Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA

“SALEP”

Disusun Oleh :

Nama : Bella Resiana Widagda


NIM : 19012014
Dosen Pengampu : Nuzul Gyanata A., M.Farm, Apt

LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya bisa
selesaikan laporan mata kuliah Praktikum Farmasetika mengenai Salep.
Laporan ini sudah selesai saya susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, saya terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga saya bisa melakukan perbaikan laporan
sehingga menjadi laporan yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga Laporan Praktikum Farmasetika
mengenai Salep ini bisa memberi manfaat bagi pembaca.

. Bogor, 25 Juli 2020

. Bella Resiana Widagda

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Maksud Praktikum...........................................................................................1
1.3 Tujuan Praktikum.............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Dasar Teori.......................................................................................................3
BAB III ALAT DAN BAHAN................................................................................7
3.1 Alat...................................................................................................................7
3.2 Bahan...............................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................8
4.1 Kelengkapan Resep..........................................................................................8
4.2 Monografi Bahan.............................................................................................9
4.3 Perhitungan Bahan..........................................................................................10
4.4 Cara Kerja.........................................................................................................10
4.5 Etiket................................................................................................................11
4.6 Pembahasan....................................................................................................11
BAB V KESIMPULAN........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAMPIRAN......................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat,
mencampur, meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan
standarisasi obat serta pengobatan,termasuk pula sifat-sifat obat dan
distribusinya serta penggunaannya yang aman. Profesifarmasi merupakan
profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu penyediaan
atau pengolahan bahan sumber alam dan bahan sintesis yang cocok dan
menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan
pencegahan suatu penyakit.
Dengan adanya manusia di dunia ini mulailah muncul peradaban
dan mulaiterjadi penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha
masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit. Pada
perkembangan selanjutnya masyarakat melakukan pencegahan atupun
penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan ataupunmengkonsumsi
obat yang diantaranya yaitu obat dalam bentuk sediaan salep.B e n t u k
sediaan salep sudah dikenal sejak lama dalam Papyrus eber
1 6 0 0 S M dan sudah digunakan sebagai salah satu bahan penyembuh. Pada
masa 'ipocratesdan (alenos, sediaan salep sudah berkembang, yaitu dengan
menggunakan komponen basis) perfungembawa yang sekaligus berfungsi
sebagai obat.

1.2 Maksud Praktikum


Maksud dari kegiatan praktikum farmasetika dasar ini adalah agar
mahasiswa dapat membuat sediaan berbentuk salep (unguenta) sesuai pustaka.

1
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep.
2. Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep.
3. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar.
4. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan benar.
5. Mahasiswa dapat meracik sediaan salep.
6. Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan salep.
7. Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi
obat dalam resep.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar teori


A. Latar Belakang
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir (FI Edisi IV). Bahan obatnya larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI Edisi III). Salep tidak boleh
berbau tengik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang
mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %. Sediaan setengah padat ini
tidak menggunakan tenaga. Akan tetapi salep harus memiliki kualitas yang baik
yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat
yang dalam salep harus halus. Oleh karena itu pada saat pembuatan salep
terkadang mangalami banyak masalah salep yang harus digerus dengan
homogen, agar semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori kulit dan diserap
oleh kulit. Dalam pembuatan sediaan bentuk salep bersumber dari bahan-bahan
yang berperan sebagai zat aktif serta bahan-bahan yang berperan sebagai zat
tambahan. Bahan obat yang berperan sebagai zat aktif dalam sediaan bentuk
salep seperti vaselin album, vaselin flavum, lanolin, asam salisilat, adeps lanae
serta ichthyol. Bahan-bahan tersebut diracik dalam lumpang sampai terbentuk
massa salep. Salep yang diracik harus bebas dari butiran-butiran.
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical
pada kulit atau selaput lendir (Anonim, 1979).
A. Kualitas Dasar Salep
1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam
kamar.

3
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,
inflamasi dan ekskloriasi.
3. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit.
4. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika
dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh
merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas
obatnya pada daerah yang diobati.
5. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep
padat atau cair pada pengobatan.

B. Fungsi Salep antara lain :


1. Sebagai bahan aktif pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
2. Sebagai bahan pelumas pada kulit.
3. Sebagai bahan pelindung kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit
yang dengan larutan berair dan perangsang kulit.

C. Penggolongan Salep
1. Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega,
tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai
tenaga.
2. Cream adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit
suatu tipe yang mudah dicuci dengan air.
3. Pasta adalah salep yang menagandung lebih dari 50 % zat padat ( serbuk)
suatu salep yang tebal karna merupakan penutup atau pelindung bagian
luar kulit yang diolesi.

4
4. Jelly/gelanoes adalah salep yang lebih halus, umumnya cair dan sedikit
mengandung atau tanpa mokusa sebagai pelican atau basis, biasanya
terdiri atau campuran sederhana dari minyak lemak dan titik lebur.
5. Cerata adalah salep lemak yang mengandung persentase lilin yang tinggi
sehingga konsentrasinya lebih keras.

D. Persyaratan Salep Menurut FI Edisi III


1. Pemerian: tidak boleh bau tengik.
2. Kadar : kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis salep)
yang digunaakan vaselin putih (vaselin album), tergantung dari sifat
bahan obat dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan
dasar salep sebagai berikut :
a. Dasar salep hidrokarbon : vaselin putih, vaselin kunig, malam putih
atau malam kunig atau campurannya.
b. Dasar salep serap : lemak, bulu domba campuran 3 bagian kolestrol
dan 3 bagian stearil alkohol, campuran 8 bagian malam putih dan 8
bagian vaselin putih.
c. Dasar salep yang dapat larut dalam air. Dasar salep yang dapat dicuci
dengan air
3. Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan
lain yang cocok harus menunjukan susunan yang homogen.
4. Penandaan : etiket harus tertera obat luar F. Cara Pembuatan Salep
Aturan umum :
a. Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan
pemanasan rendah.
b. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu disebut dan
diayak dengan ayakan no 100.

5
c. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil serta dasar salep mampu
mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan didalam air yang
tersedia, selain itu ditambahkan bagian dasar salep.
d. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut
harus diaduk sampai dingin.

6
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Mortir dan Stamfer
2. Timbangan dan Anak Timbangan
3. Sudip
4. Wadah Pot Plastik
5. Cawan
6. Kertas Perkamen
7. Sendok Tanduk
8. Pipet Tetes
9. Pengayak 100 Mesh

3.1 Bahan
Resep 1 :
1. Acidum Salicylicum
2. Zinc Oxidum
3. Vaselin Album

7
BAB IV
PEMBAHASAN

dr. Liana Anastasia


Jl. Parung Aleng No.23
Telp: (0251)8323819
SIP.No. 222/K/20

Bogor,

R/ Asam Salisilat 3 %

Seng Oksida 2.5%

Vaselin Albumin ad 20

M.F. Ungt

SUE

Pro: ALDO

4.1 Kelengkapan Resep


1. Nama dan alamat dokter : Ada
2. Nomor ijin praktek : Ada
3. Nama dan jumlah bahan : Ada
4. Perintah membuat sediaan : Ada
5. Aturan pakai : Ada

6. Para fdokter : Tidak ada

7. Nama pasien : Ada

8. Karakteristik pasien : Ada

8
9. Alamat pasien : Tidak ada

4.2 Monografi Bahan


1. Acidum Salicylicum
a. Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih
hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam.
b. Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
(95%); mudah larut dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam
larutan ammonium asetat, dinatrium hydrogen posfat; Kalium sitrat
dan Natrium sitrat
c. Panyimpanan : dalam wadah tertutup baik Khasiat dan penggunaan :
Keratolitikum, Antifungi

2. Zinc Oxydum
a. Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan,
tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap kabundioksida dari
udara.
b. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P,
larut dalam asam mineral encer dan dalam alkali.
c. Panyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
d. Khasiat dan penggunaan : Antiseptikum lokal.

3. Vaselin Album (Vaselin Putih)


a. Pemerian : massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah
zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.
b. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P,
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah
P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.
c. Panyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

9
d. Khasiat dan penggunaan : zat tambahan.

