Oleh:
KELOMPOK III
NAMA AHMAD ZS (F.19.002)
KELOMPOK ARIMALADITA (F.19.009)
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah menunjukkan kita dari
zaman jahiliyyah menuju zaman yang serba canggih ini sehingga kita bisa
Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan mengingat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ...................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
A. TEORI UMUM......................................................................................3
B. TEORI MENCIT....................................................................................3
C. URAIAN BAHAN.................................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. PERHITUNGAN BAHAN....................................................................6
B. CARA KERJA.......................................................................................6
C. CARA KERJA PERLAKUAN HEWAN UJI........................................
D. SKEMA KERJA.....................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL....................................................................................................
B. PEMBAHASAN....................................................................................
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN......................................................................................
B. SARAN..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemilihan hewan uji ini dipilih karena kedekatan taksonomi dan kemiripan
fisiologinya dengan manusia, mudah brekembang biak karena memiliki
karakteristik masa reproduksi yang cepat,berumur pendek,dan tidak terlalu sulit
perawatannya M. musculus. Beberapa contoh gangguan dan penyakit pada
manusia, dimana tikus dan mencit digunakan sebagai model penelitian, meliputi
hipertensi, diabetes, katarak, obesitas, kejang-kejang, masalah pernapasan, tuli,
penyakit Parkinson, Alzheimer, kanker, cystic fibrosis, HIV/AIDS, penyakit
jantung, penyakit otot distrofi, serta cedera tulang belakang.
Mencit (Mus musculus) merupakan hewan yang termasuk dalam famili
Murideae (Anonim, 2005). Hewan ini ditandai dengan ciri sebagai berikut: jinak,
takut cahaya, aktif pada malam hari, mudah berkembangbiak, siklus hidup yang
pendek, dan tergolong poliestrus (Fransius, 2008). Mencit (Mus musculus)
merupakan hewan yang paling umum digunakan pada penelitian laboratorium
sebagai hewan percobaan, yaitu sekitar 40-80% (Aditya, 2006). Mencit memiliki
banyak keunggulan sebagai hewan percobaan (khususnya digunakan dalam
penelitian biologi), yaitu siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per
kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam penanganannya
(Fransius, 2008).
A. TEORI UMUM
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu,
berhubungan dengan ancaman, timbulnya gangguan atau kerusakan jaringan.
Keadaan psikologis seseorang sangat berpengaruh, misalnya emosi dapat
menimbulkan nyeri/sakit kepala atau membuatya semakin parah. Ambang batas
nyeri yang dapat ditoleransi seseorang berbeda – beda karena nyeri merupakan
suatu perasaan subyektif (Sherwood, 2012).
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi,
sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik,
reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan
dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri : tranduksi,
transmisi, modulasi, dan persepsi. Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit
dan visera. Sel yang nekrotik akan melepaskan K + dan protein intrasel yang dapat
mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan dilepaskan. Leukotrien,
prostatglandin E2, dan histamine akan mensensitisasi nosiseptor selain itu lesi
jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah sehingga melepaskan bradikinin dan
serotonin. Jika terdapat penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi iskemia dan
penimbunan K+ dan H+ ekstrasel yang diakibatkan akan semakin mengaktifkan
nosiseptor yang telah tersensitasi. Perangsangan nosiseptor melepaskan substansi
peptide P (SP) dan peptide yang berhubungan dengan gen kalsitonin (CGRP),
yang meningkatkan respon inflamasi dan menyebabkan vasodilatasi serta
meningkatkan permeabilitas vaskular.
Analgetika adalah zat yang bisa mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi
kesadaran (Tjay dan Rahardja, 2015). Mekanisme analgesik di dalam tubuh yaitu
dengan cara menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri, saraf
sensoris, dan sistem syaraf pusat (Arif, 2010). Analgesik yang termasuk dalam
golongan AINS bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase yang
akan mengubah asam 3 arakidonat menjadi prostaglandin di mana prostaglandin
adalah mediator nyeri, sedangkan analgesik golongan opioid bekerja di sentral
menempati reseptor di kornu dorsalis medulla spinalis yang menjaga pelepasan
transmiter dan rangsang nyeri sehingga terjadi penghambatan rasa nyeri
(Ganiswarna dkk, 1995)
Analgetik berdasarkan farmakologisnya dibagi dalam dua kelompok besar,
yakni (Tjay dan Raharja, 2002) :
a. Analgetik Perifer (non narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Obat-obat ini mampu
menghilangkan atau menghalau rasa nyeri, tanpa mempengaruhi sistem syaraf
pusat atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Secara
kimiawi, analgetik perifer dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yakni:
1. Parasetamol
2. Salisilat: asetosal, salisilamida, dan benorilat
3. Penghambat Prostaglandin (NSAID): ibuprofen
4. Derivat-derivat antranilat: mefenaminat, asam niflumat glafenin,
floktafenin
5. Derivat-derivat pirazolinon: aminofenazon, isopropil fenazon,
isopropilaminofenazon, dan metamizol
6. Lainnya: benzidamin (tatum) Obat-obat ini mampu menghilangkan atau
menghalau rasa nyeri, tanpa mempengaruhi sistem syaraf pusat atau
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan.
B. TEORI MENCIT
Mencit adalah kelompok hewan mamalia rodensia (pengerat) yang masuk
dalam famili Muridae. Hewan ini sering ditemukan di dekat pemukiman dengan
bentuk seperti tikus kecil. Di alam, hewan ini sering dijumpai dengan warna
hitam-keabuan sementara untuk hewan uji, warna tikus ini diseleksi yang albino
(putih). Hewan mencit sebagai hewan percobaan sering digunakan dalam
penelitian biologi, biomedis dan reproduksi. Alasan mencit sebagai hewan
percobaan dikarenakan mencit memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,
antara lain:
1. Cepat berkembangbiak.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
A. PERHITUNGAN BAHAN
1. Na-CMC 0,5%, 7 mL :
gram
%= x 100 %
volume
gram
0,5 %= x 100 %
7 mL
0,5 % x 7 mL
gram=
100
gram=0,035 gram
B. CARA KERJA
1. Prosedur pembuatan Na-CMC
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang Na-CMC sebanyak 0,035 gram
c. Dipanaskan aquadest secukupnya diatas hot plate
d. Setelah aquadest panas, ditambahkan kedalam gelas kimia berisikan Na-
CMC sebanyak 7 mL
e. Diaduk ad homogen, lalu diberi etiket
Dikelompokkan hewan
uji
Setelah 5 menit
Diamati geliat
A. HASIL
Vol. Pemberian
BB Hewan Uji (g) Jumlah Geliat Kumulatif Menit
(mL)
Perlakuan
15 30 60
I II III I II III 90
Meloxicam
18,6 22,2 20 0.62 0.74 0,66 12 7 6 7 9 15 3 9 6 3 0 3 0 2 1 1
7,5 gram
B. PEMBAHASAN
Percobaan yang kami lakukan, yakni pada praktikum farmakologi II adalah
percobaan efek obat analgetika. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui efek
analgetik dari beberapa golongan obat (Asam mefenamat, piroxicam, meloxicam,
natrium diklofenak).
Hewan coba yang kami gunakan adalah mencit (Mus musculus. L) dengan
sampel obat adalah Meloxicam 7,5 mg. Secara keseluruhan sampel obat yang
digunakan adalah Asam mefenamat 500 mg, Piroxicam 20 mg, Meloxicam 7,5 mg,
Natrium diklofenak 50 mg, Na-CMC 0,5%, Asam asetat 0,5% dan aquadest.
Dalam praktikum kali ini menggunakan 3 mencit, 2 mencit untuk diberikan
obat dan 1 mencit diberikan Na-CMC sebagai control negative pada hewan uji.
Untuk mencit pertama dan kedua diberikan larutan obat Meloxicam dengan
dosis 7,5 mg yang disuntikkan secara peroral dengan menggunakan alat canula
sebanyak volume pemberian. Setelah 5 menit kemudian diberikan larutan asam
asetat 0,5% v/v yang disuntikkan secara intraperitonial sesuai volume pemberian
mencit pertama dan kedua. Setelah diberikan asam asetat tersebut dilakukan
pengamatan geliat terhadap hewan uji (perutnya kejang dan kaki ditarik
kebelakang). Kemudian dicatat jumlah geliat kumulatif yang timbul pada mencit
pada menit ke 15, 30, 60, dan 90.
Selanjutnya, pada mencit ketiga diberi Na-CMC 0,5% sebagai control
negative pada hewan uji yang diberikan secara per oral sebanyak volume
pemberian dengan menggunkan alat canula. Kemudian dicatat jumlah geliat yang
terlihat pada menit ke 15, 30, 60, dan 90.
Pada menit ke-15, mencit pertama menggelit sebanyak 12 kali, mencit kedua
sebanyak 7 kali, dan mencit ketiga 6 kali, dengan total rata-rata geliat ialah 8,33
Pada menit ke-30, mencit pertama menggeliat sebanyak 9 kali, mencit kedua
menggeliat sebanyak 15 kali, dan mencit ketiga sebanyak 3 kali. Dengan total rata-
rata geliat ialah 9.
Pada menit ke-60, mencit pertama menggeliat sebanyak 6 kali, mencit kedua
menggeliat sebanyak 3 kali, dan mencit ketiga tidak mengalami geliat. Dengan
total rata-rata geliat ialah 3.
Pada menit ke-90, mencit pertama tidak mengalami geliat, mencit kedua
menggeliat sebanyak 2 kali, dan mencit ketiga menggeliat sebanyak 1 kali. Dengan
total rata-rata geliat ialah 1.
Pada menit ke-15 hingga menit ke-90 mencit terus menggeliat akan tetapi
frekuensi geliat mencit tidak stabil, hal ini menandakan bahwa obat meloxicam
telah memberikan efek terapinya.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
obat meloxicam menunjukkan efek analgetiknya secara efektif dan optimal pada
menit ke-90.
B. SARAN
selalu mengikuti peraturan dan tata tertib yang sudah ditetapkan serta melakukan