Anda di halaman 1dari 30

LABORATORIUM FARMASI KLINIK

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN LENGKAP
ANALISIS KARBOHIDRAT

OLEH :
KELOMPOK 1

PUTRI S.P.B.BERUTU N111 16 311


GABRELA JENY K N111 16
MELISA N111 16
EVI LILING N111 16
ADILA N111 16
QOANITH IBNU ARHAM N111 15

GOLONGAN RABU PAGI


ASISTEN :

MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat adalah senyawa aldehid atau keton beserta turunannya yang mengikat banyak
gugus hidroksil atau dengan kata lain karbohidrat yaitu senyawa polihidroksil dari aldehid atau
keton. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalm
tumbuhan dan hewan. Rumus empiris dari karbohidrat dapat ditulis sebagai CH2O, dengan
penyusun utama karbohidrat adalah C, H, dan O. Bentuk molekul karbohidrat yang paling
sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana atau monosakarida. Bentuk molekul
karbohidrat yang terdiri dari dua molekul gula sederhana disebut Disakarida. Bentuk molekul
yang terdiri dari beberapa monosakarida disebut Oligosakarida dan Bentuk molekul karbohidrat
yang terdiri dari molekul monosakarida dan disakarida disebut Polisakarida . Banyak
karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi
rantai yang pamjang serta bercabang-cabang. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi,
selain itu karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
dan berperan penting dalam proses metabolisme serta pembentuk struktur sel. Berdasarkan hal
tersebut maka dilakukan praktikum uji karbohidrat untuk mengetahu sifat-sifat dan jenis-jenis
karbohidrat.

1.2. Tujuan Prktikum


Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis
karbohidrat berdasarkan terbentuknya fulfural, untuk mengidentifikasi berbagai jenis karbohidrat
berdasarkan sifat pereduksinya dan mengidentifikasi jenis polisakarida berdasarkan perubahan
warna iodin yang terikat pada molekul polisakarida sebelum dan setelah terhidrolis.

1.3 Pinsip Percobaan


1. Pengujian untuk membuktikan adanya karbohidrat menggunakan pereaksi Molisch.
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat (H2SO4) akan dihidrolisis menjadi
monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi
furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisch
yang terdiri atas -naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan fulfural membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu.
2. Pengujian untuk membuktikan adanya polisakarida menggunakan reagen Iodium.
Polisakaridaa akan membentuk reaksi dengan iodin dan memberikan warna spesifik
tergantung jenis karbohidratnya. Pati dengan iodium akan membentuk warna biru,
glikogen dengan iodium berwarna coklat dan dekstrin dengan iodium berwarna merah
anggur.
3. Pengujian untuk membuktikan adanya gula pereduksi menggunakan reagen Benedict.
Ion Cu2+ dalam suasana alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O yang berwarna
merah bata.
4. Pengujian untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida menggunakan
pereaksi Berfoed. Ion Cu2+ (dari perekasi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi
lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.
5. Pengujian untuk membuktikan adanya ketosa (fruktosa) menggunakan reagen
Seliwanoff. Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan
penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna merah orange.
6. Pengujian untuk membedakan gula yang mengandung aldehid dan keton menggunakan
reagen Tollens. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat. Ion Ag + dalam reagen
tollens direduksi menjadi logam Ag. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya cermin
perak pada dinding dalam tabung reaksi.
7. Pengujian untuk membuktikan adanya aldosa menggunakan uji Fehling. Larutan fehling
memiliki ion Cu2+ yang dapat mengoksidasi karbohidrat yang memiliki ikatan aldehid
bebas sehingga akan mengakibatkan reduksi pada zat karbohidrat. Hasil positif ditandai
dengan terbentuknya warna merah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil
energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan
energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini
kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya
seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai
aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja (1).

2.1.1 Karbohidrat Sederhana

2.1.1.1 Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin.
Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai
dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-
buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah
dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak
terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung
diberbagai macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil
proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai
molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi
pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa. (2)

a. Glukosa

Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena memutar


bidang polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula darah, menyusun
0,065- 0,11% darah kita..Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, dan
maltosa. Glukosa sangat penting bagi kita karena sel tubuh kita menggunakannya
langsung untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi
lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula pereduksi (3).

(a) (b)

Gambar 1. (a) Struktur glukosa rantai lurus, (b) Struktur glukosa berbentuk cincin

b. Galaktosa

Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam.
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat
dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika dibandingkan dengan
glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan gula
pereduksi (3).

(a) (b)
Gambar 2. (a) Struktur galaktosa rantai lurus, (b) Struktur galaktosa bentuk cincin
c. Fruktosa

Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang
polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam.
Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan bersama
glukosa. Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang disebut
sukrosa dan fruktosa adalah salah satu gula pereduksi (3).

(a) (b)

Gambar 3. (a) Struktur fruktosa rantai lurus, (b) Struktur fruktosa bentuk cincin

2.1.1.2 Disakarida

Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di


dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentukdari gabungan 2
molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi
sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1molekul glukosa dan
fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa &
galaktosa .Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari
gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi
sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di
dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml. (2)
a. Maltosa

Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung
(amilum). Maltosa tersusun dari molekul -D-glukosa dan -D-glukosa. Dari struktur
maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu
menghubungkan C 1 dari -D-glukosa dengan C 4 dari -D-glukosa. Konfigurasi
ikatan glikosida pada maltosa selalu karena maltosa terhidrolisis oleh -
glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.

Gambar 4. struktur maltosa


Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit
yaitu menghubungkan C 1 dari -D-glukosa dengan C 4 dari -D-glukosa.
Konfigurasi ikatan glikosida pada maltosa selalu karena maltosa terhidrolisis
oleh -glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul
glukosa (3).

b.Sukrosa

Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal
dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2 .. Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis
daripada sukrosa. Jika diperhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam
monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan
sehingga keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal. (3)

Gambar 5. Struktur sukrosa


2.1.2 Karbohidrat kompleks

Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk oleh hampir lebih dari
20.000 unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Karbohidrat kompleks juga
disebut polisakarida dan dalam ilmu gizi, jenis karbohidrat kompleks yang menjadi
sumber utama bahan makanan yang umum dikonsumsi oleh manusia adalah pati
(starch).Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari
polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan
polimer glukosa. Berikut beberapa polisakarida terpenting. (3)

2.1.2.1. Selulosa

Menurut Budiman (2009) Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai


dalam dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari tumbuhtumbuhan.
Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu
molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari 1,4--D-glukosa.
Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan Dglukosa. Dalam sistem
pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat memecahkan ikatan -glikosida,
tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan ikatan -glikosida yang terdapat
dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa. Dalam sistem
pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa bakteri yang memiliki enzim -
glikosida sehingga hewan jenis ini dapat menghidrolisis selulosa. Contoh hewan
yang memiliki bakteri tersebut adalah rayap, sehingga dapat menjadikan kayu
sebagai makanan utamanya. Selulosa sering digunakan dalam pembuatan plastik.
Selulosa nitrat digunakan sebagai bahan peledak, campurannya dengan kamper
menghasilkan lapisan film (seluloid). (3)

Gambar 6. Struktur Selulosa


2.1.2.2 Pati/Amilum

Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Pati
terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa. Pati
terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika
dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu
amilosa dan amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah
monomernya. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam
produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi
akan semakin mudah untuk dicerna. Amilosa adalah polimer linier dari -D-glukosa yang
dihubungkan dengan ikatan 1,4-. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan
glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan
iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati. Molekul amilopektin
lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai utama mengandung -D-
glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-. Tiap molekul glukosa pada titik
percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6'-.Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan
D-glukosa. Hidrolisis dengan enzim tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltose. (3)

(a) (b)