4.3 Perhitungan Bahan

1. acidum salicylicum : x 20 = 0,6 gr

2. zinc oxydum : x 20 = 0,5 gr

3. vaselin album : 20 gr – (0,6 + 0,5)

= 20 gr 1,1

= 18,9 gr

4.4 Cara Kerja


1) Siapkan alat dan bahan.
2) Lapisi/alasi lumpang dengan serbet.
3) Timbang bahan yang dibutuhkan.
4) Masukan Acid salicyl lalu tetesi tanol 95% ad larut, gerus ad homogen.
5) Tambahkan sebagian vaselin album, gerus ad homogen.
6) Masukan sisa vaselin album, gerus ad homogen.
7) Ayak dengan pengayak dengan derajat halus 100 mesh kemudian
timbang zinc oxydum, gerus ad homogen.
8) Setelah selesai pencampuran bahan kemudian serbuk timbang sebanyak
20gr.
9) Masukan kedalam pot plastik, beri etiket biru

10
4.5 Etiket

APOTIK SEKOLAH TINGGI TEKNIK INDUSTRI &


FARMASI
JL. KUMBANG NO.23 BABAKAN BOGOR
TENGAH No Telp. (0251)8323819
Apoteker: Apt.Bella Resiana Widagda,S.Farm

No:1 Tgl: 19 Juli 2020

Nama: Aldo

Untuk pemakaian luar

4.6 Pembahasan
Pada uji organoleptik, sediaan berbentuk setengah padat (salep) tidak
terlalu keras, berwarna putih kekuningan dan tidak berbau. Uji ini untuk melihat
terjadinya perubahan fase. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui
kehomogenan zat aktif dalam basis, sehingga setiap kali salep tersebut
digunakan dosisnya sama. Selain itu, uji homogenitas ini melihat apakah masih
ada partikel obat yang terlalu kasar yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit.
Homogenitas juga dapat dipengaruhi oleh faktor penggerusan yang dilakukan
pada saat pembuatan.
Pada pembuatan salep kali ini, zat utamanya yaitu Asam Salisilat perlu
dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan etanol. Hal ini dilakukan karena
Asam Salisilat memiliki bentuk hablur atau berbentuk seperti jarum-jarum,
sehingga perlu dilarutkan terlebih dahulu untuk memperkecil partikelnya.

11
Pada saat pembuatan salep, bahan-bahan yang telah dilebur di atas
penangas air harus didinginkan dahulu sampai mencapai suhu kira-kira 50oC. Hal
ini perlu agar suhu basis salep dengan zat aktif yang akan dicampurkan tidak
terlalu jauh. Perbedaan suhu yang terlalu besar (terlalu panas) dikhawatirkan
dapat merusak zat aktif dari salep yang akan dibuat. Selain itu, proses
pendinginan juga dapat membuat massa basis salep yang tadinya encer menjadi
lebih kental, sehingga proses pencampuran semua bahan nantinya tidak
memakan waktu terlalu lama.
Pembuatan salep tidak memerlukan penambahan bahan pengawet. Hal ini
dikarenakan bahan-bahan yang ada di dalam salep tidak mengandung air. Tetapi
untuk berjaga-jaga, dapat pula ditambahkan bahan pengawet yang cocok.

12
BAB V
KESIMPULAN

Pada pembuatan resep ini praktikan membuat sediaan berupa  salep.


Dalam resep ini digunakan salep (unguenta), yang mana sering digunakan. Dalam
resep ini komposisi bahannya terdiri dari acidum salicylicum, zinci oxydum,
vaselin album, dan dalam cara kerja resep ini dimana zinci oxydum harus diayak
dengan pengayakan no.100 sedangkan penambahan etanol 95% pada campuran
acidum salicylicum, Pada komposisi bahan ini ditimbang sesuai dengan
perhitungan penimbangan. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan bahwa salep merupakan sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar, salep dimasukan dalam pot
plastik atau wadah yang telah disediakan dan diberi etiket biru.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Keesehatan Republik


Indonesia

Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat ; Teori dan Praktik. UGM Press. Yogyakarta

Anief, Moh. 1993. Farmasetika. UGM Press. Yogyakarta

Ansel, Howard. 1989. Pengantar bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke empat.


Universitas Indonesia: Jakarta

Chaerunnisa, Anis Yohana. 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran:


Bandung.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai