FARMAKOLOGI II
Dosen Pengampu:
Elly Wardani, M.Farm., Apt.
Farmasi A2 (Kelompok2)
S1 FARMASI
PRIMA INDONESIA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cara menganastesi dan
mengorbankan hewan uji”. Maka ini kami susun untuk melengkapi tugas Pembuatan Laporan
Praktikum. Kami mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan praktikum ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................3
2.1. Dasar Teori.................................................................................................................................3
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Metabolisme Obat.....................................................................5
2.3. Tempat Metabolisme Obat........................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
METODELOGI PRAKTIKUM...............................................................................................................8
3.1. Alat dan Bahan..........................................................................................................................8
3.2. Prosedur Kerja..........................................................................................................................8
BAB IV.....................................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................10
BAB V.......................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
5.1. Kesimpulan..............................................................................................................................11
5.2. Saran.........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
1.3.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian pada umumnya
mengalami absorpsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan
menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresikan dari
dalam tubuh (Anief, 1984).
Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat
yang terjadi di dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim (Syarif, 1995). Metabolisme obat
mempunyai dua efek penting yaitu:
1. Obat menjadi lebih hidrofilik-hal ini mempercepat ekskresinya melalui ginjal karena
metabolit yang kurang larut lemak tidak mudah direabsorpsi dalam tubulus ginjal.
2. Metabolit umumnya kurang aktif daripada obat asalnya. Akan tetapi, tidak selalu
seperti itu, kadang-kadang metabolit sama aktifnya (atau lebih aktif) daripada obat
asli. Sebagai contoh, diazepam (obat yang digunakan untuk mngobati ansietas)
dimetbolisme menjadi nordiazepam dan oxazepam, keduanya aktif. Prodrug bersifat
inaktif sampai dimetabolisme dalam tubuh menjadi obat aktif. Sebagai contoh,
levodopa, suatu obat antiparkinson, dimetabolisme menjadi dopamin, sementara obat
hipotensif metildopa dimetabolisme menjadi metil norepinefrin-α (Neal, 2005).
3
misalnya: ginjal, paru-paru, epitel saluran cerna dan plasma. Di lumen saluran cerna juga
terdapat enzim non mikrosom yang dihasilkan flora usus. Enzim mikrosom mengkatalisis
reaksi glukoronida, sebagian besar reaksi oksidasi obat, serta reksi reduksi dan hidrolisis.
Sedangkan enzim non mikrosom mengkatalisis reaksi konjugasi lainnya, beberapa reaksi
oksidasi, reaksi reduksi dan hidrolisis (Gordon dan Skett,1991).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang non polar (larut lemak)
menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresikan melalui ginjal atau empedu. Dengan
perubahan ini obat aktif umumnya diubah menjadi inaktif. Tapi sebagian berubah menjadi
lebih aktif (jika asalnya prodrug), kurang aktif, atau menjadi toksik. Reaksi metabolisme
yang terpenting adalah oksidasi oleh enzim cytocrome P450 (cyp) yang disebut juga enzim
monooksigenase atau MFO (Mixed Fungtion Oxidase) dalam endoplasmic reticulum
(mikrosom) hati.Interaksi dalam metabolisme obat berupa induksi atau inhibisi enzim
metabolisme, terutama enzim cyp.
a. Obat aktif setelah masuk melalui peredaran darah,langsuns berinteraksi dengan
reseptor dan menimbulkan respon biologis.
b. Pra-obat setelah masuk ke peredaran darah mengalami proses metabolisme menjadi
obat aktif,berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respon biologis (bioaktivasi)
4
Secara umum tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat menjadi metabolit
tidak aktif dan tidak toksik (bioinaktivasi atau detoksifikasi), mudah larut dalam air dan
kemudian diekskresikan dari tubuh. Hasil metabolit obat bersifat lebih toksik dibanding
dengan senyawa induk (biootoksifikasi) dan ada pula hasilmetabolit obat yang mempunyai
efek farmakologis berbeda dengan senyawa induk contoh iproniazid, suatu obat perangsang
system syaraf pusat, dalam tubuh di metabolis menjadi isoniazid yang berkhasiat sebagai
antituberkolosis (Mardjono, 2007).
Metabolisme obat secara normal melibatkan lebih dari satu proses kimiawi dan
enzimatik sehingga menghasilkan lebih dari satu metabolit.Jumlah metabolit ditentukan oleh
kadar dan aktivitas enzim yang berperan dalam proses metabolisme. Kecepatan metabolisme
dapat menentukan intensitas dan masa kerja obat. Kecepatan metabolisme ini kemungkinan
berbeda-beda pada masing-masing individu. Penurunan kecepatan metabolisme akan
meningkatkan intensitas dan memperpanjang masa kerja obat dan kemungkinan
meningkatkan toksisitas obat. Kenaikan kecepatan metabolisme akan menurunkan intensitas
dan memperpendek masa kerja obat sehingga obat menjadi tidak efektif pada dosis normal
(Mardjono, 2007).
5
Pada spesies binatang menunjukkan ada pengaruh jenis kelamin terhadap kecepatan
metabolisme obat
4. Perbedaan umur
Bayi dalam kandungan atau bayi yang baru lahir jumlah enzim-enzim mikrosom hati
yang diperlukan untuk memetabolisme obat relatif masih sedikit sehingga sangat peka
terhadap obat.
5. Penghambatan enzim metabolisme
Kadang-kadang pemberian terlebih dahulu atau secara bersama-sama suatu senyawa
yang menghambat kerja enzim-enzim metabolisme dapat meningkatkan intensitas efek
obat,memperpanjang masa kerja obat dan kemungkinan juga meningkatkan efek samping
dan toksisitas.
6. Induksi enzim metabolisme
Pemberian bersama-sama suatu senyawa dapat meningkatkan kecepatan metabolisme obat
dan memperpendek masa kerja obat. Hal ini disebabkan senyawa tersebut dapat
meningkatkan jumlah atau aktivitas enzim metabolisme dan bukan Karena permeablelitas
mikrosom atau adanya reaksi penghambatan. Peningkatan aktivitas enzim metabolisme obat-
obat tertentuatau proses induksi enzim mempercepat proses metabolisme dan menurunkan
kadar obat bebas dalam plasma sehingga efek farmakologis obat menurun dan masa kerjanya
menjadi lebih singkat. Induksi enzim juga mempengaruhi toksisitas beberapa obat karena
dapat meningkatkan metabolisme dan metabolit reaktif (Mardjono, 2007).
Perubahan kimia obat dalam tubuh terutama terjadi pada jaringan-jaringan dan organ-
organ seperti hati, ginjal, paru dan saluran cerna. Hati merupakan organ tubuh tempat utama
metabolisme obat oleh karena mengandung enzim-enzim metabolisme dibanding organ lain.
Metabolisme obat di hati terjadi pada membrane reticulum endoplasma sel. Retikulum
endoplasma terdiri dari dua tipe yang berbeda, baik bentuk maupun fungsinya. Tipe 1
mempunyai permukaan membran yang kasar, terdiri dari ribosom-ribosom yang tersusun
secara khas dan berfungsi mengatur susunan genetik asam aminoyang diperlukan untuk
sintesis protein. Tipe 2 mempunyai permukaan membran yang halus tidak mengandung
ribosom. Kedua tipe ini merupakan tempat enzim-enzim yang diperlukan untuk metabolisme
6
obat. Jalur umum metabolisme obat dan senyawa organik asing reaksi metabolisme obat dan
dan senyawa organic asing ada dua tahap yaitu:
7
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
Alat
1. Batang pengaduk 50
2. Beaker
3. Gelas ukur
4. Hot plate
5. Mixer
6. Spoit oral
7. Stop watch
8. Timbangan berat badan,
Bahan
1. Tablet Diazepam
2. Tablet Cimetidine,
3. Alkohol 70%,
4. Aqua destilat,
5. Natrium CMC.
8
3. Mencit kemudian dikelompokkan secara rawu ke dalam 3 kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 3 ekor, dimana kelompok I sebagai kontrol, diberikan larutan Na.CMC 1%,
kelompok II sebagai kelompok oral yang diberikan suspensi Diazepam, dan kelompok III
sebagai kelompok Cimetidine yang diberikan suspensi Diazepam dan suspensi cimetidine
4. semua pemberian dilakukan secara oral dengan dosis 0,2 ml / 30g BB mencit
5. setiap pemberian obat dicatat waktunya, kemudian mencit diamati berapa lama waktu
yang dibutuhkan mulai tertidur (onset obat) berapa lama waktu tidur mencit tersebut
(durasi), dengan mengamati refleksi balik badan mencit.
9
BAB IV
4.2. Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul "Pengaruh Metabolisme Obat pada Hewan Uji"
dilakukan dengan cara memberikan Diazepam 1,2ml ke mencit berat badan 24gr diberikan
secara oral. Didapatkan waktu reflek balik badan hilang dan kembali, waktu mencit hilang
atau tidak sadar di menit ke 8 dan sedangkan waktu kembali atau sadar di menit ke 17.
Dengan ini di dapatkan selang antara tidak sadar dan kembali sadar waktu efek obat
berdurasi 9 menit.
10
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Cara memegang hewan dari masing-masing jenis hewan berbeda-beda dan ditentukan
oleh sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Cara pemberian sediaan uji
juga berbeda pada setiap hewan percobaan, dapat secara oral, subkutan, intravena,
intramuskular, intraperitoneal, dan intradermal. Untuk kelancaran percobaan uji efek
farmakologis suatu obat yang dilakukan pada hewan percobaan sebaiknya digunakan
perlakuan anestesi dengan senyawa eter, halotan, pentobarbital natrium, heksobarbital
natrium, dan uretan (etilkarabamat). Apabila pada hewan percobaan terjadi keadaan rasa
sakit yang hebat atau lama akibat suatu percobaan atau apabila mengalami kecelakaan,
menderita sakit atau jumlahnya terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan, maka perlu
dilakukan pengorbanan hewan dengan cara kimaat aupun cara fisik.
5.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12