Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

URGENSI ETIKA MEDIS DALAM PENANGANAN MENCIT


PADA PENELITIAN FARMAKOLOGI

Filu Marwati Santoso Putri


Prodi DIII Farmasi STIKes Madani Yogyakarta
Email: Putri.salwaa7@gmail.com

INTISARI

Penggunaan hewan uji coba seringkali menimbulkan kontroversi. Terkadang para peneliti menggampangkan
bahwa yang digunakan hanyalah hewan. Namun inilah yang sering dilupakan, hewan juga punya hak untuk tidak
merasa sakit, dan terbebas dari penyiksaan. Pemandangan lain yang sering terlihat adalah terjadinya salah saluran pada
saat memasukkan obat yang seharusnya masuk ke lambung tetapi salah jalur ke paru-paru dan menyebabkan mencit
lemas dan mati perlahan. Keadaan serupa juga ditemukan pada saat mematikan mencit, keadaan ideal yang seharusnya
adalah tidak menimbulkan rasa sakit yang berkepanjangan dan menjahui organ-organ sensitif seperti hati dan kandung
kemih tetapi peneliti seringkali menganggap perilaku ini hal yang biasa dan cenderung terburu-buru karena keterbiasaan
mereka di dunia laboratorium bersama mencit sehingga tidak ada lagi etika dalam penanganan hewan tersebut. Dalam
rangka menciptakan sebuah perlakuan yang ideal pada hewan coba maka seorang peneliti perlu memperhatikan etika
pembedahan sesuai dengan pedoman etik penelitian kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui urgensi
etika medis dalam pembedahan mencit pada penelitian farmakologi serta menggambarkan model pelaksanaan
pembedahan mencit pada penelitian farmakologi sesuai dengan etika medis.
Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris dengan pendekatan deskriptif dan preskriptif.
penelitian dilakukan di laboratorium farmakologi STIKes Madani Yogyakarta yang kemudian dianalisis secara
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran kode etik penanganan mencit sebagai hewan coba di
laboratorium farmakologi STIKes Madani terjadi pada tiga tahap yaitu pra perlakuan, perlakuan dan pasca perlakuan.
Model yang disajikan untuk mencegah pelanggaran kode etik tersebut dengan menerapkan mencit pada kondisi bebas
dari ketidaknyamanan, ketidaksenangan, kesusahan, rasa nyeri dan kematian.

Kata Kunci : Etika medis, pembedahan mencit, penelitian farmakologi

ABSTRACT
The use of trial animals often causes controversy. Sometimes the researchers assume that only animals are used.
But this is often forgotten, animals also have the right not to feel sick, and free from torture. Another view that is often
seen is the occurrence of a wrong channel when entering drugs that should enter the stomach but wrong pathway to the
lungs and cause mice to weaken and die slowly. Similar conditions are also found when turning off mice, the ideal
condition that should be is not causing prolonged pain and knowing sensitive organs such as the liver and bladder but
researchers often regard this behavior as normal and tend to be rushed due to their habit in the world laboratory with
mice so there is no more ethics in handling these animals. In order to create an ideal treatment for experimental animals,
a researcher needs to pay attention to the ethics of surgery in accordance with the ethical guidelines of health research.
The purpose of this study is to find out the urgency of medical ethics in mice surgery in pharmacological studies.
medical.
The research method used is empirical juridical with a descriptive and prescriptive approach. the study was
conducted in the pharmacology laboratory of Madani STIKes Yogyakarta which was then analyzed qualitatively. The
results showed that violations of the code of ethics in handling mice as experimental animals in the pharmacology
laboratory of Madani STIKes occurred in three stages, namely pre-treatment, treatment and post-treatment. The model
presented to prevent violations of the code of ethics by applying mice to conditions free of discomfort, displeasure,
distress, pain and death.

Keywords: Medical ethics, mice surgery, pharmacological research

Ilmu dalam setiap perkembangan dan pencapaian kebenaran dalam mengungkap


kemajuannya dihadapkan pada tuntutan realitas melalui riset ilmiah. Dalam kegiatan
pertanggungjawaban secara rasional dalam ilmiah, riset dilakukan sebagai upaya
mengungkap kebenaran ilmu. Salah satu pengumpulan data bagi perkembangan ilmu,
produk dalam kemajuan ilmu adalah serta untuk perencanaan kegiatan keilmuwan

