak hewani, selain itu juga menunjukkan ketidak
mampuan kandungan bahan yang tersedia dalam produk tersebut untuk menembus
lapisan lemak yang banyak terdapat dilapisan ini, sehingga dengan membilas air
hangat dapat membantu mengemulsi (melarutkan) lemak. Belum lagi kandungan
alkohol dan eter yang juga sering di jumpai dalam produk perawatan kulit ikut
andil besar merusak sel-sel lemak di lapisan ini. Penggunaan produk sabun atau
pembersih wajah yang berbusa banyak juga berbahaya dapat merusak serta
mengangkat lemak. Dan yang terakhir PH asam (PH kulit normal 4,2-6,2), itulah
yang disebut PH seimbang, bila di bawah 4,2 akan sangat asam dan bila di atas
6,20 bersifat alkali. Keseimbangan PH pada rentang tersebut sangat di perlukan
untuk meningkatkan permeabilitas kulit agar dapat menyerap zat-zat yang
terkandung dalam suatu produk.
2. Lapisan Dermis

gambar 7. lapisan dermis

21
Lapisan yang mempunyai ketebalan 4x lipat dari lapisan epidermis (kira-kira 0.25-
2.55mm ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan penyokong lapisan
epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis. Lapisan ini terbagi
atas :
a. Lapisan papilari
merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar
menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast
dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang
menembus lapisan dermis, tentu saja berfungsi sebagai pelindung. Di lapisan ini
juga terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang
yang terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman nutrisi kelapisan
epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah.

gambar 8. Lapisan papilari


b. Lapisan Retikular
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat dengan
susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat
elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain
menyerupai jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan membuat
kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan meregang dengan baik. Komponen dari
lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri
dari :
1) Kelenjar sebaceous.Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau
trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui
folikel rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang yang jenis kulit
berminyak maka sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan
bila lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik menyebabkan

22
sumbatan kelenjar sehingga terjadi pembengkakan. Kelenjar sebasea ini juga
dapat berfungsi untuk proses difusi (pemindahan) kandungan bahan dalam
suatu produk kelapisan lebih dalam (pada gambar dibawah terlihat kelenjar
sebasea yang berwarna kuning dan disebelah kanannya terdapat kelenjar
keringat)

Gambar diatas menunjukkan terjadi penyumbatan kelenjar sebasea sehingga


terbentuk jerawat (acne)
2) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat 
mengatur penguapan untuk mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan
meningkat yang kita kenal dengan keringat dan membuang sisa metolisme
tubuh sebagian besar terdiri dari garam dan urea, bahkan bila kita mengalami
gangguan pencernaan seperti obstipasi & konstipasi yang menyebabkan
pengeluaran feces atau BAB terganggu maka tubuh akan berupaya membuang
sisa-sisa metabolisme tubuh melalui kelenjar keringat yang ada di permukaan
kulit, akibatnya kulit wajah kita tidak tampak segar justru cenderung kusam.
Berdasarkan kondisi inilah juga mengapa sesekali kita perlu membersihkan
saluran pencernaan atau istilah yang sedang in sekarang “cuci perut” cara yang

23
paling simpel adalah dengan rajin mengkonsumsi pepaya setiap malam hari,
karena bahan dalam kandungan pepaya dapat mengangkat dan membersihkan
kotoran-kotoran yang mungkin sudah bertahun-tahun menempel dan menjadi
kerak divili-vili usus yang menganggu proses penyerapan makanan, wah…
ternyata pencernaan ada hubungan yang kuat ya dengan wajah kita. Kembali
lagi ke produksi kelenjar keringat rata-rata 10 liter perhari keringat di produksi
oleh tubuh dan dikeluarkan melalui 2-3 juta pori-pori yang ada dipermukaan
tubuh.
c. Pembuluh darah 
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang memberi nutrisi
penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat penting lainnya untuk
metabolisme sel kulit, selain itu pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu
tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah bila kita
berada dilingkungan yang hangat, agar tubuh dapat kehilangan panas, bayangkan
bila anda berada dilingkungan yang panas bersuhu 35˚C padahal hasil
metabolisme tubuh anda sendiri dapat menghasilkan panas sampai dengan 37˚,
bila tidak ada mekanisme pengaturan oleh pembuluh darah sudah pasti kita akan
terbakar. Sebaliknya bila kita berada dilingkungan dingin maka pembuluh darah
akan mengerut atau vasokonstriksi, sehingga panas tubuh tidak keluar atau untuk
menahan panas, dan tentu saja membuat kita tetap bertahan dicuaca dingin.
Sering sekali pembuluh darah yang ada dilapisan dermis mengalami gangguan
atau hambatan hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap suplay nutrisi untuk
sel kulit dan pasti akan mempengaruhi regenerasi sel kulit, pemilihan produk
perawatan wajah dan kosmetik yang paling baik harus mempunyai kemampuan
menembus lapisan kulit sampai kelapisan dermis, karena disinilah banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan menjaga keseimbangan proses
regenerasi kulit, bila kosmetik hanya mampu bekerja dilapisan epidermis maka
itu tidak banyak memperbaiki keadaan kulit wajah, karena bekerja dilapisan sel
kulit mati yang sudah pasti akan terangkat dalam hitungan hari sehingga dengan
cepat kulit wajah terlihat kembali kusam, dan jangan lupa sifat kulit terutama
lapisan tanduk impermeable artinya selektif dalam memilih senyawa-senyawa
tertentu untuk dapat masuk kelapisan lebih dalam, tidak semua produk perawatan
wajah memiliki senyawa yang mampu menembus lapisan ini