Gambar 7. (a) Struktur amilosa, (b) atruktur Amilopektin

2.2 Tepung Tapioka

Tepung Tapioka, tepung singkong, tepung kanji, atau aci adalah tepung yang
diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau dalam bahasa indonesia disebut singkong.
Tapioka memiliki sifat sifat yang serupa dengan sagu.sehingga kegunaan keduanya
dapat dipertukarkan. Tepung ini sering digunakan untuk membuat makanan, bahan
perekat, dan banyak makanan tradisional yang menggunakan tapioka sebagai bahan
bakunya. Berikut ini merupakan Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi
Pada Tepung Tapioka:

Nama Bahan Makanan : Tepung Tapioka

Nama Lain / Alternatif : Teping Kanji / Tepung Singkong / Tepung Pati Singkong / Aci.
(3)

2. 3. Uji Kualitatif dan Uji Kuantitatif Karbohidrat

2. 3. 1. Uji Kualitatif

1. Uji Molisch
Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Monosakarida, disakarida, dan
polisakarida akan memberikan hasil positif. Uji positif jika timbul cincin merah
ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atauhidroksimetil furfural
dengan a-naftol dalam pereaksi molish (6).

Gambar 8. Reaksi pembentukan furfural


2. Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi
meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa,
glukosa dan maltosa. Uji Benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh
gugus aldehid atau keton bebas dalamsuasana alkalis, biasanya ditambahkan
zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange
(6).

Gambar 9. Reaksi uji Benedict

3. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa (karbohidrat yang
mengandung gugus keton). Pada pereaksi Seliwanoff, terjadi perubahan oleh
HCl panas menjadi asam levulinat dan 4-hidroksilmetilfurfural. Jika dipanaskan,
karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah
pada larutannya. Disakarida sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa
dan fruktosa memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan
karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama
(6).

Gambar 10. Reaksi uji Seliwanoff


4.Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida denganjalan
mengontrol kondisi-kondisi percobaan, seperti pH dan waktupemanasan.
Pada analisa ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam.Disakarida juga
akan memberikan hasil positif bila didihkan cukup lamahingga terjadi hidrolisis
(6).

Gambar 11. Reaksi uji Barfoed

5. Uji Tollens
Uji ini untuk positif terhadap karbohidrat pentosa yang membedakannya dengan
heksosa. Aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaskan
unsur perak (Ag). Pereaksi Tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam
uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak
berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagi oksida pada suhu
tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk
kompleks larut air dengan ion perak (6).

Gambar 12. Reaksi uji Tollens


6. Uji Iodium
Uji iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Uji iod juga dapat
membedakan amilum dengan nitrogen. Reaksi antara polisakarida dengan iodin
membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk
rantai heliks (melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan
karbohidrat berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida tidak
membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin (6).

Gambar 13. Reaksi uji iodium

7. Uji Fheling
Pereaksi terdiri dari Cu-sulfat dalam suasana alkalis, NaOH, ditambah
Chelating Agent (kalium natrium tartrat). Sampel ditambah pereaksi dan
dipanaskan adanya endapan berwarna merah cokelat menunjukkan adanya
gula reduksi. (2)

Gambar 14. Reaksi uji fheling


BAB III
METODE KERJA
3. 1. Alat dan bahan
3. 1. 1. Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu gegep, penangas air, pipet tetes, rak tabung dan
tabung reaksi.

3. 1. 2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan yaitu sampel tiap kelompok, pereaksi Molisch,
pereaksi Benedict, pereaksi Tollens, pereaksi Fehling, pereaksi Berfoed, pereaksi
Seliwanoff, pereaksi Iodium.

3.1.3. Cara Kerja

1. Uji Molisch

a) Masukkan sampel sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi


b) Kemudian tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch
c) Kemudian tambahkan 2 ml H2SO4 pada dinding tabung
d) Amati
e) Hasil positif terdapat Cincin Ungu

2. Uji Tollens

a) Masukkan sampel sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi


b) Kemudian tambahkan 3 tetes pereaksi Tollens
c) Kemudian dipanaskan
d) Lalu didinginkan
e) Hasil positif terdapat Cincin Perak

3. Uji Benedict

a) Masukkan sampel sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi


b) Kemudian tambahkan 10 tetes pereaksi Benedict
c) Kemudian dipanaskan selama 2 menit
d) Hasil positif terdapat endapan Merah Bata
4. Uji Seliwanoff

a) Masukkan sampel sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi


b) Kemudian tambahkan 3 tetes pereaksi Seliwanoff
c) Kemudian dipanaskan selama 1- 2 menit
d) Hasil positif terdapat Merah Ceri

5. Uji Iodium

a) Masukkan sampel sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi


b) Kemudian tambahkan 2 tetes pereaksi Iodium
c) Hasil positif berwarna biru merupakan amilum/ pati
d) Hasil positif berwarna merah anggur merupakan dekstrin
e) Hasil positif berwarna coklat merupakan glikogen

6. Uji Barfoed

a) Masukkan sampel sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi


b) Kemudian tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
c) Kemudian dipanaskan selama 5-10 menit
d) Hasil positif terdapat endapan Merah Bata
e) Menit ke-5 merupakan Monosakarida
f) Menit ke-10 merupakan Disakarida

7. Uji Felling

a) Masukkan sampel sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi


b) Kemudian tambahkan 2 tetes pereaksi felling A
c) Kemudian tambahkan 2 tetes pereaksi felling B
d) Kemudian dipanaskan
e) Hasil positif terdapat endapan Merah Bata
Bab IV

Hasil Pengamatan

4.1 Tabel Pengamatan

Kelom Sampel Uji Jenis Karbohidrat


pok Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Pustaka
Molisch Iodium Barfoed Benedict Tolens Fehling Seliwanof
1 Roti (+) (+) (+) (+) (-) (+) (-) Fruktosa
Cincin Biru Endapa Endapa Endapa 25% dan
Ungu Kehita n Merah n Merah n Sukrosa
man bata bata Merah 75 % dan
Bata Amilum
2 Sereal (+) (+) (+) (-) (-) (-) (+) Fruktosa,
Gandum Cincin Biru Endapa Endapan Sukrosa,
Ungu Kehita n Merah Amilum
man Bata
3 Jagung (+) (+) (-) (-) (+) (-) (-) Amilum,
Cincin Merah Endap Selulosa
Ungu Anggu an 2,7%,
r Perak Sukrosa,
Glukosa
4 Nasi (+) (+) (-) (+) (-) (+) (-) Amilum
Cincin Biru Endapa Endapa dan
Ungu Kehita n Merah n Glukosa
man bata Merah
Bata
5 Pasta (+) (-) (-) (+) (-) (+) (-) Pati
Cincin Endapa Endapa
Ungu n Merah n
Bata Merah
Bata
6 Kentang (+) (+) (-) (-) (-) (-) (-) Pati
Cincin Biru
Ungu Kehita
man
7 Kacang (-) (+) (-) (-) (-) (-) (-) Pati,
Coklat Selulosa,
Sukrosa
8 Ubi (+) (+) (+) (-) (-) (+) (-) Amilum
Cincin Biru Endapa Endapa dan
Ungu kehita n Merah n Glukosa
man bata Merah
Bata
9 Fruktosa (+) (-) (+) (+) (-) (-) (+) Fruktosa
Cincin Endapa Endapa Endapa Merah
Ungu n merah n Merah n Cherry
bata Bata Merah
Bata
Glukosa (+) (-) (+) (+) (+) (+) (-) Merah Glukosa
Cincin Endapa Endapa Cermi Endapa Cherry
Ungu n Merah n Merah n n
Bata Bata Perak Merah
Bata
4.2 Pembahasan

Pada Praktikum ini dilakukan uji jenis karbohidrat yang terdapat pada sampel Roti,
Sereal Gandum, Nasi, Jagung, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang, Glukosa dan Fruktosa dengan
menggunakan Uji Molisch, Uji Seliwanof, Uji Fehling, Uji Tolens, Uji Iodium, Barfoed, dan
Benedict.

1. Uji Molisch

Pada Uji Jenis Karbohidrat yang terdapat pada Roti, Sereal Gandum , Nasi, Jagung,
Pasta, Kentang, Ubi, Glukosa dan Fruktosa diperoleh hasil adanya cincin ungu pada uji molisch
yang menandakan bahwa Roti mengandung molekul gula. Tetapi pada Uji Molisch hasilnya
negative yang menunjukkan bahwa Kacang tidak mengandung molekul gula.

Berdasarkan Pustaka bahwa Roti, Sereal Gandum, Nasi, Jagung, Pasta, Kentang, Ubi,
Kacang, Glukosa dan Fruktosa mengandung molekul gula. Dimana Molekul gula yang terdapat
didalam sampel Roti, Sereal Gandum, Nasi, Jagung, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang, Glukosa
dan Fruktosa akan dihidrolisis dengan Pereaksi Molisch menjadi Monosakarida dan dengan
penambahan Asam Sulfat Monosakarida akan dihidrolisis menjadi hidroksi-metilfulfural
membentuk kompleks ungu.(Sartika, 2003) Dengan reaksi

Sehingga Praktikum dengan Pustaka Sesuai kecuali Pada Kacang.

Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya ketelitian praktikan serta kesalahan
pemberian Asam Sulfat yang tidak melalui dinding tabung, dan jumlah Asam sulfat yg diberikan
tidak sesuai, Serta kurang nya ketelitian praktikan saat melihat warna sampel yang coklat pada
kacang sehingga mengakibatkan kesalahan dalam Hasil Praktikum.
2. Uji Iodium

Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan pereaksi Iodium Terhadap Roti, Sereal Gandum,
Nasi, Kentang dan Ubi diperoleh terbentuknya warna biru-kehitaman yang menandakan bahwa
Roti, Sereal Gandum, Nasi, Kentang dan Ubi mengandung Amilum. Pada sampel Jagung
diperoleh warna merah yang menunjukkan bahwa jagung mengandung Dekstrin. Pada Kacang
diperoleh warna coklat yang menunjukkan bawa Kacang mengandung glikogen. Pada Pasta,
Glukosa dan Fruktosa diperoleh hasil Negatif yang menunjukkan bahwa pasta, glukosa, dan
fruktosa tidak mengandung amilum, glikogen dan dekstrin.

Berdasarkan Pustaka (Sartika 2003) bahwa Roti, Sereal Gandum, Pasta, Kentang, Nasi,
Ubi, dan Jagung merupakan karbohidrat polisakarida yang mengandung amilum atau pati
dimana dengan penambahan pereaksi iodium bahwa Roti, Sereal Gandum, Pasta, Kentang,
Nasi, Ubi dan Jagung akan mengabsorbsi Iodium membentuk warna Biru-Kehitaman dengan
reaksi.

Selain dari pembentukan warna biru kehitaman, pati juga saat dipanaskan akan mengalami
hidrolisis, hasil hidrolisis pati partial akan menghasil kan dekstrin, dimana saat bereaksi dengan
pereaksi iodium akan membentuk warna merah.(Lenghinger, 1984)

Pada Glukosa dan Fruktosa tidak didapati amilum dikarenakan Glukosa dan fruktosa
merupakan gula sederhana monosakarida sehingga diperoleh hasil negative pada pengujian
dengan pereaksi Iodium. Hal ini sesuai antara pustaka dan praktikum

Kesalahan yang mungkin terjadi adalah Kurang nya ketelitian praktikan dalam
melakukan kegiatan praktikum, Jumlah tetesan pereaksi terlalu sedikit serta kurang nya
ketelitian praktikan saat melihat warna sampel yang coklat pada kacang sehingga
mengakibatkan kesalahan dalam Hasil Praktikum.
3. Uji Barfoed

Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Barfoed terhadap Roti,
Sereal Gandum, Fruktosa, Glukosa diperoleh adanya endapan Merah Bata yang menunjukkan
bahwa Roti, Sereal Gandum, Fruktosa, Glukosa merupakan gula sederhana (monosakarida)
dan disakarida. Pada Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Kacang diperoleh hasil negative yang
menunjukkan bahwa jagung, nasi, pastam kentang dan Kacang bukan monosakarida dan
disakarida.

Berdasarkan Pustaka bahwa Roti, Sereal Gandum, Fruktosa, Glukosa dan Nasi
mengandung molekul gula sederhana monosakarida saat direaksikan dengan pereaksi barfoed
akan mengalami reduksi menghasilkan endapan merah bata dengan reaksi

Pada Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Kacang merupakan polisakarida yaitu amilum atau
pati yang saat dipanaskan akan mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan maltosa sehingga
ketika bereaksi dengan barfoed akan menghasilkan endapan merah bata. (Lengninger 1984)

Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi barfoed, serta waktu
pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga terjadi
kesalahan dalam pengamatan.

4. Uji Benedict

Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan pereaksi Benedict terhadap Roti, Nasi, Pasta,
Glukosa dan fruktosa diperoleh adanya Endapan Merah Bata yang menunjukkan bahwa roti
merupakan gula sederhana(monosakarida) yang mengandung gugus aldehid ataupun keton.
Pada Sereal Gandum, Jagung, Kentang, Kacang diperoleh hasil negative yang menunjukkan
bahwa tidak mengandung monosakarida.

Berdasarkan Pustaka Roti, Sereal Gandum, Glukosa dan fruktosa, merupakan gula
sederhana monosarida sehingga akan bereaksi dengan pereaksi benedict akan membentuk
endapan merah bata. Sedangkan Nasi, Pasta, Jagung, Kentang, Kacang merupakan
polisakarida yang saat dipanaskan akan mengalami hidrolisis menjadi disakarida dan mono
sakarida sehingga ketika bereaksi dengan pereaksi benedict akan membentuk endapan merah
bata dengan reaksi

Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi benedict, serta
waktu pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga
terjadi kesalahan dalam pengamatan.

5. Uji Tolens

Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Tolens pada Jagung dan
Glukosa diperoleh hasil adanya cermin perak yang menunjukkan bahwa Jagung dan Glukosa
merupakan gula sederhana monosakarida yang memiliki gugus aldehid. Pada Roti, Sereal
Gandum, Nasi, Fruktosa, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang tidak diperoleh hasil cermi perak.

Berdasarkan Pustaka glukosa merupakan gula monosakarida yang memiliki gugus


aldehid. Sedangkan Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang merupakan pati atau amilum
dan merupakan golongan polisakarida. Pati yang dipanaskan akan mengalami hidrolisis
menjadi glukosa yang memiliki gugus aldehid sedangkan pada hidrolisis partial pati akan
menghasilkan dekstrin(Lenghinger,1984). Pati yang dihidrolisis menjadi glukosa dengan
pemanasan, saat bereaksi dengan pereaksi tolens akan menghasilkan endapan cermin perak
menurut reaksi

Sedangkan Roti, sereal gandum, dan fruktosa merupakan gula monosakarida yang
mengandung gugus keto, sehingga saat bereaksi dengan pereaksi tollens tidak akan
membentuk cermin perak (Sartika,2003)
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi tollens, serta waktu
pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga terjadi
kesalahan dalam pengamatan.

6. Uji Fehling

Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan pereaksi Fehling pada Roti,sereal Gandum, Glukosa
diperoleh adanya endapan merah bata yang menunjukkan bahwa Roti , Sereal
gandum,Glukosa merupakan gula sederhana monosakarida yang mengandung gugus aldehid.
Sedangkan pada Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang, Fruktosa tidak diperoleh adanya
endapan Merah bata.

Berdasarkan Pustaka, Glukosa merupakan gula monosakarida dengan gugus aldehid


dan fruktosa merupakan gula monosakarida dengan gugus keton. Aldehid bersifat lebih
oksidator dari pada keton, sehingga dengan penambahan Uji Fehling, Aldehid akan dioksidasi
membentuk endapan merah bata sedangkan keton tidak dapat dioksidasi sehingga tidak
terdapat endapan merah bata(Fessenden,1986), dengan reaksi

Pada Roti dan Sereal Gandum memiliki amilum dan sukrosa yang bila dihdrolisis akan menjadi
glukosa, dan glukosa yg bereaksi dengan pereaksi fehling akan membentuk endapan merah
bata. Sedangkan Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang merupakan Karbohidrat
polisakarida saat dipanaskan akan mengalami hidrolisis menjadi glukosa sehingga glukosa yg
dihasilkan akan bereaksi dengan pereaksi Fehling akan membentuk endapan merah bata.

Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi tollens, serta waktu
pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga terjadi
kesalahan dalam pengamatan.

7. Uji Seliwanof

Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan pereaksi Seliwanof pada Roti,Jagung, Nasi, Pasta,
UBi,Kentang,Kacang, Glukosa diperoleh hasil negative yang menunjukkan bahwa Roti bukan
merupakan gula sederhana glukosa yang dapat mengalami hidrolisis menjadi senyawa furfural.
Sedangkan Sereal Gandum dan Fruktosa diperoleh adanya warna merah chery.

Berdasarka Pustaka Uji Seliwanof merupakan konversi Fruktosa yang mengandung


gugus keton menjadi asam Levulinat, dan hidroksimetil-furfural.(Sulaiman,1995). Pada Sereal
Gandum , Roti dan Fruktosa mengandung gula sederhana (monosakarida) yaitu fruktosa yang
memiliki gugus keton. Dengan penambahan pereaksi seliwanof akan membentuk warna merah
cherry. Pada Jagung, Nasi, Pasta, UBi,Kentang,Kacang merupakan Pati atau amilum yang
merupakan gula polisakarida yang dihirolisis dengan pemanasan akan menghasilkan glukosa.
Glukosa tidak memiliki gugus keton sehingga tidak terbentuk warna merah cherry.
(Sulaiman,1995)

Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi seliwanof, serta
waktu pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga
terjadi kesalahan dalam pengamatan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Karbohidrat


adalah senyawa aldehid atau keton beserta turunannya yang mengikat banyak gugus hidroksil
atau dengan kata lain karbohidrat yaitu senyawa polihidroksil dari aldehid atau keton.
Karbohidrat yang memiliki gugus keton merupakan fruktosa akan menghasilkan hasil positif
pada Uji Molisch, Uji Seliwanof, Barfoed, dan Benedict. Karbohidrat yang memiliki gugus
aldehid merupakan glukosa yang akan menghasilkan hasil positif pada Uji Molisch, Uji
Benedict, Uji Fehling, Uji Tolens, Barfoed. Roti dan Sereal Gandum mengandung fruktosa dan
amilum sehingga menghasilkan hasil postif pada Uji Molisch, Uji Seliwanof, Uji Iodium,
Barfoed, dan Benedict. Sedangkan Jagung, Pasta, Nasi, Ubi, Kentang, dan Kacang merupakan
Gula Polisakarida yang mengalami hidrolisis pada pemanasan membentuk glukosa sehingga
positif pada Uji Molisch, Uji Fehling, Uji Tolens, Uji Iodium, Barfoed, dan Benedict.

5.2 Saran

1. Sebaiknya Praktikan bekerja dalam praktikum dengan serius dan teliti agar tidak ada
kesalahan dalam pengamatan

2. Sebaiknya waktu pengerjaan praktikum lebih efisien digunakan.

3. Sebaiknya asisten dating tepat waktu agar lebih mengefesiensikan waktu praktikum.
DAFTAR PUSTKA

1.Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisiketiga. Jakarta : EGC

2.Sirajuddin, S., 2012. PetunjukPraktikumBiokimia. Makassar :UniversitasHasanuddin.


3. Budiman, A.K, 2009. Protein dan Asam Amino. Sumatra :Universitas Sumatra Utara
4.Sartika.2003.Biokimia Kedokteran. Jakarta : EGC
5. Fessenden, Ralp J dan Fessenden, Joan S.1986. Kimia Organik Jilid I. Jakarta :Erlangga
6. Sulaiman,A.H.1995.Kimia Organik. Medan :USU Press
7. Lenghinger, Albert. 1984.Dasar-dasar Biokimia.Jakarta : Erlangga
LampiranSkemakerja

1. UjiMolisch
Sampel (2 ml)

PereaksiMolisch (3 tetes)

H2SO4 (2 ml) [lewatdindingtabung]

(+) cincinungu

2. UjiTollens
Sampel (2 ml)

PereaksiTollens

Panaskan

(+) cincinperak

3. Uji Benedict

Sampel(3 ml)

Pereaksi Benedict (10 tetes)


Panaskan (2 menit)

Dinginkan

(+) endapanmerah

4. UjiSeliwanoff

Sampel (2 ml)

PereaksiSeliwanoff (3 tetes)

Panaskan (1-2 menit)

(+) merahceri

5. UjiIodium

Sampel (2 ml)

Tambah 2 tetesiodium

Amati

(Biru :amilum/pati, merahanggur : dekstrin, coklat : glikogen)


6. UjiBerfoed

Sampel (1 ml)

PereaksiBarfoed (1 ml)

Panaskan 5-10 menit

(+) endapanmerahbata

5 menit :monosakarida

10 menit :disakarida

7. Uji Fehling

Sampel (2 ml)

+ pereaksi Fehling A

+ pereaksi Fehling B

Panaskan

(+) endapanmerahbata

Lampiran Komposisi Reagen


1. Benedict
(pereaksi Kualitatif untuk uni glukosa)
A. Na-sitrat 86,5 g
Na2CO3 50 g
Akuades 400 ml
Larutkan garam-garam tersebut kedalam air(bantu dengan pemanasan); saring jika perlu dan
encerkan dengan akuades sampai volume larutan menjadi 425 ml.
B. CuSO4.5H2O 8,65 g
Akuades 50 ml
Campurkan dulu garam ini kedalam akuades sampai seluruhnya melarut.

2. Barfoed
(Pereaksi barfoed untuk monosakarida yang mereduksi)
A. Cu(CH3COO)2 33 g
AsamAsetat glacial 5 ml
B. Akuades
Kedalam gelas kimia 600 ml campurkan garam kupri dan asam asetat,aduk sebentar, kemudian
tuangkan sedikit akuades sambil diaduk sehingga campuran A melarut.Encerkan Larutan
hingga volume larutan menjadi 500 mL.

3. Fehling
(Pereaksi untuk gula yang mereduksi)
A. CuSO4.5H2O 34,66 g
H2SO4pekat 5 mL
Akuades
Alirkan perlahan H2SO4 pekat kedalam gelas kimia berisi 100 mL akuades sambil sesekali
diaduk; kemudian masukkan garam-tembaga kedalamnya setelah melarut encerkan dengan
akuades sampai volume larutan menjadi 500 mL dan pindahkan pereaksi ini kedalam botol
reagen (Disebut:Larutan Fehling A: berwarnabiru)
B. KNaC4H4O6.4H2O*Murni 173 g
NaOHmurni 50 g
4. Molisch
(pereaksi,LihatNaftol)
.a-naftol 5 %alkoholik
A. a-Naftol 0,5 g
B. Etanol 95% 20 mL
Larutan A kedalamB,kemudian tuangkan kedalam botol tetes a-naftol 15 %
(disebutpereaksimolishuntuk wool)
a-naftol 15 g
Alkoholataukloforom 100 mL
Setelah dicampurkan,lalu di kocok diamkan beberapa lama dan kemudian saring
B-naftol
B-naftol 40 g
Alkohol 260 ml
Setelah dicampurkan, lalu kocok; diamkan beberapa lama dan kemudian saring.

5. SALIWANOFF
(Pereaksi)

A. Resorconil . 0,15 g
B. Akuadest 34 mL
(atauHCL:Akuades=1:2) 68 mL
Larutkan A kedalam larutan B

Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai