Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL FORMULASI HYDROCORTISON CREAM

CREAM MINYAK DALAM AIR

Dosen :

Apt. Yenny, S. Farm., M. Farm

Disusun oleh :

Kelompok 3

Dita Andhiny 1948311004

Rosy Suwanti 1948311009

Reinhard Steven Theofilus Gs 2048312007

Shelfianti 1948311010

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN GENESIS MEDICARE DEPOK

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


Menurut Farmakope Indonesia III, Krim adalah sediaan setengah padat berupa
emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Menurut farmakope IV, Krim adalah bntuk sediaan setengah padat mngandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Menurut
Farmakope Indonesia V, Krim adalah bentuk sediaan stengah padat mengandung satu
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Menurut
Formularium Nasional, Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental
mengandun air kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Penggolongan Krim Krim memiliki dua tipe yaitu krim minyak dalam air (M/A)
dan air dalam minyak (A/M), ditujukan untuk penggunaan kosmetik dan estetika (Juwita
et al, 2013). Menurut Ansel (1987), Krim digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Tipe minyak dalam air (M/A) Krim tipe M/A yang digunakan di kulit akan
hilang tidak meninggalkan bekas. Krim M/A biasanya dibuat
menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (jenis lemak yang
ampifil) yang umumnya merupakan rantai panjang alkohol walaupun
untuk beberapa sediaan kosmetik pemakaian asam lemak lebih popular.
2. Tipe air dalam minyak (A/M) Krim tipe A/M merupakan krim minyak
yang tedispersi ke dalam air. Krim tipe A/M mengandung zat pengmulsi
seperti adeps lanae, wool alcohol atau ester asam lemak dengan atau
garam dari asam lemak dengan logam bervalensi 2, misalnya Kalsium
(Ca). Krim M/A dan A/M memerlukan emulgator yang tepat. Jika
emulgator tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fase.
Kualitas Dasar Krim Menurut Anief (2005), krim yang baik harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Stabil, krim harus bebas dari inkopatibiltas, stabilpada suhu kamar, dan
kelembaban yang ada di dalam kamar.
2. Lunak, zat yang terdapat di dalam krim tidak boleh mengeras sehingga
bahan obat yang terkandung dalam krim dapat dengan mudah dikeluarkan
dari wadahnya.
3. Mudah dipakai, penggunaan krim dujukan untuk mempermudah
pengaplikasian bahan obat pada pasien.
4. Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim
padat atau cair pada penggunaan.
Kelebihan dan Kekurangan Krim Kelebihan krim adalah:

1. Mudah menyebar merata.


2. Mudah digunakan.
3. Praktis.
4. Mudah dibersihkan atau dicuci.
5. Tidak lengket terutama krim tipe M/A.
6. Memberikan rasa dingin terutama krim tipe A/M.
7. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorbsi tidak cukup
beracun.
8. Dapat digunakan sebagai kosmetik (Ansel, 2008).

Kekurangan krim adalah:

1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim, harus dalam


keadaan panas.
2. Mudah pecah disebabkan karena pengadukan tidak konstan.
3. Mudah kering dan mudah rusak bila disimpan tidak ditmpat yang
tidak sesuai dngan petunjuk penyimpanan (Ansel, 2008).

1.2. Tujuan Penggunaan Sediaan


Hydrocortisone merupakan suatu zat aktif yang memiliki golongan kortikosteroid.
Cream Hydrocortisone ini di maksudkan untuk meredakan peradangan, mengurangi
reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan, dan mengatasi kekurangan hormon
kortiso.

