Anda di halaman 1dari 32

B

Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Semi Padat Cair


1 “Krim Prometazin HCl”
Dosen Pembimbing Praktikum :
Dr. apt. Kartiningsih, M.Si.
Dr. apt. Siti Umrah noor, M.Si.
apt. Anarisa Budiati, S.Farm., M.Farm.
apt. Safira nafisa, S.Farm., M.Si.
Arifah Izzati (2019210081) Ketua
Iffa Fawzia (2018210145)
Ashifa Ashfa (2019210082)
Misela Angeliani (2019210089)
Devi novitasari (2019210090)
Siti Kurnia Shandyka (2019210091)
yuni Marantika (2019210092)
Indah Herviana (2019210093)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS
PANCASILA
JAKARTA
I. JUDUL PERCOBAAN
“Krim Prometazin HCl”

II. TUJUAN PERCOBAAN


Mengamati pengaruh basis a/m dan m/a terhadap karakteristik fisik krim
III. TEORI DASAR
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Digunakan untuk sediaan setengah padat yang
mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Sekarang ini batas tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi
minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam- asam lemak atau alkohol berantai panjang
dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan
estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal. (Farmakope Indonesia Ed
VI Halaman 55)
Krim didefinisikan sebagai “cairan kental atau emulsi setengah padat baik bertipe air dalam
minyak atau minyak dalam air”. Krim biasanya digunakan sebagai emolien atau pemakaian obat
pada kulit.
Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi dan industry kosmetik, dan banyak
produk dalam perdagangan disebut sebagai krim tetapi tidak sesuai dengan bunti definisi
diatas. Banyak hasil produksi yang nampaknya seperti krim tetapi tidak mempunyai dasar
dengan jenis emulsi, biasanya disebut krim (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed 4
Halaman 513)
Kelebihan sediaan krim, yaitu mudah menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan atau
dicuci, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, tidak lengket terutama tipe m/a,
memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m, digunakan sebagai kosmetik, bahan
untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun. Sedangkan kekurangan
sediaan krim, yaitu susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam
keadaan panas. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas. Mudah
kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama
disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah
satu fase secara berlebihan (Sumardjo, Damin, 2006).
Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari
bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya atau dengan melapisi wadah tersebut.
Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak
tembus cahaya dengan cara memberi pembungkus yang buram. Dalam hal ini pada etiket
harus disebutkan bahwa pembungkus buram diperlukan sampai isi dari wadah habis diminum
atau digunakan untuk keperluan lain. Jika dalam monografi dinyatakan “terlindung cahaya”,
dimaksudkan agar penyimpanan dilakukan dalam wadah tidak tembus cahaya. (FI edisi VI,
halaman. 41)
● Tipe krim ada dua yaitu krim tipe air dalam minyak (A/M) dan krim minyak
dalam air (M/A). Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya
berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik. Untuk krim tipe A/M
digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolesterol, dan cera alba.
Untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen seperti trietanolaminum
stearat, natrium stearat, kalium stearat, ammonium stearat (Anief, 1990).
● Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang
dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim, dapat digunakan emulgid,
lemak bulu domba, setasium, setilalkohol, stearil alkohol, golongan sorbitan,
polisorbat, PEG, dan sabun. Bahan pengawet yang sering digunakan
umumnya adalah metilparaben (nipagin) 0,12-0,18% dan propilparaben
(nipasol) 0,02-0,05%.
IV. Data Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien
A. Bahan Aktif
1.Prometazin HCl (Farmakope Indonesia edisi VI tahun 2020, hal 1440)
Rumus molekul : C17H20N2S.HCl
Struktur molekul :

Bobot molekul : 320,88


Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai kuning lemah; praktis tidak berbau;
jika dibiarkan lama di udara berwarna biru.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol mutlak panas dan
dalam kloroform; praktis tidak larut dalam eter, dalam aseton dan dalam
etilasetat.
Kegunaan : Antihistamin
Konsentrasi/ dosis : 2 persen (Farmakope Indonesia edisi VI hal 1440)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
B. Bahan Tambahan

1.Tween 80 (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun 2009, hal 675)


Pemerian : Cairan seperti minyak jernih, bau khas
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam minyak
Kegunaan : Elmugator
Stabilitas : Stabil dalam elektrolit asam lemah atau basa lemah
Konsentrasi : 1-15% (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI
tahun 2009, hal 675)
OTT : Perubahan warna terjadi dengan berbagai zat
HLB : 15
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2. Span 80 (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun 2009, hal 675)


Pemerian : Cairan kuing/padatan dengan rasa dan bau khas
Kelarutan : Umum larut dalam minyak dan tidak larut dalam air
Kegunaan : Elmugator
Stabilitas : Stabil dalam asam/basa lemah
Konsentrasi : 1-15% (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI
tahun 2009 hal 675)
OTT : Terjadi pembentukan sabun dengan asam/basa kuat
HLB : 4,3
Penyimpanan : Pada eadah tertutup rapat
3. Vaselin Album/ Vaselin putih (Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979, hal : 633)
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih
Kelarutan : Tidak Larut dalam air dan dalam etanol
Kegunaan : Sebagai basis salep
Konsentrasi : 8 % - 50 % (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun
2009, hal : 484 )
HLB Butuh : 5,33
Stabilitas : Stabil di simpan dalam wadah tertutup rapat
OTT : Dengan cool tur, etanol, dan resorsinol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. Oleum cocos (Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979, hal 456)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna/kuning pucat bau khas
Kelarutan : Larutdalam 2 fase etano 95% pada suhu 60 derajat celcius
Kegunaan : Pelembut dan melembabkan kulit
Stabilitas : Tetap dapat dimakan memiliki rasa yang bau yang ringan, minyak
mudah teroksidasi
OTT : Bereaksi dengan zat pengoksidasi
HLB :5
HLB Butuh : 2,22
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Setil Alkohol (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun 2009, hal 155)
Rumus molekul : C16H34O
Struktur molekul :

Bobot molekul : 242,2


Pemerian : Berupa serpihan putih atau granul seperti lilin, berminyak
memiliki bau dan rasa yang khas.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutannya meningkat
dengan peningkatan suhu, tidak larut dalam air.
Kegunaan : Emolien dan pengemulsi
Konsentrasi : 2% - 5% (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI: 155)
Stabilitas : Stabil dengan adanya asam, alkali,cahaya dan udara sehingga
tidak menjadi tengik.
OTT : Tidak kompatibel dengan oksidator kuat
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
6. Propilen glikol (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun 2009, hal 592)
Rumus molekul : C3H8O2
Struktur molekul :

Bobot molekul : 76,09


Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
manis, higroskopik
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,aseton,etanol (95%)
Kegunaan : Pelembab
Konsentrasi : 10% - 25%
Stabilitas : Stabil jika dicampur dengan etanol,gliserin,air.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
7. Metil paraben (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun 2009, hal 441)
Rumus molekul : C8H8O3
Struktur molekul :

Bobot molekul : 152,15


Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna, atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, mempunyai sedikit rasa yang terbakar.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon
terklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Kegunaan : Pengawet, antimikroba
Konsentrasi : 0,02% - 0,3% (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI: 441)
Stabilitas : Larutan metil paraben berair pada pH 3-6 dapat di sterilisasi
dengan autoklaf pada suhu 120℃ selama 20 menit tanpa dekomposisi.
OTT : Aktifitas antimikroba berkurang dengan adanya surfaktan
Nonionik.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
8. Propyl paraben (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun 2009, hal 596)
Rumus molekul : C10H12O3
Struktur molekul :

Bobot molekul : 180,20


Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna, tidak berbau,tidak
berasa.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dan
dalam eter; sukar larut dalam air mendidih
Kegunaan : Pengawet, Antimikroba.
Konsentrasi : 0,01% - 0,6% (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI: 596)
Stabilitas : Larutan propil paraben berair pada pH 3-6 dapat di sterilisasi
dengan autoklaf pada suhu 120℃ selama 20 menit tanpa dekomposisi.
OTT : Aktifitas antimikroba berkurang dengan adanya surfaktan
Nonionik.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
9. Purifed Water/ Air suling (Farmakope Indonesia edisi V tahun 2014, hal 58 )
Rumus molekul : H2O
Struktur molekul :

Bobot molekul : 18,02


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan : Larut dalam pelarut polar
Kegunaan : Pelarut
Bobot jenis : 1 g/cm3
Stabilitas : Stabil secara kimia dan dalam keadaan padat,cair dan gas
pH : 5-7
OTT : Logam dan alkali bereaksi
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
10. Asam stearate (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun 2009, Hal: 697)
Rumus molekul : C18H36O2
Struktur molekul :

Bobot molekul : 284,47


Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur,
putih ataukuning pucat, mirip lemak lilin
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam propilen
glikol, larut dalam 20 bagian etanol (95%), dalam 2 bagian kloroform dan dalam
3 bagian eter.
Kegunaan : Zat tambahan (Emulgator)
Konsentrasi : 1-20% (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI
tahun 2009, Hal: 697)
Stabilitas : Bahan yang stabil, antioksidan dapat digunakan
OTT : Inkompatibel dengan sebagian besar logam hidroksida
dan mungkin tidak cocok dengan basa, zat pereduksi, dan zat pengoksidasi.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik
11. Oliv oil (Farmakope Indonesia edisi VI tahun 2020, hal 1183)
Pemerian : Minyak berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan terang; bau
dan rasa khas lemah dengan rasa ikutan agak pedas.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; bercampur dengan eter, dengan kloroform
dan dengan karbon disulfida.
Kegunaan : Melembapkan kulit kering
Konsentrasi : -
Stabilitas : Saat di dinginkan ,minyak zaitun menjadi keruh suhu 10°c ,&
menjadi massa seperti mentega suhu 0°c (Handbook of
Pharmaceutical Excipient edisi VI : 470)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan khindarkan dari panas berlebih.

12. Trietanolamin (TEA) (Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979 hal : 612)
Pemerian : Cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah
mirip amoniak; higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform pekat
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
13. Gliserin (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI tahun 2009, hal 283)
Rumus molekul : C3H8O3
Struktur molekul :

Bobot molekul : 92,10


Pemerian : Cairan seperti sirup; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis
diikuti rasa hangat. Higroskopis
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak
larut dalam kloroform P dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Kegunaan : Zat tambahan (pelembab), Emolient
Konsentrasi : ≤ 30% (Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI: 283)
Stabilitas : Higroskopis
OTT : Dapat meledak jika dicampurkan dengan zat pengoksidasi kuat
Penyimpanan : Wadah tertutup baik
V. FORMULA LENGKAP
BAHAN FORMULA 1 FORMULA 2
Prometazin HCL 2% 2%
Asam stearat 6% -
Tween 80:Span 80 - 5%
Oliv oil 3% -
Vaselin Album - 30%
Setil Alkohol 2% 5%
TEA 1,5% -
Oleum Cocos - 10%
Gliserin 3% -
Propilen glikol - 10%
Metil Paraben 0,18% 0,18%
Propil Paraben 0,02% 0,02%
Aquadest Ad 100% Ad 100 %
VI. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
A.
PERHITUNGAN
Formula 1

Basis vanishing cream Kadar Penimbangan

Asam stearat 6% 6 / 100 x 220.5 g = 13.23 g


Oliv oil 3% 3 / 100 x 220.5 g = 6.62 g
Setil Alkohol 2% 2 / 100 x 220.5 g = 4.41 g
Bahan Kadar Penimbangan
TEA 1.5 % 1.5 / 100 x 220.5 g = 3.31 g
Prometazin HCL 2% 4.5 g
Gliserin 3% Ad 100% 3 / 100 x 220.5 g = 6.62 g
Basis vanishing cream 98 / 100 x 225 = 220.5
(100 – 2)% = 98%
Metil Paraben 0.18 % 0.18 / 100 x 220.5 g = 0.40 g
Propil Paraben 0.02 % 0.02 / 100 x 220.5 g = 0.044 g

butylated hydroxyanisole 0.01% 0.01 / 100 x 220.5 g = 0.022 g

Ad 100%
Aquadest 84.29 / 100 x 220.5 g = 185.860 g
(100-(6+3+2+1.5+3+0.18+0.02+0.01)) = 84.29


B. PENIMBANGAN

BAHAN FORMULA 1 FORMULA 2


SEDIAAN Teoritis Praktikum Teoritis Praktikum
.
Prometazin HCL 4,5 gram 4,5 gram
Asam stearat 13,23 gram -
Tween 80 - 5,17 gram
Span 80 - 6,08 gram
Oliv oil 6,62 gram -
Oleum cocos - 22,5 gram
Vaselin Album - 6,5 gram
Setil Alkohol 4,41 gram 11.25 gram
TEA 3,31 gram -
Gliserin 6,62 gram -
Propilen glikol - 22,5 mL
Metil Paraben 0,40 gram 0,41 gram
Propil Paraben 0,044 gram 0,045 gram
Aquadest 185,860 mL 85,05 Ml
VII. PEMBUATAN
Krim 1 : KRIM 2 :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang masing-masing bahan 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Digerus promethazin HCl dalam mortar dan ditambah 2. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan
tetes-tetes air hingga larut 3. Dibuat fase minyak dengan meleburkan vaselin album,
4. Dibuat fase minyak Krim dengan cara asam stearat, olive oleum cocos, propilen glikol, setil alkohol dan span 80 di atas
oil dan setil alcohol dilebur dalam cawan penguap yang
penangas air, suhu dipertahankan pada suhu 70oC.
diletakkan diatas penangas air sambil diaduk konstan pada
4. Dibuat fase air dengan melebur di atas penangas air hingga
suhu 70˚ C
meleleh lalu ditambahkan air panas diaduk ad homogen, suhu
5. Dibuat fase air dengan cara gliserin, Propil paraben, metil
paraben. TEA, dan aquadest masing-masing dicampurkan
dipertahankan pada suhu 700C.
dan dipanaskan dalam beaker glass yang diletakkan diatas 5. Ditambahkan fase air sedikit demi sedikit kedalam fase
penangas air sambil diaduk konstan pada suhu 70˚ C. minyak dan diaduk secara konstan hingga terbentuk basis
6. Dimasukkan BHA yang telah dihaluskan kedalam hasil krim (M1).
leburan fasa minyak setelah itu diaduk sampai larut. 6. Dimasukkan Prometazin HCl, kedalam lumpang, digerus
7. Dimasukkan fase minyak ke dalam fase air dan dicampur hingga halus.
dengan strirer dengan kecepatan 100 rpm selama 15 menit 7. Dimasukkan M1 kedalam lumpang yang berisi prometazin
sehingga terbentuk basis cream yang baik. HCl sedikit demi sedikit digerus ad homogen.
8. Setelah konsistensi krim mula memadat, ditambahkan 8. Dilakukan uji evaluasi.
Promethazine HCl yang sudah dilarutkan dalam air sedikit 9. Dimasukkan kedalam wadah, diberi etiket, dikemas dan
demi sedikit kedalam basis krim sambil digerus diserahkan.
hingga didapatkan massa yang lembut dan homogen.
9. Dilakukan uji evaluasi.
10. Dimasukkan kedalam wadah, diberi etiket, dikemas dan
diserahkan.
VIII. Evaluasi dan Tabulasi Data
A. Organoleptik (Drug Stability tahun 2000, Hal.64)
B. Uji Viskositas dan Reologi (Martin Farmasi Fisika edisi 5 tahun 2011,
Hal.707)
Metode : Viskometer Brookfield
Cara :
a. Dimasukan sampel kedalam wadah untuk diuji viskositasnya
b. Spindle dipasang dan ditentukan ukurannya, kemudian spindle dicelupkan kedalam wadah
c. RPM ditentukan, kemudian alat dinyalakan dan skala dicatat
d. Hitung dan tentukan sifat alirnya

Perhitungan
Kv = 673,7 dyne/cm2 => konstanta alat
η= faktor x skala => satuan η=cps/poise/g.cm-1.detik
F= skala x kv => satuan F=dyne/cm2
VIII. Evaluasi dan Tabulasi Data
C. PH (Farmakope Indonesia ed IV Hal B. Uji Homogenitas (Martin Farmasi Fisika V
Masing-masing formula diuji dengan pH meter
1039) Hal 647-648)
1. Celupkan elektroda ke dalam contoh uji
Cara Kerja : Dioleskan diatas kaca objek,
sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang
diratakan krim dengan kaca objek lain. Diamati
stabil
apakah ada partikel kasar dalam krim.
2. Catat hasil pembacaan skala atau angka pada
tampilan dari pH meter.
3. Catat suhu pada saat pengukuran pH dan
laporkan hasilnya
4. Bilas kembali elektroda dengan air bebas
mineral setelah pengukuran

Formula pH
1
2
3
VIII. Evaluasi dan Tabulasi Data
E. Uji Penentuan Tipe Cream (Martin F. Uji Daya Sebar (Voight Hal 978)
Farmasi Fisika V Hal 646-647) Cara Kerja :
Cara Kerja :
1. Disiapkan sediaan yang akan dilakukan uji emulsi Krim sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca
berskala, lalu diatasnya ditutup dengan lempeng kaca
2. Disiapkan object glass dan cover glass. dan diberi bahan 5 gram. Didiamkan 12 menit, dicatat
3. Diteteskan sediaan pada tiap object glass diameter yang menyebar. Baban ditambah 5 gram,
diamati penyebaran dan diukur diameter.
4. Object glass 1 berisi sediaan dan sudan III. Ditutup
cover glass. Formula Horizontal Vertikal Rata-rata
diameter
5. Object glass 2 berisi sediaan dan methylenblue.
Ditutup cover glass.

6. Kemudian, diamati melalui mikroskop dan


digambar hasilnya.

Methylen Blue Sudan III Tipe Cream


IX. KEMASAN
Formula 1

1. Kemasan primer tube 10gr 2. Kemasan Sekunder


Methazine Cream 3. Kemasan Tersier
Komposisi :

Tiap gram mengandung Peomethazine HCl 2%

Farmakologi :

Menghambat reseptor H1

Farmakokinetik :

Dapat diabsorbsi dengan baik, diekskresikan secara lambat melalui urine dan
empedu

Farmakodinamika :

Memblokir reseptor-histamin, sehingga mencegah efek bronchokontriksi.

Indikasi :

Antihistamin, untuk reaksi alergi, luka bakar

Kontraindikasi:

Tidak digunakan untuk anak di bawah usia 2 tahun

Efek Samping :

Dapat timbul rasa gatal, ruam kulit, dan peradangan kulit

Peringatan dan Perhatian

Kardiovaskular, bradikardia, trakikardia, peningkatan tekanan darah

Aturan Pemakaian:

Oles tipis 3-4 kali sehari

Penyimpanan :

Simpan di tempat sejuk (15-250C) dan hindari dari cahaya matahari


Formula 2

1. Kemasan primer tube 10gr 2. Kemasan Sekunder


Promthazin 3. Kemasan Tersier
Vanishing Cream

Komposisi :

Tiap gram mengandung Peomethazine HCl 2%

Farmakologi :

Menghambat reseptor H1

Farmakokinetik :

Dapat diabsorbsi dengan baik, diekskresikan secara lambat melalui urine dan
empedu

Farmakodinamika :

Memblokir reseptor-histamin, sehingga mencegah efek bronchokontriksi.

Indikasi :

Antihistamin, untuk reaksi alergi, luka bakar

Kontraindikasi:

Tidak digunakan untuk anak di bawah usia 2 tahun

Efek Samping :

Dapat timbul rasa gatal, ruam kulit, dan peradangan kulit

Peringatan dan Perhatian

Kardiovaskular, bradikardia, trakikardia, peningkatan tekanan darah

Aturan Pemakaian:

Oles tipis 3-4 kali sehari

Penyimpanan :
X. DAFTAR PUSTAKA
FORMULA 1

1. Allen, L. V. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J.,
Queen, M. E., (Editor). London. Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Assosiation.2009.Hal.155,283,441,470,596,697.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:
BPOM.2014.Hal.58.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi VI.Jakarta:
BPOM.2020.Hal.41,55,1183,1440.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
BPOM.1979.Hal.612.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta:BPOM.1995.Hal.513,1039.
6. Anief, M., Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada. Yogyakarta. University Press,. 1990. Hal.52
7. Carstensen, J.T & C.T Rhodes. Drug Stability Principles and Practice. New York, USA. Marcel
Dekker.Inc.2000.P.64
8. Sinko, P. J.Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika edisi 5, diterjemahkan oleh Tim Alih
Bahasa Sekolah Farmasi ITB.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC,. 2011.Hal:646-648,707.
9. Voigt, R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani N. S. Yogyakarta. UGM
Press,. 1995.Hal.978.
FORMULA 2

1. Allen, L. V. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P.


J., Queen, M. E., (Editor). London. Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Assosiation.2009.Hal.155,441,484,592,596,675.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:
BPOM.2014.Hal.58.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi VI.Jakarta:
BPOM.2020.Hal.1440.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
BPOM.1979.Hal.456,633.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta:BPOM.1995.Hal.1039.
6. Carstensen, J.T & C.T Rhodes. Drug Stability Principles and Practice. New York, USA.
Marcel Dekker.Inc.2000.P.64
7. Sinko, P. J.Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika edisi 5, diterjemahkan oleh Tim Alih
Bahasa Sekolah Farmasi ITB.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC,.
2011.Hal:646-648,707.
8. Voigt, R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani N. S.
Yogyakarta. UGM Press,. 1995.Hal.978.
THANK
YOU ! CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai