FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN LENGKAP
ANALISIS KARBOHIDRAT
OLEH :
KELOMPOK 1
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat adalah senyawa aldehid atau keton beserta turunannya yang mengikat banyak
gugus hidroksil atau dengan kata lain karbohidrat yaitu senyawa polihidroksil dari aldehid atau
keton. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalm
tumbuhan dan hewan. Rumus empiris dari karbohidrat dapat ditulis sebagai CH2O, dengan
penyusun utama karbohidrat adalah C, H, dan O. Bentuk molekul karbohidrat yang paling
sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana atau monosakarida. Bentuk molekul
karbohidrat yang terdiri dari dua molekul gula sederhana disebut Disakarida. Bentuk molekul
yang terdiri dari beberapa monosakarida disebut Oligosakarida dan Bentuk molekul karbohidrat
yang terdiri dari molekul monosakarida dan disakarida disebut Polisakarida . Banyak
karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi
rantai yang pamjang serta bercabang-cabang. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi,
selain itu karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
dan berperan penting dalam proses metabolisme serta pembentuk struktur sel. Berdasarkan hal
tersebut maka dilakukan praktikum uji karbohidrat untuk mengetahu sifat-sifat dan jenis-jenis
karbohidrat.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil
energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan
energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini
kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya
seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai
aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja (1).
2.1.1.1 Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin.
Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai
dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-
buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah
dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak
terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung
diberbagai macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil
proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai
molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi
pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa. (2)
a. Glukosa
(a) (b)
Gambar 1. (a) Struktur glukosa rantai lurus, (b) Struktur glukosa berbentuk cincin
b. Galaktosa
Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam.
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat
dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika dibandingkan dengan
glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan gula
pereduksi (3).
(a) (b)
Gambar 2. (a) Struktur galaktosa rantai lurus, (b) Struktur galaktosa bentuk cincin
c. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang
polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam.
Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan bersama
glukosa. Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang disebut
sukrosa dan fruktosa adalah salah satu gula pereduksi (3).
(a) (b)
Gambar 3. (a) Struktur fruktosa rantai lurus, (b) Struktur fruktosa bentuk cincin
2.1.1.2 Disakarida
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung
(amilum). Maltosa tersusun dari molekul -D-glukosa dan -D-glukosa. Dari struktur
maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu
menghubungkan C 1 dari -D-glukosa dengan C 4 dari -D-glukosa. Konfigurasi
ikatan glikosida pada maltosa selalu karena maltosa terhidrolisis oleh -
glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
b.Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal
dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2 .. Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis
daripada sukrosa. Jika diperhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam
monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan
sehingga keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal. (3)
Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk oleh hampir lebih dari
20.000 unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Karbohidrat kompleks juga
disebut polisakarida dan dalam ilmu gizi, jenis karbohidrat kompleks yang menjadi
sumber utama bahan makanan yang umum dikonsumsi oleh manusia adalah pati
(starch).Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari
polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan
polimer glukosa. Berikut beberapa polisakarida terpenting. (3)
2.1.2.1. Selulosa
Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Pati
terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa. Pati
terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika
dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu
amilosa dan amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah
monomernya. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam
produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi
akan semakin mudah untuk dicerna. Amilosa adalah polimer linier dari -D-glukosa yang
dihubungkan dengan ikatan 1,4-. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan
glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan
iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati. Molekul amilopektin
lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai utama mengandung -D-
glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-. Tiap molekul glukosa pada titik
percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6'-.Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan
D-glukosa. Hidrolisis dengan enzim tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltose. (3)
(a) (b)
Tepung Tapioka, tepung singkong, tepung kanji, atau aci adalah tepung yang
diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau dalam bahasa indonesia disebut singkong.
Tapioka memiliki sifat sifat yang serupa dengan sagu.sehingga kegunaan keduanya
dapat dipertukarkan. Tepung ini sering digunakan untuk membuat makanan, bahan
perekat, dan banyak makanan tradisional yang menggunakan tapioka sebagai bahan
bakunya. Berikut ini merupakan Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi
Pada Tepung Tapioka:
Nama Lain / Alternatif : Teping Kanji / Tepung Singkong / Tepung Pati Singkong / Aci.
(3)
2. 3. 1. Uji Kualitatif
1. Uji Molisch
Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Monosakarida, disakarida, dan
polisakarida akan memberikan hasil positif. Uji positif jika timbul cincin merah
ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atauhidroksimetil furfural
dengan a-naftol dalam pereaksi molish (6).
3. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa (karbohidrat yang
mengandung gugus keton). Pada pereaksi Seliwanoff, terjadi perubahan oleh
HCl panas menjadi asam levulinat dan 4-hidroksilmetilfurfural. Jika dipanaskan,
karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah
pada larutannya. Disakarida sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa
dan fruktosa memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan
karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama
(6).
5. Uji Tollens
Uji ini untuk positif terhadap karbohidrat pentosa yang membedakannya dengan
heksosa. Aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaskan
unsur perak (Ag). Pereaksi Tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam
uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak
berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagi oksida pada suhu
tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk
kompleks larut air dengan ion perak (6).
7. Uji Fheling
Pereaksi terdiri dari Cu-sulfat dalam suasana alkalis, NaOH, ditambah
Chelating Agent (kalium natrium tartrat). Sampel ditambah pereaksi dan
dipanaskan adanya endapan berwarna merah cokelat menunjukkan adanya
gula reduksi. (2)
3. 1. 2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan yaitu sampel tiap kelompok, pereaksi Molisch,
pereaksi Benedict, pereaksi Tollens, pereaksi Fehling, pereaksi Berfoed, pereaksi
Seliwanoff, pereaksi Iodium.
1. Uji Molisch
2. Uji Tollens
3. Uji Benedict
5. Uji Iodium
6. Uji Barfoed
7. Uji Felling
Hasil Pengamatan
Pada Praktikum ini dilakukan uji jenis karbohidrat yang terdapat pada sampel Roti,
Sereal Gandum, Nasi, Jagung, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang, Glukosa dan Fruktosa dengan
menggunakan Uji Molisch, Uji Seliwanof, Uji Fehling, Uji Tolens, Uji Iodium, Barfoed, dan
Benedict.
1. Uji Molisch
Pada Uji Jenis Karbohidrat yang terdapat pada Roti, Sereal Gandum , Nasi, Jagung,
Pasta, Kentang, Ubi, Glukosa dan Fruktosa diperoleh hasil adanya cincin ungu pada uji molisch
yang menandakan bahwa Roti mengandung molekul gula. Tetapi pada Uji Molisch hasilnya
negative yang menunjukkan bahwa Kacang tidak mengandung molekul gula.
Berdasarkan Pustaka bahwa Roti, Sereal Gandum, Nasi, Jagung, Pasta, Kentang, Ubi,
Kacang, Glukosa dan Fruktosa mengandung molekul gula. Dimana Molekul gula yang terdapat
didalam sampel Roti, Sereal Gandum, Nasi, Jagung, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang, Glukosa
dan Fruktosa akan dihidrolisis dengan Pereaksi Molisch menjadi Monosakarida dan dengan
penambahan Asam Sulfat Monosakarida akan dihidrolisis menjadi hidroksi-metilfulfural
membentuk kompleks ungu.(Sartika, 2003) Dengan reaksi
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya ketelitian praktikan serta kesalahan
pemberian Asam Sulfat yang tidak melalui dinding tabung, dan jumlah Asam sulfat yg diberikan
tidak sesuai, Serta kurang nya ketelitian praktikan saat melihat warna sampel yang coklat pada
kacang sehingga mengakibatkan kesalahan dalam Hasil Praktikum.
2. Uji Iodium
Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan pereaksi Iodium Terhadap Roti, Sereal Gandum,
Nasi, Kentang dan Ubi diperoleh terbentuknya warna biru-kehitaman yang menandakan bahwa
Roti, Sereal Gandum, Nasi, Kentang dan Ubi mengandung Amilum. Pada sampel Jagung
diperoleh warna merah yang menunjukkan bahwa jagung mengandung Dekstrin. Pada Kacang
diperoleh warna coklat yang menunjukkan bawa Kacang mengandung glikogen. Pada Pasta,
Glukosa dan Fruktosa diperoleh hasil Negatif yang menunjukkan bahwa pasta, glukosa, dan
fruktosa tidak mengandung amilum, glikogen dan dekstrin.
Berdasarkan Pustaka (Sartika 2003) bahwa Roti, Sereal Gandum, Pasta, Kentang, Nasi,
Ubi, dan Jagung merupakan karbohidrat polisakarida yang mengandung amilum atau pati
dimana dengan penambahan pereaksi iodium bahwa Roti, Sereal Gandum, Pasta, Kentang,
Nasi, Ubi dan Jagung akan mengabsorbsi Iodium membentuk warna Biru-Kehitaman dengan
reaksi.
Selain dari pembentukan warna biru kehitaman, pati juga saat dipanaskan akan mengalami
hidrolisis, hasil hidrolisis pati partial akan menghasil kan dekstrin, dimana saat bereaksi dengan
pereaksi iodium akan membentuk warna merah.(Lenghinger, 1984)
Pada Glukosa dan Fruktosa tidak didapati amilum dikarenakan Glukosa dan fruktosa
merupakan gula sederhana monosakarida sehingga diperoleh hasil negative pada pengujian
dengan pereaksi Iodium. Hal ini sesuai antara pustaka dan praktikum
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah Kurang nya ketelitian praktikan dalam
melakukan kegiatan praktikum, Jumlah tetesan pereaksi terlalu sedikit serta kurang nya
ketelitian praktikan saat melihat warna sampel yang coklat pada kacang sehingga
mengakibatkan kesalahan dalam Hasil Praktikum.
3. Uji Barfoed
Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Barfoed terhadap Roti,
Sereal Gandum, Fruktosa, Glukosa diperoleh adanya endapan Merah Bata yang menunjukkan
bahwa Roti, Sereal Gandum, Fruktosa, Glukosa merupakan gula sederhana (monosakarida)
dan disakarida. Pada Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Kacang diperoleh hasil negative yang
menunjukkan bahwa jagung, nasi, pastam kentang dan Kacang bukan monosakarida dan
disakarida.
Berdasarkan Pustaka bahwa Roti, Sereal Gandum, Fruktosa, Glukosa dan Nasi
mengandung molekul gula sederhana monosakarida saat direaksikan dengan pereaksi barfoed
akan mengalami reduksi menghasilkan endapan merah bata dengan reaksi
Pada Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Kacang merupakan polisakarida yaitu amilum atau
pati yang saat dipanaskan akan mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan maltosa sehingga
ketika bereaksi dengan barfoed akan menghasilkan endapan merah bata. (Lengninger 1984)
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi barfoed, serta waktu
pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga terjadi
kesalahan dalam pengamatan.
4. Uji Benedict
Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan pereaksi Benedict terhadap Roti, Nasi, Pasta,
Glukosa dan fruktosa diperoleh adanya Endapan Merah Bata yang menunjukkan bahwa roti
merupakan gula sederhana(monosakarida) yang mengandung gugus aldehid ataupun keton.
Pada Sereal Gandum, Jagung, Kentang, Kacang diperoleh hasil negative yang menunjukkan
bahwa tidak mengandung monosakarida.
Berdasarkan Pustaka Roti, Sereal Gandum, Glukosa dan fruktosa, merupakan gula
sederhana monosarida sehingga akan bereaksi dengan pereaksi benedict akan membentuk
endapan merah bata. Sedangkan Nasi, Pasta, Jagung, Kentang, Kacang merupakan
polisakarida yang saat dipanaskan akan mengalami hidrolisis menjadi disakarida dan mono
sakarida sehingga ketika bereaksi dengan pereaksi benedict akan membentuk endapan merah
bata dengan reaksi
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi benedict, serta
waktu pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga
terjadi kesalahan dalam pengamatan.
5. Uji Tolens
Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Tolens pada Jagung dan
Glukosa diperoleh hasil adanya cermin perak yang menunjukkan bahwa Jagung dan Glukosa
merupakan gula sederhana monosakarida yang memiliki gugus aldehid. Pada Roti, Sereal
Gandum, Nasi, Fruktosa, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang tidak diperoleh hasil cermi perak.
Sedangkan Roti, sereal gandum, dan fruktosa merupakan gula monosakarida yang
mengandung gugus keto, sehingga saat bereaksi dengan pereaksi tollens tidak akan
membentuk cermin perak (Sartika,2003)
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi tollens, serta waktu
pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga terjadi
kesalahan dalam pengamatan.
6. Uji Fehling
Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan pereaksi Fehling pada Roti,sereal Gandum, Glukosa
diperoleh adanya endapan merah bata yang menunjukkan bahwa Roti , Sereal
gandum,Glukosa merupakan gula sederhana monosakarida yang mengandung gugus aldehid.
Sedangkan pada Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang, Fruktosa tidak diperoleh adanya
endapan Merah bata.
Pada Roti dan Sereal Gandum memiliki amilum dan sukrosa yang bila dihdrolisis akan menjadi
glukosa, dan glukosa yg bereaksi dengan pereaksi fehling akan membentuk endapan merah
bata. Sedangkan Jagung, Nasi, Pasta, Kentang, Ubi, Kacang merupakan Karbohidrat
polisakarida saat dipanaskan akan mengalami hidrolisis menjadi glukosa sehingga glukosa yg
dihasilkan akan bereaksi dengan pereaksi Fehling akan membentuk endapan merah bata.
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi tollens, serta waktu
pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga terjadi
kesalahan dalam pengamatan.
7. Uji Seliwanof
Pada Uji Jenis Karbohidrat dengan pereaksi Seliwanof pada Roti,Jagung, Nasi, Pasta,
UBi,Kentang,Kacang, Glukosa diperoleh hasil negative yang menunjukkan bahwa Roti bukan
merupakan gula sederhana glukosa yang dapat mengalami hidrolisis menjadi senyawa furfural.
Sedangkan Sereal Gandum dan Fruktosa diperoleh adanya warna merah chery.
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kurangnya jumlah pereaksi seliwanof, serta
waktu pemanasan nya kurang, serta kurang nya ketelitian dalam menentukan hasil uji sehingga
terjadi kesalahan dalam pengamatan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Sebaiknya Praktikan bekerja dalam praktikum dengan serius dan teliti agar tidak ada
kesalahan dalam pengamatan
3. Sebaiknya asisten dating tepat waktu agar lebih mengefesiensikan waktu praktikum.
DAFTAR PUSTKA
1. UjiMolisch
Sampel (2 ml)
PereaksiMolisch (3 tetes)
(+) cincinungu
2. UjiTollens
Sampel (2 ml)
PereaksiTollens
Panaskan
(+) cincinperak
3. Uji Benedict
Sampel(3 ml)
Dinginkan
(+) endapanmerah
4. UjiSeliwanoff
Sampel (2 ml)
PereaksiSeliwanoff (3 tetes)
(+) merahceri
5. UjiIodium
Sampel (2 ml)
Tambah 2 tetesiodium
Amati
Sampel (1 ml)
PereaksiBarfoed (1 ml)
(+) endapanmerahbata
5 menit :monosakarida
10 menit :disakarida
7. Uji Fehling
Sampel (2 ml)
+ pereaksi Fehling A
+ pereaksi Fehling B
Panaskan
(+) endapanmerahbata
2. Barfoed
(Pereaksi barfoed untuk monosakarida yang mereduksi)
A. Cu(CH3COO)2 33 g
AsamAsetat glacial 5 ml
B. Akuades
Kedalam gelas kimia 600 ml campurkan garam kupri dan asam asetat,aduk sebentar, kemudian
tuangkan sedikit akuades sambil diaduk sehingga campuran A melarut.Encerkan Larutan
hingga volume larutan menjadi 500 mL.
3. Fehling
(Pereaksi untuk gula yang mereduksi)
A. CuSO4.5H2O 34,66 g
H2SO4pekat 5 mL
Akuades
Alirkan perlahan H2SO4 pekat kedalam gelas kimia berisi 100 mL akuades sambil sesekali
diaduk; kemudian masukkan garam-tembaga kedalamnya setelah melarut encerkan dengan
akuades sampai volume larutan menjadi 500 mL dan pindahkan pereaksi ini kedalam botol
reagen (Disebut:Larutan Fehling A: berwarnabiru)
B. KNaC4H4O6.4H2O*Murni 173 g
NaOHmurni 50 g
4. Molisch
(pereaksi,LihatNaftol)
.a-naftol 5 %alkoholik
A. a-Naftol 0,5 g
B. Etanol 95% 20 mL
Larutan A kedalamB,kemudian tuangkan kedalam botol tetes a-naftol 15 %
(disebutpereaksimolishuntuk wool)
a-naftol 15 g
Alkoholataukloforom 100 mL
Setelah dicampurkan,lalu di kocok diamkan beberapa lama dan kemudian saring
B-naftol
B-naftol 40 g
Alkohol 260 ml
Setelah dicampurkan, lalu kocok; diamkan beberapa lama dan kemudian saring.
5. SALIWANOFF
(Pereaksi)
A. Resorconil . 0,15 g
B. Akuadest 34 mL
(atauHCL:Akuades=1:2) 68 mL
Larutkan A kedalam larutan B
Lampiran Foto