Anda di halaman 1dari 15

BERIKAN AKSIMU

TAKLUKKAN DIRIMU SENDIRI BUKAN DUNIA

LAPORAN KARBOHIDRAT BIOKIMIA

October 01, 2015

LAPORAN KARBOHIDRAT BIOKIMIA

BY : RIKO IRWANTO CS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa ini
bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan hasil hidrolisisnya, yaitu
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida adalah rantai pendek unit monosakarida
yang terdiri dari 2 sampai 10 unit monosakarida yang digabung bersama-sama oleh ikatan kovalen dan
biasanya bersifat larut dalam air. Polisakarida adalah polimer monosakarida yang terdiri dari ratusan
atau ribuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-a-glikosida (a=alfa)

Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang berfunsi sebagai
pembangun struktur maupun yang berperan funsional dalam proses metabolisme. Berbagai uji telah
dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari
yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan jenis-
jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed, Benedict, Selliwanof
dan uji Iod.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai
sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa
makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan
karbon dioksida untuk menghasilkan energi

2 C6H12O6 ——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi

1.2 Tujuan

Ø Mengetahui ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan uji
Molish, Uji Biol, Uji Orsinol, dan Seliwanof.

Ø Menguji adanaya gugus aldehid atau sifat reduksi dapat dilakukan dengan uji Barfoed, Fuchsin,
Tollens, Fehling, dan Benedict.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan
keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah
ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis
enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk
dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus
aldehid disebut aldosa.Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa.
Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau
delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden, 1990).

Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. Selain itu, ia juga
disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat
mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap
karbohidrat adalah hidrat dari karbon.Penting bagi kita untuk lebih banyak mengetahui tentang
karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk
hidup lainnya (Anonim1,2011).

Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida,
karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida.
Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan
polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut
aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6,
tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh
ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa
pada sukrosa disakarida (Morrison,1983).

Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch adalah pengujian paling
umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi
asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan untuk
membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada ujung sisi) dan aldosa (enam
karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan 5
hydroxymethylfurfural,sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan
bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan
monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula
akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida
dengan disakarida yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida
untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton,1980).

Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan gula bebas, alkohol naphthol,
dan H2SO4. Pada uji benedict ion kupriCu2+ direduksi menjadi Cu2O dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat
menahan kestabilan Cu2+ selama reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam, larutan CuO.
Dalam uji Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu2O pada larutan asam lemah. Secara praktek, dapat
terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat pada larutan asam lemah daripada disakarida. Uji
Selliwanof reaksi spesifik warna untuk ketosa. Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi
fulfural lebih cepat dibanding aldosa. Lebih jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol menghasilkan
warna. Dengan konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan resolsinol menyediakan bukti bahwa
aldosa dan ketosa murni terdapat pada gula (Clark,1964).

Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa dan aldosa berbeda pada
penyusun keton atau aldehyd. Jika gula mengandung keton maka itu adalah ketosa, sedangkan jika
mengnadung adehid maka itu adalah aldosa. Tes ini berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebih
cepat terdehidrasi dibanding aldosa. Reaksi Selliwanoff adalah sebagai berikut Reagen yang digunakan
adalah resosinol dan asam hidrocloric (Anonim2,2011)

Kadar gula penyusun madu menurut SII selama ini ditentukan berdasarkan total gula pereduksi sehingga
belum bisa diketahui kadar masing- masing gula penyusun madu tersebut. Madu mengandung berbagai
jenis gula pereduksi yaitu glukosa, fruktosa, dan maltosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kadar glukosa dan fruktosa dengam metode KCKT terhadap dua jenis madu dari jenis bunga yang
berbeda. Kondisi operasional KCKT diatur pada suhu kolom 80ºC dan laju alir 1 mL/menit, menggunakan
kolom metacarb 87C dan eluen air deionisasi. Deteksi dilakukan dengan menggunakan detektor indeks
bias, dimana glukosa dan fruktosa dipisahkan pada waktu retensi masing-masing sekitar 6 dan 7 menit.
Prosedur tersebut digunakan untuk penentuan kadar glukosa dan fruktosa pada sampel madu yaitu
madu randu dan madu kelengkeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa pada madu
randu adalah sebesar 27,13 % dan pada madu kelengkeng sebesar 28,09 %. Kadar fruktosa pada madu
randu sebesar 40,99 % dan pada madu kelengkeng sebesar 40,03 %. Hal ini menunjukkan bahwa
masing-masing sampel yang diteliti memiliki kadar glukosa dan fruktosa yang sesuai dengan syarat mutu
madu nasional dimana kandungan gula pereduksi (glukosa dan frukosa) total adalah minimal 60%. Kadar
gula pereduksi total pada madu randu adalah sebesar 68,12 % sedangkan pada madu kelengkeng
sebesar 68,12% (Ratnayani,2008).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kosentrasi gelatin terhadap tekstur permen
jelly rumput laut dan mengetahui pengaruh perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa dan fruktosa)
terhadap mutu organoleptik, sifat fisik dan kimia permen jelly rumput laut (Eucheuma cottonii).
Perlakuan gelatin yang digunakan 5%, 7,5% ,10% dan control (0%) kemudian dilakukan uji organoleptik,
tekstur, warna dan penampakan produk keseluruhan. Sedangkan untuk perlakuan perbandingan
pemanis (sukrosa, glukosa dan fruktosa) dengan total pemanis 16% pada setiap perlakuan adalah
penambahan sukrosa (A1), penambahan sirup glukosa dan sukrosa (A2), penambahan HFS dan sirup
glukosa (A3), penambahan HFS dan sukrosa (A4), penambahan sirup glukosa, HFS dan sukrosa (A5). Hasil
yang didapat bahwa konsentrasi gelatin 0% pada permen jelly paling disukai oleh konsumen. Sedangkan
mutu permen jelly rumput laut yang tebaik dengan perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa, dan
fruktosa) terdapat pada perlakuan penambahan perbandingan pemanis sirup glukosa dan sukrosa yang
memiliki kandungan kadar air 19,165%, kadar abu 0,305%, kadar lemak 1,16%, karbohidrat 76,31%,
protein 2,625%, kadar serat kasar 3,806%, total gula 35,915%, pH 5,1 serta total kapang dan khamir
0,5x101 koloni/g (Waryat,2006).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar
gula dan vitamin C serta berapa hari penyimpanan sebaiknya dilakukan. Percobaan meliputi 4 perlakuan
dan 5 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah penyimpanan yaitu 0 hari ( kontrol ), 5 hari, 10 hari, dan
15 hari. Parameter yang diamati adalah kadar gula, kadar vitamin C dan susut berat buah. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila ada beda nyata dipaki uji lanjut Duncan pada
taraf significan 5 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahawa kadar gula buah Jeruk Siam pada
penyimapanan 5 dan 10 hari mengalami kenaikan dibanding kontrol. Pada penyimapanan 15 hari kadar
gula mulai menurun dibandingkan penyimpanan 5 dan 10 hari namun sama dengan kadar gula kontrol.
Kadar vitamin C pada penyimapanan 5 hari tidak mengalami perubahan dibandingkan kontrol namun
mulai terjadi penurunan pada penyimpanan 10 dan 15 hari (Helmiyesi, 2008).

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat

Bahan

Ø Tabung Reaksi

Ø Spot Plate.

Ø Water bath atau lampu bensin.


Ø Pipet tetes

Ø Neraca analitik

Ø Rak tabung reaksi

Ø Alat penangas air

Ø Penjepit

Ø Glukosa 1 %, Fruktosa 1%, Maltosa 1%, sukrosa 1 % , Xylosa 1 %, Pati 1 %, Laktosa 1 %,Kentang,
Larutan Tepung Beras, Tepung Ketan, Asam Sulfat Pekat.

Ø Larutan Alpha naftol 5 % dalam etanol (dibuat baru).

Ø Larutan Yodium (terdiri dari kristal yodium, kalium yodida, Aquades.

Ø Reagen Benedict: A {(17,5 gr Sodium citrat + 10 gr Sodium carbonat) dalam 80 ml air hangat )}. B.
{(17,5 gr CuSo4 dalam 20 ml H2o)}. Campurkan A dan B perlahan-lahan dan diaduk.

Ø Reagen Seli wanoft, Larutan Molish.

3.2 Cara Kerja

A. Uji molish

Ø 3 ml sampel + 2 tetes pereaksi molish → campur rata

Ø Ditambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung 3 ml asam sulfat pekat

Ø Jika sampel mengandung KH, akan membentuk cincin berwarna merah pada permukaan lapisan
bawah. Warna merah segera berubah menjadi ungu tua.

Ø Diamkan 2 menit + 5 ml air → endapan warna ungu

B. Uji KI (iodium)

Ø Pada papan uji diteteskan bahan yang akan diuji, ditambahkan dengan 1 tetes iodium encer dan
campurkan merata.

C. Uji benedict

Ø 5 ml reaksi benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Ø Kemudian ditambahkan 8 tetes larutan bahan yang diuji dicampur rata dan didihkan selama 5 menit
biarkan sampai dingin.