24
d. Serat elastin dan kolagen
Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan pekerjaan ini dilakukan
oleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen. Kolagen merupakan
komponen jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan pada berbagai jenis
jaringan serta bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu. Protein ini dihasilkan
oleh sel-sel dalam jaringan ikat yang dinamakan fibroblast. Kolagen diproduksi
dalam bentuk serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk
memenuhi berbagai fungsi yang spesifik. Pada kulit serabut kolagen tersusun
dengan pola rata yang saling menyilang. Kolagen merupakan protein yang paling
berlimpah di dalam tubuh dan komponen utama jaringan tubuh serta tulang.
Protein yang kaya silicon merupakan mineral yang membentuk molekul-molekul
kompleks yang panjang dan cocok bagi bagian-bagian tubuh yang harus kuat
tetapi lentur. Kolagen bekerja bersama serabut protein lainnya yang
dinamakan elastin yang memberikan elastisitas pada kulit. Kedua tipe serabut ini
secara bersama-sama menentukan derajat kelenturan dan tonus pada kulit. Bahan
utama pembentuk kolagen adalah sulfur (sumber utama dari makanan produk
pangan dari laut) dan vitamin. Apasih perbedaan serat Elastin dan kolagen, serat
elastin yang membuat kulit menjadi elastin dan lentur sementara kolagen yang
memperkuat jaring-jaring serat tersebut. Serat elastin dan kolagen itu sendiri akan
berkurang produksinya karena penuaan sehingga kulit mengalami kehilangan
kekencangan dan elastisitas kulit. Ketika kulit menjadi kurang elastis, maka kulit
juga menjadi lebih kering, jaringan lemak dibawah kulit mulai berkurang,
akibatnya kulit menjadi kendor. Kulit mungkin menjadi gatal ketika kulit
bertambah kering. Kecepatan dan saat terjadinya proses ini pada berbeda pada
seseorang bila dibandingkan dengan orang lain. Karena elastin dan kolagen berada
dilapisan dermis maka produk perawatan wajah yang kita gunakan dipastikan
yang mampu masuk kelapisan dermis dan mampu merangsang pembentukan
elastin dan kolagen baru atau mampu memperbaiki struktur kolagen, antara lain
dengan kandungan vitamin C.
e. Folikel Rambut
Merupakan tempat pangkal tumbuhnya rambut.
f. Syaraf nyeri dan reseptor sentuh, 
Syaraf-syaraf yamg membuat kita peka dan dapat merasakan nyeri atau sakit bila
ada sesuatu yang mencederai kulit juga syaraf-syaraf yang berfungsi memberi rasa
25
sentuhan pada kita sehingga kita dapat merasakan panas, dingin, meraba benda
dan lain-lain.
3. Lapisan Hypodermis
Merupakan lapisan dibawah dermis yang tersusun dari sel koalgen dan lemak tebal
untuk menyekat panas sehingga kita dapat beradaptasi dengan perubahan temperatur
luar tubuh kita karena perubahan cuaca, selain itu juga lapisan subcutis dapat
menyimpan cadangan nutrisi bagi kulit.
C. Bahan Pewarna
Bahan pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk memberi
dan atau memperbaiki warna pada kosmetik. Zat Pewarna dalam kosmetik Zat warna
telah dikenal manusia sejak 2500 tahun sebelum masehi, zat warna pada masa itu
digunakan oleh masyarakat China, India dan Mesir, mereka membuat zat warna alam
dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, binatang dan mineral untuk mewarnai serat,
benang dan kain. Peningkatan mutu sumber daya manusia dan teknologi saat ini
menjadikan zat warna kian berkembang dengan pesat. Keterbatasan zat warna alam
membuat industri tekstil menggunakan zat warna buatan (sintetik) sebagai pewarna
bahan tekstil, karena zat warna sintetik lebih banyak memiliki warna, tahan luntur dan
mudah cara pemakaiannya ketimbang zat warna alam yang kian sulit diperoleh
(Zainuddin,2012).
Zat warna yang sudah lama dikenal dan digunakan, misalnya daun pandan atau
daun sirsak untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Kini dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologitelah ditemukan zat warna sintetis,
karena penggunaanya lebih praktis dan harganya lebih murah (Cahyadi, 2008)
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.03.1.23.12.10.12459 Tahun 2010 tentang Persyaratan Teknis Kosmetika, zat
pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk memberi
dan/atau memperbaiki warna pada kosmetika.
Zat warna dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu :

a. Berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu zat warna alam dan zat warna
sintetis.
b. Berdasarkan penyusunannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna pigmen dan
lakes.

26
c. Berdasarkan kelarutannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna larut dalam pelarut
lemak/minyak dan zat warna larut dalam air.
d. Berdasarkan sifat keasamannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna bersifat asam
dan zat warna bersifat basa (Sardjimah, 1996).
Adapun jenis-jenis zat pewarna yang terdapat dalam kosmetik adalah :
a. Zat warna alam yang larut Zat warna jenis ini sebenarnya lebih aman bagi
kulit, namun pada produkproduk kosmetik saat ini, zat warna alam sudah
jarang digunakan. Zat warna alam larut ini memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya yaitu kekuatan pewarnanya relatif lemah, tidak tahan lama dan
relatif mahal. Beberapa contoh zat warna alam yang larut yaitu alkalain,
carmine, ekstrak klorofil daun-daun hijau, henna, carrotene, dan lain-lain.
b. Zat warna sintetis yang larut Zat warna sintetis adalah zat warna yang
dihasilkan melalui proses sintetis senyawa kimia tertentu. Adapun sifat-sifat
zat warna sintetis antara lain :
1) Intensitas warnanya sangat kuat, sehingga dalam jumlah sedikit sudah
memberikan corak warna yang kuat.
2) Larut dalam air, minyak, alkohol, atau salah satu darinya.
3) Daya lekat terhadap rambut, kulit, dan kuku berbeda-beda. Zat warna
untuk rambut dan kuku biasanya daya rekatnya lebih kuat dari pada zat
warna untuk kulit.
4) Beberapa bersifat toksik, sehingga perlu hati-hati menggunakan produk
kosmetik yang mengandung zat warna jenis ini (Mulyawan, 2013).
c. pigmen –pigmen alam.
Alam memiliki pigmen-pigmen alam yang sudah umum digunakan
dalam kosmetik. Pigmen-pigmen alam itu adalah pigmen warna yang
terdapat pada tanah, contohnya aluminium silikat. Gradasi warna yang
terdapat pada aluminium silikat sangat dipengaruhi oleh kandungan besi
oksida atau mangan oksidanya, misalnya: kuning, cokelat, cokelat tua, merah
bata dan sebagainya. Keunggulan pigmen-pigmen alam sebagai zat pewarna
adalah zat warna ini murni dan sama sekali tidak berbahaya. Sementara
kelemahannya yaitu warna yang dihasilkan tidak seragam. Sangat bergantung
pada sumber asalnya dan tingkat pemanasannya. Pigmen-pigmen ini pada
pemanasan yang kuat menghasilkan pigmen-pigmen baru.

27
d. Pigmen-pigmen sintetis
Warna yang dihasilkan dari pigmen sintetis lebih terang dan cerah.
Pigmen – pigmen sintetis yang digunakan dalam industri kosmetik misalnya:
besi oksida sintetis yang menghasilkan warna sintetis (kuning, coklat, merah
dan warna violet), zinc oxide dan titanium oxide (pigmen sintetis putih),
bismuth oxychloride untuk warna putih mutiara, cobalt hijau untuk pigmen
hijau yang kebiruan, cadmium sulfide dan prussian blue.
Penentuan mutu suatu bahan dapat diamati dengan warna. Warna hasil produksi
suatu bahan sangat berpengaruh bagi pemakainya. Sebagai contoh, warna suatu
kosmetika sangat berperan secara psikologis bagi pemakainya sebagai pembentuk
kecantikan. Adapun maksud dan tujuan pemberian warna pada suatu bahan, baik
obat maupun kosmetika bahkan makanan adalah supaya bahan atau hasil produksi
itu menarik bagi pemakainya, menghindari adanya pemalsuan terhadap hasil suatu
pabrik dan menjaga keseragaman hasil suatu pabrik (Sudarmadji, 2003).
Di negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur
pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna. Zat pewarna yang diizinkan
penggunannya disebut permitted color atau certified color. Zat warna yang akan
digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur penggunaannya yang disebut
proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia,
toksikologi dan analisis media terhadap zat warna tersebut (Yuliarti, 2007).
Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam
sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat
lain yang bersifat racun.Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai
produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadangkadang
berbahaya dan seringkali tertinggal dalam proses akhir, atau terbentuk senyawa-
senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan
bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,0004 % dan timbal tidak boleh lebih
dari 0,0001,sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada (Cahyadi,)

D. Pewarna Pipi (Blush On)


1. Pengertian Pewarna Pipi (Blush On)
Produk perona pipi bertujuan memerahkan pipi, sehingga penggunaannya tampak
lebih cantik dan lebih segar. Kadang- kadang dipakai langsung, tetapi lebih sering

28
sebagai foundation. Pewarna pipi ini dipasarkan dalam berbagai bentuk seperti:
bubuk kompak, krim, liquid/cair, gel, balls, dan stick (Tranggono dan Latifah, 2007)
Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah blush on
diaplikasikan untuk memberi warna dan member kesan hangat pada wajah.
(permatasari 2012).
Dengan demikian penggunaan blush on berpengaruh terhadap hasil riaswajah
seseorang. Blush on dapat langsung digunakan dengan cara melekatkan pada kulit
pipi, tetapi lebih baik digunakan sebelum atau sesudah menggunakan bedak.
Penggunaan blush on tergantung macam-macam blush on karena setiap blush on
memiliki cara pengaplikasian yang berbeda-beda. Untuk itu, sebelum pemakaian
harus mengetahui macam-macam blush on. Perona pipi atau yang sering dikenal
sebagai pemerah pipi, rouge, blush on adalahsediaan kosmetik yang digunakan untuk
mewarnai pipi dengan sentuhan artistic sehinggadapat meningkatkan estetika dalam
tata rias wajah (Depkes RI, 1985).
Pemerah pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari warna
merah jambu hingga merah tua. Pemerah pipi konvensional lazim mengandung zat
pewarna, pemerah pipi yang mengandung zat warna dengan kadar rendah digunakan
sebagai pelembut warna
atau pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok. Pemerah pipi dapat
digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit pipi, tetapi dalam banyak hal lebih
baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum maupun sesudah menggunakan
bedak (Depkes RI,1985).
Fungsi dari pemerah pipi ini yaitu untuk memberikan rona segar pada pipi dan
untuk memperjelas keindahan struktur wajah yang terfokus pada tonjolan tulang pipi.
Pemerah pipi juga berperan untuk menyatukan nuansa warna rias wajah secara
keseluruhan.Karena itulah pemerah pipi seringkali dibaurkan secara tipis pada seluruh
wajah sebagai sentuhan terakhir (finishing).
2. Jenis-jenis Pewarna Pipi (Blush On)
Jenis kulit menjadi salah satu pertimbangan ketika akan mernbeli atau
menggunakan perona pipi. Hendaknya ketahui terlebih dahulu jenis kulit wajah,terma
suk yang berjeniskulit berminyak, normal atau kering sebelum memilih jenis blush
on yang tersedia.

29
Ada beberapa jenis perona pipi atau blush on yang ada saat ini:
a. Perona pipi bentuk bubuk kompak
Merupakan perona pipi yang paling umum dikenal. Digunakan dengan
bantuan blush rush/kuas pada bagian pipi. Serbuk warna pewarna pipi yang
dipadatkan ini akan menghasilkan warna yang sangat nyata. Jenis ini dapat
dipakai untuk semua jenis kulit, terutama untuk yang memiliki kulit berminyak
karena akan mengurangi minyak yang ada selama dipakai dan dalam
penggunaanya tidak boleh diaplikasikan terlalu tebal karena menyebabkan
tampakan cake (Anonim, 2012).
Bentuk yang paling sederhana berisi pigmen dan lakes
dalam bentuk kering diencerkan dengan bahan- bahan powder standar seperti
talcum zinc stearat dan magnesium carbonat. Kandungan pigmen biasanya 5-
20%. Compactrouges lebih popular dibandingkan loose powder karena: tidak
begitu beterbanganketika dipakai dan melekat lebih baik pada kulit. (Tranggono,
2007).
Bubuk kompak adalah sediaan dasar berupa padatan, lembut, homogen,
mudah disapukan merata pada kulit dengan spon, tidak menimbulkan iritasi,
biasanya berbentuk cake, digunakan sebagai sediaan kosmetik untuk berbagai tata
rias. Bahan untuk pembuatan bubuk kompak diperlukan bahan seperti yang
tertera pada bubuk kompak, biasanya ditambah zat pengikat atau pelicin untuk
memudahkan pengempaan. Pembuatan bubuk kompak dapat dibuat dengan cara
kempa basah atau kempa kering (Ditjen POM, 1985).
Terdapat 3 prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh bubuk
kompak, wet moulding (pelelehan basah), damp compressing (pengempaan
lembab), dan pengempaan kering. Metode yang paling sering digunakan adalah
pengempaan kering (Butler, 2000).
1. Kempa basah Proses kempa basah sekarang tidak lagi digunakan di USA, dan
kebanyakan perusahaan kosmetik menggunakan proses kempa lembab atau
proses kempa kering dalam pembuatan bubuk kompak (Butler, 2000).
2. Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur sampai
seragam. Campuran kemudiaan dibasahkan sampai mencapai massa plastis
yang sesuai. Serbuk kemudiaan disaring dan dilewatkan kedalam mesin
pengempa dan dikeringkan pada temperatur yang sesuai (Butler, 2000).

