Anda di halaman 1dari 11

Nama: Zulfa Zahra Salsabila

NIM : 12.0776.165.03

SIKLAMAT

Siklamat merupakan salah satu zat pemanis non nutritif hasil sintesis dari
reaksi kimia. Siklamat terdapat dalam dua macam yaitu asam dan garamnya. Natrium
siklamat adalah bentuk garam yang sering digunakan sebagai pemanis sintetik.

Pemerian Siklamat

1. Natrium Siklamat
Rumus molekul : C6H12NNaO3S
Rumus bangun : - NH SO3 Na
Berat molekul : 201,22
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, dalam 250 bagian etanol (95%) P
dan dalam 25 bagian propilen glikol P, Praktis tidak larut
dalam klorofom P dan dalam eter P
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir
tidak berbau, rasa agak manis walaupun dalam larutan encer.

2. Kalsium Siklamat
Rumus molekul : C6H11NcaO3S
Rumus bangun : - NH SO3 Ca
Berat Molekul : 219
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 50 bagian alchohol dan
dalam 1,5 bagian propilen glikol ; praktis tidak larut dalam
kloroformdan eter etanol.
Pemerian :Putih tidak bera atau hampir tidak brbau, hablur atauserbuk,
rasa sangat manis walaupun dalam larutan encer.


Batas Maksimum Penggunaan Siklamat
Menurut PERMENKES R o.7/Menkes/pPer/IX/1988 tentang bahan
Tambahan Makanan, Batas maksimum penggunaan siklamat adalah sebagai berikut :

No Jenis /Bahan Makanan Batas Maksimum Penggunaan Siklamat
1 Permen Karet 500 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
2 Permen 1 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
3 Saus 3 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
4 Eskrim dan sejenisnya 2 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
5 Es lilin 3 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
6 Jem dan jeli 2 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
7 Minuman Ringan 3 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
8 Minuman Yoghurt 3 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
9 Minuman fermentasi 500 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
(Depkes RI, 1988)

Toksisitas Siklamat
Kontroversi penggunaan siklamat baru muncul pada tahun 1969. Ketika itu,
FDA menemukan bukti bahwa campuran siklamat dan sakarin dapat menyebabkan
kanker kandung kemih, mutasi, cact lahir, dan gangguan saluran testis (Testicularis
demage) pada hewan. Akhirnya FDA pada tahun itu juga melarang penggunaan
siklamat.
Siklamat pada dasarnya hanya boleh digunakan atau dikonsumsi khusus untuk
penderita diabetes (kencing manis), sedangkan untuk makanan dan minuman
konsumsi untuk anak- anak dan bukan penderita diabetes tidak diperbolehkan.
Siklamat berbahaya karena hasil metabolismenya yaitu sikloheksilamin
bersifat karsinogenik sehingga ekskresi lewat urine dapat merangsang pertumbuhan
tumor pada kandung kemih tikus. tumor ditemukan terdapat pada saluran kandung
kemih tikus yang diberi dosis sikloheksilamin (125 mg/kg per hari ) melalui makanan
selama 78 minggu.

Nama : Siti Maisarah
NIM : 12.0728.157.03

SIKLAMAT

Pengertian
Siklamat adalah pemanis buatan yang cukup murah. Memiliki rasa manis 30-
50 kali gula pasir, dan jarang meninggalkan aftertaste pahit seperti halnya sakarin dan
K-acesulfame (akan dibahas di bagian kelima). Siklamat sering digunakan dalam
kombinasi dengan pemanis buatan lainnya, terutama sakarin (dalam campuran
siklamatsakarin dalam perbandingan 10:1.
Dari segi strukturnya, siklamat merupakan garam kalsium atau natrium dari
asam sikloheksansulfamat. Siklamat dapat disintesis dengan reaksi sulfonasi terhadap
sikloheksilamin, baik oleh asam sulfamat maupun sulfurtrioksida. Siklamat tidak
rusak jika mengalami pemanasan.

Sejarah
Seperti pemanis buatan lainnya, siklamat sebagai pemanis ditemukan secara
tidak sengaja. Michael Sveda dari University of Illinois menemukan siklamat saat
berusaha mensintesis obat antipiretik, pada tahun 1937. Siklamat diperkenalkan
secara luas pada tahun 1950. Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan
untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat seperti
antibiotik dan pentobarbital. Setelah dinyatakan aman pada tahun 1958, siklamat
semakin dikenal sebagai pemanis buatan yang rendah kalori. Karena itu siklamat,
baik dalam bentuk padat maupun cair, dianggap cocok untuk penderita diabetes
melitus. Namun keadaan ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1969, Amerika Serikat
menarik peredaran siklamat dari pasaran dan industri makanan secara total. Inggris
juga menarik peredaran siklamat pada tahun 1970. Laboratorium Abbott telah
beberapa kali berusaha agar pelarangan peredaran siklamat dicabut oleh US FDA
(Food and Drug Administration), namun sampai sekarang tidak berhasil. Saat ini,
siklamat masih disetujui penggunaannya di lebih dari 50 negara, termasuk Inggris.

Penggunaan
Siklamat sekarang sudah jarang ditemukan dalam produk minuman. Siklamat
dapat ditemukan sebagai pemanis dalam Coca Cola Zero (hanya pada produk yang
beredar di Jerman, Austria, Yunani, Spanyol, Venezuela, Brazil, dan beberapa negara
Eropa timur) dan Coca Cola Light.

Keamanan
Siklamat ditarik pada bulan Oktober 1969 karena keamanannya yang tidak
jelas. Pada tahun 1966 dilaporkan bahwa flora bakteri tertentu di usus mampu
mendesulfonasi siklamat kembali ke bentuk asalnya, yaitu sikloheksilamin.
Sikloheksilamin dapat menyebabkan keracunan kronik pada hewan. Selain itu,
konsumsi campuran siklamat dan sakarin pada hewan meningkatkan risiko kanker
empedu. Pernah juga dilaporkan, siklamat dapat menyebabkan atrofi testis dan
gangguan fungsi vesikel seminalis; namun bukti nyatanya tidak jelas.
Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari beberapa
penelitian ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Dari hasil uji coba menunjukkan
bahwa meningkatnya tumor kandung kemih pada tikus melibatkan pemberian dosis
kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1: 9.
Siklamat yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan enak rasanya
tanpa rasa pahit walaupun tidak berbahaya dan digunakan secara luas dalam makanan
dan minuman selama bertahun-tahun, keamanannya mulai diragukan karena
dilaporkan dari hasil penelitian pada tahun 1969 bahwa siklamat dapat menyebabkan
timbulnya kankaer kandung kemih pada tikus yang diberi ransum siklamat. Hasil
metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat karsinogenik. Tingkat
peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan yaitu LD50 (50% hewan
percobaan mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian lain menunjukkan bahwa
siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya pengecilan testicular dan
kerusakan kromosom.
Pada penelitian lainnya menunjukkan bahwa siklamat terbukti tidak bersifat
karsinogen dan uji mutagenisitas jangka pendek tidak membuahkan hasil yang
konsisten. Hal ini menyebabkan siklamat di beberapa negara diizinkan kembali
penggunaannya, kecuali negara Amerika Serikat tidak mengizinkan penggunaan
siklamat sebagai zat tambahan makanan.
Di Indonesia menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
722/Menkes/Per/1X/88 kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam
makanan berkalori rendah dan untuk penderita diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan
makanan/minuman. Menurut WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI)
adalah 11 mg/kg berat badan. Sedangkan pemakaian sakarin menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 208/Menkes/Per/1V/85 tentang pemanis buatan dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 tentang bahan tambahan
pangan, menyatakan bahwa pada makanan atau minuman olahan khusus yaitu
berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes melitus kadar maksimum
sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg.

NAMA : Evi Taruk Limbong
NIM : 12.0708.127.03
SIKLAMAT
Pemanis merupakan bahan tambahan makanan yang berfungsi untuk
memberikan rasa manis dan membantu mempertajam terhadap rasa manis tersebut,
biasanya memiliki nilai kalori yang lebih rendah dari gula biasa dan hampir tidak
mempunyai nilai gizi
Berdasarkan proses produksi bahan pemanis dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu pemanis alami dan pemanis buatan (sintetis). Pemanis alami biasanya berasal
dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis yang utama adalah tebu (Saccharum
officinarum L.) dan bit (Beta vulgaris L.). Bahan pemanis yang dihasilkan oleh kedua
tanaman tersebut dikenal sebagai gula alam atau sukrosa. Pemanis sintetis merupakan
bahan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak
memiliki nilai gizi. Beberapa pemanis sintetis yang telah dikenal dan banyak
digunakan adalah sakarin, siklamat dan aspartam
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No: HK.00.05.5.1.4547
tahun 2004, siklamat merupakan pemanis sintetis non-kalori yang diperbolehkan
untuk dikonsumsi di Indonesia. Dalam perdagangan dikenal sebagai assugrin atau
sucaryl. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, penggunaannya hanya
diperbolehkan untuk pasien diabetes ataupun orang yang membutuhkan makanan
berkalori rendah. Tetapi pada kenyataannya penggunaan siklamat semakin meluas
pada berbagai kalangan dan beragam produk. Hal ini dikarenakan harganya
yang jauh lebih murah, menimbulkan rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada
after taste-nya) dan memiliki tingkat kemanisan 30 kali gula
World Health Organization (WHO) menyatakan adanya batas maksimum
yang boleh dikomsumsikan per hari atau Acceptable Daily Intake (ADI) yakni
banyaknya milligram suatu bahan atau zat yang boleh dikomsumsi per kilogram
bobot badan per hari. Batas maksimun yang ditetapkan oleh WHO adalah 11mg/kg
BB. Di Indonesia penggunaan bahan pemanis sintetis ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.208/MenKes/Per/IV/85
tentang Bahan Tambahan Makanan, yaitu 1 g/kg bahan. (BPOM RI,2004;
Windholz,1976). Walaupun penggunaannya diperbolehkan dan telah dibatasi,
pemakaian siklamat dilaporkan sering disalahgunakan dan penggunaannya melebihi
batas yang diizinkan. Riset BPOM pada November-Desember 2002 sudah
menunjukkan bahwa konsumsi siklamat sudah mencapai 240 % Accaptable Daily
Intake (ADI)
Pemanis buatan siklamat hingga saat ini penggunaannya masih banyak
menimbulkan kontroversi karena aspek keamanan jangka panjangnya yang berpotensi
karsinogenik jika terkonversi menjadi cyclohexylamine di dalam saluran pencernaan
Siklamat atau sikloheksanasulfamat pertama kali ditemukan tahun 1937,
dengan rumus molekul C6H11NHS03 Siklamat digunakan dalam bentuk garam
seperti Natium Siklamat atau Kalsium Siklamat. Siklamat berupa kristal putih,
mempunyai bau khas, rasa manisnya 30 kali dari gula pasir, sangat mudah larut
dalam air dan tahan panas. Keuntungan pemakaian siklamat adalah tidak
menimbulkan rasa pahit seperti sakarin. Tapi Siklamat dapat merangsang terjadinya
tumor kandung kemih, diduga sebagai penyebabnya adalah hasil metabolisme dari
siklamat yang menghasilkan sikloheksilamina. Senyawa sikloheksilamina merupakan
senyawa karsinogenik, pembuangan melalui urine dapat menimbulkan tumor
kandungan kemih pada tikus. Di Indonesia penggunaan siklamat masih diizinkan
dengan batas maksimum. Menurut peraturan menteri kesehatan R.I. nomor 722
(1988), bahwa penggunaan siklamat masih diizinkan dengan batas maksimum untuk
minuman adalah 3 g/kg bahan.
NAMA : Leni Elleta Sari
NIM : 12.0718.137.03

SIKLAMAT
Siklamat memiliki nama dagang yang dikenal sebagai
Assugrin,Sucaryl, Sugar Twin dan Weight Watchers. Siklamat lebih banyak
digunakan oleh produsen tingkat industri besar, disebabkan sifatnya yang tidak
menimbulkan after taste pahit serta sifatnya yang mudah larut dan tahan panas,
sehingga banyak digunakan terutama dalam produk-produk minuman ringan.

Siklamat diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada tahun 1950 an.
Siklamat pertama kali ditemukan tahun 1939 dan diperbolehkan untuk
digunakan kedalam makanan di U.S.A. pada tahun 1950. Dilanjutkan dengan
pengujian dalam keamanan untuk senyawa yang muncul ditemukan pada tahun 1967
bahwa siklamat dapat merubah usus ke cyclohexylamine dimana dapat menimbulkan
karsinogenik. Rupanya, hanya beberapa individu yang memiliki kemampuan untuk
merubah siklamat ke cyclohexylamine
Siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai pemanis buatan
digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Secara umum,
garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut
dalam air dan etanol, serta berasa manis. Kombinasi penggunaan siklamat dengan
sakarin dan atau acesulfame-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa
dan bahan pengawet. Pemberian siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus
percobaan dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta
menyebabkan kerusakan genetik dan atropi testikular. Informasi yang dikumpulkan
oleh CCC (Calorie Control Council) menyebutkan bahwa konsumsi siklamat tidak
menyebabkan kanker dan non mutagenik. Pada tahun 1984, FDA menyatakan bahwa
siklamat tidak bersifat karsinogenik.
Meskipun FDA, JECFA dan CAC menyatakan bahwa siklamat aman untuk
dikonsumsi, namun Kanada dan USA tidak mengizinkan penggunaan siklamat
sebagai bahan tambahan pangan.
Tidak seperti sakarin, siklamat berasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang
disenangi. Bersifat mudah larut dalam air dan intensitas kemanisannya 30 kali
kemanisan sukrosa. Dalam industri pangan natrium siklamat dipakai sebagai bahan
pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi (non-nutritive) untuk pengganti sukrosa.
Siklamat bersifat tahan panas, sehingga sering digunakan dalam pangan yang
diproses dalam suhu tinggi misalnya pangan dalam kaleng.
Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rasanya enak (tanpa rasa
pahit) tetapi siklamat dapat membahayakan kesehatan. Hasil penelitian bahwa tikus
yang diberikan siklamat dan sakarin dapat menimbulkan kanker kantong kemih. Hasil
metabolisme siklamat, yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena itu,
ekskresinya melalui urin dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang baru
menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan
testicular dan kerusakan kromosom. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli
Academy of science pada tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat maupun turunannya
(sikloheksiamin) tidak bersifat karsinogenik, tetapi diduga sebagai tumor promoter.
Sampai saat ini hasil penelitian mengenai dampak siklamat terhadap kesehatan masih
diperdebatkan.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, kadar
maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam pangan dan minuman berkalori
rendah dan untuk penderita diabetes mellitus adalah 3g/kg bahan pangan dan
minuman. Dan menurut WHO, batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI)
adalah 11 mg/kg berat badan. Adanya peraturan bahwa penggunaan siklamat dan
sakarin masih diperbolehkan, serta kemudahan mendapatkannya dengan harga yang
relatif murah dibandingkan dengan gula alam. Hal tersebut menyebabkan produsen
pangan dan minuman terdorong untuk menggunakan kedua jenis pemanis buatan
tersebut di dalam produk.

Anda mungkin juga menyukai