Disusun oleh:
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam–
asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air
dan lebih ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga
digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe
minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat
pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk
krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera.
Sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin,
natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween,
natrium lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, CMC dan emulygidum.
Kestabilan krim akan terganggu/ rusak jika sistem campurannya terganggu,
terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang
disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak
tercampurkan satu sama lain.
Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang
cocok dan dilakukan dengan teknik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus
digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya
digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil
paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%. Penyimpanan krim dilakukan
dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk, penandaan pada etiket harus
juga tertera “obat luar”.
E. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan krim hidrocortison dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan krim hidrocortison (Uji Daya Sebar, Uji
Daya Lekat, Uji Kemampuan Proteksi, Homogenitas).
F. Prinsip Percobaan
Pembuatan krim menggunakan zat aktif Hidrokortison 1% dan bahan tambahanya
sesuai formula yang ditentukan. Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan organoleptik,
homogenitas, pemeriksaan daya lelat, pemeriksaan daya sebar, pemeriksaan daya
tercuci krim, pemeriksaan pH, uji viskositas, uji sentrifugasi, pemeriksaan stabilitas
terhadap suhu, pengukuran distribusi ukuran partikel, uji iritasi kulit. Evaluasi kembali
dilakukan setelah penyimpanan selama seminggu
b. Bahan
Hidrokortison
Asam Stearat
Gliserin
Na Tetraborat
TEA
Nipagin
Cera alba
Vaselinum album
Aquadest
KOH 0,1 N
Larutan PP
H. Monografi Bahan
1. Hidrokortison
Nama senyawa : Hydrocortisoni Acetatis
Struktur molekul : C23H32O6
Berat molekul : 404,50
Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih, tidak
berbau, rasa tawar kemudian pahit
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol
95% P dan dalam kloroform.
Suhu lebur : ± 220°C disertai peruraian
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup
Khasiat : Adrenoglukokortikoidum
2. Asam Stearat
Pemerian : Zat padat, keras, mengkilat, menunjukan susunan
hablur putih atau kuning pucat mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 30 bagian
etanol 95% P, dalam 2 bagian kloroform P, dan dalam 3 bagian eter P.
Khasiat : Zat tambahan emulsifying agent
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kadar : 1-20%
3. Gliserin
Nama resmi : Glycerolum
Nama lain : Gliserol, gliserin
Rumus molekul : C3H8O3
Berat molekul : 92,10
Pemerian : Cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak
berbau; manis diikuti rasa hangat, higroskopik, jika disimpan beberapa lama
pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna
I. TUGAS
Membuat sediaan krim hidrokortison 1% dengan berat 10 g dengan formula berikut:
1
1. Hidrokortison 1% = x 10 g = 0,1 g
100
15
2. Asam Stearat 15% = x 10 g = 1,5 g
100
10
3. Gliserin 10% = x 10 g = 1 g
100
0,25
4. Na Tetraborat 0,25% = x 10 g = 0,025 g
100
2
5. TEA 2% = x 10 g = 0,2 g
100
0,3
6. Nipagin 0,3% = x 10 g = 0,03 g
100
2
7. Cera Alba 2% = x 10 g = 0,2 g
100
8
8. Vaselinum album 8% = x 10 g = 0,8 g
100
9. Aquadest ad 10 = 10 – (0,1 + 1,5 + 1 + 0,025 + 0,2 + 0,03 + 0,2 + 0,8) =
6,145 g
1 Hidrokortison 0,1 g
4 Na Tetraborat 0,025 g
5 TEA 0,2 g
0,03 g
6 Nipagin
7 Cera Alba 0,2 g
K. Prosedur Percobaan
1. Ditimbang bobot cawan porselen kosong dan catat bobotnya
2. Ditimbang Asam Stearat, Vaselin Album, Cera Alba, Nipagin ke dalam cawan
porselen yang sudah ditimbang dan tambahkan 2,2 mL aquadest. Panaskan diatas
penangas air sampai semua larut sempurna (Campuran I)
4. Ditimbang kembali bobot cawan porselen beserta basis krim yang sudah jadi.
Jika bobot cawan porselen belum mencapai bobot awal tambahkan gliserin
hingga bobotnya mencapai bobot awal
5. Ditimbang Hidrokortison dan masukkan ke dalam basis krim yang sudah jadi.
L. UJI EVALUASI
Evaluasi Homogenitas
1. Ambil dua objek glass
2. Letakkan sampel krim yang telah digerus ke atas objek glass
3. Tutup dengan objek glass kedua kemudian amati penyebaran partikel pada objek
glass
M. HASIL PENGUJIAN
15
10
0
Koson 50 100 150
g gram gram gram
N. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan krim dengan bahan aktif hidrocortison
yang mempunyai khasiat sebagai antiinflamasi. Tentu saja didalam pembuatan krim tidak
hanya mengandung bahan aktif saja tetapi juga mengandung bahan – bahan penyusun
krim yang lain seperti basis krim yang terdiri dari campuran asam stearat, na tetaborat,
cera alba dan vaselin yang dimana mereka semua terdiri dari basis hidrokarbon, kemudian
emulgator dari TEA (Trietanolamina) yang masuk kedalam golongan emulgator anionik.
Gliserin sebagai humektan dan yang terakhir aquadest sebagai pelarut.
Pengujian yang dilakukan terhadap krim yaitu pH, daya lekat, daya sebar,
kemampuan proteksi dan homogenitas. Uji pH dari krim yang kami uji yaitu 6 dan hal ini
sudah sesuai dengan pH kulit karena pH kulit yaitu 4,2 – 6,5. Sediaan topikal yang ideal
adalah tidak mengiritasi kulit. Kemungkinan iritasi kulit akan sangat besar apabila sediaan
terlalu asam atau terlalu basa.
Uji kedua yaitu uji homogenitas yang dihasilkan adalah homogen. Yang ketiga yaitu
uji kemampuan proteksi yang dihasilkan hanya 2 detik, ini berarti tidak memiliki daya
proteksi yang cukup baik. Hasil pengujian kemampuan proteksi menunjukkan noda merah
pada krim hidrocortison. Noda merah yang seharusnya terbentuk kurang dari 1 menit setelah
penambahan larutan KOH. Basis salep yang baik dapat melindungi kulit dari pengaruh luar
seperti asam – basa, debu dan sinar matahari pada waktu pengobatan, ditandai dengan tidak
terbentuknya noda merah setelah penambahan KOH, sedangkan terbentuknya noda merah
pada salep asam salisilat dikarenakan zat aktif dari salep yang bereaksi dengan KOH,
pengolesan unguentum yang kurang merata, pengeringan kertas saring yang ditetesi
larutan PP yang belum kering sempurna. Maka solusinya harus diperhatikan lagi
pengolesan krim secara benar merata, pengeringan kertas saring yang harus lebih
diperhatikan lagi. Uji keempat yaitu uji daya lekat yang menghsilkan waktu 1,3 detik
padahal syarat agar memenuhi daya lekat kuat, tidak timbul warna sampai 5 menit. Salep
dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang diobati karena obat tidak
mudah lepas sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan.
Pengajian terakhir yaitu uji daya sebar tanpa beban 3,25 cm ; ditambah 50 gram
beban 3,5 gram ; ditambah 100 gram 4 cm ; ditambah 150 gram 4,2 gram. Persyaratan daya
sebar untuk sediaan topikal yaitu sekitar 5 – 7 cm, maka berdasarkan hasil uji daya sebar
pada sediaan dapat dikatakan bahwa daya sebar kurang baik karena tidak sesuai dengan
standar daya sebar untuk sediaan topikal. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak
antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat.
Viskositas suatu sediaan berpengaruh pada luas penyebarannya. Semakin rendah viskositas
suatu sediaan maka penyebarannya akan semakin besar sehingga kontak antara obat
dengan kulit semakin luas dan absorbsi obat ke kulit akan semakin cepat.
Permasalahan yang kelompok kami hadapi saat pembuatan sediaan hidrocortison ini
adalah penambahan gliserin kedalam basis krim yang sudah dingin dan diperlukan
pengadukan terus menerus agar gliserin dengan basis dapat bercampur dengan
homogen dan baik. Selanjutnya yaitu proses kelarutan dari asam stearat, cera alba dan
nipagin yang harus diperhatikan secara sempurna agar menghasilkan krim yang homogen.
Selain itu proses pencampuran antara campuran asam stearat, vaselin album, cera alba,
nipagin dan air dengan natrium tetraboras, TEA dan air yang harus di campur dengan
bantuan pengadukan agar dapat bersatu dan menghasilkan basis yang baik untuk
pemakaiannya
O. KESIMPULAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan krim hidrokortison dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan krim hidrokortison (Uji Daya Sebar, Uji
Daya Lekat, Uji Kemampuan Proteksi, Homogenitas).
3. Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder untuk sediaan krim hidrokortison.
Tugas :
1. Pelajari cara membuat krim
2. Mengisi monografi bahan yang digunakan.
3. Isi kesimpulan praktikum ini
4. Menyaksikan link berikut di youtube
https://www.youtube.com/watch?v=xtMHdKXPc7w