51
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

yang berorientasi menyejahterakan kehidupan dunia laboratorium bersama mencit sehingga


manusia. Hal ini berarti bahwa, riset tidak ada lagi etika dalam penanganan hewan
merupakan suatu proses pengumpulan tersebut.
informasi dengan menggunakan metode Dalam rangka menciptakan sebuah
ilmiah yang tujuannya untuk meningkatkan, perlakuan yang ideal pada hewan coba maka
mengembangkan dan memecahkan persoalan seorang peneliti perlu memperhatikan etika
dalam perkembangan ilmu pengetahuan pembedahan sesuai dengan pedoman etik
seperti halnya riset ilmiah dalam bidang penelitian kesehatan. Pedoman etik penelitian
medis. kesehatan khusus penggunaan hewan
Sejauh ini hewan coba yang banyak percobaan tertuang dalam UU No. 36 tahun
digunakan dalam sebuah penelitian medis 2009 tentang Kesehatan pasal 44 ayat 4 yang
adalah rodensia atau hewan pengerat, dengan berbunyi :
kisaran prosesntase mencapai 69%. Alasan “Penelitian terhadap hewan harus
penggunaan rodensia adalah karena hanya dijamin untuk melindungi kelestarian
yang relatif murah, mudah ditangai, hewan tersebut serta mencegah dampak buruk
mempunyai rentang hidup yang singkat dan yang tidak langsung bagi kesehatan manusia.”
mudah beradaptasi pada kondisi sekitarnya Sebuah kajian pentingnya etika medis
serta tingkat reproduksi yang cepat sehingga dalam pembedahan mencit khususnya pada
memungkinkan untuk penelitian proses penelitian farmasi khususnya farmakologi
biologis pada semua tahap siklus hidup. diperlukan dalam rangka melindungi hak
Pada penggunaan hewan coba azazi hewan itu sendiri dan penerapan prinsip
khususnya mencit, ada berbagai hal yang 3 R (Replacement/ pemanfaat maksimal,
harus diperhatikan para peneliti. Terkadang reducement / pengurangan pemanfaatan
para peneliti menggampangkan bahwa yang berlebihan dan refinement/ ketidaknyamanan)
digunakan hanyalah hewan. Namun inilah pada hewan uji khususnya mencit. Dengan
yang sering dilupakan, hewan juga punya hak adanya kajian tentang pentingnya etika medis
untuk tidak merasa sakit, dan terbebas dari dalam pembedahan mencit maka akan
penyiksaan. Sehingga jika harus terwujud suatu panduan etika dalam
menggunakan hewan coba, gunakan penanganan hewan coba (mencit) pada
seminimal mungkin untuk hasil yang penelitian farmasi klinis sesuai dengan dasar
maksimal. Selain itu kita juga tidak boleh hukum yang berlaku.
menyiksa terlalu lama (Bambang, 2009). Tujuan dilakukannya penelitian ini
Pemandangan lain yang sering terlihat adalah adalah untuk mengetahui urgensi etika medis
terjadinya salah saluran pada saat dalam pembedahan mencit pada penelitian
memasukkan obat yang seharusnya masuk ke farmakologi dan menggambarkan model
lambung tetapi salah jalur ke paru-paru dan pelaksanaan pembedahan mencit pada
menyebabkan mencit lemas dan mati penelitian farmakologi sesuai dengan etika
perlahan. Keadaan serupa juga ditemukan medis.
pada saat mematikan mencit, keadaan ideal
yang seharusnya adalah tidak menimbulkan METODE
rasa sakit yang berkepanjangan dan menjahui Secara spesifikasi penelitian ini
organ-organ sensitif seperti hati dan kandung termasuk dalam jajaran penelitian yuridis
kemih tetapi peneliti seringkali menganggap empiris yaitu suatu penelitian yang
perilaku ini hal yang biasa dan cenderung menganalisis permasalahan dengan cara
terburu-buru karena keterbiasaan mereka di memadukan bahan-bahan hukum (yang

52
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

merupakan data sekunder) dengan data primer Rustiawan, A (1990) menguraikan


yang diperoleh di lapangan yaitu tentang beberapa alasan mengapa hewan percobaan
pembedahan mencit pada penelitian tetap diperlukan dalam penelitian khususnya
farmakologi. di bidang kesehatan, pangan dan gizi.
Dalam penelitian ini digunakan teknik Penelitian yang memanfaatkan hewan coba,
analisis kualitatif. Analisis secara kualitatif harus menggunakan hewan percobaan yang
adalah analisis data yang tidak bisa sehat dan berkualitas sesuai dengan materi
dikategorikan secara statistik. Dalam analisis penelitian. Hewan tersebut dikembangbiakkan
kualitatif ini, maka penginterpretasian dan dipelihara secara khusus dalam
terhadap apa yang ditemukan dan lingkungan yang diawasi dan dikontrol
pengambilan kesimpulan akhir menggunakan dengan ketat. Berbagai hewan kecil memiliki
logika atau penalaran sistematis. Model karakteristik tertentu yang relatif serupa
analisis kualitatif digunakan model analisis dengan manusia, sementara hewan lainnya
interaktif, yaitu model analisis yang mempunyai kesamaan dengan aspek fisiologis
memerlukan tiga komponen berupa reduksi metabolis manusia. Tikus putih atau mencit
data, sajian data, serta penarikan sering digunakan dalam sebuah penelitian
kesimpulan/verifikasi dengan menggunakan farmakologi, dalam kaitan menguji aktivitas
proses siklus. Dalam menggunakan analisis suatu zat pada penyakit. Penggunaan mencit
kualitatif, maka penginterpretasian terhadap sebagai salah satu hewan percobaan yang
apa yang ditentukan dan pengambilan populer pada penelitian farmakologi tidak
kesimpulan akhir digunakan logika atau tanpa alasan, beberapa penyebab yang
penalaran sistematik. menjadikan mencit sebagai hewan coba
Bahan empiris dalam penelitian ini favorit dalam penelitian farmakologi adalah:
dikumpulkan dengan melakukan pengamatan a. Hewan dengan tingkat reproduksi tinggi
secara langsung pada proses pembedahan Jangka waktu hidup mencit hanyalah berkisar
mencit dalam penelitian yang dilakukan antara 2-3 tahun, sehingga hewan ini bisa
mahasiswa farmasi STIKes Madani dikategorikan kedalam hewan pengerat
Yogyakarta, dimana hasilnya akan dianalisis dengan siklus hidup pendek. Dengan siklus
secara kualitatif kemudian dituangkan dalam hidup yang pendek dan tingkat reproduksi
bentuk deskripsi yang menggambarkan yang tinggi maka bisa dipastikan bahwa
tentang pelaksanaan pembedahan mencit pada mencit tidak akan terancam punah. Keadaan
penelitian farmakologi. Permasalahan tersebut ini yang menyebabkan bahwa tidak ada
nantinya akan dihubungan secara yuridis perlindungan khusus bagi mencit ketika
dengan perundangan yang berlaku serta digunakan sebagai hewan coba.
sejauh mana pengingkaran/ ketidaksesuaian b. Mencit mudah beradaptasi
antara kenyataan proses pembedahan dengan Selain petimbangan siklus hidup yang pendek
perundangan tersebut. Selanjutnya dari disertai tingkat reproduksi yang tinggi, mencit
permasalahan tersebut akan disajikan suatu mudah beradaptasi di lingkungan yang baru.
model pembedahan mencit yang ideal sesuai Keadaan ini akan meminimalisasi mencit stres
dengan etika medis yang berpedoman pada dan mempengaruhi kesehatan mencit sebelum
peratuan perundangan yang berlaku. digunakan sebagai hewan percobaan. Bentuk
mencit yang kecil juga memudahkan peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam melakukan perlakuan pada proses
Urgensi Etika Medis Dalam Pembedahan penelitian.
Mencit Pada Penelitian Farmakologi

53
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

c. Harga mencit murah ke dalam tubuh mencit sebagai bahan uji


Ketika dibandingkan dengan beberapa coba. Struktur gen yang mirip dengan
hewan coba lainnya, mencit termasuk manusia juga membantu hasil penelitian
dalam golongan hewan coba yang murah yang menggunakan menit sebagai hewan
dan mudah didapatkan. Murahnya harga coba lebih akurat
hewan coba secara tidak langsung akan Dalam pelaksanaan sebuah
mempengaruhi biaya penelitian. Selain penelitian farmakologi dengan
itu, mencit juga bisa dibeli dengan mudah menggunakan hewan coba khususnya
dalam jumlah yang banyak. mencit seringkali peneliti tidak
d. Struktur tubuh mencit yang mudah mengindahkan nilai-nilai etika, dengan
dipahami asumsi bahwa yang digunakan adalah
Masalah fisiologi seringkali menjadi seekor hewan yang tidak bisa
pertimbangan tersendiri seorang peneliti mengungkapkan perasaannya. Prinsip dan
dalam menentukan jenis hewan coba, perilaku seperti inilah yang
karena kemudahan pemahanan struktur mengakibatkan penderitaan mencit
tubuh/ fisiologi akan mempengaruhi sebagai salah satu hewan coba yang
kecepatan, ketepatan dan keberhasilan favorit di penelitian farmakologi.
penelitian. Perubahan pada struktur Beberapa penyiksaan/ pelanggaran kode
anatomi, fisiologi, dan genetika pada etik yang secara lagsung maupun tidak
mencit saat proses penelitian lebih mudah langsung dilakukan peneliti pada mencit
dipahami oleh para peneliti. Disamping dalam penelitian di Laboratorium
itu, penyebab dari perubahannya juga Farmakologi STIKes Madani Yogyakarta
mudah untuk dianalsisis. Hal tersebut terbagi dalam 3 (tiga) tahap berikut :
menjadi peneybab hampir 95% Tabel 1
laboratorium farmakologi menggunakan Pelanggaran Kode Etik Mencit
mencit dalam penelitiannya. Berdasarkan Tahapan Interaksi Penelitian
e. Karakteristik mencit mirip dengan
manusia No Tahap Jenis Pelanggaran
Dasar penggunaan hewan coba sebagai Kode Etik
sebuah alasan penelitian farmakologi 1. Pra Perlakuan Ketidaknyamanan,
adalah untuk menguji keamanan atau kematian
kasiat sebuah zat sebelum diberikan ke 2. Perlakuan Ketidaksenangan,
manusia. Fakta tersebut harus disertai kesusahan, rasa nyeri,
dengan penggunaan hewan coba yang kematian
mempunyai struktur mirip manusia 3. Pasca Rasa nyeri, kematian
karena tujuan utama penggunaannya Perlakuan
adalah manusia. Beberapa kajian tentang
penyakit yang menyerang manusia misal Secara terperinci, uraian dari tahap pertahap
diabetes, obesitas, kanker, diare, gastritis, sebagaiamana tabel diatas adalah :
penyakit jantung maupun beberapa 1. Tahap pra perlakuan
penyakit lainnya menggunakan mencit Sebelum dilakukan penelitian, mencit
dalam penelitiannya. Hal ini dikarenakan harus sudah disiapkan 1-2 minggu dalam
karakter biologis dan tingkah laku mencit proses karantina untuk melatih mencit
yang mirip dengan manusia. Bahkan beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam
penyakit manusia juga bisa dimasukkan proses karantina, diperlukan pemeliharaan

54
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

yang memadai dari segi pagan, lingkungan d. Gizi/ nutrisi selama pemeliharaan
maupun kandang. Sebagaimana hasil sebelum digunakan untuk penelitian
observasi peneliti di kandang karantina kurang memadai. Mencit adalah hewan
mencit laboratorium farmakologi STIKes pengerat yang bisa disebut rakus, karena
Madani Yogyakarta masih terjadi kecenderungannya untuk sering makan
pelanggaran etika medis dalam secara berkala. Sejauh pengamatan
memperlakukan mencit yang menimbulkan peneliti, pada proses karantina mencit
ketidaknyamanan (inconvenience) berikut hanya diberi makan dua hari sekali
beberapa hal yang membuat mencit kurang sehingga mencit kurang asupan nutrisi
nyaman (tersiksa) : yang terlihat dari gerakan mencit
a. Kandang mencit dalam proses karantina melambat dan kurang aktif.
diletakkan satu ruangan dengan 2. Tahap perlakuan
pemisah sekat dinding terbuka dengan Merupakan proses inti dari penelitian
laboratorium farmakologi sehingga dengan menggunakan mencit. Pada
menyebabkan lingkungan sekitar tahap ini, pelanggaran etika penelitian
kandangan bising. Hal ini akan medis pada mencit sering terjadi dalam
mempengaruhi kenyamanan mencit dan kategori ketidaksenangan (discomfort),
cenderung menyebabkan stres bagi kesusahan (distress) dan rasa nyeri
mencit yang rentan terhadap lingkungan (pain). Berikut gambaran penyiksaan
bising. Faktor lain, pencahayaan juga mencit sebagai hewan coba pada
sangat mempengaruhi, tidak ada penelitian farmakologi di STIKes
pengaturan pencahayaan secara Madani Yogyakarta pada tahap
konsisten. Kandang karantina hanya perlakuan :
diletakkan di bilik dalam laboratorium a. Tempat perlakuan jadi satu dengan
farmakologi sehingga siklus cahaya mencit yang antri perlakuan. Kegusaran
yang diharapakan tidak ada. psikologi dan rasa ketakutan bisa
b. Saluran feses dan urine tidak dibuat dirasakan mencit lain yang masih
tampungan otomatis sehingga harus mengantri perlakuan akibat keadaan ini.
dibuang tiap hari. Fakta yang terlihat, Hal tersebut terlihat dengan perilaku
penampungan feses dan urine mencit yang tiba-tiba menjauh ke pojok
menumpuk sampai beberapa hari kandang dan menciptakan keributan.
sehingga menimbulkan bau yang b. Kesalahan injeksi peroral yang
menyengat, bahkan karena kondisi fisik seharusnya masuk ke saluran cerna
kandang yang kurang kondusif ada tetapi justru masuk ke paru-paru yang
beberapa mencit yang bergumal dengan menyebabkan mencit lemas dan mati
kotoran dan urinenya sendiri pada mendadak. Keadaan ini tanpa disadari
akhirnya mati. adalah sebuah perlakuan yang menyiksa
c. Rasio luas kandang dengan mencit mencit, walaupun dilakukan tanpa
kurang sesuai. Ketidaksesuaian rasio kesengajaan
terlihat dari padatnya kandang dan c. Dosis yang diberikan terlalu besar atau
mencit yang ada terlihat berdesak- ketidaksesuaian alat ukur dosis.
desakan tidak leluasa bergerak sehingga Sebagaimana manusia, hewan coba
menimbulkan rasa tidak nyaman bagi khususnya mencit pun juga mempunyai
mencit kadar dosis yang sudah ditentukan. Hal
yang akan terjadi ketika salah

