Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori

a. Kapsul Lunak
Gelatin lunak (softgel atau lunak elastis) kapsul terdiri dari satu bagian cangkang lunak
tertutup rapat. Gelatin lunak kapsul dibuat dengan menambahkan plasticizer, yaitu gliserin atau
polyhydric alkohol (sorbitol) hingga gelatin. Bahan tambahan plasticizer memiliki fungsi dapat
meningkatkan elastisitas dan ketahanan gelatin. Gelatin lunak kapsul dibuat dalam berbagai
bentuk seperti tabung yang berbentuk bulat, elips, lonjong, dan khusus bentuk dengan atau tanpa
twist off. Kapsul gelatin lunak dapat mengandung cairan tidak berair, suspensi, bahan pucat, atau
kering bubuk. Peran kapsul gelatin lunak sangat penting untuk mengandung zat obat yang mudah
menguap atau obat bahan yang rentan terhadap kerusakan dikehadiran udara (Rabadiya and
Rabadiya, 2013).
b. Kurkumin

Kurkumin merupakan senyawa kurkuminoid yang merupakan pigmen warna kuning pada
rimpang temulawak dan kunyit. Senyawa ini termasuk golongan fenolik. Kelarutan kurkumin
sangat rendah dalam air dan eter, namun larut dalam pelarut organik seperti etanol dan asam
asetat glasial. Kurkumin stabil pada suasana asam, tidak stabil pada kondisi basa dan adanya
cahaya. Pada kondisi basa dengan pH diatas 7,45, 90% kurkumin terdegradasi membentuk
produk samping berupa trans-6- (4ˈ-hidroksi-3ˈ-metoksifenil) -2,4- diokso-5-heksenal
(mayoritas), vanilin, asam ferulat dan feruloil metan. Sementara dengan adanya cahaya, kurkumin
terdegradasi menjadi vanilin, asam vanilat, aldehid ferulat, asam ferulat dan 4-vinilguaiakol (Brat
dkk, 2008).
c. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan kromatografi planar, yang fase diamnya
berupa lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng
kaca, plat aluminium, atau plat plastik. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara
pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya
(Sastrohamidjojo, 1991). Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan
sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan
senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida-lipida dan hidrokarbon yang sukar
dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk
kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa
secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil. Kromatografi Lapis Tipis merupakan
salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya
partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran
eluen (Suryadarma, 2014). Oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak
sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda, sehingga hal inilah yang
menyebabkan pemisahan.
d. Densitometri
Densitometri merupakan metode penetapan kadar suatu senyawa pada lempeng
kromatografi menggunakan instrumen TLC-scanner. Pengukuran dilakukan dengan cara
mengukur serapan analit (cahaya yang diukur dapat berupa cahaya yang dipantulkan atau yang
diteruskan), pemadaman fluoresensi untuk lapisan yang mengandung bahan berfluoresensi analit
atau hasil reaksi analit (Gandjar dkk., 2007). Penetapan kadar dengan menggunakan kombinasi
KLT dan Densitometer (KLT Densitometri) cukup ekonomis karena menggunakan fase gerak
yang sedikit, waktu yang relative singkat dan dapat dilakukan penetapan kadar beberapa sampel
secara simultan. Apabila dibandingkan dengan KCKT maka metode KLT tidak ada batasan fase
gerak yang harus digunakan, sampel yang berupa suspensi atau keruh dapat langsung ditetapkan
kadarnya, lebih cepat dan ekonomis serta memungkinkan penetapan kadar secara simultan
(Yuangsoi dkk., 2008).

Daftar Pustaka
Brat, P., F. Tourniaire and M.J.A. Carlin., 2008. Stability and Analysis of Phenolic Pigments. Di dalam
Food Colorants. C. Socaciu (ed.). CRC Press. Boca Raton.
Rabadiya, B. and Rabadiya, P. (2013) ‘Review : Capsule Shell Material From Gelatin To Non Animal
Origin Material’, Pharmaceutical Research and BioScience, 2(3), pp. 42–71.
Sastrohamidjojo, Hardjono, Dr., 1991, Kromatografi, Penerbit Liberty, UGM, Yogyakarta.
Suryadarma, Mulya, dkk. 2004, Pengembangan Metode Analisis, Airlangga Press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai