Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

INDUSTRI SINTESA AMONIA

ANGGOTA KELOMPOK :
1. KEVIN RENALDI (17644004)
2. QORINA APRILIYANI (17644001)
3. DELISA ADELIA (17644042)
4. HILDA LAILATUL M (17644058)

S1-TERAPAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan YME, zat Yang Maha Indah
dengan segala keindahan-Nya, yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-
Nya,yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini Kami susun secara sistematis dan sebaik mungkin. Dalam
Makalah ini, Kami mencoba menyajikan informasi-informasi yang berhubungan
dengan Industri Sintesa Amonia.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah Kami untuk
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang terlibat dan berjasa memberikan motivasi dalam rangka
menyelesaikan Makalah ini. Untuk itu Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa,
2. Bapak yang telah memberikan bimbingan dikelas,
3. Orang tua yang selalu memberi motivasi kami dalam belajar sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah ini.
4. Teman-teman yang telah membantu dan berkerjasama dalam pembuatan
Makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait,
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan Makalah ini. Semoga kebaikan
yang diberikan oleh semua pihak menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Tuhan YME. Aamiin.

Samarinda, 8 September 2018

(Penyusun,Kelompok 5)

i
Daftar Isi

Kata pengantar…………………………………………………………… i
Daftar isi…………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 3
2.1 Amonia…………………………………………………………. 3
2.2 Pembuatan Amonia dengan Proses haber Bosch………………. 3
2.3 Perkembangan Industri Sintesa Amonia di Indonesia…………. 8
2.4 Bahan Baku dan produk yang dihasilkan pada
industri sintesa ammonia………………………………………. 9
2.5 Diagram proses dan fungsi fungsi setiap peralatan
yang terlibat dalam industri sintesa amonia.…………………… 15

BAB III PENUTUP……………………………………………………… 24


3.1 Kesimpulan……………………………………………………... 24

Daftar Pustaka…………………………………………………………… 25

SOAL DAN JAWABAN………………………………………………… 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Amonia merupakan salah satu bahan kimia dalam industri yang banyak
memiliki kegunaan, diantaranya digunakan sebagai bahan dari pembuatan
pupuk, plastik fiber, bahan peledak, proses refrigerasi, proses purifikasi dan
banyak lainnya. Pada dasarnya senyawa amoniak ini memiliki sifat mudah
terbakar, mudah bereaksi dengan senyawa lain, gas yang cukup beracun,
dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Tidak hanya itu senyawa
amoniak ini memiliki sifat kelarutan dalam air cukup tinggi, memiliki titik
leleh yang cukup rendah karena wujud aminiak ini adalah gas.
Ammonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Molekul
ammonia mempunyai bentuk segi tiga.Ammonia terdapat di atmosfera dalam
kuantiti yang kecil akibat pereputan bahan organik.Ammonia juga dijumpai
di dalam tanah, dan di tempat berdekatan dengan gunung berapi. Oleh itu,
ammonia juga terdapat di planet dan satelit semulajadi planet lain. Pada suhu
dan tekanan piawai, ammonia adalah gas yang tidak mempunyai warna
(lutsinar) dan lebih ringan daripada udara (0.589 ketumpatan udara).Takat
leburnya ialah -75 °C manakala takat didihnya ialah -33.7 °C. 10% larutan
ammonia dalam air mempunyai pH 12. Ammonia dalam bentuk cair
mempunyai muatan haba yang sangat tinggi. Ammonia cair terkenal dengan
sifat keterlarutannya. Ia boleh melarutkan logam alkali dengan mudah untuk
membentuk larutan yang berwarna dan boleh mengalirkan elektrik dengan
baik. Ammonia boleh larut dalam air. Larutan ammonia dengan air
mempunyai sedikit ammonium hidroksida (NH4OH). Ketumpatan
maksimum bagi ammonia yang larut dalam air untuk membentuk larutan
tepu adalah 880 kg m-3. 100 dm3 boleh berpadu dengan 100 cm3 air.
1
Amoniak diproduksi dengan mereaksikan gas Hydrogen (H2) dan
Nitrogen (N2) dengan rasio H2 : N2 = 3 : 1. Pada pembuatan amonia yang
dilaksanakan pada industry.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang terlibat dalam proses sintesa amonia ?
2. Dimana sajakah letak industri sintesa ammonia yang ada di Indonesia?
3. Apa saja bahan baku dan produk yang dihasilkan pada industri sintesa
amonia ?
4. Bagaimana diagram proses yang ada pada industri sintesa ammonia?
5. Apa fungsi dari peralatan yang terlibat dalam industri sintesa amonia?

1.3 Tujuan
 Memahami deskripsi singkat yang terlihat dalam proses sintesa ammonia
dan mengetahui letak industri sintesa ammonia di Indonesia.
 Memahami bahan baku dan produk yang dihasilkan pada industry sintesa
ammonia.
 Memahami diagram proses dan fungsi fungsi setiap peralatan yang terlibat
dalam industry sintesa ammonia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. Amonia

Amonia merupakan senyawa kimia dengan rumus NH3.Senyawa ini


didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas dengan sebutan bau amonia.
Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi,
amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Kontak
dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru
dan bahkan kematian. Di Amerika Serikat, amonia diatur sebagai gas tak mudah
terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan
pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus
disertai surat izin.

2.2. Pembuatan Amonia dengan Proses Haber Bosch

Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat


melimpah di udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa
nitrogen tidak terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang penting
ialah NaNO3 yang disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa
nitrogen semakin banyak, misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak. Oleh
karena itu, proses sintesis senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan, merupakan
proses industri yang sangat penting. Metode yang utama adalah mereaksikan
nitrogen dengan hidrogen membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah
menjadi senyawa nitrogen lain seperti asam nitrat dan garam nitrat.

3
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh

Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi
sintesis amonia adalah :

Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan


reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan
tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada
suhu 500°C sekalipun. Dilain pihak, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan
suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada
suhu sekitar 500°C dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu
serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Seiring dengan
kemajuan teknologi, digunakanlah tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai
700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera
dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi
(dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran
gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk
amonia.
4
Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia :

Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl
Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi
sintesis amonia adalah :
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2×105
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk
ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan tekanan
tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah,

5
bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan
eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch
semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350
atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO,
dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi
eksoterm lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka
reaksi berjalan sangat lambat . Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia
ditekanan atmosfer fasanya gas. Titik didih Amonia -33,35 oC, titik bekunya -
77,7 oC, temperatur & tekanan kritiknya 133 oC & 1657 psi. Entalpi
pembentukan (∆H), kkal/mol NH3(g) pada 0oC, -9,368; 25 oC, -11,04. Pada
proses sintesis pd suhu 700-1000oF, akan dilepaskan panas sebesar 13
kkal/mol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu 400- 600oC,
dengan tekanan 150-300 atm. Kondisi optimum pembuatan amonia (NH3)
dapat digambarkan pada tabel berikut :
Kondisi Optimum Pembuatan NH3
Reaksi : N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H= -924 kJ
A. Suhu
1. Reaksi bersifat eksoterm
2. Suhu rendah akan menggeser kesetimbangan kekanan.
3. Kendala:Reaksi berjalan lambat 400-600Oc

B. Tekanan
1. Jumlah mol pereaksi lebih besar dibanding dengan jumlah mol produk.
2. Memperbesar tekanan akan menggeser kesetimbangan kekanan.
3. Kendala Tekanan sistem dibatasi oleh kemampuan alat dan faktor
keselamatan pada 150-300 atm

6
3. Konsentrasi
Pengambilan NH3 secara terus menerus akan menggeser kesetimbangan
kearah kanan

4. Katalis
Katalis tidak menggeser kesetimbangan kekanan, tetapi mempercepat laju
reaksi secara keseluruhan
Fe dengan campuran Al2O3 KOH dan garam lainnya
Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat
terjadinya reaksi kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai
lebih cepat tetapi katalis tidak mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-
spesies yang bereaksi atau dengan kata lain katalis tidak mengubah nilai
numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah
mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.
Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme
suatu reaksi yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan
energi aktivasi lebih rendah menyebabkan maka lebih banyak partikel yang
memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan energi aktivasi
sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah sehingga laju meningkat.
Perbandingan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis dapat dilihat pada gambar
dihalaman berikut:
Dengan kemajuan teknologi sekarang digunakan tekanan yang jauh lebih besar,
bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang
terbentuk segera dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen
dikompresi (dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan.
Kemudian campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama
katalisator sehingga terbentuk amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch
untuk sintesis amonia

7
2.3 Perkembangan Industri Sintesa Amonia di Indonesia
Kebutuhan amoniak yang paling besar adalah dalam industri pupuk,
karena amoniak merupakan bahan dasar pembuatan pupuk berbasis nitrogen.
Fungsi utama dari amoniak adalahsebagai penyedia nitrogen dalam bentuk siap
pakai. Penyediaan nitrogen akan lebih mudah jikanitrogen itu berbentuk
amoniak, dinbandingkan dengan penyediaan nitrogen dalam bentuk molekul
yang sifatnya cenderung inert (tidak mudah bereaksi). Selain untuk bahan
bakupembuatan pupuk nitrogen, amoniak banyak dimanfaatkan untuk bahan
baku pembuatan asamnitrat, pembuatan garam amonium, dan pembuatan
bahan peledak. Amoiak diperdagangkan dalam bentuk amoniak anhidrit dan
dalam bentuk larutan dalam air. Sebagian besar amoniak dibuat secara sintesis,
tetapi ada juga yang diperoleh sebagai hasil sampingan pembuatan bahan lain.
Teknologi pembuatan amoniak sintesis secara komersial dilakukan pertama
kali tahun 1813 dengan menggunakan proses Haber Bosch. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi cara-cara pembuatan amoniak
terus dikembangkan menjadi lebih effisien. Perkembangan industri amoniak di
Indonesia sendiri memperlihatkan suatu pertumbuhan yang positif. Di
Indonesia terdapat beberapa produsen amoniak yang pada umumnya
terintegrasi dengan pupuk jenis lain. Sebagaimana terlihat pada tabel 1.1
diperlihatkan beberapa pabrik amoniak yang berkembang di Indonesia beserta
kemampuan produksinya dalam waktu satu tahun produksi.

8
Tabel 1. Produsen amoniak dan kapasitas produksinya (tahun 2010)

Kapasitas
Berdiri
Produsen Lokasi Produksi
(tahun)
(ton/tahun)
PT. Pupuk
Palembang,Sumatra selatan 1959 1.499.000
Sriwijaya
PT. Petrokimia
Gresik, Jawa Timur 1972 445.000
Gresik
PT.Pupuk Kujang Cikampek, JawaBarat 1975 713.000
PT. Pupuk
Bontang,Kalimantan Timur 1977 1.848.000
Kalimantan Timur
PT.Pupuk Iskandar
Lhok Seumawe,Aceh 1982 762.000
Muda

2.4 Bahan Baku dan produk yang dihasilkan pada industri sintesa
ammonia
Amonia (gas) terdiri dari hidrogen & nitrogen yang biasanya perbandingan
molarnya 3:1 , terdapat Metan, Argon, dan CO2. Amonia disintesis menggunakan
reaksi reversibel antara hidrogen dengan nitrogen. Reaksi dibawah ini:

Seperti halnya reaksi reversibel : reaksi pembentukan ammoniat pada


kesetimbangan macam-macam temperatur dan tekanan. Dan berhubungan dengan
konstanta kesetimbangan reaksinya.Kp (konstanta kesetimbangan) tersebut tidak
hanya tergantung kepada temperatur dan tekanannya, tetapi juga ke perbandingan
komposisi nitrogen dan hidrogen.

9
Sumber nitrogen itu biasanya adalah udara. Dan sumber hidrogen biasanya di
dapat dari berbagai jenis bahan mentah seperti air, hidrokarbon ringan/berat hasil
dari pemurnian minyak mentah, gas alam, maupun kombinasi dari bahan-bahan itu
yang memiliki kandungan hydrogennya.Tabel berikut dibawah nunjukin macam-
macam reaksi untuk bahan mentah yang dipakai untuk produksi hidrogen.
Reaksi-reaksi tersebut, kecuali elektrolisis air, diikuti dengan reaksi pergeseran
CO (water-gas shift reaction=WGSR).
[GAMBAR 1: Tabel Reaksi Pembuatan Hidrogen]

Sumber : Kirk – Othmer Encyclopedia, 1998.


Tahapan - tahapan proses pembuatan ammonia nitrogennya berasal dari udara
dan hidrogennya berasal dari Natural Gas. Tahap-tahapan pembuatan ammonia:

[GAMBAR 2: Tahap Pembuatan Ammonia]

10
Tahap 1:Persiapan Bahan Baku Gas Sintesis
Terdiri dari 4 tahap yang besar:
[GAMBAR 3:Flowchart Persiapan Bahan Baku Syn Gas]

Tahap 1.1: Persiapan bahan baku NG:


[GAMBAR 4:Flowchart Persiapan Bahan Baku NG]

Bahan baku NG mengandung partikel (solid)/liquid yang mengganggu proses


compressionnya, sehingga seluruh partikel yang mengganggu tharus di remove di
KO Drum terlebih dulu. Kemudian di coalescer terlebih dahulu untuk memastikan
tidak ada liquid yang terikut. Setelah itu di kompresi untuk menaikkan tekanan. Inti
dari reaksi steam reforming adalah tekanan dan suhu operasi yang optimum
sehingga dapat mengoptimalkan produk yang diinginkan. Setelah di kompresi, Feed
gas kemudian di preheating. Panas yang digunakan bisa diambil dari panas primary
reformer untuk menghemat biaya utilitas. FG kemudian dimasukkan hydrotreater
yang mengandung katalis untuk mengubah merkaptan (disulfide) yang terkandung
dalam HC, menjadi H2S yang terpisah dari HC dan bisa diserap pada tahap
selanjutnya yaitu tahap desulfurisasi. Pada tahap desulfurisasi ini menggunakan
katalis ZnO.
Tahapan reaksinya:
[GAMBAR 5: Reaksi Hydrotreating dan Desulfurisasi]

11
Tujuan menghilangkan Sulfur ini karena sulfur mengganggu reaksi sintesis
ammonia. Dan dari reaksi kedua yang ada di hydrotreater terlihat ada CO yang
terbentuk. Hal ini bisa jadi bertambahnya beban pada methanator nantinya.
Kandungan CO2 atau ammonia di FG besar, akan menghambat penyerapan H2S
oleh ZnO karena ZnO terlebih dulu bereaksi dengan CO2 menghasilkan hidratnya,
dan ammonia akan menghambat kerja.
Tahap 1.2:Steam Reforming
NG bebas sulfur dari tahap 1.1 dicampur dengan steam medium pressure
dengan ratio Steam/Carbon atau S/C tertentu, untuk kemudian disteam reforming,
hingga intermediate levelnya terbentuk. Karena membutuhkan steam, maka
disebut Steam reforming. Steam reforming ini dilakukan dalam primary reformer
catalyst tubes yang ada didalam furnace. Panas yang diperoleh dari membakar fuel
gas.

Reaksi yang terjadi dalam primary reformer:


[GAMBAR6: reaksi dalam primary reformer]

Overall reaksi diatas adalah endoterm. Karena heat yang dibutuhkan oleh
reaksi endoterm jauh lebih besar daripada heat yang dihasilkan oleh reaksi eksoterm
yang lainnya, sehingga tetap dibutuhkan panas dari hasil pembakar fuel gas. Katalis
yang digunakan adalah Nikel.
Tahap 1.3:Secondary Reforming
Secondary reforming dilakukan dalam secondary reformer. Diproses ini
metana yang masih bersisa di kurangi dengan reaksi steam reformer hingga level
yang sangat kecil, dan mulai menyampurkan udara dengan NG.
12
didalam secondary reformer ini O2 dalam udara dibakar hingga menghasilkan panas
yang bisa digunakan untuk reaksi steam reforming yang tersisa. Udara yang
dimasukkan mengikuti ratio Nitrogen-hydrogen yang dibutuhkan untuk optimasi
sintesis ammonia. Dari reaksi steam reforming (baik pada primary maupun
secondary) ada produk sampingan yang tidak diinginkan berupa CO, walaupun
dalam tempat yang sama juga terjadi reaksi shift reaction, yang mengubah CO
menjadi CO2, tetap saja masih banyak CO yang tersisa. CO dan CO2 adalah zat
yang racun terhadap sintesa ammonia nantinya sehingga kedua zat ini harus
dihilangkan.
Tahap 1.3:Shift Conversion:High temperature and Low temperature.
Shift Conversion dibagi menjadi 2 tahap. HTSC (high temperature shift
conversion) baru kemudian LTSC (low temperature shift conversion). Konsep dari
tahap ini adalah mengubah semua CO menjadi CO2. Pada tahapan selanjutnya akan
ada tahapan CO2 removal. Sehingga baik CO maupun CO2 kandungannya sangat
minim dalam Syn Gas yang akan dijadikan ammonia. Reaksi tersebut dilakukan di
Low Temperature.

Proses Pembutan Gas Amonia Tahap 2


Tahap 2: Pemurnian Syn Gas
Konsep dasar pemurnian Syn Gas adalah menghilangkan impurities sebagai
hasil dan sisa serta pengotor lainnya, yang akan mengganggu reaksi sintesa
ammonia. misalnya CO2 dan CO, sehingga dapat menghasilkan syn Gas yang
tingkat kemurnian hydrogen-nitrogennya sangat tinggi. Sebelum ini CO yang
terkandung dalam syn gas telah diubah menjadi CO2. konsep dasarnya mengubah
seluruh CO menjadi CO2. CO2 di remove di CO2 removal sehingga diasumsikan
kandungannya kecil. CO2 Removal unit menggunakan absorbent yang bisa
menyerap CO2. tetapi tidak larut/bereaksi dengan syn gas yg akan dimurnikan.
absorbent yang digunakan yang mengandung amina seperti Amdea, Benfield.

13
Konsep dasarnya adalah:
[GAMBAR 7: CO2 Removal]

Untuk melucuti CO2 dari Syn Gas, selain menggunakan absorbent, juga
menggunakan pressure yang tinggi. Pressure yang tinggi ini dimaksudkan untuk
mencairkan CO2 sehingga kelarutannya dalam absorbent semakin besar. Selain itu
juga temperature yang rendah. Stripper digunakan untuk merubah CO2 dari
absorbent sehingga absorbent bisa digunakan lagi, dan CO2 bisa digunakan sebagai
bahan dasar urea. Kondisi operasi stripper berkebalikan dengan absorber. Tekanan
rendah, untuk menjadikan CO2 gas, dan temperature tinggi.
Keluaran dari Absorber adalah syn gas yg kandungan CO2nya sangat kecil.
tetapi masih mengandung sedikit CO. yang pada akhirnya CO yang masih tersisa
tersebut akan dihilangkan di methanation unit, dengan melakukan reaksi
pembentukan metana dan air. Reaksi tersebut adalah reaksi kebalikan dari reaksi
pembentukan hydrogen pertama.
[GAMBAR 8: Methanation]

Tahap 3: Sintesa Ammonia


Tahap ini adalah tahap yang sangat menentukan. Mengendalikan reaksi
reversible adalah inti dari sebenarnya pada reaksi sintesa amonianya.

14
Penting untuk dijaga pada reaksi tersebut adalah :
1. Kondisi operasi : pressure dan temperature
2. Ratio Hydrogen/Nitrogen
3. Katalis
4. Murni dari Sulfur, CO, dan CO2
Selain itu ada faktor bentuk ammonia converternya. Ada vertikal
dan ada horisontal (1 buah), seri atau paralelnya (lebih dari satu buah), serta
jumlah dan susunan kompartemen dalam converter tersebut. Karena
pressure dan tekanan sangat berpengaruh maka konsentrasi besar ditaruh di
pengaturan tekanan. Bisa menggunakan compressor. Di dalam unit ini ada
sub unit refrigerant/liguefaction yang digunakan untuk mendinginkan
ammonia hingga menjadi cair dan dapat dsimpan dalam volume
kecil.selanjutnya mengenai treatment produk dan treatment buangan
sebenarnya bukan inti dari pembuatan ammonia.

2.5 Diagram proses dan fungsi fungsi setiap peralatan yang terlibat
dalam industri sintesa amonia.
Amonia adalah bahan utama pembuatan pupuk urea oleh sebab itu amoniak harus
disintesis terlebih dahulu untuk kemudian diproses menjadi urea. berikut adalah
prosesnya:

Gambar 1 Dasar-dasar proses pembuatan amoniak


15
a.Input
Dalam proses pembuatan amoniak bahan baku (input) yang digunakan antara lain:

GasAlam
Komponen utamanya adalah C , H , O. Dibutuhkan unsur “H” -nya untuk reaksi
pembentukan amoniak ( NH3 ), dan dibutuhkan sebagai sumber energi
pembakaran (fuel ) untuk proses dan pembangkit steam. Untuk pembuatan
amoniak, gas alam yang digunakan antara lain: CH4 , C2H6 , C3H8 , C4H10
,C5H12,C6H14 dan impuritasnya.

Air
Dalam proses pembuatan amoniak, air juga dapat digunakan sebagai penghasil
unsur “H”. Air yang digunakan dalam proses ini merupakan air dengan tingkat
kemurnian yang sangat tinggi. Air ini dihasilkan melalui proses demineralisasi pada
DeminPlant.
Udara
Udara yang digunakan berasal dari ambient ( sekeliling ) yang perlu dinaikkan
tekanannya lebih dulu melalui kompressor agar dapat masuk kedalam alat proses
yang bertekanan tinggi. Dalam hal ini unsur yang dibutuhkan terutama unsur N2 (
nitrogennya ) yang dibutuhkan dalam membentuk produk amoniak serta bahan
pembakaran didalam alat pemanas , maupun dalam proses.

Utilitas
Bahan ini didapat dari hasil proses pabrik utilitas antara lain: demin water, tenaga
listrik, udara instrument, cooling water, steam bertekanan ( start up atau saat trouble
), nitrogen murni, plant air, dan drinking water. Bahan –bahan diatas digunakan
dalam proses pembuatan amoniak.
16
BahanPembantu
Dalam proses pembuatan amoniak, terdapat juga bahan pembantu dalam
prosesnya seperti:

 Bahan kimia untuk penyerap CO2


 K2CO3
 DEA ( ACT-1 )
 V2O5
 UCON
 Bahan kimia pengolah boiler water
 Hydrazine
 TSP ( tri ssodium phosphate )
 NAOH
 H2SO4
 Oil ( minyak pelumas mesin )

b.Proses
Proses pembuatan amoniak yang digunakan di PT Pusri Palembang terbagi
menjadi 8 bagian proses utama yakni:

 Feed treating
 Reforming
 Purifikasi :
 CO-shift converter
 CO2 removal
 Methanator
 Synthesa loop
 Refrigeration
17

Gambar 2 Diagram proses pembuatan amoniak

Feedtreating
Gas alam yang berasal dari Pertamina disalurkan melalui pipa gas yang berada pada
gas station meter menuju semua pabrik. Aliran gas ini dibedakan menjadi 2 yakni
untuk bahan baku proses dan gas alam untuk bahan bakar.
Bahan baku yang diterima masih mengandung unsur yang tidak diinginkan, seperti:
partikel padat, sulfur, heavy hydrocarbon (HHC), karbon dioksida, dan air. Semua
unsur ini dipisahkan di area feed treating unit dengan tujuan untuk mendapatkan
gas metan yang murni. Tahapan treatment gas alam adalah sebaga berikut:

 Pemisahan partikel padat


 Pemisahan sulfur anorganik (H2S)
 Pemisahan air (dehidrasi)
 Pemisah hidrokarbon berat (HHC)
 Pemisah CO2
 Pemisahan sulfur organik
 Saturasi/ penjenuhan
18
Reforming Unit
Tujuan dari proses pada reforming unit adalah untuk mereaksikan hidrocarbon
dengan steam dibantu oleh katalis nikel agar menghasilkan gas sintesa (N2 dan H2)
sebagai bahan baku pembuatan amoniak dan O2 sebagai produk sampingan. Unit
ini terdiri dari 2 unit reformer yakni primary reforming dan secondary reforming.
Pada primary reforming, terjadi proses pembuatan gas H2. Pada proses ini gas alam
yang setelah keluar dari Desulfurizer akan dicampurkan dengan steam (uap
air/H2O) kemudian dimasukan kedalam tungku furnace kemudian terjadi reaksi
sebagai berikut:

CH4 + H2O --> 3H2 + CO


CO + H2O --> H2 + CO2
Kandungan gas yang dihasilkan pada primary reformer adalah gas H2 dan CO.

Pada proses secondary reformer yaitu proses selanjutnya setelah proses


primary reformer yang mana pada proses ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan hidrokarbon. Pereduksian kandungan hidrokarbon dilakukan dengan
mereaksikannya dengan udara, yang mana nantinya dari reaksi antara gas alam dan
udara akan menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk memurnikan
kandungan N2. Berikut reaksi kimia yang terjadi pada secondary reformer:

2H2 + O2 + N2 --> 2H2O


CH4 + H2O --> 3H2 + CO
CO + H2O --> H2 + CO2
Kandungan gas yang dihasilkan pada primary reformer adalah gas H2, N2, dan CO.

19
Purifkasi
Tujuan dari proses ini adalah untuk memurnikan gas outlet secondary reformer
agar dapat sebagai umpan pada area syntesa amoniak yang dipisahkan adalah
senyawa CO dan CO2 pemisahan dengan urutan adalah di HTSC, LTSC, CO2
removal,methanator.

CO-shiftconverter
Pada proses shift converter ini akan memproses gas hasil keluaran dari secondary
reformer yang mana akan bertujuan untuk mengubah gas CO  CO2 yang kemudian
nantinya akan dipisahkan pada proses selanjutnya. Pada proses ini terdapat 2 proses
yang berbeda yaitu HTS (high temprature shift converter) dan LTS (low temprature
shiftconverter).

Berikut reaksi-reaksi yang terjadi pada kolom shift converter :


Reaksi padaHTS :
CO + H2O --> CO2 + H2
Reaksi pada LTS :
CO + H2O --> CO2 + H2

Dari hasil reaksi diatas pada HTS dan LTS sama-sama mengubah gas CO menjadi
CO2 sehingga komponen gas CO tinggal sedikit sedangkan gas CO2 mengalami
penambahan dari hasil reaksi pada kolom HTS dan LTS. Setelah proses ini gas
keluarannya akan menuju ke proses CO2¬ removal. Sehingga gas yang keluar dari
proses shift converter yaitu H2,CO2, dan N2.
CO2Removal
Pada proses CO2 removal terdapat 2 proses yaitu CO2 absorption yang mana
berfungsi untuk memisahkan gas CO2 yang masuk dari LTS dengan bantuan CO2
absorption.
20
Dengan menggunakan 2 senyawa CO2 absorption yang sering digunakan yaitu larutan
amine : MDEA (mono diethanol amine) dan larutan benfield : K2CO3. Pada proses
ini digunakan larutan benfield dengan reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut:

CO2 + K2CO3 + H2O --> 2 KHCO3

Dari reaksi diatas terlihat gas CO2 yang direaksikan dengan larutan benfield dan
air akan membentuk senyawa kalium bikarbonat. Dengan kata lain senyawa inlet
yang masuk ke CO2 absorber akan berikatan dengan larutan benfield dan air
sehingga membentuk senyawa baru dan terpisah dari gas H2 , N2 dan CO. Setelah
terbentuk senyawa KHCO3 maka akan diumpan ke dalam kolom CO2 Stipper,
kolom ini berfungsi untuk memisahkan KHCO3 dengan CO2 sehingga akan
kembali membentuk larutan benfield (K2CO3) yang dapat digunakan kembali
sebagai CO2 absorption. Sedangkan gas CO2 dikeluarkan dari kolom. Biasanya
pabrik pembuatan amonia akan berdampingan dengan pabrik pupuk urea, yang
mana CO2 yang dikelurakan dari kolom akan dikirim ke pabrik CO2 untuk proses
pembuatan pupuk urea. Gas hasil keluaran CO2 removal yaitu hanya tinggal
kandungan : H2 , N2, dan CO.

Methanator
Pada proses ini akan mengubah gas CO menjadi methana, yang mana tujuan dari
pengubahan CO yaitu untuk mencegah terjadinya reaksi antara katalis yang
digunakan saat mensitesis N2 dan H2¬ pada proses sintesis amonia nantinya.
Dengan kata lain CO bila bertemu dengan katalis (Fe) pada proses produksi amonia
maka mereka akan bereaksi sehingga menghambat pembentukan amonia.

Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu :

CO+3H2 --> CH4 +H2O

21
Methana (CH4) yang terbentuk tidak akan bereaksi pada proses selanjutnya
sehingga proses pembuatan amonia sudah dapat dilakukan karena gas keluaran dari
methanator hanya tinggal gas untuk pembuatan amonia yaitu : N2, H2, CH4, dan
H2O.

Synthesaloop
Proses synthesa loop bertujuan untuk mensintesa amoniak (NH3) dari hidrogen
(H2) dan nitrogen (N2) dengan katalis besi dan memurnikan produknya. Dalam
proses pembuatan amonia, nantinya akan berlangsung pada tekanan tinggi,
sehingga untuk mencapai tekanan tinggi gas hasil keluaran methanator akan
diumpankan ke alat synthetic gas compressor, yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan. Pada proses pembuatan amonia setelah gas keluar dari proses synthetic gas
compressor maka pada proses pertama akan langsung diumpan ke dalam proses
synthesis converters yang mana proses ini akan mengubah / mensintesis gas N2 dan
H2 menjadi amonia dengan reaksi sebagai berikut:

N2 + H2 --> 2 NH3

Reaksi berlagsung pada suhu : 480 – 500 0C , tekanan : 140-150 kg/cm2 dengan
bantuan katalis : Fe2O3. Konversi reaksi pembentukan amonia hanya mencapai 12
%. Dan amonia yang terbentuk tidak dapat langsung didapatkan hasil amonianya.
Gas hasil keluaran dari synthesis converters (N2 , H2 , CH4 dan NH3) yang mana
sebagiannya akan diumpan ke kolom HRU (hydrogen recovery unit) proses ini
dilakukan untuk memisahkan gas CH4 dan merecovery gas H2. Gas keluaran dari
HRU kemudian akan diolah lagi menuju synthesis converters agar menjadi amoniak
sementara gas CH4 akan masuk kembali ke unit pengolahan gas alam untuk
diproseskembali.

Refrigeration
Produk amoniak cair dengan temperatur 6 0C – (-5) 0C ini selanjutnya dikirim ke
Refrigerasi untuk dimurnikan dari H2, N2, CO, CO2, H2O dan inert yang terlarut
dalam amoniak cair dan didinginkan hingga temperatur -31 0C.

Pemurnian dilakukan dengan jalan menurunkan tekanannya dari 130-210 kg/cm2G


menjadi 17 kg/cm2G. Dengan jalan ini kelarutan gas-gas tersebut diatas akan turun
dan gas-gas
akan lepas dari amoniak cair.
22
Refrigerasi ini seperti layaknya sebuah lemari es dilengkapi dengan kompresor
refrigerant. Kompressor ini berfungsi untuk menaikkan tekanan uap amoniak agar
mudah dicairkan menggunakan air pendingin. amoniak cair ini selanjutnya dikirim
ke penukar panas yang ada di synthesa loop yang dipakai untuk mendinginkan gas
keluar converter amoniak dan mencairkan amoniak yang terdapat dalam gas
keluar converter. Pendinginan ini mampu membuat amoniak cair keluar loop
bertemperatur 6-(-50 0C). Uap penukar panas yang keluar dari penukar panas diatas
yang merukajan hasil dari peristiwa pertukaaran panasdikirim ke Kompresor
refrigerasi. Begitu pula dengan amoniak cair dari hasil pemurnian. Selanjutnya
amoniak cair yang panas (25 0C) yang merupakan hasil kondensasi uap amoniak
keluar kompressor/discharge dikirim ke pabrik Urea. Sedangkan amoniak cair yang
dingin (-31 0C) dari bagian suction komperssor dikirim ke storage amoniak.
Demikian proses pembuatan amoniak dan karbondioksida sebagai bahan baku
pembuatan industri pupuk urea.

c. Output

Dari semua proses diatas terbentuk beberapa produk antara lain:

 Produk amoniak cair dari amoniak separator yang masih mengandung gas
inert terlarut, melalui sistem flashing dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan
yang lebih rendah, terjadi proses pemurnian produk amoniak , berupa hot
amoniak yang dikirim ke urea plant dan cold amoniak yang dikirim ke storage.
 High pressure purge gas , yang merupakan gas yang tidak ikut bereaksi di
synthesa amoniak, harus dilepaskan dari sistem agar tidak terakumulasi karena
dapat mengganggu proses synthesa itu sendiri .
 Low pressure purge gas yang berasal dari sistem pemurnian amoniak
seperti gas NH3 yang kemudian akan dimasukkan kembali ke Amoniak
recovery unit (ARU)
 CO2 yang merupakan by product pabrik amoniak, sebagai bahan baku
pabrik urea
 Limbah, antara lain: blow down, oil, chemical, dll .

23
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah


di udara, yaitu sekitar 78% volume.
Metode yang utama adalah mereaksikan nitrogen dengan hidrogen membentuk
amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain
seperti asam nitrat dan garam nitrat.
2. Ada beberapa Industri Sintesa Amonia di Indonesia, yaitu PT.Pupuk Sriwijaya
di Pelembang, PT.Petrokimia Gresik di Gresik, PT. Pupuk Kujang di Cikampek
Jawa Barat, PT. Pupuk Kalimantan Timur di Bontang dan PT. Pupuk Iskandar
Muda di Aceh.
3. Amonia (gas) terdiri dari hidrogen & nitrogen yang biasanya perbandingan
molarnya 3:1 , terdapat Metan, Argon, dan CO2. Amonia disintesis
menggunakan reaksi reversibel antara hidrogen dengan nitrogen.

4. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia :

24
DAFTAR PUSTAKA

Kirk – Othmer Encyclopedia, 1998.

http://sindhuw.blogspot.com/2012/01/pembuatan-amonia.html

https://edoc.site/download/proses-industri-kimia-pdf-free.html?reader=1

http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xi/reaksi-kesetimbangan-di-industri-kimia/

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33539642/INDUSTRI_PEMBUAT
AN_AMONIA.docx

25
SOAL DAN JAWABAN
1. Apa itu Ammonia?
Ammonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Molekul ammonia
mempunyai bentuk segi tiga.Ammonia terdapat di atmosfera dalam kuantiti yang
kecil akibat pereputan bahan organik.Ammonia juga dijumpai di dalam tanah,
dan di tempat berdekatan dengan gunung berapi. Oleh itu, ammonia juga terdapat
di planet dan satelit semulajadi planet lain.

2. Bagaimana Persamaan reaksi sintesis amonia?

Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah :


N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2×105
3 Sebutkan beberapa Industri Sintesa Amonia di Indonesia!
Ada beberapa Industri Sintesa Amonia di Indonesia, yaitu PT.Pupuk Sriwijaya
di Pelembang, PT.Petrokimia Gresik di Gresik, PT. Pupuk Kujang di Cikampek
Jawa Barat, PT. Pupuk Kalimantan Timur di Bontang dan PT. Pupuk Iskandar
Muda di Aceh.
4 Apa yang terjadi pada methanator ?
Pada proses ini akan mengubah gas CO menjadi methana, yang mana tujuan
dari pengubahan CO yaitu untuk mencegah terjadinya reaksi antara katalis yang
digunakan saat mensitesis N2 dan H2¬ pada proses sintesis amonia nantinya.
Dengan kata lain CO bila bertemu dengan katalis (Fe) pada proses produksi
amonia maka mereka akan bereaksi sehingga menghambat pembentukan
amonia.

Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu :

CO+3H2 --> CH4 +H2O

5 Sebutkan apa saja produk yang dihasilkan dari proses sintesa amonia ?
Produk amoniak cair, High pressure purge gas, Low pressure purge gas, CO2
dan Limbah.

26

Anda mungkin juga menyukai