55
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

memberikan dosis juga akan dapat dimanfaatkan oleh manusia patut


menimbulkan dampak yang sama dihormati, mendapat perlakuan yang
dengan yang terjadi pada manusia, bisa manusiawi, dipelihara dengan baik, dan
syock dengan rasa nyeri sampai dengan diusahakan agar bisa disesuaikan pola
mati mendadak. kehidupannya seperti di alam. Peneliti yang
d. Kesalahan memegang mencit akan memanfaatkan mencit dalam penelitian
Pada beberapa kasus menurut farmakologi harus mengkaji kelayakan dan
pengamatan peneliti, mencit dipegang alasan pemanfaatan hewan dengan
langsung pada badannya sehingga mempertimbangkan penderitaan yang akan
terkejut dan tidak sedikit yang langsung dialami oleh mencit dan manfaat yang akan
menggigit pemakai. Proses memegang diperoleh untuk manusia.
mencit juga harus diperhatikan supaya
tidak menimbulkan ketidaksenangan Model Penggunaan Mencit Sebagai Hewan
pada mencit. Coba Pada Penelitian Farmakologi Sesuai
3. Tahap pasca perlakuan Dengan Etika Medis
a. Mematikan mencit tanpa
menyembuhkan dulu. Sebagaimana Dalam rangka menciptakan sebuah
tujuan dari sebuah penelitian, perlakuan yang ideal pada hewan coba
perlakuan pada mencit dilakukan khususnya mencit maka seorang peneliti perlu
setelah mencit dibuat sakit. Perilaku memperhatikan etika pembedahan sesuai
yang sering tidak dilakukan oleh dengan pedoman etik penelitian kesehatan.
pemakai mencit sebelum dimatikan Pedoman etik penelitian kesehatan khusus
adalah tidak disembuhkan terlebih penggunaan hewan percobaan tertuang dalam
dahulu UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Mematikan mencit dengan rasa pasal 44 ayat 4 yang berbunyi :
nyeri. Dalam proses mematikan “Penelitian terhadap hewan harus
mencit setelah digunakan dalam dijamin untuk melindungi kelestarian
penelitian, pemakai seringkali tidak hewan tersebut serta mencegah dampak
mempertimbangkan unsur rasa nyeri buruk yang tidak langsung bagi kesehatan
karena beranggapan bahwa yang manusia.”
dihadapi hanyalah hewan yang tidak
bisa mengungkapkan rasa nyeri. Dalam pelaksanan penelitian, peneliti
Keadaan ini ditunjukkan dengan harus menyesuaikan dengan standar etika
mencit yang dimatikan tidak yang berlaku baik untuk penelitian sosial
langsung mati tetapi masih berespon maupun penelitian yang melibatkan hewan
kesakitan. coba sebagai obyeknya. Etika penelitian
kesehatan secara umum tercantum dalam
Sebagaimana uraian diatas tergambar World Medical Association, yaitu :
bahwa penggunaan mencit pada penelitian 1. Respect (menghormati hak dan martabat
akan mengalami penderitaan yang secara makhluk hidup, kebebasan memilih dan
umum berupa ketidaknyamanan, berkeinginan, serta bertanggung jawab
ketidaksenangan, kesusahan, rasa nyeri, dan terhadap dirinya, termasuk di dalamnya
terkadang berakhir dengan kematian. hewan coba khususnya mencit)
Berdasarkan hal tersebut, hewan yang Sebagaimana perlakuan kita kepada
dikorbankan dalam penelitian yang hasilnya manusia, mencit sebagai obyek penelitian

56
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

juga harus diperlakukan dengan penuh menggunakan hewan coba termasuk


kasih sayang. Pertimbangan sosial dan mencit didalamnya, juga harus diterapkan
peri kemanusiaan harus diterapkan juga prinsip 3 R dalam prosedur penelitian,
pada mencit untuk menghormati hak dan yaitu :
martabatnya sebagai makhluk ciptaan 1. Replacement yaitu keputusan untuk
Alloh yang sama juga dengan manusia. memanfaatkan hewan coba khususnya
2. Beneficiary (bermanfaat bagi manusia mencit sudah dipertimbangkan secara
dan makhluk lain, manfaat yang seksama sebagaimana pengalaman
didapatkan harus lebih besar terdahulu atau referensi terkait.
dibandingkan dengan risiko yang Penggunaan jenis hewan coba yang
diterima). Sebelum memutuskan ada dilakukan ketika sudah ada
menggunakan mencit sebagai hewan kepastian bahwa penelitian tidak bisa
coba sebuah penelitian, pemakai haruslah menggunakan makhluk hidup lain
benar-benar memastikan bahwa misalnya sel maupun biakan jaringan.
penelitian yang dilakukan tersebut akan Replacement tergolong menjadi dua
menghasilkan sebuah luaran yang bagian :
bermanfaat besar bagi kehidupan a. Relatif, yaitu sebuah keputusan
manusia. Pertimbangan lainnya, dampak/ untuk mengganti mencit dengan
bahya/ akibat yang tidak diinginkan dari memakai organ/jaringan hewan
sebuah penelitian menggunakan mencit dari rumah potong ataupun hewan
harus diminimalisir dan lebih sedikit dari ordo lebih rendah.
dibandingkan hasil yang akan di capai b. Absolut, yaitu mengganti mencit
ketika penelitian berhasil. dengan kultur sel, jaringan, atau
3. Justice (bersikap adil dalam program komputer untuk
memanfaatkan hewan percobaan). merekayasan jaringan.
Sebagaimana manusia, menjadikan 2. Reduction diartikan juga sebagai
mencit sebagai obyek penelitian juga prinsip efektif dan efisien, yaitu
harus menerapkan prinsip keadilan. memanfaatkan mencit sedikit mungkin
Keseimbangan perlakuan harus untuk mendapatkan hasil penelitian
dipertimbangkan sesuai dengan seoptimal mungkin.
kebutuhan penelitian. Kualitas alat, bahan 3. Refinement adalah menjunjung tinggi
dan instrumen sebaiknya dipastikan kesejahteraan mencit dengan
kembali untuk menghindari rasa yang memanusiawikan mencit selama
tidak nyaman bagi mencit akibat proses penelitian. Perlakuan yang
pemilihan alat, bahan dan instrumen yang harus dilakukan diantaranya
mempunyai harga lebih murah. menghormati hak mencit sebagai
hewan coba, memelihara mencit
Ilmuwan penelitian kesehatan yang dengan baik, tidak menyakiti mencit,
menggunakan model hewan menyepakati serta meminimalisasi perlakuan yang
bahwa hewan coba yang menderita dan menyakitkan sehingga menjamin
mati untuk kepentingan manusia perlu kesejahteraan mencit sampai akhir
dijamin kesejahteraannya dan penelitian. (Shaw. R, dkk, 2002)
diperlakukan secara manusiawi. (Komisi Setidaknya mencit harus bebas dari
Etika Penelitian RI, 2006). Sebuah rasa lapar dan haus, dengan
penelitian kesehatan dengan memberikan akses makanan dan air

57
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

minum yang sesuai dengan jumlah a. Siklus cahaya, dimana pengaturan 12


yang memadai baik jumlah dan jam terang dan 12 jam gelap secara
komposisi nutrisi untuk kesehatannya. kontinue memberikan nuansa
kenyamanan tersendiri bagi mencit
Sebuah model pelaksanaan b. Suhu yang digunakan pada lingkungan
pembedahan mencit khususnya dalam kandang harus dijaga, tidak terlalu
penelitian farmakologi perlu di susun panas dan tidak terlalu dingin yang
untuk mengatasi permasalahan kurang lebih berkisar pada angka 27
0
pelanggaran kode etik pada mencit sebagai C.
hewan coba sebagaimana yang telah c. Menjaga kelembaban dengan
peneliti gambarkan pada sub bab membuat pengaturan siklus
sebelumnya. Secara terpadu, model pencahayaan sebagaimana poin (a).
pencegahan pelanggaran kode etik dari 3 d. Mencit adalah jenis hewan yang
(tiga) tahap interaksi pemakai terhadap terbiasa mengelompok, maka dalam
mencit adalah sebagai berikut : satu kandang harus disertai dengan
1. Tahap Pra Perlakuan beberapa mencit dengan luasan
Hal utama yang harus dilakukan dalam kandang yang sesuai.
pemeliharaan mencit pada tahap pra e. Nutrisi makanan dan minuman mencit
perlakuan adalah mencegah harus diberikan setiap hari teratur
ketidaknyamanan dan kematian mencit sesuai degan waktu/ jam pemberian
akibat ketidaknyamanan tersebut. f. Feses dan urine dibuat dengan sistem
Kondisi lingkungan, sanitasi kandang, otomatis kebawah, apabila kandang
luas kandang sampai dengan asupan yang disediakan belum bisa memadai
nutrisi pada mencit sangat fasilitas pembuangannya maka perlu
mempengaruhi kualitas kesehatan dilakukan pembuangan feses dan urine
mencit yang akan digunakan dalam mencit setiap hari selama proses
percobaan. Disitasi dari Insitute of pemeliharaan untuk menghindari
Laboratory Animal Resources kematian mencit akibat
Commission on Life Sciences (2010), ketidaknyamanan yang ditimbulkan
mencit diperbolehkan mengekspresikan dari feses dan urine yang menumpuk
tingkah laku alami dengan memberikan 2. Tahap Perlakuan
ruang dan fasilitas yang sesuai dengan Pada tahap ini seorang peneliti wajib
kehidupan biologi dan tingkah laku hati-hati dengan mencegah beberapa
spesies hewan percobaan. Hal tersebut faktor penyebab ketidaksenangan
dilakukan dengan memberikan sarana (discomfort), kesusahan (distress), rasa
untuk kontak sosial, termasuk kontak nyeri (pain) dan kematian (death) pada
sosial dengan peneliti, menempatkan mencit. Kompleksitas penyebab kasus
mencit dalam kandang secara, pelanggaran kode etik perlakuan
berpasangan atau berkelompok, mencit di laboratorium farmakologi
memberikan kesempatan dan STIKes Madani pada tahap ini,
kebebasan untuk berlari dan bermain. membuat peneliti harus memperhatikan
Lingkungan bersih yang sesuai dengan beberapa hal berikut dalam rangka
biologi mencit harus diciptakan demi memenuhi etika medis penelitian :
menjaga kenyamanan, faktor yang a. Memisahkan tempat perlakuan dengan
perlu diperhatikan adalah : mencit lain yang masih antri perlakuan.

