FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
“KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS”
OLEH :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Bejana
atau chamber; Kertas saring; Lempeng KLT; Pipa kapiler, Pinset.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Asam
klorida 6 M; Aquadest; Aseton; Etil asetat; Eluen (aseton : etil asetat :
asam klorida = 9:9:2); Penampak bercak asam rubeanat (0,1%) dalam
etanol; Lpgam CoCl₂; Logam CuSO₄; Uap amonia.
3.3 Cara Kerja
Penyiapan Lempeng KLT
Ukur dan potong lempeng dengan ukuran 3 x 10 cm, tarik garis
dengan pensil tipis-tipis dibagian bawah lempeng dengan ukuran 1,5
cm dan tarik garis bagian atas ukuran 0,5 cm
Penyiapan eluen Aseton : etil asetat : asam klorida (pelarut)
Buat larutan eluen aseton : etil asetat : asam klorida 6 M dalam
perbandingan volume 9 : 9 : 2
Penyiapan reagen penampak bercak asam rubeanat dalam
etanol
Buat larutan 0,1% asam rubeanat dalam larutan etanol sebanyak
100 mL.
Penyiapan sampel
Timbang masing-masing sampel sebanyak 10 mg dan larutkan
dengan tepat dalam 10 mL air suling. (untuk menghasilkan larutan
yang masing-masing berisi 1 mg Co2+¿ ¿ danCu2+¿ ¿ dalam larutan 1 mL)
Pemisahan dengan KLT
4.1 Hasil
A. Pengumpulan data dan informasi
1. Warna pita ion Co2+ = Jingga
2+
2. Warna pita ion Cu = Hijau
2+
3. Nilai Rf ion Co = 0,6
2+
4. Nilai Rf ion Cu = 0,7
2. Perhitungan
a
a. Rumus : Rf¿ keterangan : a = jarak noda
s
s = jarak tempuh eluen
4.2 Pembahasan
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan kecepatan peramabatan komponen dalam
medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya
akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase
gerak.
Pemisahan KLT dikembangkan oleh ilmuan yang
bernama Ismailoff dan Schraiberpada tahun (1938). Tekniknya
menggunakan penyokong fase diam berupa lapisan tipis sepreti
lempeng kaca, aluminium atau plat inert.
Derajat retensi pada kromatografi lempeng biasanya
dinyatakan sebagai factor resensi, Rf:
Pada fase diam, jika dilihat mekanisme pemisahan, fase
diam dikelompokkan menjadi yaitu kromatogarfi serapan (Silika
gel, alumina, keiselguhr), kromatografi partisi (Selulosa, keiselguhr,
silika gel), kromatografi penukar ion (Penukar ion selulosa, resina
penukat ion), kromatografi gel (Sephadex, Biogel)
Pada fase gerak, pada proses serapan, yang terjadi jika
menggunakan silika gel, alumina dan fase diam lainnya, pemilihan
pelarut mengikuti aturan kromatografi kolom serapan.
Prosedur di sini mengikuti Ganshirt dan Malzachur dan
penyiapan lempeng sederahan menurut metode Less dan De
Muria. Noda ditampakkan dengan semprotan permanganat dalam
suasana asam, yang akan mengoksidasi senyawa sampel hingga
menghilangkan warna permanganate.
Pada percobaan kromatografi lapis tipis, zat penyerapan
merupakan lapisan tipis serbuk halus dilapiskan pada lempeng
kaca, logam atau plastik, tetapi umumnya digunakan lempeng
kaca. KLT dengan lapis tipis penukar ion dapat digunakan untuk
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
sampel, jarak yang ditempuh eluen adalah 8 cm, jarak noda yang
terdapat pada kedua sampel adalah 4,8 cm dan 5,6 cm. Nilai Rf – nya
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memahami teori dan prosedur kerja terlebih
dahulu, sebelum melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kimia. 2013. Kromatografi Lapis(an) Tipis (KLT) Bab III.
Yogyakarta: UGM
Sofia, Lenny. 2006. Isolasi dan Uji Bioaktifitas Kandungan Kimia Utama.
Sumatra Utara: USU
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI. Jakarta