30
3. Kempa kering Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum
dicampur dan campuran serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat,
kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa (Butler, 2000).
b. Perona pipi bentuk krim
Bentuknya tidak sepadat pewarna pipi bubuk kompak dan memiliki tekstur
lebih basah, karena tekstur inilah, maka warna yang dihasilkan dapat lebih
menyatu alami dengan warna kulit wajah. Jenis ini kurang cocok digunakan
seseorang yang berjenis kulit berminyak karena dapat membuat wajah terlihat
lebih basah atau berminyak. Krim pewarna pipi ini sangat cocok digunakan pada
daerah zona T wajah berminyak dan memberikan kilau natural. Cara
pengaplikasikannya adalah dengan menggunakan jari (Anonim, 2012).
c. Perona pipi bentuk liquid/cair. Konsistensinya sangat mirip dengan pewarna
pipi krim, hanya saja pewarna pipi liquid/ cair sedikit lebih encer. Jenis ini hanya
boleh diaplikasikan didaerah pipi dan cocok untuk kulit normal dan kering
(Anonim, 2012).
d. Perona pipi bentuk gel. Berbentuk gel dan warna yang dihasilkan tidak terlalu
nyata sehingga cocok untuk pemakaian sehari-hari atau bila ingin diaplikasikan
dandanan yang natural. Pewarna pipi gel ini cocok untuk kulit kering (Anonim,
2012).
e. Perona pipi bentuk balls. Menyerupai bola-bola kecil. Cara penggunaannya
adalah dengan menggunakan kuas yang diputar-putar diatas bola-bola tersebut.
Serbuk yang menempel pada kuas kemudiaan dapat disapukan pada pipi. Jenis
pewarna pipi ini dapat digunakan untuk semua jenis kulit (Anonim, 2012).
f. Perona pipi bentuk stick.Bentuk stick ini seperti lipstik dan cocok untuk semua
jenis kulit. Cara pemakaiannya adalah dengan mengaplikasikannya secara lurus
pada pipi, kemudiaan diratakan dengan jari (Anonim, 2012). Pemerah pipi dibuat
dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari warna merah jambu
hingga merah tua. Pemerah pipi konvensional lazim mengandung pigmen merah
atau merah kecoklatan dengan kadar tinggi (Ditjen POM, 1985).
g. Pewarna pipi bubuk. Dapat disajikan dalam bentuk bubuk tabur, tetapi yang
terbanyak dalam bentuk bubuk kompak. Formulasi bubuk kompak umumnya
mengandung talkum dengan kadar tinggi dan zat pengikat, sehingga campuran
bahan dapat dikempa dalam bentuk kompak (Ditjen POM, 1985).

31
3. Syarat-Syarat menggunakan Perona Pipi (Rounge)
Pemilihan warna blush on sebaiknya disesuaikan dengan warna lipstick dan nail
polish (catkuku), sehingga penampilan keseluruhan akan lebih harmonis. Mencoba
berbagai pilihan warna blush on sebenarnya bebas dan tidak ada larangan. Tetapi
memilih warna blush on yang sesuai dengan warna kulit justru akan membuat riasan
atau makeup terlihat makin natural. Blush on tersedia dalam berbagai pilihan warna,
yaitu merah, jingga, pink dan jugakecoklatan.(Kusantati, dkk 2008).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan didalam menentukan warna yang akan
dipakai dalam pengaplikasian blush on salah satunya memilih warna blush on
berdasarkanwarna kulit. Blush on memiliki beragam warna akan tetapi tidak semua
warna blush oncocok untuk warna kulit. Jika warna kulit wajah cenderung putih atau
kuning, pilih blushon yang bernuansa merah muda, untuk kulit wajah berwarna sawo
matang atau gelap,
pilih blush on berwarna gradasi merah jingga atau merah bata buat pemakaian sehari
-hari.Bila menginginkan warna kelihatan alami, pilih warna satu tingkat lebih cerah
dari warna kulit atau dua tingkat lebih gelap dibanding warna kulit.tapi untuk acara
pesta, tidak ada salahnya mengaplikasikan perona lebih tebal akan tetapi
pemakaiannya harus terkesan.
E. Karakteristik Pewarna Pipi (Blush On) Secara Umum
           Pemerah pipi konvensional lazim mengandung pigmen merah atau merah
kecoklatan dengan kadar tinggi.
           Pemerah pipi yang mengandung pigmen kadar rendah digunakan sebagai
pelembut warna atau pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok.
         Pemerah pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit pipi, tetapi
dalam banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum
maupun sesudah menggunakan bedak (Depkes RI, 1985)

F. Komponen Pewarna Pipi Secara Umum.


a. Basis
Basis yang digunakan pada pembuatan blush on kompak sama dengan basis yang
digunakan pada pembuatan bedak kompak. Basis tersebut bertujuan untuk
memberikan struktur yang baik dan memberikan rasa licin, misalnya : Talc. Basis
yang digunakan pada pembuatan Liquid blusher mirip dengan basis yang digunakan
dalam pembuatan liquid foundation.
b. Pigmen warna

32
Beberapa pewarna yang masih dapat digunakan adalah besi oksida (III) , titanium
oksida dan Beberapa beberapa pewarna lain seperti:
1. D&C Red No.6 Ba Lake
2. D&C Red No.7 Ca Lake
3. D&C Red No.30 Al Lake
4. D&C Red No.34 Ca Lake
5. D&C Red No.36 Al Lake
6. D&C Yellow No.10 Al Lake
7. FD&C Yellow No.5 Al Lake
8. FD&C Yellow No.6 Al Lake
9. FD&C Red No.3 Al Lake
10. D&C Red No.40 Al Lake
c. Pengikat (Binder)
Material-material yang digunakan sebagai pengikat dapat meningkatkan gaya kohesi.
Terdapat beberapa macam zat pengikat, yakni: zat kering/powder, minyak,silicon,
dan emulsi. Powder contohnya metalik stearat seperti Zn-stearat dan Mg-stearat. Pati
juga biasanya dipilih sebagai pengikat yang baik, namun perlu peninjauan khusus
agar tidak terbentuk cake yang keras.Pengikat minyak dapat digunakan
pada beberapa formulasi blush on padat/kompak. 
d. Pengawet
Pengawet diperlukan dalam sediaan pemerah pipi untuk mencegah kontaminasi
produk oleh mikroba selama produksi, distribusi, maupun setelah sampai dan
digunakan oleh konsumen. Pengawet yang biasa digunakan adalah metil paraben dan
propil paraben dengan konsentrasi 0,05 -0,20 %.
e. Fragrance
Parfum merupakan konstituen yang penting dalam pemerah pipi agar dapat menutupi
bau yang tidak sedap dari bahan serta menciptakan suatu ketertarikantersendiri bagi
konsumen. Beberapa jenis parfum kadang mengandung bahan yangsangat mudah
teroksidasi sehingga penambahan antioksidan dapat membantu.Namundemikian,
antioksidan dapat menyebabkan iritasi. Oleh karena itu, parfum yang paling sering
digunakan adalah soft floral fragrance.
f. Bahan Tambahan Lain
Komponen tambahan pembuatan Perona Pipi:
1. Pengkilau Contohnya Bismuth Oxychloride
33
2. Emolient Contohnya Dimethicone
3. Skin protectan dan sunscreen agent Contohnya Zinc oxide
4. Anticaking Contohnya Zinc Stearate

G. Metode Pembuatan Perona Pipi Secara Umum


Metode pembuatan sediaan compact
Tahap awal pada proses pembuatan untuk Perona Pipi (Blush On) compact
powder maupun bedak padat adalah sama, namun pada jenis kedua diperlukan
penambahan zat pengikat pada tahap awal maupun akhir, ataupun dengan parfum.
a. Penambahan Warna
Tahap penting dalam proses pembuatan produk perona pipi berwarna adalah
disperse pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada
efisiensi alat pencampur dan karakter fisik bahan dalam campuran Blush On.
Homogenitas dispersi pigmen diperoleh dengan melewatkan pigmen dan talk
melalui hammer mill. Alat ini akan memecah gumpalan pigmen, yang kemudian
distabilkan dengan pelapisan oleh partikel talk. Sekarang terdapat beberapa jenis
peralatan yang mengganti keberadaan hammer mill. Yang pertama, vertical vortex
mixer, yang mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan antar partikel. Selain itu,
high spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device.
b. Pembuatan Dasar
Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-type.
Waktu pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung jenis
mixer, kapasitas, dan ukuran batch. Selanjutnya, penambahan warna dan
pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini kemudan diaduk hingga homogen.
Untuk Blush On yang dikompres, zat pengikat juga ditambahkan pada tahap ini.
Akhirnya, warna diuji kembali sesuai standard dan dilakukan perbaikan, jika perlu.
Pemeriksaan warna dilakukan dengan memindahkan sejumlah kecil dari massa
tersebut dan mencampur kembali dengan warna yang sesuai. Kemudian
ditambahkan kembali dan dicampur kembali dan dilakukan uji warna kembali.
Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada kantung
polyethylene untuk penyimpanan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap
selanjutnya, untuk dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk padat.

34
c. Proses Pengempaan
Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh Blush On
compact: Wet moulding (pelelehan basah), damp compressing (pengempaan
lembap), dan pengempaan kering. Metode yang paling sering digunakan adalah
pengempaan kering. Untuk proses pengempaan kering terdapat mesin yang sering
digunakan yaitu pneumatics digunakan pada Air-Mite press;hydraulics oleh Alite,
tipe ram yang ditekan pada serbuk seperti pada Kemwall press; dan Ve-Tra-Co press
dimana penekan dapat mencampur. Terdapat 3 prosedur umum yang digunakan
dalam industri pembuatan Blush On Compact:
a. Kempa basah
Proses kempa basah sekarang tidak dipakai lagi di USA, dan kebanyakan
perusahaan kosmetik menggunakan proses kempa lembab atau proses kering
dalam pembuatan Blush On Compact. Campuran dibuat dalam bentuk seperti
pasta dengan air dan dicetak dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari pasta
dilapisi dengan suatu pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah dengan logam
yang berukuran cocok atau plat gelas di mana tablet melekat. Tablet tersebut
kemudian dikeringkan dan dilepaskan dari cetakan.
b. Kempa lembab
Metode kempa lembab, basis Blush On , pewarna, dan parfum dicampur sampai
seragam. Campuran kemudian dibasahkan dengan cairan pengikat, kemudian
dicampur sampai mencapai massa plastis yang sesuai. Serbuk kemudian disaring
dan dilewatkan ke dalam mesin pengempa. Tablet jadi dikeringkan pada
temperatur yang sesuai.
c. Kempa kering
Metode kempa kering, basis Blush On, pewarna, dan parfum dicampur dan
campuran serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat, campuran kemudian
dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.
H. Evaluasi Pembuatan Pewarna Pipi (Blush On)Secara Umum
1. Uji Dispersi Warna
Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan berwarna putih
danditentukan dari keindahannya.Tidak boleh ada warna yang tercoreng, atau
tidak merata.

35
2. Pay-Of
Parameter ini digunakan untuk melihat efek dari pengopakan yang kurang baik.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikator. Hasil dari sediaan harus
selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar, bedak yang
dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi
yangt idak cukup dari bahan terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah, cake
akan menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan pecah.
3. Microbial Testing
Pada formula sediaan ini terdapat Metyl Paraben dan Propyl Paraben yang dapat
bekerja menahan pertumbuhan mikroba pada basis berminyak dan diharapkan
hasil uji mikroba tidak lebih dari 100 cfu / gram.
4. Stability Test
Tes ini untuk mengetahui stabilitas pressed rouge powder dalam jangka waktu
tertentu,dilakukan dalam alat climatic chamber.
5. Uji Tekanan
Pada sediaan tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan adanya
kantung-kantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah. Keseragaman
dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan penetrometer. Pemeriksaan
pada sebaiknya diambil dari dari berbagai segi untuk menyakinkan bahwa table
produk cukup keras dan tekanan yang diberikan seragam.
6. Tes Keretakan
Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan Blush On Compact menjadi
pecah adalah dengan menjatuhkan Blush On pada permukaan kayu beberapa kali
pada ketinggian 8-10inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan
bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal
yang tidak memuaskan.
7. Uji iritasi
Tes untuk mengetahui keamanan sediaan perona pipi yang dihasilkan.
I. Formulasi Pembuatan Perona Pipi
Menurut Eddy Tano tahun 2005 dalam buku yang berjudul Teknik Membuat
Kosmetik dan Tip Kecantikan, formula dalam pembuatan blush on/blush on bentuk
blusher atau powder meliputi:
Talcum ....................................... 38 gr
Kaolin ...................................... 20 gr
36
Parafin liquid ............................. 1 cc
Seng Oksida .............................. 20 gr
Seng Setearat ............................ 4 gr 
Keterangan bahan- bahan formula blush on
1. Talcum
Secara kimiawi talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini
merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi kosmetik seperti bedak,
blush on, dan eye shadowsifat yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan
kekuatan menutupiyang rendah. (Selfia, 2013)
2. Kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan
kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan.Warna dari kaolinyang digunakan harus secerah mungkin.Bahan dasar
harus dimurnikan secara baikuntuk memindahkan keseluruhan bahan tidak murni
dan partikel kasar. Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai
kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang
sama (Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebutkaolin : nacrite, dickite, dan
kaolinite. Kaolin merupakan bahan kimia yang bergunauntuk melekatkan kosmetik
pada wajah, karena kaolin higroskopis penggunaannya padakosmetik umumnya
tidak melebihi 25%. (amantadine, 2012)
3. Parafin liquid
Di industri kosmetik digunakan pada produk hair care, skin care, nail care,
lotion,cream, massage. Parafin liquid mempunyai fungsi sebagai pelembab, pelicin
danmembantu pembentukan cream (Thristar, 2007).
4. Seng oksida
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak wajah :
zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini dapat
menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu sedikit
membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh. Diketahui bahwa zink oksida
memiliki beberapa sifatterapeutik dan membantu menghilangkan kecacatan pada
kulit.Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kulit kering
(Pharmacy, 2010)

37
5. Seng setearat
Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering
digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki kualitas
yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak diinginkan. Sifat
yang paling pentingdari zink dan magnesium stearat adalah sifat adhesif dan anti
air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan,stearat dapat menyebabkan noda dan efek jerawat
pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan sifat
adheren pada bedak wajah (Pharmacy, 201).

38
BAB III

PEMBAHASAN

A. Formulasi Sediaan Perona Pipi (Blush On)

Formula Karakteristik Bahan


Bahan Formula Formula Formu Formula
I II la III IV
Talcum 20 Ad 100 75 Ad 100 - Pemerian : serbuk hablur
sangat halus, putih atau
putih kelabu, berkilat
mudah melekat pada kulit
dan bebas dari butiran.
- sifat: keasaman-kebasaan
dan zat yang larut netral
dan tidak boleh lebih dari
0,1% zat yang akan larut
dalam asam tidak lebih dari
2,0 %.
- Kelarutan : tidak larut
dalam hamper semua
pelarut.
- Khasiat : sebagai basis atau
zat tambahan.

Zinc Stearat 4 4 4 - Praktis tidak larut dalam


etanol (95%) ,eter, air,dan
pelarut oksigen, larut
dalam asam benzene, dan
pelarut aromatic lainnya.
- titik didih : 120◦c-122◦C.
- khasiat : bahan pengikat
Parafin 1cc - - Parafin liquid mempunyai
Liquid fungsi sebagai pelembab,
pelicin dan membantu
pembentukan cream
Ektrak Buah 150 ml - Memberikan warna pink

39
Naga
Ektrak 25 Memberikan warna coklat
Etanol Kulit
Kayu Manis
Ektrak 30 Memberikan warna merah
Kelopak
bunga
rossela
Ekstrak 30 Memberikan warna merah
Daun Jati
Titanium 10 10 10 Ti merupakan kristal yang
Dioksida berwarna putih, memiliki
indeks bias (n) yang sangat
tinggi yaitu 2,4 dalam
bentuk bubuk dan 2,7
dalam bentuk lapisan tipis
- kegunaan : sebagai
pengopak
Magnesium 2 2 2 - pemerian : serbuk putih,
carbonat tidak berbau dan tdak
berasa.
- kegunaan: sebagai bhan
penyusun bedak. kr
memiliki sifat absorben
yang baik dan dapat
mendistribusikan parfum
dengan baik.
Kaolin 18 16 16 16 - pemerian : serbuk putih
ringan, bebas dari butiran
kasar, tidak berbau dan
tidak mempunyai rasa;
- kegunaan : zat tambahan,
Zink 15 5 5 5 - Pemerian serbuk amorf,
Oksidum sangat halus; putih atau
putih kekuningan; tidak
berbau; tidak berasa.

40
Lambat laun menyerap
karbomdioksida dari udara.
- Kegunaan : sebagai
pengopak
Oleum - 3 - - - Cairansuling segar berwarn
Cinnamomi a kuning; bau dan rasa khas
.Jikadisimpan dapat
menjadi coklat kemerahan
- Kegunaan : Zat tambahan
Olive Oil 5,5 - 5,5 - Pemerian : minyak
berwarna kuning pucat atau
kehijauan, dengan sedikit
bau khas dabn rasa yang
khas
- Kegunaan : Emolien
Amylum 2,5 2,5 2,5 - Pemerian : Serbuk halus,
tidak berbau, tidak berasa
- Kegunaan : Bahan
penolong/bahan tambahan

B. Karakteristik Formula
Karakteristik Formula 1: Formula 1 memiliki karakteristik dengan warna pink, bentuk
padat, sangat lembut dan mudah diaplikasikan, tidak mudah pecah, homogeny, tidak
menyebabkan iritasi kulit dan memiliki aroma bau khas.
Karakteristik Formula 2 : Karakteristik pada formula 2 yaitu bentuk padat, tidak retak,
mudah diaplikasikan dan homogeny, serta memiliki warna yang menarik yaitu warna
coklat muda dengan aroma yang menyenagkan, stabil dalam penyimpanan.
Karakteristik Formula 3 : Formula 3 memiliki karakteristik yang cukup baik dengan
bentuk padat, warna merah, tidak berbau dan tidak mudah pecah, homogrn ketika
digunakan, sangat lembut, tidak lengket di diwajah, tidak menyebabkan iritasi pada
kulit,bebas partikel kasar, memiliki adhesi yang baik dengan kulit dan dapat digunakan
dengan mudah.
Karakteristik Formula 4 : Pada rancangan formula 4 perona pipi (Blush On ) di
harapkan memiliki karakteristik dengan bentuk padat, tidak mudah pecah, mudah dan

41
lembut ketika digunakan, homogeny, warna yang sangat menarik yaitu warna merah, tidak
mengiritasi kulit, adhesiveness atau kemampuan melekat pada kulit nya baik.

C. Komponen Formula Pewarna Pipi (Blush On)


1. Formula 1
a. Pemilihan talcum sebagai bahan dasar pada pembuatan blush on formula 1 karena
memiliki sifat yang mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah.
b. Selain talcum bahan dasar yang digunakan yaitu kaolin karena kaolin memiliki sifat
kemampuan menutupi dan daya adhesi yang baik.
c. Pemakain seng oksida karena diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat
terapeutik dan membantu menghilangkan kecacatan pada kulit namun penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.
d. Formula ini juga menggunakan paraffin liquid Parafin liquid karena mempunyai fungsi
sebagai pelembab, pelicin dan membantu pembentukan cream
2. Formula 2
a. Pemilihan talcum sebagai basis pada pembuatan blush on karena mudah menyebar,
ukuran partikel dari talk merupakan salah satu kriteria untuk standar kualitas, paling
tidak 98% harus dapat melewat mesh (tidak lebih besar dari 74 mikron) talk
termikronasi dimana ukuran partikelnya dapat dikurangi menjadi beberapa micron.
padatan dari masa besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat
mempengaruhi kualitas sekaligus pengompakkan dari produk akhir.
b. Penggunaan zink stearat sebagai zat pengikat karena zink stearat mempunyai sifat
adhesive dan anti air serta memberikan efek lebih nyaman.
c. Penggunaan titanium dioksida, merupakan bahan campuran untuk pewarnaan (warna
putih) pada produk perawatan kulit dalam hal ini yaitu blush on. Titanium dioksida,
merupakan bahan campuran untuk pewarnaan (warna putih) pada produk perawatan
kulit seperti sunscreen, bahan makanan, obat-obatan, dan pasta gigi. Merupakan bahan
yang lebih reaktif dibandingkan zinc oxide dan sangat kuat kemampuannya untuk
memantulkan cahaya matahari, sehingga bila kulit kita terpapar sinar matahari maka
akan dipantulkan kembali sehingga cahaya tidak menembus dan merusak kulit.
d. Pemilihan bahan tambahan magnesium stearate dan karena bahan ini yang paling
banyak digunakan. Bahan baku stearat harus memiliki kualitas yang baik. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah keasaman dan bau yang tak sedap.Kedua logam ini

42
bersifat anti air.Sebagai catatan, pada penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan
noda dan efek jerawat pada kulit.
e. Penggunaan kaolin yaitu kaolin karena kaolin memiliki sifat kemampuan menutupi dan
daya adhesi yang baik.
f. Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu
menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan kulit kering.
g. Penggunaan amylum yaitu sebagai sebagai bahan tambahan dan bersifat pencerah dan
menyerap.
3.Formula 3
a. Pemilihan talcum sebagai bahan dasar pada pembuatan Blush on formula 3 karena
memiliki sifat yang mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah.
b. Selain talcum bahan dasar yang digunakan yaitu kaolin karena kaolin memiliki sifat
kemampuan menutupi dan daya adhesi yang baik, dalam jumlah maksimum 25%
dapat mengurangi sifat mengkilat talcum.
b. Penggunaan zink stearat sebagai zat pengikat karena zink stearat mempunyai sifat
adhesive dan anti air serta memberikan efek lebih nyaman.
c. Penggunaan titanium dioksida, merupakan bahan campuran untuk pewarnaan (warna
putih) pada produk perawatan kulit dalam hal ini yaitu blush on. Titanium dioksida,
merupakan bahan campuran untuk pewarnaan (warna putih) pada produk perawatan
kulit seperti sunscreen, bahan makanan, obat-obatan, dan pasta gigi. Merupakan
bahan yang lebih reaktif dibandingkan zinc oxide dan sangat kuat kemampuannya
untuk memantulkan cahaya matahari, sehingga bila kulit kita terpapar sinar matahari
maka akan dipantulkan kembali sehingga cahaya tidak menembus dan merusak
kulit.
d. Pemilihan bahan tambahan magnesium stearate dan karena bahan ini yang paling
banyak digunakan. Bahan baku stearat harus memiliki kualitas yang baik. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah keasaman dan bau yang tak sedap.Kedua logam ini
bersifat anti air.Sebagai catatan, pada penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit.
e. Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu
menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan kulit kering

43
f. Penggunaan amylum yaitu sebagai sebagai bahan tambahan dan bersifat pencerah
dan menyerap.
4. Formula 4
a. Pemilihan talcum sebagai bahan dasar pada pembuatan blush on formula 4 karena
memiliki sifat yang mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah.
b. Selain talcum bahan dasar yang digunakan yaitu kaolin karena kaolin memiliki sifat
kemampuan menutupi dan daya adhesi yang baik, dalam jumlah maksimum 25%
dapat mengurangi sifat mengkilat talcum. Penggunaan kaolin sebagai absorbent
yaitu menyerap minyak berlebih pada wajah, Penggunaan kaolin yang dipakai
biasanya harus yang paling cerah.
c. Kemudian pemakaian bahan titanium dioksida apabila zat ini digunakan secara
berlebihan maka kulit wajah akan menjadi kering. Sedangkan jika terlalu sedikit
akan membuat bedak tidak bisa menempel pada kulit .Titanium dioksida, merupakan
bahan campuran untuk pewarnaan (warna putih) pada produk perawatan kulit seperti
sunscreen, bahan makanan, obat-obatan, dan pasta gigi. Merupakan bahan yang
lebih reaktif dibandingkan zinc oxide dan sangat kuat kemampuannya untuk
memantulkan cahaya matahari, sehingga bila kulit kita terpapar sinar matahari maka
akan dipantulkan kembali sehingga cahaya tidak menembus dan merusak kulit.
d. Penggunaan bahan tambahan magnesium stearat karena bahan ini yang paling
banyak digunakan. Khusus pada bedak wajah, bahan baku stearat harus memiliki
kualitas yang baik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah keasaman dan bau yang
tak sedap.Kedua logam ini bersifat anti air.Sebagai catatan, pada penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit.
e. Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu
menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan kulit kering
f. Penggunaan amylum yaitu sebagai sebagai bahan tambahan dan bersifat pencerah
dan menyerap.
D. Perbandingan Formula 1, 2, 3 dan 4
Untuk formula 1 menggunakan pewarna alami dari ekstrak buah naga yang
menghasilkan warna pink, dibandingan dengan formula 2 memiliki warna coklat karena
dari ekstrak kulit kayu manis, dan formula 3 menggunakan pewarna alami dari ekstrak
bunga rosella sehingga menghasilkan warna merah sedangkan formula 4 warna yang
diharapkan lebih baik dan menarik yaitu warna merah karena dihasilkan dari ekstrak
44
daun jati. Pada dasarnya semua formula menggunakan bahan yang sama yaitu talk,
kaolin, zink oksida, tetapi pada formula 1 menggunakan paraffin liquid sedangkan pada
formula 2 dan 3 menggunakan zat pengikat yaitu menggunakan zink stearate begitu
juga dengan formula 4. Tetapi pada formula 2 menggunakan oleum cinnamomi sebagai
bahan tambahan dan olive oil segabai emolien. Pada formula 4 yang diaharapkan
memiliki warna yang sangat baik yaitu merah

E. Evaluasi Formula Sediaan Pewarna Pipi (Blush On)


1. Pengamatan Organoleptik
Sediaan perona pipi (blush on) dianalisis melalui pengamatan organoleptik
meliputi warna, bau, dan tekstur.
2. Uji pH sediaan
Sediaan perona pipi (blush on) diuji pH untuk mengetahui apakah sediaan
berada pada rentan pH normal kulit, yaitu 4,6-6,5.1Pengujian menggunakan pH
meter dengan cara pH blush on diukur tiap rentang waktu tertentu selama 28 hari
pada hari ke-0, 7, 14, 21,dan 28. Pengujian dilakukan triplo.13
3. Uji Homogenitas
Sediaan blush on dioleskan tipis dan merata diatas kaca objek kemudian
kacaobjek tersebut diarahkan ke cahaya dan tidak boleh terlihat ada butiran kasar.13
4. Uji Daya Lekat
Uji daya lekat dilakukan dengan cara sediaan blush on diaplikasikan pada
punggung tangan kemudian dibandingkan dengan sediaan blush on yang ada
dipasaran. Warna yang dihasilkan diamati untuk mengetahui sediaan blush on
tersebut dapat menghasilkan warna yang pigmented atau tidak.
5. Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap
warna, bau, dan tekstur sediaan yang dibuat, dilakukan secara visual terhadap 20
orang responden dengan pengisian kuesioner. Setiap responden diminta untuk
mengoleskan blush on pada kulit punggung tangan kemudian menilai masing–
masing sediaan sesuai dengan skala kesukaan yang terdapat pada kuesioner,
sehingga didapat data berdasarkan kesukaan.
6. Uji Iritasi
Uji keamanan sediaan dilakukan secara in vivo terhadap kulit kelinci putih
jantan ras Albino. Pengujian dilakukan terhadap satu ekor kelinci dengan waktu
45
pengamatan selama 3x24 jam. Kemudian dihitung skor indeks iritasi untuk
menentukan tingkat iritasi setiap formula.
7. Uji Kerapuhan
Uji kerapuhan bertujuan untuk mengetahui kepadatan sediaan akhir sesuai
dengan persyaratan sediaan compact powder. Syarat uji kerapuhan sediaan yang
baik adalah sediaan tidak boleh pecah atau retak.

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik umum pada pewarna pipi (Blush On) yaitu:

 Pemerah pipi konvensional lazim mengandung pigmen merah atau merah


kecoklatan dengan kadar tinggi.
 Pemerah pipi yang mengandung pigmen kadar rendah digunakan sebagai
pelembut warna atau pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok.
  Pemerah pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit pipi,
tetapi dalam banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik
sebelum maupun sesudah menggunakan bedak (Depkes RI, 1985)

2. Komponen pada pewarna pipi (Blush On) yaitu Basis (Talkum), Pengikat (Zinc
Stearat), Pengawet, Fragrance , zat warna dan zat tambahan

3. Metode pada pembuatan pewarna pipi (Blush On) yaitu penambahan warna,
pembuatan dasar blush on compact dan proses pengepaan.

46
4. Evaluasi pada sediaan pewarna pipi (Blush On) yaitu Pengamatan Organoleptik, Uji
PH, Uji Homogenitas, Uji daya lekat, Uji kesukaan, Uji Iritasi, Uji kerapuhan.

5. Rancangan formula 4 dengan harapan memiliki :


a. Karakteristik dengan bentuk padat, tidak mudah pecah, mudah dan lembut ketika
digunakan, homogeny, warna yang sangat menarik yaitu warna merah, tidak
mengiritasi kulit, adhesiveness atau kemampuan melekat pada kulit nya baik.
b. Komponen yang digunakan talcum, kaolin, titanium dioksida, magnesium karbonat,
zinc stearate, zinc oksidum, olive oil, ekstrak daun jati, amylum,
c. Dengan metoda pembuatan Proses kempa basah, Proses kempa lembab, Proses
kempa kering
d. Evaluasi formula 4 yaitu, Pengamatan Organoleptik, Uji PH, Uji Homogenitas, Uji
daya lekat, Uji kesukaan, Uji Iritasi, Uji kerapuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Muliyawan, D. dan Suriana, N. A-Z Tentang Kosmetik. Penerbit PT Eleksmedia


Komputindo. Jakarta. 2002
2. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2007. Kosmetik mengandung bahan berbahaya
dan zat warna yang berbahaya. Jakarta.
http://www2.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/KH.00.01.432.6147.p df ( 30
november 2015)
3. Ifa Nurhayati. Pembuatan Blush On Dari Buah Naga. Univ. Negeri Semarang
https://docplayer.info/36263573-Pembuatan-blush-on-dari-buah-naga.html
4. Tranggono, RI, dan Latifah, F. Buku Pengantar Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT.
Gramedia. Jakarta. 2007.
5. Goeser, AL. Kulit, Rambut dan Kuku. Tersedia :
http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/kulit-rambut-kuku-goeser-yohan.pdf.
Diakses pada 1 Juni 2016.
6. Nurhaibibah,dkk. Formulasi dan Evaluasi Sediaan Perona Pipi (Blush On) Dari Ekstrak
Etanol Kulit Kayu Manis. 2018
7. Nina Bindharawati, dkk. Formulasi Sediaan Pemerah Pipi Dari Ekstrak Kelopak Bunga
Rosella Sebagai Pewarna Dalam Bentuk Compact Powder. 2015
8. Aurel. Teknologi Kosmetik Bedak (Makalah).Tersedia :
http://pharmacyaurel.blogspot.com/2010/06/teknologi-kosmetik-bedak.html.

47
9. Formulation and Evaluation of Various Cosmetic And Dental.
Tersedi:http://pharmaquest.weebly.com/uploads/9/9/4/2/9942916/formulation__evaluat
ion_of_cosmetic_pdts.pdf..
10. Moisturizing Pressed Powder. SUNJIN Formulation_SJF-1106 Ver. 1.0. 2011.
Tersedia :http://sunjinchem.co.kr/eng/ cosmetics/cosmetics.pdf..
11. Flick, E W. Cosmetic & Toiletry Formulation 2nd Edition, Vol. 8. New York, USA.
Noyest Publication. 2001
12. Pressed Powder: Cold Processing. Dow Corning Company. 2002. Tersedia :http://
www. dowcorning. com/ content/ publishedlit/ FORMUL_00141.pdf. .
13. Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.
London.

48

Anda mungkin juga menyukai