58
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

Hal ini difungsikan untuk mencegah 2) Telunjukl dan ibu jari tangan kiri
mencit merasa susah (stress) dan trauma menjepit tengkuk mencit, ekornya tetap
sebelum dilakukan perlakuan pada dipegang dengan tangan kanan.
mencit tersebut. 3) Permukaan perut dihadapkan kedepan
b. Mencegah salah masuknya injeksi oral dengan membalikkan posisi tubuh
pada saluran yang tidak diinginkan pada mencit, ekor dijepitkan antara jari manis
perlakuan. Pemberian injeksi secara oral dan kelingking tangan kiri
pada mencit dilakukan dengan alat 3. Tahap Pasca Perlakuan
suntik yang dilengkapi jarum oral atau a. Menyembuhkan semua penyakit
sonde oral (berujung tumpul). Hal ini mencit yang diakibatkan selama
untuk meminimalisir terjadinya luka proses perlakuan sebelum
atau cedera ketika hewan uji akan mematikan mencit
diberikan sedian uji. Sonde oral ini b. Mematikan mencit terpisah dari
dimasukkan ke dalam mulut, kemudian antri mencit lainnya selepas
perlahan lahan diluncurkan melalui perlakuan. Proses mematikan
langit-langit ke arah belakang sampai mencit terbagi menjadi dua langkah
esophagus kemudian masuk ke dalam yaitu :
lambung. Sebaiknya sebelum 1) Secara kimia dengan menggunakan
memasukkan sonde oral, posisi kepala anastesi terlebih dahulu untuk
mencit adalah menengadah dan menghindari rasa nyeri yang
mulutnya terbuka sedikit, sehingga dirasakan mencit. Anastesi yang
sonde oral akan masuk secara lurus ke digunakan kloroform yang
dalam tubuh mencit. Cara pemberian diletakkan pada sebuah wadah
yang keliru, masuk ke dalam saluran tertutup bersama beberapa ekor
pernafasan atau paru-paru dapat mencit sehingga mencit tersebut
menyebabkan gangguan pernafasan dan bisa menghirup baunya.
kematian pada mencit. 2) Secara fisik, dilakukan setelah mencit
c. Penghitungan dosis harus benar-benar lemas akibat anestesi kimiawi. Cara
diperhatikan untuk menghindari fisik dilakukan dengan dislokasi leher.
kelebihan dan kekurangan dosis, yang Proses dislokasi dilakukan dengan cara
keduanya mempunyai efek yang kurang a) Ekor mencit dipegang dan
baik pada mencit hingga berujung pada kemudian ditempatkan pada
stress dan kematian. permukaan yang bisa dijangkaunya.
d. Memegang mencit dengan benar untuk b) Mencit akan meregangkan
menghindari gigitan, teriakan maupun badannya.
kondisi kesusahan pada mencit. Berikut c) Saat mencit meregangkan
tahapan memegang mencit yang benar : badannya, pada tengkuk
1) Peneliti memegang ekor mencit pada ditempatkan suatu penahan,
bagian ujung dengan mengunakan misalnya pensil atau batang logam
tangan kanan dan diletakkan pada yang dipegang dengan tangan kiri.
tempat datar yang tidak licin seperti ram Ekornya ditarik dengan tangan
kawat pada penutup kandang. Hal ini kanan dengan keras, sehingga
ditujukan untuk memberikan lehernya akan terdislokasi dan
kesempatan mencit mencengkeram mencit akan mati.
kawat ketika di tarik..

59
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

SIMPULAN DAN SARAN 2. Dalam rangka pencegahan terjadinya


Simpulan pelanggaran kode etik dalam penanganan
1. Beberapa penyiksaan/ pelanggaran kode mencit, maka setiap peneliti yang
etik yang secara lagsung maupun tidak menggunakan mencit sebagai hewan coba
langsung dilakukan para peneliti pada sebaiknya membuat protokol penelitian
mencit dalam penelitian di Laboratorium yang berisi tentang seluruh perlakuan
Farmakologi STIKes Madani Yogyakarta peneliti terhadap mencit.
terjadi pada 3 tahap kegiatan yaitu pra
perlakuan, perlakuan dan pasca perlakuan. DAFTAR RUJUKAN
Jenis penyiksaan yang dilakukan meliputi Abd Haris. 2007. Pengantar Etika Islam.
ketidaknyaman (inconvenience), Sidoarjo: Al-Afkar
kesusahan (discomfort), kesusahan Adiyati, P. N. 2011. Ragam Jenis Ektoparasit
(distress), rasa nyeri (pain) dan kematian pada Hewan Coba Tikus Putih (Rattus
(death) norvegicus) Galur Sprague Dawley.
2. Model penanganan mencit sebagai hewan Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan
coba sesuai dengan etika medis dalam Institut Pertanian Bogor. Bogor
penelitian farmakologi dalam 3 (tiga) Bambang. 2009. Jangan Sepelekan Hewan
tahap berikut ini : Coba. http://www.unair.ac.id/jangan-
a. Tahap pra perlakuan sepelekan-hewan-coba-
1) Memperhatikan kondisi gurubesar_41.html. diakses pada tanggal
lingkungan (cahaya, suhu, 27 Maret 2018
kelembaban, kebisingan, sanitasi) Departemen Farmakologi dan Terapeutik
2) Memperhatikan asupan nutrisi dan Fakultas kedokteran Universitas
air Indonesia. 2009. Farmakologi dan
b. Tahap perlakuan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
1) Memperhatikan cara memegang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
mencit 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
2) Memperhatikan tata cara injeksi Jakarta : EGC
maupun memberikan dosis pada Ekawati, Zullies. Tanpa tahun. Farmakologi
perlakuan yang sesuai dengan Dasar. [serial online].
norma dan etika pada hewan coba. http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-
c. Tahap pasca perlakuan content/uploads/introduction-
1) Menyembuhkan penyakit mencit blackwhite.pdf. diakses pada tanggal 26
sebelum dimatikan Maret 2018
2) Memperhatikan anastesi dan tata Gunawan, Gan Sulistia. 2009. Farmakologi
cara mematikan mencit secara dan Terapi edisi 5. Jakarta: Departemen
fisik dengan benar sehingga tidak Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
menimbulkan penderitaan. Kedokteran Universitas Indonesia
Saran HB Sutopo. 1998. Pengantar Penelitian
1. Idealnya laboratorium farmakologi Kualitatif: Dasar-dasar Teori dan
STIKes Madani menyediakan SOP dalam Praktis. Surakarta: Pusat Penelitian
penanganan hewan coba, sehingga Surakarta.
kesejahteraan mencit sebagai hewan coba Inglis, J. K. 1980. Introduction to Laboratory
bisa terpenuhi Animal Science and Technology.

60
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

Pergamen Press. United States of


America.
Insitute of Laboratory Animal Resources
Commission on Life Sciences. 2010.
Guide for the care and use of laboratory
animals national academy of science
USA National Research Council.
Kee, Joyce L. et all. 1996. Farmakologi,
Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta
: EGC
Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. 2006.
Pedoman nasional etik penelitian
kesehatan suplemen II etik penggunaan
hewan percobaan Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia;
Pharmacy Care. 2016. Penanganan Hewan
Percobaan. http://www.mipa-
farmasi.com/2016/05/penanganan-
hewan-percobaan.html
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam
Terbitan (KDT). 2008. Kumpulan Kuliah
Farmakologi. Jakarta: EGC
Rustiawan A, Vanda J. 1990. Pengujian mutu
pangan secara biologis. Bogor: Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi
Institut Pertanian Bogor
Shaw R, Festing MFW, Peers I, Furlong L.
2002. The use of factorial designs to
optimize animal experiments and reduce
animal use. ILAR J.
Schmitz, Gery dkk. 2008. Farmakologi dan
Toksikologi. Jakarta: EGC
Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi
dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Universitas Sriwijaya. 2009. Kuliah
Farmakologi Edisi 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
World medical association. 2008. Declaration
of helsinki : recommendation guiding
physicians in biomedical research
involving human subject; 1964 Jun;
Helsinki, Finland. Amended by 59th
WMA, Seoul : General Assembly

61

Anda mungkin juga menyukai