PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Menentukan pengaruh penambahan zat terlarut terhadap kenaikan titik
didih.
2. Menentukan kd (tetapan kenaikan titik didih) dari masing-masing larutan.
3. Menentukan pengaruh penambahan zat elektrolit dan non elektrolit
terhadap kenaikan titik didih.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Sifat Koligatif
Sifat koligatif larutan merupakan sifat yang bergantung pada
jumlah zat yang terlarut di dalam suatu pelarut. Jadi sifat koligatif
larutan ini hanya fokus kepada berapa banyak jumlah zat yang
dilarutkan ke dalam suatu pelarut, bukan pada jenis zat yang
dilarutkan . Karena sifat koligatif larutan fokus membahas aspek
kuantitatif dari zat yang dilarutkan maka digunakanlah satuan-
satuan yang menyatakan konsenterasi dari zat yang dilarutkan
tersebut diantaranya molalitas (m ) ,molaritas ( M ) dan fraksi mol (
X).
ΔTd = Kd x m
m = molalitas
1.2.4 Penurunan Titik Beku Larutan
Penambahan zat terlarut non volatil juga dapat menyebabkan
penurunan titik beku larutan. Gejala ini terjadi karena zat terlarut
tidak larut dalam fasa padat pelarutnya. Contohnya, jika sirup
dimasukkan ke dalam freezer maka gula pasirnya akan terpisah dari
es karena gula pasir tidak larut dalam es.
Agar tidak terjadi pemisahan zat terlarut dan pelarutnya
ketika larutan membeku, diperlukan suhu lebih rendah lagi untuk
mengubah seluruh larutan menjadi fasa padatnya. Seperti halnya
titik didih, penurunan titik beku (ΔTf) berbanding lurus dengan
kemolalan larutan :
ΔTf = Kf x m
ΔTf = penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku
m = molalitas
3.2 Pembahasan
Menurut teori, larutan mendidih karena tekanan uap larutan sama
dengan tekanan udara luar. Tekanan uap larutan lenih rendah dari tekanan uap
pelarutnya, hal ini disebabkan karena zat terlarut 1 m mengurangi bagian atau
fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan
titik didih (ΔTd).
ΔTd = Td - Tdo
ΔTd = Kd x m