Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Untuk mengetahui sifat-sifat dari karbohidrat dan menentukan waktu
yang dibutuhkan untuk menghidrolisis karbohidrat (tepung beras).

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan contoh polimer alami.
Karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan dan terdiri atas unsur C,
H, dan O dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Istilah karbohidrat
diambil dari kata karbon dan hidrat (air). Selain itu, karbohidrat
juga dikenal dengan nama sakarida (Saccharum =gula). Senyawa
karbohidrat mudah ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya di dalam gula pasir, buah-buahan, gula tebu, air susu,
beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, singkong, dan kapas.
Apakah yang membedakan bahan-bahan tersebut? Berdasarkan
jumlah sakarida yang dikandungnya, karbohidrat dapat
digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Gula pasir dan buah-buahan mengandung monosakarida, gula tebu
dan air susu mengandung disakarida, sedangkan beras, jagung,
gandum, ubi jalar, kentang, singkong, dan kapas mengandung
polisakarida.
1.2.2 Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana


(simple sugar), oleh karena tidak bisa lagi dihidrolisa.
Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis, sehingga
secara umum disebut juga gula. Penamaan kimianya selalu
berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga jenis
monosakarida yang penting yaitu, glukosa, fruktosa dan galaktosa.

a) Glukosa

Glukosa dengan rumus umum C6H12O6, Terkadang orang


menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai
di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu,
sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat
dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan
laktosa.

Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar


Gula Darah) dan berfungsi sebagai penyedia energi bagi
seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis
Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah
dapat meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia,
keadaan ini dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus.

b) Fruktosa

Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis


sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota
bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh
fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.

c) Galaktosa

Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa


yang ada di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari
laktosa.
1.2.3 Oligosakarida

Oligosakarida merupakan gabungan antara 2 (dua)


monosakarida, pada bahan makanan disakarida terdapat 3 jenis
yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.

a) Sukrosa

Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga


lebih sering disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir dan
disebut juga gula invert. Mempunyai 2 (dua) molekul
monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa. Sumber: tebu (100% mengandung sukrosa),
bit, gula nira (50%), jam, jelly.

b) Maltosa

Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri


dari dua molekul glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari
hasil pemecahan amilum, lebih mudah dicema dan rasanya
lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum akan berubah
menjadi warna biru.

Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat


pada serelia; Contohnya beras, semakin kecil kandungan
amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya,
semakin lekat nasi tersebut. Berdasarkan kandungan
amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:

 amilosa tinggi 25-33%

 amilosa menengah 20-25%

 amilosa rendah 09-20%

 amilosa sangat rendah


c) Laktosa

Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri


dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa
kurang larut di dalam air. Sumber : hanya terdapat pada susu
sehingga disebut juga gula susu.

 susu sapi 4-5%

 asi 4-7%

Laktosa dapat menimbulkan intolerance (laktosa


intolerance) disebabkan kekurangan enzim laktase sehingga
kemampuan untuk mencema laktosa berkurang. Kelainan ini
dapat dijumpai pada bayi, anak dan orang dewasa, baik untuk
sementara maupun secara menetap. Gejala yang sering
dijumpai adalah diare, gembung, flatus dan kejang perut.
Defisiensi laktase pada bayi dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan, karena bayi sering diare. Terapi diit dengan
pemberian formula rendah laktosa seperti LLM, Almiron,
Isomil, Prosobee dan Nutramigen, dan AI 110 bebas Laktosa.
Formula rendah laktosa tidak boleh diberikan terlalu lama
(maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk
pertumbu ban sel-sel otak.

1.2.4 Polisakarida

Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung


lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk
rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak
manis), tidak seperti monosakarida dan disakarida. Di dalam Ilmu
Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada hubungannya yaitu amilum,
dekstrin, glikogen dan selulosa.
a) Amilum (zat pati)

Merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di


seluruh penduduk dunia, terutama di negara sedang
berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan makanan
pokok. Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-bijian
merupakan sumber amilum yang berlimpah ruah oleh karena
mudah didapat untuk di konsumsi. Jagung, beras dan gandum
kandungan amilurnnya lebih dari 70%, sedangkan pada
kacang-kacangan sekitar 40%.

Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di


dalam air panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti
pasta; peristiwa ini disebut “gelatinisasi”.

b) Dekstrin

Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum.


Molekulnya lebih sederhana, lebih mudah larut di dalam air,
denganjodium akan berubah menjadi wama merah.

c) Glikogen

Glikogen merupakan “pati hewani”, terbentuk dari ikatan


1000 molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam
air) dan bila bereaksi dengan iodium akan menghasilkan warna
merah. Glikogen terdapat pada otot hewan, manusia dan ikan.
Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor
mortis) dan kemudian glikogen dipecah menjadi asam laktat
selama post mortum. Sumber banyak terdapat pada kecambah,
serealia, susu, syrup jagung (26%).

d) Selulosa

Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-


tumbuhan adalah selulosa, karena selulosa merupakan bagian
yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa
tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak ada
enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna,
selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat
memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar
defekasi.

Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam menilai


kualitas makanan, makin tinggi kandungan serat dalam
makanan maka nilai gizi makanan tersebut dipandang semakin
buruk. Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para ahli
sepakat bahwa serat merupakan komponen penyusun diet
manusia yang sangat penting. Tanpa adanya serat,
mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang air besar).

1.2.5 Uji Karbohidrat

Ada beberapa metode uji kualitatif karbohidrat, yaitu:

1. Uji Molisch

Uji molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat


secara kualitatif. Identifikasi karbohidrat oleh molisch
didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh asam sulfat pekat
yang menghasilkan monosakarida. Dehidrasi monosakarida
jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menghasilkan furfural.
Sedangkan golongan heksosa dihidrolisis oleh asam sulfat
pekat menjadi hidroksi-metil furfural. Pereaksi molisch terdiri
atas alfa-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
..............(1)

Thymol dapat dipakai sebagai pengganti alfa-naftol. Ia


juga lebih stabil daripada alfa-naftol dan pada penyimpanan
yang lama tidak berubah warna.

.............(2)

2. Uji Benedict

Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi.


Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis
dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida.
Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung
dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida,
sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk
siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak
berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan
sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
Untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan
natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam
sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas,
sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton
bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A.
2010).

3. Uji Seliwanoff

Reaksi spesifik lainnya untuk uji karbohidrat tertentu


adalah uji Seliwanoff dan uji Foulger. Reaksi Seliwanoff
disebabkan perubahan fruktosa oleh asam klorida panas
menjadi asam levulinat dan hidroksimetilfurfural. Selanjutnya
kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol
menghasilkan senyawa kompleks berikut yang berwrna merah:

..............(3)

Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan


fruktosa, memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Pada
pendidihan lebih lanjut, aldosa-aldosa memberikan warna
merah dengan reagen Seliwanoff, karena aldosa-aldosa
tersebut diubah oleh HCl menjadi ketosa.
4. Uji Fehling

Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanaya gugus


aldehid. Larutan fehling itu ada dua komponen, yaitu fehling A
(CuSO4) dan fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Larutan
fehling yang terdiri dari kupsi sulfat Na-K dan natrium
hidroksida dengan gula reduksi dipanaskan akan terbentuk
endapan yang berwarna hijau, kuning-orange atau merah
tergantung gula reduksinya. Campuran fehling berwarna biru
yang mengandung kompleks ion Cu++ dalam suasana alkalis.
Bila ditambahkan aldehida dan dipanaskan maka ion Cu++ akan
direduksi menjadi bervalensi satu dan mengendap sebagai
Cu2O yang berwarna merah.

O O

CH CH

(CHOH)4 + 2CuO (CHOH)4 + Cu2O

CH2OH CH2OH endapan merah bata

Glukosa Asam lukonoat ..............(4)

5. Uji Tollens

Dengan menggunakan produksi tollens, gula produksi


identifikasi dengan adanya endapan berbentuk cincin perak
didalam larutan. Hal ini terjadi karena gula produksi dapat
mereduksi Ag+ dalam pereaksi tollens (Ag(NH3)2+) menjadi
endapan perak menurut reaksi berikut.

O O

(Ag(NH3)2+ (aq) + R C H (aq) R C OH (aq) + Ag (s) + NH3 (g)

..............(5)
6. Uji Iodin

Uji Iodium bertujuan membuktikan adanya


polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Identifikasi ini
didasarkan pada pembentukan kompleks adsorpsi berwarna
spesifik oleh polisakarida akibat penambahan iodium. Amilum
atau pati dengan iodium menghasilkan berwarna biru, dekstrin
menghasilkan warna merah anggur sedangkan glikogen dan
sebagian pati terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk
warna merah coklat.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat yang digunakan
1. Gelas kimia 250 ml
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Botol semprot
5. Tabung centrifuge
6. Kertas lakmus
7. Rak tabung reaksi
8. Pipet volume 10 ml
9. Pipet ukur 10 ml
10. Batang pengaduk
11. Stopwatch
12. Spatula
13. Hot plate
14. Erlenmeyer 250 ml
15. Bulp
16. Neraca digital
17. Labu ukur 100 ml
18. Kertas lakmus

2.1.2 Bahan yang digunakan


1. Tepung beras
2. Tepung kanji
3. HCl 4N
4. Larutan 𝐼2
5. Aquadest
6. Sukrosa 5%
7. Natrium karbonat 5%
8. Fehling A
9. Fehling B

2.2 PROSEDUR KERJA


2.2.1 Hidrolisis Disakarida
1. Memasukkan larutan sukrosa 5% ke dalam tabung reaksi
sebanyak 10 ml dan 10 tetes HCl pekat.
2. Memanaskan diatas hot plate sampai mendidih sambil diaduk.
3. Menetralkan dengan natrium karbonat 5% (menggunakan
petunjuk kertas lakmus).
4. Setelah netral, menguji dengan larutan fehling A.
5. Setelah menguji dengan fehling A, menguji kembali
menggunakan fehling B.
6. Kemudian menguji dengan fehling A dan B.
2.2.2 Hidrolisis Polisakarida
1. Menimbang 1 gram tepung kanji.
2. Mengencerkan dengan menggunakan 100 mL aquadest.
3. Menambahkan HCl pekat 10 mL.
4. Memanaskan diatas hot plate.
5. Mengambil 1 mL larutan dan memasukkan kedalam tabung
reaksi setiap 2 menit.
6. Selanjutnya larutan tersebut diuji dengan 𝐼2 (1 tetes).
7. Mencatat perubahan warna yang terjadi.
8. Melakukan pengujian setiap waktu 2 menit.
9. Mencatat hidrolisis sampai terjadi perubahan warna menjadi
kuning bening.
10. Melakukan hal yang sama dengan menggunakan tepung beras.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan


Tabel 3.1.1 Hidrolisis Disakarida
No Bahan Pengamatan
10 ml sukrosa 5 % + 10 tetes HCl pekat
1. Tidak berwarna (bening).
(dipanaskan)
2. + Na₂CO₃ pH menjadi netral
Larutan berubah warna
3. Fehling A
menjadi biru tosca.
Larutan berubah warna
4. Fehling B
menjadi kuning muda
Larutan terdapat endapan
5. Fehling A dan B
merah bata

Tabel 3.1.2 Hidrolisis Polisakarida


a. Tepung Kanji
No Waktu (menit) Keterangan
1. 2 Hitam
2. 4 Kunig kehitaman
3. 6 Hitam
4. 8 Kuning kecoklatan
5. 10 Kuning kecoklatan
6. 12 Kuning kecoklatan
7. 14 Kuning kecoklatan
8. 16 Hitam
9. 18 Kuning kecoklatan
10. 20 Coklat
11. 22 Coklat
12. 24 Coklat muda
13. 26 Coklat muda
14. 28 Hijau tua
15. 30 Hitam keunguan
16. 32 Hitam kemerahan
17. 34 Merah kecoklatan
18. 36 Coklat
19. 38 Kuning
20. 40 Kuning
21. 42 Kuning muda
22. 44 Kuning
23. 46 Kuning muda
24. 48 Kuning muda
25. 50 Bening
26. 52 Bening
27. 54 Bening

b. Tepung Beras
No Waktu (menit) Keterangan
1. 2 Hitam
2. 4 Hitam
3. 6 Hitam
4. 8 Hitam
5. 10 Biru kehitaman
6. 12 Biru kehitaman
7. 14 Ungu kehitaman
8. 16 Ungu kehitaman
9. 18 Ungu kehitaman
10. 20 Ungu kehitaman
11. 22 Ungu kehitaman
12. 24 Ungu kehitaman
13. 26 Merah kehitaman
14. 28 Merah kehitaman
15. 30 Merah kehitaman
16. 32 Merah kehitaman
17. 34 Coklat
18. 36 Coklat
19. 38 Coklat kekuningan
20. 40 Coklat
21. 42 Coklat kekuningan
22. 44 Kuning
23. 46 Kuning muda
24. 48 Kuning muda
25. 50 Kuning muda

3.2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sifat sifat karbohidrat dan
menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menghidrolisis karbohidrat.
Dalam praktikum yang kami lakukan, dilakukan uji karbohidrat golongan
disakarida dan polisakarida melalui reaksi hidrolisis.
3.2.1 Hidrolisis Disakarida
Pada hidrolisis disakarida, sampel yang kami gunakan adalah
sukrosa 5% yang diambil sebanyak 10 ml ke dalam tabung reaksi
kemudian ditetesi HCL pekat sebanyak 10 tetes. Sukrosa 5% yang
telah dalam keadaan asam lalu dipanaskan di atas hot plate hingga
mendidih. Penambahan HCl serta dilakukan pemanasan bertujuan
untuk menghidrolisis dan memutus rantai aldehid dan keton.
Kemudian sukrosa yang telah dipanaskan tadi diberi larutan natrium
karbonat 5% dari yang mula mulanya dalam keadaan asam menjadi
netral. Untuk mengetahuinya digunakan kertas lakmus hingga
berubah menjadi 2 warna yaitu merah dan biru. Setelah netral,
sampel dibagi ke dalam 3 tabung reaksi. Masing masing diuji dengan
larutan fehling A, fehling B, serta fehling A dan B. Hasil yang kami
dapatkan, tabung yang diuji dengan fehling A berubah warna
menjadi biru tosca, tabung yang diuji dengan fehling B berubah
warna menjadi kuning bening, dan tabung yang diuji dengan fehling
A dan B terdapat endapan merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa
larutan sampel mengandung glukosa dan fruktosa, karena sukrosa
merupakan suatu disakarida yang terbentuk dari monomer monomer
glukosa dan fruktosa. Dihasilkannya endapan merah bata karena
larutan yang memiliki ion Cu2+ (larutan fehling) direduksi menjadi
Cu2O yang akan diendapkan menjadi warna merah bata.
3.2.2 Hidrolisis polisakarida
Pada hidrolisis polisakarida, sampel yang kami gunakan
adalah tepung kanji dan tepung beras. Masing masing sampel yang
digunakan ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan dengan
100 ml aquades. Lalu ditambah 10 ml HCl pekat dan dilakukan
pemanasan di atas hot plate. Penambahan HCl pekat berfungsi untuk
menghidrolisis pati menjadi glukosa dan pemanasan bertujuan agar
proses reaksi hidrolisis berjalan dengan cepat karena adanya bantuan
suhu. Selanjutnya, setiap 2 menit diambil 1 ml sampel yang
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diuji dengan
menambah 1 tetes iodin. Pada hidrolisis tepung kanji, terjadi
berbagai perubahan warna. Sampel berwarna hitam pada 2 menit
pertama yang menunjukkan bahwa sampel mengandung amilosa,
kemudian berwarna kuning kecoklatan yang menunjukkan sampel
mengandung akrodekstrin, kemudian berwarna hitam keunguan yang
menunjukkan sampel mengandung amilopektin, kemudian berwarna
hitam kemerahan dan merah kecoklatan yang menunjukkan sampel
mengandung eritrodekstrin, kemudian berwarna kuning muda yang
menunjukkan sampel mengandung maltosa hingga berubah menjadi
bening yang menunjukkan sampel mengandung glukosa sekaligus
menandakan hidrolisis pada tepung kanji telah selesai. Tepung kanji
terhidrolisis sempurna pada waktu 42 menit . Pada hidrolisis tepung
beras juga terjadi berbagai perubahan warna. Sampel berwarna hitam
pada 2 menit pertama yang menunjukkan bahwa sampel
mengandung amilosa, kemudian berwarna biru kehitaman yang
menunjukkan sampel mengandung amilosa, kemudian berwarna
ungu kehitaman yang menunjukkan sampel mengandung
amilopektin, kemudian berwarna merah kehitaman yang
menunjukkan sampel mengandung eritrodekstrin, kemudian
berwarna coklat kekuningan yang menunjukkan sampel mengandung
akrodekstrin, hingga berwarna kuning muda atau kuning pucat yang
menunjukkan sampel mengandung maltosa sekaligus menandakan
bahwa hidrolisis tepung beras telah selesai. Tepung beras
terhidrolisis sempurna pada waktu 46 menit.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa hidrolisis tepung kanji
berhenti pada waktu 42 menit dengan hasil akhir menghasilkan
warna bening yang menunjukkan karbohidrat penyusunnya adalah
glukosa, sedangkan pada hidrolisis tepung beras berhenti pada waktu
46 menit dengan hasil akhir menghasilkan warna kuning muda yang
menunjukkan karbohidrat penyusunnya adalah maltosa. Antara
tepung kanji dan tepung beras mengandung jenis karbohidrat dan
waktu hidrolisis yang berbeda. Tepung beras memiliki waktu
hidrolisis yang lebih lama dibandingkan dengan tepung kanji. Hal ini
disebabkan karena maltosa termasuk dalam kelompok disakarida
yang masih dapat terhidrolisis menjadi monosakaridanya, sehingga
memiliki rantai karbon yang lebih panjang. Hal tersebut yang
menyebabkan tepung beras membutuhkan waktu hidrolisis yang
lebih lama dibandingkan dengan tepung kanji.
Berdasarkan data percobaan terlihat bahwa semakin lama
waktu pemanasan pati (polisakarida) maka akan semakin
terhidrolisis menjadi monosakaridanya yaitu glukosa maupun
maltosa dengan perubahan warna hitam atau biru kehitaman yang
semakin pudar, karena larutan iodin tidak dapat bereaksi dengan
glukosa untuk menghasilkan warna biru kehitaman.
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH-). Hidrolisis
berfungsi untuk memutus rantai ikatan karbon.

Reaksi Hidrolisis:

Monosakarida + Monosakarida + .... Polisakarida + H2O


...............(6)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sukrosa terhidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa yang ditandai
dengan adanya endapan merah bata ketika diuji dengan larutan fehling
A dan B
2. Waktu yang diperlukan untuk menghidrolisis tepung kanji adalah 42
menit, sedangkan tepung beras adalah 46 menit.
3. Tepung kanji terhidrolisis menjadi monomer glukosa dan tepung beras
terhidrolisis menjadi monomer maltosa.
4. Lama waktu hidrolisis tepung berbeda-beda tergantung dari karbohidrat
penyusunnya. Waktu hidrolisis tepung kanji lebih cepat dibandingkan
dengan tepung beras.

4.2 Saran

Dibutuhkan kesabaran serta ketelitian saat melakukan proses hidrolisis,


terutama pada pada saat hidrolisis polisakarida.
GAMBAR ALAT

Gelas Kimia Tabung Reaksi Pipet Tetes

Pipet Volume Pipet Ukur

Batang Pengaduk Stopwatch Spatula


Hot Plate Erlenmeyer Neraca Digital

Labu Ukur Kertas Lakmus

Botol Semprot Bulp


DAFTAR PUSTAKA

Fessenden Ralp.J dan Joan.S Fessenden. 1986. Organic Chemistry, Third Edition.
Penerjemah : Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Ph.D. Kimia Organik, Edisi
Ketiga. Jakarta : Erlangga

Riswiyanto.S., M.Si. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Sumardjo. 2006. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.

Tim Penyusun. 2014. Modul Ajar Praktikum Kimia Organik. Samarinda :


Politeknik Negeri Samarinda.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai