Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI II
OBJEK
ANTIDIABETES

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
NAMA : 1. RIXFA RIZKI PRATAMA (19011079)
2. VIRA LATIFAH ADININGSIH (19011080)
3. WELMAY DESRI (19011081)
4. AHGNADIRA SEFALITNA (19011082)
5. WANDA AULYA RAMADHANI (19011083)
6. ALFIA DONA (19011084)
7. ANISA MEGAWATI UTAMI (19011085)
SHIFT : II (DUA)

DOSEN : 1. Apt. IFORA M.Farm


2. Apt. FITRATUL WAHYUNI M.Farm
3. SYAMSI KHAIRANII, S.Si
ASISTEN DOSEN : 1. SEPRIKA PERMESWHARI
2. NURAYNI
3. AHMAD SYUKUR
4. SANDRA

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFARM)
PADANG
2021
ANTIDIABETES

I. Tujuan
 Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa dapat
mengevaluasi aktivitas antidiabetes obat.

II. Teori Umum


Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan
kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal. Diabetes
mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu
gangguan kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa-darah
terlampau meningkat) dan khususnya menyangkut metabolisme
hidratang (glukosa) di dalam tubuh. (PERKENI, 2017)
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yangditandai dengan
kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak
dapatmelepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.
Kadar glukosa darah setiap haribervariasi, kadar gula darah akan
meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2
jam. Kadar glukosa darah normal pada pagi hari sebelum makan
atau berpuasa adalah 70-110 mg/dL. Kadar gula darah normal
biasanya kurang dari 120-140 mg/dLpada 2 jam setelah makan
atau minum cairan yang mengandung gula maupunmengandung
karbohidrar .
Diabetes mellitus di klasifikasikan menjadi 4 macam
berdasarkan pathology dan etiology : Diabetes Mellitus tipe 1,
Diabetes Mellitus tipe 2, Diabetes Mellitus Gestational dan
Diabetes tipe lain. Diabetes merupakan penyakit yang progresif,
jika tidak boleh dengan baik maka cepat jatuh pada komplikasi
khususnya penyakit pembuluh darah. Secara garis besar ada 2
tipe diabetes yang utama, yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DMT1)
dan diabetes mellitus tipe 2 (DMT2). Diabetes mellitus tipe 1
merupakan diabetes yang disebabkan oleh karena kerusakan sel
beta, sehingga terjadi kegagalan fungsi sel beta dalam
mensekresikan insulin secara mutlak. Pasien seperti ini
memerlukan insulin untuk hidupnya. Mekanisme diabetes
mellitus tipe 2 umumnya didahului oleh resistensi insulin dan
akhirnya akan terjadi disfungsi sel beta untuk mencukupi
kebutuhan insulin endogen. Demikian juga yang terjadi diabetes
mellitus tipe 2. Meskipun pada pasien diabetes mellitus tipe 2
belum terjadi kekurangan insulin endogen yang mutlak, namun
dalam perjalanannya sebagian besar akan membutuhkan insulin
untuk mengendalikan glukosa darahnya (PERKENI, 2017).
Diabetes militus, penyakit gula atau kencing manis
adalah suatu gangguan menahun kronis yang khususnya
metabolisme karbohidrat dalm tubuh, dan juga pada
metabolisme lemak dan Diabetes terdapat 4 tipe, yaitu : 1.
Diabetes melitus tergantung insulin (IDDM ; tipe I) disebabkan
oleh defisiensi absolut yang biasanya terjadi sebelum usia 15
tahun dan mengakibatkan penurunan berat badan, hiperglikomin,
hetoksidosis, asteroksis, kerusakan retina dan gagal ginjal.
Karena sel batu pada langerhans rusak maka pasien
membutuhkan injeksi insulin. 2. Diabetes melitus tidak
tergantung insulin (NIDDM ; tipe II) disebabkan oleh penurunan
pelepasan insulin atau kelainan respon jaringan terhadap insulin
yang menyebabkan hiperglikemia, tetapi tidak hetoksidosis. 3.
Berbagai sebab spesifik yang lain yang menyebabkan kadar
glukosa darah meningkat, seperti penyakit nonpancreatic dan
akibat terapi obat. 4. Disebut juga Gestational diabetes(GDM),
tidak normalnya kadar glukosa darah di masa-masa awal
kehamilan dimana plasenta dan hormon-2 plasenta menimbulkan
resistensi insulin yang nyata pada trimester terakhir.
Obat Antidiabetes
Insulin adalah hormon yang disekresi oleh sel β pulau
Langerhans dalam pankreas. Berbagai stimulus melepaskan
insulin dari granula penyimpanan dalam sel β, tetapi stimulus
yang paling kuat adalah peningkatan glukosa plasma
(hiperglikemia). Insulin terikat pada reseptor spesifik dalam
membran sel dan memulai sejumlah aksi, termasuk peningkatan
ambilan glukosa oleh hati, otot, dan jaringan adipose.
Glukosa merupakan stimulus paling kuat untuk pelepasan
insulin dari sel-sel β pulau Langerhans. Terdapat sekresi basal
yang kontinu dengan lonjakan pada waktu makan. Sel-sel β
memiliki kanal K + yang diatur oleh adenosin trifosfat (ATP)
intraselular. Saat glukosa darah meningkat, lebih banyak glukosa
memasuki sel β dan metabolismenya menyebabkan peningkatan
ATP intraselular yang menutup kanal ATP. Depolarisasi sel
Depolarisasi sel β yang diakibatkannya mengawali influks ion Ca
2+ melalui kanal Ca2+ yang sensitif tegangan dan ini memicu
pelepasan insulin (Katzung, 2018).
Reseptor insulin adalah glikoprotein pembentuk
membran yang terdiri dari dua subunit α dan dua subunit β yang
terikat secara kovalen oleh ikatan disulfida. Setelah insulin
terikat pada subunit α, kompleks insulin-reseptor memasuki sel,
dimana insulin dihancurkan oleh enzim lisosom. Internalisasi
dari kompleks insulin-reseptor mendasari down-regulation
reseptor yang dihasilkan olh kadar insulin tinggi (misalnya pada
pasien obes). Ikatan insulin pada reseptor mengaktivasi aktivitas
tirosin kinase subunit β dan memulai suatu rantai kompleks
reaksi-reaksi yang menyebabkan efek insulin (Neal, 2016).
Perawatan diabetes mellitus diambil dari empat faktor
fundamental: pengajaran pasien tentang penyakit; latihan fisik;
diet dan agen-agen hipoglikemia. Agen-agen yang baru
digunakan sebagai kontrol diabetes mellitus adalah obat-obat dari
golongan sulfonilurea, biguanida, turunan thiazolidinedione, dan
insulin (diberikan secara injeksi). Meskipun obat-obat ini telah
digunakan secara intensif karena efek yang baik dalam kontrol
hiperglikemia, agen-agen ini tidak dapat memenuhi kontrol yang
baik pada diabetes mellitus, tidak dapat menekan komplikasi akut
maupun kronis (Galacia et.al, 2017).
III. Alat dan Bahan
Hewan percobaan :
Mencit, BB 20-30 g
3.1 Alat :
1. Spuit dengan oral sonde
2. Glucotest
3. Restrainer mencit

3.2 Bahan :
1. Glukosa monohidrat 10%
2. CMC-Na 0,5%
3. Glibenklamid 5 mg
4. Metformin 500 mg
5. Strip test

IV. Prosedur Kerja


 Puasakan mencit selama 12-16 jam, tetapi tetap diberikan air
minum
 Kemudian berat badan ditimbang dan dicatat
 Selanjutnya mencit dibagi 4 kelompok, masing masing 3 ekor
mencit yaitu :
1.Kelompok control positif (CMC Na 0,5% dosis 1% BB
+glukosa 10%)
2.Kelompok uji, diberikan (Glibenklamid 5 mg/70Kbb
mg/kgBB +Glukosa 10%)
3.Kelompok uji, diberikan (metformin 500 mg/70 kgBB +
Glukosa 10%)
4.Kelompok control negative, (CMC Na 0,5 % dosis 1%)
 Hitung dosis dan volume pemberian obat dengan tepat untuk
masing- masing mencit
 Berikan larutan glukosa 3 g/kgbb per oral (10%)
 Berikan larutan obat sesuai kelompok masing-masing diata pada
menit ke-10 setelah pemberian glukosa
 Diukur kadar gula dara mencit pada menit ke-60 dengan cara
diambil darahnya melalui pembuluh darah yang ada divena ekor
dengan cara dipotong ekor mencit tersebut 0,5 cm dari ujung
ekor dengan menggunakan gunting yang telah diusap dengan
alcohol 70%
 Darah yang keluar iteteskan pada strip glukometer yang
terpasang pada alat.
 Kadar glukosa darah yang muncul pada alat kemudian dicatat
sebagai kadar glukosa puasa.
 Masukkan data kadar glukosa darah antara kelompok kedalam
table banding dengan kelompok control positif

V. Hasil dan pembahasan


5.1 Hasil
Kelompok Hewan Uji Glukosa % penurunan % penurunan
Mencit BB (g) setelah 45 dibandingkan dibandingkan
menit dengan dengan
kontrol (+) kontrol (-)
1 1 26 181 mg/dl
2 24 123 mg/dl
3 23 132 mg/dl
4 25 181 mg/dl
2 1 30 165 mg/dl 9,69% -20 %
2 23 160 mg/dl -24,37 % 13,125 %
3 1 25 163 mg/dl 9,94 % -23,48 %
2 26 136 mg/dl -10,56 % 24,86 %
4 1 27 137 mg/dl 105,30 % 15,33 %
2 29 154 mg/dl 7,776 % 95,91 %

Menghitung dosis obat Na CMC

 Mencit 1 = 1/100 x 26
= 0,26
 Mencit 2 = 1/100 x 24
= 0,24
 Mencit 3 = 1/100 x 23
= 0,23
 Mencit 4 = 1/100 x 25
= 0,25
Menghitung Va0 glukosa
1. Mencit 1 = 3 gr/1000gr x 26
= 0,078
Va0 = 0,078/10gr x 100 ml
= 0,78 ml

2. Mencit 2 = 3 gr/1000gr x 24
= 0,072
Va0 = 0,072/10gr x 100 ml
= 0,72 ml

3. Mencit 3 = 3gr/1000gr x 23
=0,069
Va0 = 0,069/10gr x 100 ml
= 0,69 ml

4. Mencit 4 = 3 gr/1000gr x 25
= 0,075
Va0 = 0,075/10gr x 100 ml
= 0,75

5.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul antidiabetes yang
bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antidiabetes dalam obat.
Diabetes adalah Sejumlah penyakit yang mengakibatkan terlalu
banyak kadar gula dalam darah (glukosa darah tinggi). Diabetes
dapat digolongkan sebagai berikut , yaitu:
1. Diabetes melitus tipe 2
Suatu kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh
memproses gula darah (glukosa).
2. Diabetes tipe 1
Suatu kondisi kronis saat pankreas memproduksi insulin
sedikit atau tidak sama sekali.
3. Pradiabetes
Suatu kondisi ketika gula darah tinggi, tetapi tidak cukup
tinggi untuk masuk dalam kategori diabetes tipe 2.
Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh,
sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke
dalam sel, sehingga glukosa menumpuk dalam darah.
Pada diabetes tipe 1, gangguan ini disebabkan sistem
kekebalan tubuh yang biasanya menyerang virus atau bakteri
berbahaya lainnya, malah menyerang dan menghancurkan sel
penghasil insulin. Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak
dapat memproduksi insulin sehingga gula yang seharusnya diubah
menjadi energi oleh insulin menyebabkan terjadinya penumpukan
gula dalam darah.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh bisa menghasilkan
insulin secara normal, tetapi insulin tidak digunakan secara
normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi insulin.
Tes yang umum dilakukan untuk menegakkan diagnosis
diabetes melitus, di antaranya:
-Tes gula darah sewaktu: tes gula darah yang bisa dilakukan kapan
saja.
-Tes gula darah puasa: tes gula darah yang dilakukan setelah
berpuasa selama kurang lebih 8 jam.
-Tes gula darah oral: Anda perlu berpuasa semalaman sebelum
melakukan tes ini, selanjutnya tes dilakukan 2 jam setelah Anda
makan pertama. Kadar gula yang tetap tinggi setelah makan
menunjukkan Anda memiliki diabetes.
-Tes glikohemoglobin atau HbA1C: tes HbA1C yang dilakukan
untuk mengetahui rata-rata nilai gula darah selama beberapa bulan
terakhir. Tes ini biasanya akan dilakukan secara rutin beberapa kali
dalam setahun setelah dinyatakan.
Saat praktikum dilakukan adapun bahan dan alat yang di
sediakan kami menggunakan 4 mencit untuk mengetahui anktivitas
diabetes pada mencit. Untuk praktikum antidiabetes praktikan
disediakan obat antidiabetes berupa na CMC , glibenklamid,
Metformin.
Alat yang di gunakan adalah glukometer yang terdiri dari alat
glukometer dan strip glukosa glukometer. Alat ini akan otomatis
hidup ketika glucose tes strip dimasukkan dan akan mati setelah
glucose tes strip dicabut.
Penggunaan glukometer dengan cara strip dimasukkan kedalam
alat glukometer sehingga glukometer akan hidup otomatis dan
kemudian cocokan kode nomor yang muncul pada layar dengan
yang ada pada vial check glucose tes strip.
Tes strip yang dimasukkan pada glucometer pada bagian layar
yang tertera angka yang harus sesuai dengan kode vial , lalu pada
layar monitor glukometer muncul tanda siap untuk diteteskan darah
maka sentuhkan tetesan darah yang keluar langsung dari pembuluh
darah ke strip dan tarik sendirinya . Ketika wadah terisi penuh oleh
darah alat mulai mengukur kadar glukosa darah dan hasil
pengukuran diperoleh selama 10-15 detik.
Pada pengujian antidiabetes, dilakukan pada mencit , dibuat
mengidap diabetes dengan menginduksi glukosa dengan dosis yang
ditentukan sesuai berat badan Masing-masing mencit.
Langkah awal , mencit dipuasakan 12-16 jam dari makanan
hanya minuman, lalu berat badan mencit ditimbang, hitung dosis
dan volume untuk penginduksi glukosa dan obat glibenklamid
yang akan di sondekan dan langkah awal induksi mencit dengan
glukosa 10% ,Lalu tunggu 10 menit . Setelah 10 menit berikan atau
sondekan secara oral obat antidiabetes yaitu glibenklamid 5 mg /70
kgbb. Tunggu 45- 60 menit , lalu ukur gula darah mencit dengan
alat GCU dengan cara memotong 0.5 cm ekor mencit di ujungnya
untuk mendapatkan darah dari mencit lalu setelah darah keluar di
teteskan ke strip glukometer yang terpasang pada alat dan
perhatikan kadar glukosa dan catat . Masukkan data kadar glukosa
darah antar kelompok dan bandingkan .
Dalam keadaan normal, kadar gula darah puasa orang dewasa
adalah kurang dari 100 mg/dl. Pada prediabetes, kadar gula darah
puasa mengalami kenaikan dan bisa mencapai 100–125 mg/dl. Jika
kadar gula darah puasa sudah lebih dari 125 mg/dl, maka seseorang
sudah dikatakan mengidap penyakit diabetes.
VI. Kesimpulan dan saran
6.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini yang berjudul anti kolesterol yang
bertujuan membandingkan masuk farmakologi anti kolesterol
dan mempraktekkan uji antihiperkolesterol pada hewan
Langkah awal ,berat badan mencit ditimbang, hitung dosis
dan volume. Selalu siapkan kuning telur puyuh diambil sebesar
0,3 ml dengan SYringge spuit 1 CC. Dan dipasang jarum Cannul
kemudian menjadi sandi dengan kuning telur puyuh. Dan tunggu
selama 15 menit lalu mencet diberikan CMC na 0,1%. Kemudian
ambil sampel darah mencit dengan memotong ujung ekor mencit
dan kumpulkan pada darah kemudian diukur kolesterol pada
menit ke-60 dengan cara diambil darah melalui pembuluh darah
yang ada di Vena ekor dengan cara difoto ekor mencit tersebut
kurang lebih 0,5 cm. Darah yang keluar diteteskan pada strip
GCU yang terpasang pada alat.

6.2 Saran
1. Praktikan harus berhati-hati dalam praktikum berlangsung
2. Praktikan tidak boleh ribut ketika praktikum berlangsung
3. Praktikan harus tenang apabila memengang hewan uji
DAFTAR PUSTAKA

Galicia, E.H., Contreras, A.A., Santamaria, L.A., Miranda, A.A.C., Vega,


L.M.G., Saenz, J.L.F., and Alarcon, F.J., (2017) Studies on
Hypoglycemic Activity of Mexican Medical Plants, Proc. West.
Pharmacol. Soc. 45: 118–124
Katzung, B.G., (2018) Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi III, 693-694,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Neal, M.J. (2016) At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Jakarta :
Penerbit Erlangga. pp. 85.
PERKENI, (2017) Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
di Indonesia, PERKENI, Jakarta.
LAMPIRAN

Lakukan penimbangan pada masing-masing mencit

Mencit 1 dan 2 di sonde dengan air gula + PTU 0.01%


Sedangkan mencit 3 dan 4 tidak. Kemudian tunggu hinggan 15 menit
lalu mencit diberikan sediaan obat Na CMC lalu tunggu hingga 60
menit
Ukur kadar Diabetes mencit setelah 60 memit, dengan cara
diambil darahnya dengan memotong ujung ekor mencit kemudian
diletakkan pada strip GCU

Darah yang keluar kemudian diteteskan di atas strip GCU Lalu


catat kadar Diabetes total darah yang muncul pada alat

Anda mungkin juga menyukai