1.3. Data Preformulasi


1. Zat Aktif
HYDROCORTISON ACETATE (FARMAKOPE INDONESIA EDISI VI HAL
708).
Hidrokortison mengandung C23H23O6,tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
102,0%,dihitung terhadap zat kering.
Rumus Molekul : C23H23O6.
Berat Molekul : 404,50.
Pemerian : Serbuk hablur, putih hinggan praktis putih,
tidak berbau. Melebur pada suhu lebih
kurang 200o disertai penguraian.
Kelarutan : Tidak larut dalam air,sukar larut dalam etanol
dan dalam kloroform.
Khasiat : Adrenoglukokortikoidum. (FI III hal 290).
Konsentrasi : Dalam cream 1% - 2% (obat-obat penting
ediai 7 tahun 2015 hal 733)
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Zat Tambahan
 STEARIC ACID (HOPE 6th HAL 697)
Rumus Molekul : C18H36O2.
Berat Molekul : 284,47.
Pemerian : Padatan kristal keras, putih atau agak kuning,
agak mengkilap,atau bubuk putih atau putih
kekuningan. Memiliki sedikit bau dan rasa
yang menunjukkan lemak.
Kelarutan :Mudah larut dalam benzena, karbon
tetraklorida, kloroform, eter, larut dalam
etanol 95%, heksana ,dan propilenglikol,
praktis tidak larut dalam air.
Khasiat : Emulsifying agent, solubilizing agent.
Titik Didih : 383oC
Konsentrasi : 1% - 20%
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,ditempat yang
sejuk dan kering.

 GLISERIN (FARMAKOPE INDONESIA EDISI VI HAL 680).


Gliserin mengandung C3H8O3,tidak kurang dari 99,0% dan tidaklebih
dari 101,0% dihitung terhadap zat anhidrat.
Rumus Molekul : C3H8O3.
Berat Molekul : 92,09.
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna,
rasa manis, hanya boleh berbau khas
lemah,higroskopis,larutan netral terhadap
lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol,tidak larut dalam kloroform,dalam
eter,dalam minyak lemak,dan dalam minyak
menguap.
Bobot jenis : Tidak kurang dari 1,249.
Khasiat : Humektan (HOPE 6th hal 283).
Konsentrasi : < 30% (HOPE 6th hal 283).
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
 TRIETHANOLAMINE (HOPE 6th HAL 754)
Rumus Molekul : C6H15NO3.
Berat Molekul : 149,19.
Pemerian : Cairan kental bening, tidak berwarna hingga
kuning puca yang memiliki sedikit bau
amoniak.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, metanol, aceton, dan
karbo tetraklorida.
Khasiat : Emulsifying agent.
Titik Lebur : 20oC – 21oC.
Konsentrasi : 2% - 4%.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah kedap udara, terlindung dari
cahaya, ditempat yang sejuk dan kering.

 METHYLPARABEN (HOPE 6th HAL 442)


Rumus Molekul : C8H8O3.
Berat Molekul : 152,15.
Pemerian : Kristal tidak berwarna atau bubuk kristal
putih,tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Larut dalam 1 dalam 400 bagian air, 1 dalam
50 bagian air dengan suhu 50oC, 1 dalam 30
bagian air pada suhu 80oC.
Khasiat : Pengawet
Konsentrasi : 0,02% - 0,3%
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,dalam tempat
yang sejuk dan kering.

 CERA ALBA (HOPE 6th HAL 779).


Nama Sinonim : White Wax (Malam Putih).
Pemerian : Lilin putih terdiri dari lembaran atau butiran
halus berwarna putih atau agak kuning yang
tidak berasa dengan sedikit tembus cahaya.
Baunya mirip dengan lilin kuning tetapi
kurang intens.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol dingin, larut sempurna dalam
kloroform,dalam eter,dalam minyak lemak,
dan minyak atsiri. Sebagian larut dalam
benzene dingin dan dalam karbon disulfida
dingin. Pada suhu lebih kurang 30olarut
sempurna dalam benzene, dan dalam karbo
disulfida. (FI VI HAL 1084).
Khasiat : Stabilizing agent.
Titik Leleh : 61oC – 65oC.
Konsentrasi : 5% - 20% (HOPE 6th HAL 780).
Wadan dan Penyimpana : Wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

 VASELINUM ALBUM ( FARMAKOPE INDONESIA EDISI VI HAL


1771).
Nama Sinonim : Vaselin Putih.
Pemerian : Putih atau kekuningan pucat,massa
berminyak trasparan dalam lapisan tipis
setelah di dinginkan pada suhu 0o.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etano
dingin atau panas dan dalam etanol mutlak
dingin, mudah larut dalam benzene, dalam
karbon disulfida, dalam kloroform, larut
dalam heksana, dan dalam sebagian besar
minyak lemak dan minyak atsiri.
Khasiat : Basis Cream, emollient (HOPE 6th HAL
482).
Konsentrasi : 10% - 30% sebagai emolient topical cream
(HOPE 6th HAL 482).
Wadah danPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

 BUTYLATED HYDROXYTOLUENE (HOPE 6th HAL 75).


Rumus Molekul : C15H24O.
Berat Molekul : 220,35.
Pemerian : Bubuk kristal putih atau kuning pucat dengan
bau fenolik yang khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, gliserin,
propilenglikol, larutan alkali hidroksida, dan
asam mineral encer. Larut dalam aseton,
benzene, etanol 95%, eter,minyak tetap, dan
minyak mineral. Lebih larut dalam minyak
dan lemak.
Konsentrasi : 0,0075% - 0,1%.
Khasiat : Antioksidan.
Wadah dan Penyimpanan : Wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat yang sejuk dan kering.

 AQUADEST (FARMAKOPE INDONESIA EDISI VI HAL 69)


Rumus Molekul : H2O.
Berat Molekul : 18,02
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Khasiat : Pelarut.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
BAB II
METODELOGI DAN PERCOBAAN

2.1. Formula Sediaan


Hydrocortison crem

Tiap 10 gr mengandung :

Hydrocortison acetat 1%
Stearic Acid 10%
Gliserin 15%
Triethanolamine 2%
Methylparaben 0,3%
Cera Alba 10%
BHT 0,1%
Vaselin Album 15%
Aqudest ad 100%

2.2. Perhitungan
1. Perhitungan formula untuk 1 tube\
Tiap 10 gr mengandung :
1
Hydrocortison acetat 𝑥10 = 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
10
Stearic Acid 𝑥10 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
15
Gliserin 𝑥10 = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
2
Triethanolamine 𝑥10 = 0,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
0,3
Methylparaben 𝑥10 = 0,03 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Aqua u/ metylparaben 1 − 30 x 0,03 = 0,9 𝑚𝑙 ~ 1 𝑚𝑙 (aqua panas suhu 80oC)
10
Cera Alba 𝑥10 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
0,1
BHT 𝑥10 = 0,01 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
15
Vaselin Album 𝑥10 = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
100
Aqudest ad 𝑥10 = 𝑎𝑑 10 − 6,34
100
= 3,66 𝑚𝑙
2. Perhitungan Formula untuk 10 tube
Hydrocortison acetat 0,1 x 10 tube = 1 gram
Stearic Acid 1 x 10 tube = 10 gram
Gliserin 1,5 x 10 tube = 15 gram
Triethanolamine 0,2 x 10 tube = 2 gram
Methylparaben 0,03 x 10 tube = 0,3 gram
Aqua u/metylparaben 1 ml x 10 tube = 10 ml (aqua panas suhu 80oC)
Cera Alba 1 x 10 tube = 10 gram
BHT 0,01 x 10 tube = 0,1 gram
Vaselin Album 1,5 x 10 tube = 15 gram
Aqudest ad 3,66 x 10 tube = 36,6 ml

NO Nama Bahan Konsentrasi literatur Konsentrasi Perhitungan Perhitunga Khasiat


Formula formula 1 tube n formula
(10 gram) 10 tube
(100
gram)
1 Hydrocortison 1% - 2% 1% 0,1 gram 1 gram Adrenoglukok
acetat ortikoidum
2 Stearic acid 1% - 20% 10% 1 gram 10 gram Emulsifying
agent,
solubilizing
agent.
3 Gliserin < 30% 15% 1,5 gram 15 gram Humectan
4 Triethanolamine 2% - 4% 2% 0,2 gram 2 gram Emulsifying
agent.
5 Methylparaben 0,02% - 0,3% 0,3% 0,03 gram 0,3 gram Pengawet
Aqua
u/methylparaben 1 – 30 bagian aqua 1 ml 10 ml Pelarut
80oC metylparaben
6 Cera Alba 5% - 20% 10% 1 gram 10 gram Stabilizing
agent.
7 BHT 0,075% - 0,1% 0,1% 0,01 gram 0,1 gram Antioksidan
8 Vaselin Album 10% - 30% 15% 1,5 gram 15 gram Basis Cream,
emollient
9 Aquadest - Hingga 100% 3,66 gram 36,6 gram Pelarut
2.3. Alat dan Bahan
Alat :
a) Mortir ukuran 13,5cm 2 buah
b) Stamfer ukuran 4 cm 2 buah
c) Batang pengaduk 1 buah
d) Cawan ukuran 75 ml 2 buah
e) Gelas ukur ukuran 100 ml 1 buah
f) Timbangan 1 buah
g) Sudip 2 buah
h) Kertas perkamen secukupnya
i) Packaging meliputi :
 Tube plastik berwarna putih berukuran 10 gram + tutup : 10 pcs.
Alasan memilih tube : Agar mencegah cahaya masuk kedalam tube yang
dapat menyebabkan kerusakan pada cream,mengurangi kontaminasi
selama penggunaan,pemakaian lebih mudah.
 Stiker yang berisi info tentang nama obat,komposisi,dan khasiat obat
untuk ditempel pada kemasan tube.
 Leaflet cream hydrocortison.
 Dus untuk mengemas obat.

Bahan untuk 10 tube


1. Hydrocortison acetat 1 gram
2. Stearic Acid 10 gram
3. Gliserin 15 gram
4. Triethanolamine 2 gram
5. Methylparaben 0,3 gram
6. Aqua u/methylparaben 10 ml (aqua suhu 80oC)
7. Cera Alba 10 gram
8. BHT 0,1 gram
9. Vaselin Album 15 gram
10. Aqudest ad 36,6 ml
2.4. Cara Pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Panaskan mortir dan stamfer.
3. Timbang masing – masing bahan obat untuk 10 tube.
4. Masukkan stearic acid 10 gram,cera alba 10 gram,BHT 0,1 gram,Vaselin album 15
gramkedalam cawan penguap,kemudian dilebur dengan suhu minimal 61oC ad lebur.
(fase minyak).
5. Timbang methylparaben sebanyak 0,3 gram masukkan ke dalam mortir panas gerus
ad halus,tambahkan dengan aquadest panas sebanyak 10 ml dengan suhu 80 oC gerus
ad larut.
6. Tambahkan gliserin sebanyak 15 gram ke dalam mortir gerus ad homogen.
7. Tambahkan TEA sebanyak 2 gram ke dalam mortir gerus ad homogen,tambahkan
sisa aquadest panas sebanyak 36,6 ml ke dalam mortir gerus ad homogen. Jadikan
massa 1. (fase air).
8. Masukkan hasil leburan ke dalam mortir yang berisi massa 1 gerus ad basis cream.
9. Timbang hydrocortison sebanyak 1 gram gerus ad halus,tambahkan dengan basis
cream gerus ad homogen.
10. Dilakukan uji evaluasi.
11. Masukkan ke dalam tube masing-masing 10 gram sebanyak 10 tube.
12. Beri label pada tube 10 gram, masing-masing sebanyak 10 tube.
13. Masukkan ke dalam dus obat.
14. Masukkan leaflet ke dalam dus obat.

2.5. Evaluasi Sediaan


Alat untuk evaluasi sediaan :
1. Kaca arloji 2 buah
2. Kertas pH 1 buah
3. Spatula 1 buah
4. Cawan petri diameter 15 cm 1 buah
5. Penggaris 1 buah
6. Timbangan 25gr,50gr,75gr,100gr,125gr 1 buah
7. Beaker glass 100 ml 1 buah
8. Viscometer Brookfield 1 buah
9. Mikroskop 1 buah

Evaluasi sediaan Hydrocortison cream


Tujuan evaluasi sediaan Hydrocortison cream adalah untuk menguji apakah
Hydrocortison cream tersebut layak untuk digunakan dan memenuhi standar mutu cream
yang telah ditentukan. Evaluasi yang digunakan pada sediaan hydrocortisone cream
adalah evaluasi fisika yang meliputi:
 Organoleptis
Tujuan uji organoleptis adalah untuk memeriksa kesesuaian tekstur,bau,dan
warna sediaan dengan spesifik yang telah ditentukan. Syarat dari uji organoleptis
yaitu tekstur,bau,dan warna harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Cara pengujiannya :
 Sediaan dituang pada wadah,diamati tekstur dan warna.
 Diamati bau dengan indera pencium.
 Uji pH
Tujuan uji pH yaitu untuk mengukur tingkat keasaman sediaan cream dengan
menggunakan pH stik. Menurut syarat Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-
4954-1998 Syarat pada uji pH cream adalah sediaan sebaiknya memiliki pH
yaitu sekitar 3,5 - 8. Cara pengujiaannya :
 Kertas pH dimasukkan ke dalam sediaan.
 Ditunggu beberapa saat.
 Diamati kertas pH.
 Dibandingkan dengan indikator pH.
 Diamati warna yang terjadi,tulis hasil pH.
 Uji Homogenitas
Tujuan dari uji homogenitas untuk mengetahui apakah bahan bahan dalam cream
menyebar dengan rata.Syarat dari uji homogenitas yaitu harus menyebar rata
(homogen). Cara pengujiannya :
 Siapkan kaca arloji 2 buah, tuangkan salep ke salah satu kaca arloji.
 Kemudiaan dihimpitkan, lalu diamati dengan alas hitam atau putih.
 Uji Viscositas
Tujuan dari pemeriksaan viskositas yaitu untuk memeriksa kesesuaian viskositas
dengan spesifikasi yang telah diterapkan. Syarat dari viskositas yaitu nilai
viskositas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapka. Kekentalan merupakan
fungsi suhu, pada umumnya semakin tinggi suhu maka kekentalan semakin
turun. Cara penggunaannya :
 Sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,kemudiaan dinaikan hingga
posisi dibawah kerucut.
 Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar.
 Uji Daya Sebar
Tujuan dari uji daya sebar untuk mengenali keahlian cream buat menyebar
apabila diaplikasikan ke kulit. Uji daya serab dilakukan untuk menjamin
pemerataan cream disaat diaplikasikan pada kulit yang dilakukan segera sesudah
cream dibuat. Syarat dari uji daya sebar yang baik antara 5 cm – 7 cm ataupun 50
mm – 70 mm. Cara pengujiannya :
 Ambil sediaan cream sebanyak 0,5 gram kemudian diletakkan diatas kaca
bundar (cawan petri) berdiameter 15 cm,kaca yang lain diletakkan
diatasnya.
 Di ukur diameter sebar cream.
 Kemudiaan ditambahkan 25 gram - 125 gram beban tambahan secara
bergantian.
 Di diamkan lagi selama 1 menit.
 Kemudian diukur diameter yang konstan.

 Uji Tipe Emulsi Cream


Uji tipe cream dilakukan untuk mengetahui tipe cream yang sebenernya. Krim
yang dibuat adalah tipe krim M/A sehingga pada uji ini digunakan methylene
blue untuk mengetahui adanya fase air (globul warna biru)
Cara penggunaannya :
 Ambil sediaan cream sebanyak 1 gram kemudiaan diletakkan diatas kaca
preparat.
 Teteskan methylene blue sampai menyebar diatas sediaan cream.
 Lalu diamati dengan mikroskop. Apabila terlihat warna biru merata,maka
cream merupakan tipe M/A.
BAB III

EVALUASI DAN PEMBAHASAN

3.1. Evaluasi Sediaan


Evaluasi sediaan yang digunakan pada sediaan hydrocortison cream adalah evaluasi
fisika meliputi :
NO Perihal Pengamatan Hasil Pengamatan
1 Uji Organoleptis Tekstur : halus sedikit bergerenjel
Bau : Tidak berbau
Warna : putih

2 Uji pH Uji pH pada hydrocortison cream


yaitu 7

3 Uji Homogenitas Hasil uji homogenitas : homogen


4 Uji Viscositas Uji viscositas menggunakan spindel rotasi perputaran 1,5 RPM
4
Speed : 1,5 RPM
Data : 52.800 mPa’s
Persentase :13,2%

rotasi perputaran 3 RPM

Speed : 3 RPM
Data : 33.400 mPa’s
Persentase : 16,7%

rotasi perputaran 6 RPM

Speed : 6 RPM
Data :22.299 mPa’s
Persentase : 22,3%
rotasi perputaran 12 RPM

Speed : 12 RPM
Data : 16.399 mPa’s
Persentase : 32,8%

rotasi perputaran 30 RPM

Speed : 30 RPM
Data : 14.560 mPa’s
Persentase : 72,8%

rotasi perputaran 60 RPM

Speed : 60 RPM
Data : 8.680 mPa’s
Persentase : 86,8%
5 Uji Daya Sebar Tanpa beban : 3,4 cm a. Tanpa beban

b. Bobot 25 gram

Bobot 25 gram : 4 cm

c. Bobot 50 gram

Bobot 50 gram : 4,3 cm


d. Bobot 75 gram

Bobot 75 gram : 4,6 cm

e. Bobot 100 gram

Bobot 100 gram : 4,9 cm

f. Bobot 125 gram

Bobot 125 gram : 5,2 cm

= Hasil akhir – hasil tanpa beban


= 5,2 cm – 3,4
= 1,8 cm
6 Uji Tipe Cream

Hasil ini menunjukan bahwa tipe


ceam yang dibuat yaitu minyak
dalam air.

3.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan praktikum pembuatan sediaan
cream. Dari komponen yang terdapat dalam formula diatas disebutkan bahwa zat aktif
yang digunakan yaitu hydrocortison yang berkhasiat untuk meredakan peradangan,
mengurangi reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan, dan mengatasi kekurangan
hormon kortiso.
Pada formula diatas zat aktif yang digunakan adalah hydrocortison sebanyak 1
gram, selanjutnya zat tambahan yang terdiri dari stearic acid 10 gram yang berfungsi
sebagai emulsifying agent, gliserin 15 gram berfungsi sebagai humektan,
triethanolamine 2 gram berfungsi sebagai emulsifying agent, BHT 0,1 gram berfungsi
sebagai antioksidan, Methylparaben 0,3 gram berfungsi sebagai pengawet, cera alba 10
gram berfungsi sebagai stabilizing agent, vaselin album 15 gram berfungsi sebagai basis
cream dan aquadest panas 46,6 ml sebagai pelarut.
Setelah sediaan jadi dilakukan uji evaluasi diantaranya yang pertama yaitu uji
organoleptis yang menghasilkan tekstur halus sedikit bergerenjel karena zat aktif
hydrocortison tidak larut dalam air tetapi dapat dilebur bersama minyak dengan suhu
kurang lebih 200oC tetapi pada pembuatan yang kami buat hydrocortison di gerus
bersama basis cream dan menyebabkan sediaan kurang halus dan terdapat sedikit
grenjel,untuk mendapatkan hasil halus kami memindahkan beberapa kali sediaan ke
dalam mortir panas agar zat aktif dalam sediaan dapat larut dan homogen,sediaan tidak
berbau dan warna yang dihasilkan yaitu putih sesuai dengan standar yang kami buat.
Yang kedua yaitu uji pH, sediaan kelompok kami menghasilkan pH 7 menunjukkan
bahwa sediaan kami bersifat netral dan sesuai dengan syarat uji pH pada cream yaitu
dari 3,5 – 8. Hal ini bertujuan karena pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit
kering sedangkan pH terlalu asam menyebabkan iritasi kulit. Yang ketiga yaitu uji
homogenitas dari sediaan cream yang kami buat di uji kehomogenan dari sediaan kami
menggunakan latar putih dan latar hitam, hasilnya menunjukkan bahwa sediaan cream
yang kami buat homogen.
Yang keempat yaitu uji viscositas dari hasil yang kami dapat dengan menggunaka
spindel 4 dengan speed 1,5 Rpm menghasilkan 52.800 mPa’s dengan presentase 13,2%,
speed 3 Rpm menghasilkan 33.400 mPa’s dengan presentase 16,7%. Speed 6 Rpm
menghasilkan 22.299 mPa’s dengan presentase 22,3%. Speed 12 Rpm menghasilkan
16.399 mPa’s dengan presentase 32,8%, speed 30 Rpm menghasilkan 14.560 dengan
presentase 72,8%, speed 60 Rpm menghasilkan 8.680 dengan presentase 86,8%. Yang
kelima yaitu uji daya sebar kami menggunakan beban dimulai dari 25 gram,50 gram,75
gram,100 gram,dan 125 gram dengan hasil yaitu tanpa beban 3,4 cm, beban 25 gram
menghasilkan 4 cm, beban 50 gram menghasilkan 4,3 cm ,beban 75 gram menghasilkan
4,6 cm,beban 100 gram menghasilkan 4,9 cm, beban 125 gram menghasilkan 5,2 cm.
Dengan hasil akhir beban akhir – beban awal yaitu 5,2 cm – 3,4 cm = 1,8 cm, hal ini
menunjukan untuk uji daya sebar tidak memenuhi syarat yang ditentukan karena syarat
uji daya sebar yang baik antara 5 cm – 7 cm. Yang keenam yaitu uji tipe cream dengan
menggunakan methylene blue yang dihasilkan oleh kelompok kami menunjukkan bahwa
terlihat warna biru merata pada mikroskop, hal ini menunjukkan tipe cream yang kami
buat yaitu tipe minyak dalam air.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan :
1. Pada formula diatas zat aktif yang digunakan adalah hydrocortison sebanyak 1 gram,
selanjutnya zat tambahan yang terdiri dari stearic acid 10 gram, gliserin 15 gram,
triethanolamine 2 gram, BHT 0,1 gram, Methylparaben 0,3 gram, cera alba 10 gram,
vaselin album 15 gram dan aquadest panas 46,6 ml.
2. Uji evaluasi sediaan dari hydrocortison cream :
 Uji organoleptis, pada uji organoleptis didapatkan hasil sediaan berwarna
putih,tidak berbau dan memiliki tekstur halus sedikit bergerenjel
 Uji pH, pada uji pH didapatkan hasil pH didapatkan pH 7 (memenuhi
syarat,karena syarat pH untuk sediaan cream adalah 3,5-8)
 Uji homogenitas, pada uji ini di dapatkan hasil sediaan cream yang homogen
 Uji daya sebar pada uji ini didapatkan hasil 1,8cm (tidak memenuhi
syarat,karena Sediaan yang baik memiliki diameter sebar antata 5-7cm)
 Uji viskositas, pada uji ini dilakukan pada beberapa kecepatan. Hasil yang
dihasilkan dari masing-masing kecepatan yaitu speed 1,5 Rpm menghasilkan
52.800 mPa’s dengan presentase 13,2%, speed 3 Rpm menghasilkan 33.400
mPa’s dengan presentase 16,7%. Speed 6 Rpm menghasilkan 22.299 mPa’s
dengan presentase 22,3%. Speed 12 Rpm menghasilkan 16.399 mPa’s
dengan presentase 32,8%, speed 30 Rpm menghasilkan 14.560 dengan
presentase 72,8%, speed 60 Rpm menghasilkan 8.680 dengan presentase
86,8%.
 Uji tipe cream, hasil yang di dapat yaitu tipe cream minyak dalam air karena
terlihat warna biru merata sediaan yang dilihat menggunakan mikroskop.

4.2. Saran
Dalam memformulasikan suatu sediaan hendaknya harus benar – benar
memperhatikan karakteristik bahan, konsentrsi bahan,sifat dari masing – masing bahan
serta interaksi antar bahan yang besar kemungkinan sangat dapat terjadi. Pada sediaan
cream yang kami buat cara pembuatannya kurang tepat seharusnya zat aktif di lebur
bersama fase minyak tetapi kami menggerusnya dengan basis cream sehingga
menyebabkan sediaan kurang halus tetapi dapat diatas dengan cara lain yaitu
menggunakan mortir panas.
Label Cream Hydrocortison

Hydrocort
Hydrocortison
Cream
Isi Bersih : 10 g
Komposisi :
Tiap 10g Hydrocort mengandung :
Hydrocortison asetat 1%

Keterangan Lengkap :
Lihat brosur

Simpan pada suhu dibawah 30oC. Terlindung


dari cahaya

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


No Reg : DKL9322214710A1
No Batch : 03HC1022A
Exp. Date : NOV 2025
Dus Cream Hydrocortison

Hydrocort Isi bersih : 10g


Hydrocortison 1%
Cream
Untuk pemakaian luar

Komposisi :
Tiap 10g Hydrocort mengandung :
Hydrocortison asetat 1%
Komposisi, Indikasi, Kontra indikasi, Efek samping, Dosis, Kemasan Peringatan dan
perhatian : Lihat brosur
Simpan pada suhu dibawah 30oC. Terlindung dari cahaya
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Hydrocort Isi bersih : 10g


Hydrocortison 1%
Cream
Untuk pemakaian luar

No Reg : DKL9322214710A1
No Batch : 03HC1022A
Exp. Date : NOV 2025
DI PRODUKSI OLEH :
AKTIVA FARMA
DEPOK - INDONESIA
Leafleat Cream Hydrocortison

Hydrocort

Tiap 10 gr hydrocort mengandung :


Hidrokortison asetat 1%
Indikasi :
Hydrocortison adalah salah satu obat kortikosteroid oles yang
kemerahan,serta gatal-gatal pada kulit.
Dosis :
Takaran penggunaan hydrocortison tergantung pada jenis
penyakit dan tingkat keparahan gejala.
Oleskan krim hydrocortison secukupnya lalu ratakan. Jangan
mengoleskan terlalu banyak atau tebal karena akan
menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit. Lakukan
sebanyak 1-2 kali sehari pada kulit yang mengalami
inflamasi. Frekuensi maksimal penggunaannya adalah dua
kali sehari.
Kontra indikasi :
Penyakit kulit karena virus atau tuberkulosis, akut rosasae,
skabies, dermatitis perioral, tinea, pemakaian lama atau
daerah yang luas pad kehamilan. Penderita yang hipersensitif.
Herpes simplex, vaccinia dan varicella, infeksi jamur.
Efek samping :
Semua obat perpotensi menyebabkan efek samping, termasuk
hydrocortison. Penggunaan hydrocortison terutama yang
jangka panjang (lebih dari empat minggu) dapat
menyebabkan efek samping yang permanen pada kulit, seperti
stretch mark, lebam, perubahan warna kulit, atau munculnya
pembuluh darah halus dipermukaan kulit.
Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika anda
mengalami efek samping,seperti ruam, kulit kemerahan dan
gatal-gatal,serta gejala yang bertambah parah.
Perhatian :
 Wanita hamil dilarang menggunakan hydrocortison karena
dapat membahayakan bayi dalam kandungan. Jika harus
digunakan, pastikan dilakukan dibawah pengawasan dokter.
 Bagi wanita yang sedang menyusui, sesuaikan dengan
anjuran dokter.
 Anak-anak dibawah 10 tahun dilarang menggunakan
hydrocortison kecuali atas resep dokter.
 Jangan dioleskan pada luka terbuka dan kulit yang
terinfeksi.
 Hindari penggunaan pada wajah (khususnya di sekitar
mata) serta bagian anus dan genital.
 Jangan digunakan lebih dari satu minggu, kecuali di bawah
pengawasan dokter.
 Jangan membungkus bagian kulit yang sudah dioleskan
hydrocortison.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui
dokter.

No.Reg : DKL9322214710A1
No.Batch : 03HC1022A
Exp.Date : NOV 2025

Simpan pada suhuDI


dibawah 30oC.OLEH
PRODUKSI :
Terlindung dari cahaya
AKTIVA FARMA
DEPOK
HARUS DENGAN - INDONESIA
RESEP DOKTER
Lampiran bahan – bahan dan hasil

Glycerolum Trietanolamin Cera Alba Vaselin Album

Hydrocortison Nipagin BHT Asam Sterat

Hasil sediaan hydrocortison cream


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Depkes, R. (Ed.). (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Rowe, et al., (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth edition,The Pharmaceutical


Press, London

Tjay T.H. and Rahardja K., 2015, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek – Efek
Sampingnya, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai