(http://biologi.blogsome.com/2011/02/07/karbohidrat-dan-uji-karbohidrat/)
2. Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict,
contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya
berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam
kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari
pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam
sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid
atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas
tidak dapat mereduksi larutan Benedict.
3. Uji Barfoed
Uji Barfoed adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida
dengan mengkontrol kondisi pH dan waktu pemanasan. Pada percobaan ini, karbohidrat
direduksi pada suasana asam. Disakarida juga akan memberikan hasil positif bila
di didihkan cukup lama hingga terjadi hi drolisis 1). Ion Cu 2+ dari pereaksi Barfoed
dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida
dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal
inilah yang mendasari uji Barfoed.
(http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/karbohidrat/)
4. Uji Seliwanoff
Reaksi Seliwanoff berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan
hidroksimetilfurfural oleh asam hidroklorida panas, yang selanjutnya terjadi reaksi positif
dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga member
warna sama.
5. Uji Pati-Iodium
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Ikatan antara pati dan iodium belum
diketahui dengan jelas. Ada teori yang menyebutkan bahwa terbentuk kompleks adsorpsi pati-iodium,
ada teori lain juga yang meyebutkan bahwa pati-iodium membentuk suatu senyawa. Iodium merupakan
padatan kristalin abu tua dengan uap ungu. Titik leleh: 114C. B.Pt: 184C. Iodium sedikit, sedikit larut
dalam air, tetapi larut dengan sangat leluasa dalam pelarut organik. Karena itu Iodium merupakan
padatan bertitik leleh rendah. Kristalinitas memberikan susunan molekul yang teratur. Strukturnya
digambarkan sebagai kubus terpusat permukaan ini adalah kubus molekul iodium dengan molekul
yang lain berada pada pusat tiap muka.Orientasi molekul iodium dengan struktur ini sungguh sulit
untukdigambarkan. Iodium digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat
atau tidak. Amilum salah satu kabohidrat terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa yaitu amilosa (kirakira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
Amilosa adalah dari 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan 1,4-glikosidik, jadi molekulnya
merupakan rantai terbuka. Molekul amilo pektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri
atas lebih dari 1000 unit glukosa.
https://id.scribd.com/doc/228237035/JURNAL-BIOKIMIA
https://id.scribd.com/doc/171699034/Jurnal-BIOKIMIA-Praktikum-Ke-2
https://id.scribd.com/doc/187564434/Jurnal-Uji-Karbohidrat