Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3
A. Pengertian Oleokimia............................................................................................3
B. Turunan Oleokimia ..............................................................................................5
C. Peran Minyak Kelapa Dalam Industri Oleokimia.................................................8
D. Produk Turunan Oleokimia dari Minyak Kelapa dan Penggunaannya Secara Umum
......................................................................................................10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri oleokimia di Indonesia merupakan industri yang memiliki backup bahan
baku yang sangat melimpah karena Indonesia merupakan produsen bahan baku bagi
industri ini yakni CPO terbesar di dunia. Meskipun memilliki industri bahan baku yang
melimpah, namun perkembangan industri ini masih kalah dibandingkan dengan Negara
tetangga seperti Malaysia yang kapasitas produksinya mencapai dua kali lipat dari
Indonesia.
Sebagai gambaran, Indonesia menguasai sekitar 12% permintaan oleochemical
dunia yang mencapai enam juta metrik ton per tahun, sementara Malaysia mencapai
18,6%. Industri hilir Malaysia mampu mengolah CPO menjadi lebih dari 120 jenis produk
bernilai tambah tinggi, sedangkan Indonesia baru belasan produk. Malaysia Palm Oil
Board (MPOB), yang merupakan institusi tertinggi dalam pelaksanaan kebijakan industri
kelapa sawit di Malaysia adalah institusi di balik kesuksesan sawit Malaysia.
Industri oleokimia merupakan industri yang strategis karena selain keunggulan
komperatif yakni ketersediaan bahan baku yang melimpah juga memberikan nilai tambah
produksi yang cukup tinggi yakni diatas 0% dari nilai bahan bakunya yakni CPO dan
PKO.
Meskipun belum seberkembang Malaysia, namun industri oleokimia Indonesia
tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dengan penambahan kapasitas dalam beberapa
tahun terakhir baik yang sedang dilaksanakan maupun direncanakan. Terdapat beberapa
pemain baru dan juga penambahan kapasitas produksi dari pemain yang sudah ada.
Adanya beberapa rencana Investasi baru menunjukkan bahwa industri ini cukup diminati
dan akan berkembang di masa mendatang.
Penambahan kapasitas ini tepat meskipun secara global, kapasitas produksi dunia
masih lebih besar dari kebutuhan produk oleokimia, namun pertumbuhan permintaan
masih terus terjadi dengan level sekitar 5% per tahun hingga prospek industri ini cukup
menjanjikan. Industri ini tidak lepas dari permasalahan di dalam negeri yang salah satunya
adalah jaminan pasokan bahan baku berupa CPO yang belum sepenuhnya teratasi karena
produksi CPO lebih banyak diekspor dari pada dipasok ke industri dalam negeri.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu oleokimia
2. Mengetahui produk – produk turunan oleokimia
3. Mengetahui peran minyak kelapa dalam industrioleokimia

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
1. Apa itu oleokimia?
2. Apa saja produk – produk dari turunan oleokimia?
3. Apakah peranan minyak dalam industri oleokimia?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Oleokimia
Oleokimia adalah senyawa turunana minyak lemak yang dihasilkan melalui proses
kimia. Minyak atau lemak secara umum merupakan trigliserida yang mengandung gliserol
dan asam lemak baik jenuh maupun tidak jenuh. Dalam industri oleokimia, dengan proses
kimia struktur kimia struktur minyak tersebut dipecah menjadi struktur lain seperti asam
lemak, gliserol, ester lemak dan juga alkohol lemak. Bidang keahlian teknologi oleokimia
merupakan salah satu bidang keahlian yang mempunyai prospek yang baik dan penting
dalam teknik kimia. Pada saat ini dan pada waktu yang akan datang, produk oleokimia
diperkirakan akan semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan minyak
bumi (petrokimia).
Produk olahan dari CPO dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu produk pangan dan
non pangan. Produk pangan terutama minyak goreng dan margarin. Produk non pangan
terutama oleokimia. Oleokimia pada dasarnya merupakan cabang ilmu kimia yang
mempelajari trigliserida yang berasal dari minyak dan lemak menjadi asam lemak dan
gliserin serta turunan asam lemak baik dalam bentuk ester, amida, sulfat, sulfonat, alkohol,
alkoksi maupun sabun.
Beberapa produk oleokimia dapat dihasilkan dari petrokimia yang merupakan
oleokimia sintetik, misalnya asam lemak alkohol yang dapat diperoleh dari etilen, dan
gliserol dari propilen, sedangkan yang dimaksud dengan oleokimia alami merupakan
turunan dari lemak dan minyak.
Bahan baku oleokimia diperoleh dari minyak nabati seperti minyak kelapa sawit.
Olahan kelapa sawit yang digolongkan dalam oleokimia sebagai berikut:
a. fatty acid
b. metil ester (biodiesel)
c. gliserol
d. ethoxylate
Bahan-bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan bahan baku pada industri-
industri yang memerlukannya, mulai dari industri kosmetika sampai industri aspal.
Sumber minyak dan lemak, industri oleokimia dapat menggunakan dua jenis sumber
yaitu yang alami dan sintetik. Sumber alami minyak dan lemak dapat dihasilkan dari
tumbuhan, binatang maupun dari laut. Sedangkan sumber sintetik adalah berasal dari
minyak bumi dan tall oil. Sumber minyak lemak alami yang berasal dari lautan adalah
sperm oil, dan minyak sarden (sarden Oil). Minyak lemak yang berasal dari hewan adalah
lemak hewan. Tumbuhan merupakan sumber minyak terbesar, dimana didunia ini terdapat
banyak jenis tumbuhan yang mengandung minyak yang tersebar dibagian tanaman.
Sebagai sumber minyak, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua yaitu plant oil yang
antara lain terdiri dari minyak kelapa dan minyak sawit serla seed oil. Seed oil dapat
dihasilkan dari biji-biji tanaman seperti biji kedelai, biji lobak, biji bunga matahari, biji
kapas, kacang dan Lin seed.
Minyak sawit yang dihasilkan dari tandan segar buah sawit dibagi menjadi dua yaitu
Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kemel Oil (PKO). CPO dihasilkan dari daging buah
kelapa sawit sedangkan dari bagian kernel buah sawit dihasilkan PKO. CPO dapat diolah
lebih lanjut menjadi minyak sawit yang digunakan sebagai minyak goreng. Selain itu
minyak sawit dari CPO beserta PKO dan coconut oil dapat menghasilkan asam lemak atau
turunannya yang banyak diaplikasikan pada makanan, sabun ataupun kosmetik.

Industri
Oleokimia
natural sintetis

Marine Anima Vegetable Petrolium Talls


l oil
Plant oil
Seed
Oil palm Coconut
oil
(CNO)
Soya bean
CPO PKO
Rapeseed
Sunflower
Oil palm Oil Cottonseed
palm
Peanut
Cooking
Lin seed
oil

Fatty
acid/derivatives

B. Turunan Oleokimia
Oleokimia dibagi menjadi dua yaitu oleokimia dasar dan turunannya, Industri
Oleokimia dasar (Basic Oleochemicals) dimulai dari suatu proses yang dinamakan
Splitting atau Hydrolysis. Dalam proses hidrolisis, trigliserida dari minyak lemak dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol dengan adanya air. Asam lemak dan gliserol inilah
merupakan "basic building blocks" dari. Proses-proses turunan yang selanjutnya dari
industri oleokimia adalah Fatty Esters yang banyak digunakan di industri makanan &
minuman. Kebanyakan Fatty Esters termasuk dalam kelas surfactant jenis non-ionic yang
juga mempunyai aplikasi yang luas di bidang industri lainnya selain industri makanan &
minuman, seperti personal care, plastics, lubricants, dll.

1. Fatty Esters
Fatty Esters merupakan hasil reaksi antara sebuah carboxylic acid dengan sebuah
alcohol. Fatty Esters mempunyai formula R1COOR2, dimana R1 sesuai dengan Fatty
Acid dan alcohol yang digunakan. R1 merupakan sebuah fatty group yang berasal dari
minyak, lemak ataupun turunan lemak yang umumnya terdiri dari straight carbon
chain dengan jumlah carbon atom yang genap, dimulai dari C 6 hingga C22 dan dapat
terdiri dari saturated maupun unsaturated bonds. R2 pada umumnya adalah sebuah
alkyl group seperti methyl, stearyl dan dapat pula berasal dari monohydric, dihydric,
trihydric atau polyhydric alcohol seperti butanol, octanol, ethylene glycol, glycerol dan
sorbitol. Proses produksi Fatty Esters dapat secara dasar direpresentasikan oleh formula
berikut ini:
O O

R1 C + R2OH R1 C + H2O

OH OR2
Efisiensi proses produksi Fatty Esters sangat tergantung kepada ketepatan pili
han dalam penggunaan katalis serta dipisahkannya air yang dihasilkan oleh reaksi
tersebut. Fungsi dari Fatty Esters di dalam industri makanan dan minuman adalah
sebagai emulsifier. Beberapa contoh aplikasi Fatty Esters di dalam produk makanan
minuman adalah di dalam produk-produk seperti bakeries & cookies, chocolate
products, snacks, nutritional foods, instant cream, topping & whippings dan flavour
compounds. Quality Control serta kualitas produk yang baik merupakan kunci
keberhasilan pemasaran produk Fatty Esters, dimana secara komersial margin
keuntungan yang ada masih sangat potensial.

2. Jenis-Jenis Fatty Esters


Jenis produk Fatty Esters yang sangat umum diaplikasikan dalam industri
makanan & minuman adalah yang termasuk dalam kelas sebagai berikut,
a. Glycerol Esters of Fatty Acid.
b. Propylene glycol Esters of Fatty Acid.
c. Sorbitan Esters.
d. Lactic Acid Esters of Mono and Diglycerides.
e. Acetic Acid Esters of Mono and Diglycerides.
f. Citric Acid Esters of Mono and Diglycerides.
g. Diacetyl tartaric acid esters (DATEM Esters)
Kelas produk diatas mencakup lebih kurang 90 % dari seluruh Fatty Esters yang
digunakan dalam industri makanan & minuman.

3. GMS - Produk Fatty Esters Turunan dari Kelapa Sawit


Salah satu produk Fatty Esters turunan dari industri Oleokimia berbasis kelapa
sawit adalah GMS atau Glyceryl Monostearate. GMS merupakan produk yang
dihasilkan dari reaksi antara stearin minyak kelapa sawit, asam stearat dengan
Glycerine. Beberapa fungsi dan aplikasi GSM dalam industri makanan & minuman
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai emulsifying agent dalam industri bakery. Sebagai stabilizer dalam coffee
creamer.
b. Sebagai dispersing agent dalam margarine,dll.

4. Produk Fatty Esters Turunan Kelapa Sawit Lainnya


Produk Fatty Esters turunan kelapa sawit yang cukup penting lainnya adalah
Glyceryl Mono oleate atau GMO serta Medium Chain Triglycerides atau MCT. GMO
merupakan hasil reaksi antara asam oleat dengan Glycerine. GMO penting digunakan
sebagai emulsifier didalam campuran yang merupakan emulsi " water in oil ". MCT
merupakan hasil reaksi antara Caprylic Capric Acid dengan glycerine dan banyak
digunakan dalam aplikasi di industri flavour serta health & nutritional food.
C. Peran Minyak Kelapa Dalam Industri Oleokimia
Minyak kelapa merupakan salah satu minyak nabati yang diperdagangkan di dunia
baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Kontibusi minyak kelapa dalam
perdagangan dunia sebesar 2,98% jauh lebih kecil dibanding minyak sawit dan minyak
kedelai yang masing-masing hampir mencapai 30%. Meskipun porsinya relatif kecil,
namun minyak kelapa merupakan bahan baku yang sangat penting bagi industri oleokimia.
Minyak kelapa memiliki kandungan berbagai asam lemak yang sangat khas yang
dibutuhkan oleh industri oleokimia. Asam lemak merupakan salah satu building bloks dan
melalui beberapa proses dapat difraksinasi atau dibuat menjadi produk yang bernilai lebih
tinggi.

Tabel 1. Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak Inti Sawit (PKO)
Minyak Kelapa Palm Kernel
No Asam Lemak Formula
(Coconut Oil-%) Oil (%)

1 Caproic C6H12O2 0,2 - 0,8 0-1

2 Caprylic C8H16O2 6-9 3-5

3 Capric C10H20O2 6 - 10 3-5

4 Lauric C12H24O2 46 - 50 44 - 51

5 Myristic C14H28O2 17 - 19 15 - 17

6 Palmitic C16H32O2 8 - 10 7 - 10

7 Stearic C18H36O2 2-3 2-3

8 Oleic C18H34O2 5-7 12 - 19

9 Linoleic C18H32O2 1 - 2,5 1-2

Minyak kelapa termasuk minyak/lemak jenuh, dapat dilihat pada Tabel diatas bahwa
minyak kelapa memiliki asam lemak jenuh sekitar 92% mulai dari C 6 (kaproat) sampai C18
(stearat). Hanya sekitar 8% berupa asam lemak tak jenuh berupa oleat dan linoleat.
Fraksi asam lemak caproic hingga capric (C6-C10) yang terkandung sekitar 15% di
dalam minyak, merupakan bahan yang bagus sebagai plasticizer dan juga sebagai bahan
pelumas serta bahan baku untuk menghasilkan MCT (medium chain trigliserides) lemak
diet yang bernilai tinggi. Fraksi asam lemak C 12 hingga C18 yang terkandung sekitar 85%
merupakan bahan baku utama fatty alcohol yang digunakan untuk ditergen.
Minyak kelapa merupakan sumber utama oleokimia dan berbagai turunannya. Flow
diagram berikut memperlihatkan berbagai proses untuk menghasilkan berbagai turunan
produk asam lemak, kecuali proses epoksidasi dan sulfasi hanya digunakan pada minyak
tak jenuh.
Berbagai jenis asam lemak dapat dipisahkan dari minyak atau lemak kelapa. Melalui
proses bertekanan tinggi dan melalui destilasi dapat dihasilkan beberapa fraksi asam lemak
dalam bentuk tunggal ataupun campuran. Produk-produk asam lemak tersebut sangat
diperlukan oleh industri, misalnya industri kosmetik. Beberapa jenis asam lemak dari
minyak kelapa yang telah digunakan secara komersial adalah sebagai berikut:
1. Seluruh komponen asam lemak hasil destilasi, yaitu hasil pemurnian asam lemak yang
sangat spesifik menurut sumber minyaknya.
2. Caprylic, capric acid. Merupakan fraksi asam lemak yang memiliki berat molekul
rendah terdiri dari sekitar 55% C8 dan 40% C10 dan sejumlah kecil fraksi C6 dan C 12.
3. Topped coconut fatty acid. Fraksi C12-C18 setelah dipisahkan fraksi C8 – C10.
4. Lauric, myristic acid. fraksi asam lemak berantai sedang (medium chain fatty acid)
mengandung sekitar 72% C12 dan 26% C14 dan sedikit fraksi C 10 dan C16.
5. Lauric acid. Merupakan asam lemak C12 murni minimum 99% C12 dan sedikit fraksi
C10 dan C14.
6. Myristic acid. Merupakan asam lemak C14 murni minimum 98% C12 dan sedikit fraksi
C12 dan C16.

D. Produk Turunan Oleokimia dari Minyak Kelapa dan Penggunaannya Secara Umum
Asam lemak dari minyak kelapa dalam berbagai fraksi selain dapat digunakan
langsung, dapat juga dihasilkan bermacam produk turunannya. Berikut ini beberapa jenis
produk asam lemak dan turunan asam lemak yang banyak digunakan dalam industri.
1. Fatty acid: Banyak dibutuhkan sebagai komponen utama dalam pembuatan sabun.
2. Fatty acid esters: merupakan produk turunana asam lemak, dari berbagai fraksi asam
lemak melalui proses estrefikasi menggunakan alkohol menghasilkan beberapa jenis
ester yang sangat berguna dalam industri. Misalnya ester dari asam lemak C8 - C10
dengan trimethylol propane digunakan sebagai bahan pembuatan pelumas. C8 –C10
yang diestrfikasi kembali dengan gliserol menghasilkan lemak berantai sedang
(Medium Chain Triglesirides-MCT) yang memiliki viskositas rendah dan memiliki sifat
sangat stabil. MCT digunakan sebagai pelarut wangi-wangian (flovors), sebagai
makanan diet karena mudah dicerna dan cepat menghasilkan energi. Esterfikasi asam
lemak dengan monoalcohol misalnya isopropanol dengan meristic acid menghasilkan
isopropyl myristate, salah satu komponen kosmetik. Gliserol monoester digunakan
sebagai bahan pengemulsi pada industri pangan, bahan penghilang jamur dan pelumas
dalam industri plastik.
3. Fatty alcohol: merupakan produk hasil hidrogenasi asam lemak atau ester asam lemak.
Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10 yang dikenal sebagai
plasticizer range alcohol, dan C8-C12 sebagai deterget range alcohol. Plasticizer
range alcohol berbentuk cair dan memiliki daya pelarut yang tinggi dapat digunakan
dalam industri tinta printer dan cat. Esterfikasi dengan polycarboxylic acid seperti
phthalic anhydride menghasilkan plasticizer khususnya untuk industri PVC. C12 –
C14 alkohol banyak digunakan sebagai additif pelumas dan dalam pembuatan minyak
rem dan minyak hidrolik. C16-C18 fatty alkohol banyak digunakan sebagai campuran
dalam pembuatan cream, lipstik, pasta, semir dan produk lainnya.
4. Polyglycol Ethers: dihasilkan dari hasil reaksi fatty alcohol dengan ethylene oxide
digunakan sebagai surfaktan nonionik. Banyak digunakan sebagai bahan pembatu
dalam industri tekstil, cairan pencuci, produk penghilang lemak dan pembuatan cairan
pembersih.
5. Fatty Amides: misalnya Cocomonoethanolamide dan cocodiethanolamide dibuat
dengan merekasikan asam lemak atau ester asam lemak dengan monoethanolamine atau
diethanolamine banyak digunakan sebagai pembentuk busa (foam boosters) pada
sampo dan produk detergen.
6. Fatty Amines: dihasilkan dari reaksi fatty acid dengan amonia dan hidrogen. Banyak
digunakan dalam industri pembuatan bahan pelembut (softener) dan biosida. Fatty
amine oksida banyak digunakan sebagai bahan pembuatan sampo.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oleokimia adalah senyawa turunana minyak lemak yang dihasilkan melalui proses
kimia. Oleokimia dibagi menjadi dua yaitu oleokimia dasar dan turunannya, Industri
Oleokimia dasar (Basic Oleochemicals) dimulai dari suatu proses yang dinamakan
Splitting atau Hydrolysis. Proses hidrolisis, trigliserida dari minyak lemak dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol dengan adanya air. Asam lemak dan gliserol inilah merupakan
"basic building blocks". Proses-proses turunan yang selanjutnya dari industri oleokimia
adalah Fatty Esters yang banyak digunakan di industri makanan & minuman. Minyak
kelapa memiliki kandungan berbagai asam lemak yang sangat khas yang dibutuhkan oleh
industri oleokimia. Asam lemak merupakan salah satu building bloks dan melalui
beberapa proses dapat difraksinasi atau dibuat menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.

B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, disarankan agar penuis menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti. Penulis diharapkan untuk banyak membaca dan mengkaji,
lalu banyak mengumpulkan jurnal atau buku untuk dijadikan bahan. Penulis juga
diharapkan memahami dan mempelajari materinya sebelum dipresentasikan, sehingga
dapat membuat audien lebih paham.

Anda mungkin juga menyukai