Ø Jika terdapat endapan → terdapat gula pereduksi, dan jika larutan jernih → uji negatif

D. Uji fehling

Ø Sebanyak 2 tetes (0,05 g) sampel + 2 sampai 3 ml fehling dipanaskan dengan penangas air 3 – 4 menit
amati endapan yang terjadi

Ø Jika terdapat pereduksi warna biru pereaksi fehling hilang, endapan merah atau kuning CU2O akan
terbentuk.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

A. Tabel 1. Hasil uji molisch beberapa jenis karbohidrat

No

Cara Kerja

Hasil Pengamatan

Tepung Terigu + Pereaksi Molish + 3 ml H2So4 + 5 ml air

Sama dengan sukrosa

Tepung Beras + Pereaksi Molish + 3 ml H2So4 + 5 ml air

Sukrosa
3

Tepung Maizena + Pereaksi Molish + 3 ml H2So4 + 5 ml air

Sukrosa

Amilum + Pereaksi Molish + 3 ml H2So4 + 5 ml air

Berwarna putih keruh & terdapat sedikit endapan

Sukrosa + Pereaksi Molish + 3 ml H2So4 + 5 ml air

Endapan Ungu

Maltosa + Pereaksi Molish + 3 ml H2So4 + 5 ml air

Terbentuk cincin berwarna merah setelah diencerkan terdapat warna ungu.

Glukosa + Pereaksi Molish + 3 ml H2So4 + 5 ml air

Endapan ungu sedikit.

Fruktosa + Pereaksi Molish + 3 ml H2So4 + 5 ml air

Masih ada cincin merah dan terdapat endapan ungu.

B. Tabel 3. Hasil Uji (Yodium)

No

Cara Kerja

Hasil Pengamatan

Tepung Terigu + KI + I2
Biru kehitaman

Tepung Beras + KI + I2

Biru kehitaman

Amilum + KI + I2

Biru kehitaman

Tepung Maizena + KI + I2

Biru kehitaman

Sukrosa + KI + I2

Biru → Kuning

Maltosa + KI + I2

Biru → Kuning

Glukosa + KI + I2

Biru → Kuning

Friktosa + KI + I2

Biru → Kuning

C. Uji Benedict

No
Bahan

Hasil Setelah Dipanaskan

Tepung Terigu

Tidak berubah, tetap berwarna biru

Tepung Beras

Tidak berubah, tetap berwarna biru

Glukosa

Larutan Hijau diatas larutan merah bata dibawah

Maizena

Tidak berubah tetap berwarna biru

Amilum

Tidak berubah tetap berwarna biru

Maltosa

Larutan hijau diatas, berah bata dibawah

Sukrosa

Larutan hijau diatas, berah bata dibawah

Fruktosa
Berwarna merah bata

D. Uji Fehling

No

Cara Kerja

Hasil Pengamatan

Larutan Glukosa + Fehling A + Fehling B

Warna Biru → Merah Bata

Larutan Fruktosa + Fehling A + Fehling B

Warna Biru → Orange

Larutan Sukrosa + Fehling A + Fehling B

Warna Biru → Coklat dan terdapat endapan orange

Tepung Maizena + Fehling A + Fehling B

Warna Biru → Hijau pekat & terdapat endapan

Tepung Terigu + Fehling A + Fehling B

Warna Biru → Biru pekat dan terdapat 2 lapisan endapan berwarna putih dan ungu

Larutan Maltosa+ Fehling A + Fehling B

Warna Biru → Coklat

7
Larutan Amilum+ Fehling A + Fehling B

Warna Biru → Biru kehijauan

Tepung Beras+ Fehling A + Fehling B

Warna Biru → Biru muda dan terdapat endapan ungu

4.2 Hasil Pembahasan

Pada uji molisch, hasil uji menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji adalah karbohidrat. Pereaksi
molisch membentuk cincin yaitu pada larutan fruktosa, maltose. Pada maltosa terbentuk cincin
berwarna merah, tapi setelah diencerkan warnanya berubah menjadi warna ungu. Sedangkan pada
fruktosa terdapat cincin merah dan terdapat endapan berwarna u ngu. Hal ini sesuai dengan literatur uji
molisch terhadap karbohidrat yaitu berwarna ungu. Pada tepung terigu, tepung beras, tepung maizena
hasil yang di dapat sama dengan uji molisch pada sukrosa, yaitu menghasilkan endapan berwarna ungu.
Glukosa pada uji molisch juga menghasilkan sedikit endapan berwarna ungu. Pada amilum, hasil yang
didapatkan yaitu larutan berwarna putih keruh dan terdapat sedikit endapan.

Pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa, dan, sedangkan untuk
karbohidrat berupa tepung terigu, glukosa, tepung beras, maizena, dan amilum.

Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam
kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida
atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang
menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh
glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit
monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai
terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Pada pati/amilum, tepung
terigu, tepung beras, dan tepung maizena, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai
polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil dan tidak tereduksi oleh CU2+ , sehingga warna uji
positif hasil reaksi tidak didapatkan.

Pada hasil uji fehling A dan B pada karbohidrat menurut litelatur terdapat endapan berwarna kuning
kemerahan. Pada larutan glukosa + fehling A dan B menghasilkan dari warna biru menjadi merah bata.
Pada uji coba fruktosa + fehling A dan B menghasilkan dari warna biru menjadi warna orange. Pada uji
coba sukrosa + fehling A dan B menghasilkan dari warna biru menjadi coklat dan terdapat warna orange.
Pada uji coba maizena + fehling A dan B menghasilkan dari warna biru menjadi hijau pekat dan terdapat
endapan. Pada uji coba terigu ++ fehling A dan B menghasilkan dari warna biru menjadi biru pekat dan
terdapat dua lapisan endapan berwarna putih dan unggu. Pada uji coba maltosa + fehling A dan B
menghasilkan dari warna coklat. Pada uji coba amilum + fehling A dan B menghasilkan dari warna biru
kehijauan. Pada uji coba tepung beras + fehling A dan B menghasilkan dari warna biru muda dan
terdapat endapan unggu. Pada percobaan fehling A dan B ini sesuai dengan literatur.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum karbohisrat semuanya sesuai dengan literatur. Pada uji molisch menurut literatur
berwarna ungu dan terdapat cincin. Pada uji KI (Yodium) juga sesuai literatur berwarna glikogen merah,
iodin berwarna biru. Pada uji Benedict sesuai literatur berwarna merah bata, kadang hijau, dan orange.
Sedangkan pada uji Fehling A dan B, berwarna kuning atau merah bata sesuai literatur.

5.2 Saran

Pada praktikum biokim ini sebaiknya menggunakan perlengkapan praktikum seperti sarung tangan, jas
lab, masker. Hendaknya ruangan dikondusifkan, jangan terlalu padat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2011. Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat. arifqbio.multiply

multiplycontent.com. Diakses pada Jumat 28 November 2011 pukul 19.00 WIB.

Anonim2. 2010. Seliwanof f’s Test.en.wikipedia.com/Selliwanoff_test. Diakses

pada Jumat tanggal 28 November 2011 pukul 19.15 WIB.

Clark,John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.

San Franciso

Eaton,David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book


Company. New york.

Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Helmiyesi. 2008. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula

dan Vitamin C pada Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa). eprints.undip.ac.id. Diakses pada
Jumat 28 November 2011 pukul 20.00 WIB.

Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York:

New York University.

Ratnayani, K. 2008. Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa pada Madu Randu

dan Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi.ejournal.unud.ac.id.Diakses pada Jumat 28 November 2011 pukul 20.00 WIB.

Waryat. 2006. Perbandingan Pemanis (Sukrosa,Fruktosa dan Glukosa)

Terhadap Mutu Permen Jelly Rumput Laut Eucheuma cottonii. www.faperta.ugm.ac.id. Diakses pada
Jumat 28 November 2011 pukul 20.00 WIB.

BACA JUGA :

Laporan Praktikum Biokimia Uji Lipid


Laporan Praktikum Enzim

Laporan Karbohidrat Biokimia

Laporan Praktikum Biokimia Asam Amino

pertanian

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM TEKSTUR TANAH

October 02, 2015

Image

LAPORAN PRAKTIKUM TEKSTUR TANAH

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan suatu sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam berbeda
dengan bahan-bahan di bawahnya, yang juga tidak baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur,
susunan kimiawi, sifat biologi, proses kimia, ataupun reaksi-reaksi.

Tekstur tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks dan terdiri atas tiga fase yaitu padat,
cair, dan gas. Fase padat yang hampir 50% menempati volume tanah yang terdiri atas bahan-bahan
mineral dan bahan organik. Dalam tanah terdapat pori-pori tanah yang berada antara butiran fase padat
yang diisi oleh fase cair dan gas. Data tekstur tanah juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air tanah,
retensi air, konduktifitas dan kekuatan tanah.

Penetapan tekstur tanah dapat secara lapangan (kualitatif) dan secara laboratorik (kuantitatif).
Penetapan secara lapangan dapat dilakukan dengan cara mengambil tanah yang basah kemudian
diletakkan di antara telunjuk…
READ MORE

LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM

October 01, 2015

READ MORE

Powered by Blogger

Theme images by Michael Elkan

UNKNOWN

VISIT PROFILE

Archive

Labels

Report Abuse

Anda mungkin juga menyukai