Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROSES INDUSTRI KIMIA ANORGANIK


OLEOKIMIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia Anorganik

Dosen Pembimbing:
Dr. Isna Syauqiyah, S.T., M.T

Disusun:
Kelompok 6

1. Muhammad Daffa Solaahuddin 1710814310013


2. Muhammad Yuliandi Pratama 1710814310015
3. Priyo Hendrawan 1710814310017
4. Aceng Lesti 1710814320001
5. Linda Suci Wati 1710814320010

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
BANJARBARU

2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini disusun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Isna Syauqiyah, S.T., M.T yang telah
membimbing kami dalam proses pembelajaran.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dan untuk dapat terpenuhinya
tugas Proses Industri Kimia Anorganik.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Banjarbaru, 6 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Pengertian Oleokimia ............................................................................................ 3
B. Turunan Oleokimia .............................................................................................. 5
C. Peran Minyak Kelapa Dalam Industri Oleokimia ................................................. 8
D. Produk Turunan Oleokimia dari Minyak Kelapa dan Penggunaannya
Secara Umum ..................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri oleokimia di Indonesia merupakan industri yang memiliki
backup bahan baku yang sangat melimpah karena Indonesia merupakan
produsen bahan baku bagi industri ini yakni CPO terbesar di dunia. Meskipun
memilliki industri bahan baku yang melimpah, namun perkembangan industri
ini masih kalah dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia yang
kapasitas produksinya mencapai dua kali lipat dari Indonesia.
Sebagai gambaran, Indonesia menguasai sekitar 12% permintaan
oleochemical dunia yang mencapai enam juta metrik ton per tahun, sementara
Malaysia mencapai 18,6%. Industri hilir Malaysia mampu mengolah CPO
menjadi lebih dari 120 jenis produk bernilai tambah tinggi, sedangkan
Indonesia baru belasan produk. Malaysia Palm Oil Board (MPOB), yang
merupakan institusi tertinggi dalam pelaksanaan kebijakan industri kelapa
sawit di Malaysia adalah institusi di balik kesuksesan sawit Malaysia.
Industri oleokimia merupakan industri yang strategis karena selain
keunggulan komperatif yakni ketersediaan bahan baku yang melimpah juga
memberikan nilai tambah produksi yang cukup tinggi yakni diatas 0% dari
nilai bahan bakunya yakni CPO dan PKO.
Meskipun belum seberkembang Malaysia, namun industri oleokimia
Indonesia tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dengan penambahan
kapasitas dalam beberapa tahun terakhir baik yang sedang dilaksanakan
maupun direncanakan. Terdapat beberapa pemain baru dan juga penambahan
kapasitas produksi dari pemain yang sudah ada. Adanya beberapa rencana
Investasi baru menunjukkan bahwa industri ini cukup diminati dan akan
berkembang di masa mendatang.
Penambahan kapasitas ini tepat meskipun secara global, kapasitas
produksi dunia masih lebih besar dari kebutuhan produk oleokimia, namun
pertumbuhan permintaan masih terus terjadi dengan level sekitar 5% per tahun

4
hingga prospek industri ini cukup menjanjikan. Industri ini tidak lepas dari
permasalahan di dalam negeri yang salah satunya adalah jaminan pasokan
bahan baku berupa CPO yang belum sepenuhnya teratasi karena produksi CPO
lebih banyak diekspor dari pada dipasok ke industri dalam negeri.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu oleokimia
2. Mengetahui produk – produk turunan oleokimia
3. Mengetahui peran minyak kelapa dalam industrioleokimia

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
1. Apa itu oleokimia?
2. Apa saja produk – produk dari turunan oleokimia?
3. Apakah peranan minyak dalam industri oleokimia?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Oleokimia
Oleokimia adalah senyawa turunana minyak lemak yang dihasilkan
melalui proses kimia. Minyak atau lemak secara umum merupakan trigliserida
yang mengandung gliserol dan asam lemak baik jenuh maupun tidak jenuh.
Dalam industri oleokimia, dengan proses kimia struktur kimia struktur minyak
tersebut dipecah menjadi struktur lain seperti asam lemak, gliserol, ester lemak
dan juga alkohol lemak. Bidang keahlian teknologi oleokimia merupakan salah
satu bidang keahlian yang mempunyai prospek yang baik dan penting dalam
teknik kimia. Pada saat ini dan pada waktu yang akan datang, produk
oleokimia diperkirakan akan semakin banyak berperan menggantikan produk-
produk turunan minyak bumi (petrokimia).
Produk olahan dari CPO dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu produk
pangan dan non pangan. Produk pangan terutama minyak goreng dan margarin.
Produk non pangan terutama oleokimia. Oleokimia pada dasarnya merupakan
cabang ilmu kimia yang mempelajari trigliserida yang berasal dari minyak dan
lemak menjadi asam lemak dan gliserin serta turunan asam lemak baik dalam
bentuk ester, amida, sulfat, sulfonat, alkohol, alkoksi maupun sabun.
Beberapa produk oleokimia dapat dihasilkan dari petrokimia yang
merupakan oleokimia sintetik, misalnya asam lemak alkohol yang dapat
diperoleh dari etilen, dan gliserol dari propilen, sedangkan yang dimaksud
dengan oleokimia alami merupakan turunan dari lemak dan minyak.
Bahan baku oleokimia diperoleh dari minyak nabati seperti minyak
kelapa sawit. Olahan kelapa sawit yang digolongkan dalam oleokimia sebagai
berikut:
a. fatty acid
b. metil ester (biodiesel)
c. gliserol
d. ethoxylate

6
Bahan-bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan bahan baku
pada industri-industri yang memerlukannya, mulai dari industri kosmetika
sampai industri aspal.
Sumber minyak dan lemak, industri oleokimia dapat menggunakan dua
jenis sumber yaitu yang alami dan sintetik. Sumber alami minyak dan lemak
dapat dihasilkan dari tumbuhan, binatang maupun dari laut. Sedangkan sumber
sintetik adalah berasal dari minyak bumi dan tall oil. Sumber minyak lemak
alami yang berasal dari lautan adalah sperm oil, dan minyak sarden (sarden
Oil). Minyak lemak yang berasal dari hewan adalah lemak hewan. Tumbuhan
merupakan sumber minyak terbesar, dimana didunia ini terdapat banyak jenis
tumbuhan yang mengandung minyak yang tersebar dibagian tanaman. Sebagai
sumber minyak, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua yaitu plant oil yang
antara lain terdiri dari minyak kelapa dan minyak sawit serla seed oil. Seed oil
dapat dihasilkan dari biji-biji tanaman seperti biji kedelai, biji lobak, biji bunga
matahari, biji kapas, kacang dan Lin seed.
Minyak sawit yang dihasilkan dari tandan segar buah sawit dibagi
menjadi dua yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kemel Oil (PKO). CPO
dihasilkan dari daging buah kelapa sawit sedangkan dari bagian kernel buah
sawit dihasilkan PKO. CPO dapat diolah lebih lanjut menjadi minyak sawit
yang digunakan sebagai minyak goreng. Selain itu minyak sawit dari CPO
beserta PKO dan coconut oil dapat menghasilkan asam lemak atau turunannya
yang banyak diaplikasikan pada makanan, sabun ataupun kosmetik.

7
Industri
Oleokimia
natural sintetis

Marine Anima Vegetabl Petrolium Talls


l e oil
Plant oil
Seed
Oil palm Coconut
oil
(CNO)
Soya bean
CPO PKO
Rapeseed
Sunflower
Oil palm Oil Cottonseed
palm
Peanut
Cooking
Lin seed
oil

Fatty
acid/derivatives
Foods/soap/cosme
tics
B. Turunan Oleokimia
Oleokimia dibagi menjadi dua yaitu oleokimia dasar dan turunannya,
Industri Oleokimia dasar (Basic Oleochemicals) dimulai dari suatu proses yang
dinamakan Splitting atau Hydrolysis. Dalam proses hidrolisis, trigliserida dari
minyak lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol dengan adanya air.
Asam lemak dan gliserol inilah merupakan "basic building blocks" dari.
Proses-proses turunan yang selanjutnya dari industri oleokimia adalah Fatty
Esters yang banyak digunakan di industri makanan & minuman. Kebanyakan
Fatty Esters termasuk dalam kelas surfactant jenis non-ionic yang juga
mempunyai aplikasi yang luas di bidang industri lainnya selain industri
makanan & minuman, seperti personal care, plastics, lubricants, dll.

8
1. Fatty Esters
Fatty Esters merupakan hasil reaksi antara sebuah carboxylic acid
dengan sebuah alcohol. Fatty Esters mempunyai formula R1COOR2, dimana
R1 sesuai dengan Fatty Acid dan alcohol yang digunakan. R1 merupakan
sebuah fatty group yang berasal dari minyak, lemak ataupun turunan lemak
yang umumnya terdiri dari straight carbon chain dengan jumlah carbon
atom yang genap, dimulai dari C6 hingga C22 dan dapat terdiri dari saturated
maupun unsaturated bonds. R2 pada umumnya adalah sebuah alkyl group
seperti methyl, stearyl dan dapat pula berasal dari monohydric, dihydric,
trihydric atau polyhydric alcohol seperti butanol, octanol, ethylene glycol,
glycerol dan sorbitol. Proses produksi Fatty Esters dapat secara dasar
direpresentasikan oleh formula berikut ini:
O O

R1 C + R2OH R1 C + H2O

OH OR2
Efisiensi proses produksi Fatty Esters sangat tergantung kepada
ketepatan pili han dalam penggunaan katalis serta dipisahkannya air yang
dihasilkan oleh reaksi tersebut. Fungsi dari Fatty Esters di dalam industri
makanan dan minuman adalah sebagai emulsifier. Beberapa contoh aplikasi
Fatty Esters di dalam produk makanan minuman adalah di dalam produk-
produk seperti bakeries & cookies, chocolate products, snacks, nutritional
foods, instant cream, topping & whippings dan flavour compounds. Quality
Control serta kualitas produk yang baik merupakan kunci keberhasilan
pemasaran produk Fatty Esters, dimana secara komersial margin
keuntungan yang ada masih sangat potensial.

2. Jenis-Jenis Fatty Esters

9
Jenis produk Fatty Esters yang sangat umum diaplikasikan dalam
industri makanan & minuman adalah yang termasuk dalam kelas sebagai
berikut,
a. Glycerol Esters of Fatty Acid.
b. Propylene glycol Esters of Fatty Acid.
c. Sorbitan Esters.
d. Lactic Acid Esters of Mono and Diglycerides.
e. Acetic Acid Esters of Mono and Diglycerides.
f. Citric Acid Esters of Mono and Diglycerides.
g. Diacetyl tartaric acid esters (DATEM Esters)
Kelas produk diatas mencakup lebih kurang 90 % dari seluruh Fatty
Esters yang digunakan dalam industri makanan & minuman.

3. GMS - Produk Fatty Esters Turunan dari Kelapa Sawit


Salah satu produk Fatty Esters turunan dari industri Oleokimia
berbasis kelapa sawit adalah GMS atau Glyceryl Monostearate. GMS
merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi antara stearin minyak kelapa
sawit, asam stearat dengan Glycerine. Beberapa fungsi dan aplikasi GSM
dalam industri makanan & minuman adalah sebagai berikut:
a. Sebagai emulsifying agent dalam industri bakery. Sebagai stabilizer
dalam coffee creamer.
b. Sebagai dispersing agent dalam margarine,dll.

4. Produk Fatty Esters Turunan Kelapa Sawit Lainnya


Produk Fatty Esters turunan kelapa sawit yang cukup penting lainnya
adalah Glyceryl Mono oleate atau GMO serta Medium Chain Triglycerides
atau MCT. GMO merupakan hasil reaksi antara asam oleat dengan
Glycerine. GMO penting digunakan sebagai emulsifier didalam campuran
yang merupakan emulsi " water in oil ". MCT merupakan hasil reaksi antara
Caprylic Capric Acid dengan glycerine dan banyak digunakan dalam
aplikasi di industri flavour serta health & nutritional food.

10
C. Peran Minyak Kelapa Dalam Industri Oleokimia
Minyak kelapa merupakan salah satu minyak nabati yang
diperdagangkan di dunia baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri.
Kontibusi minyak kelapa dalam perdagangan dunia sebesar 2,98% jauh lebih
kecil dibanding minyak sawit dan minyak kedelai yang masing-masing hampir
mencapai 30%. Meskipun porsinya relatif kecil, namun minyak kelapa
merupakan bahan baku yang sangat penting bagi industri oleokimia.
Minyak kelapa memiliki kandungan berbagai asam lemak yang sangat
khas yang dibutuhkan oleh industri oleokimia. Asam lemak merupakan salah
satu building bloks dan melalui beberapa proses dapat difraksinasi atau dibuat
menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.

Tabel 1. Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak Inti
Sawit (PKO)
Minyak Kelapa Palm Kernel
No Asam Lemak Formula
(Coconut Oil-%) Oil (%)

1 Caproic C6H12O2 0,2 - 0,8 0-1

2 Caprylic C8H16O2 6-9 3-5

3 Capric C10H20O2 6 - 10 3-5

4 Lauric C12H24O2 46 - 50 44 - 51

5 Myristic C14H28O2 17 - 19 15 - 17

6 Palmitic C16H32O2 8 - 10 7 - 10

7 Stearic C18H36O2 2-3 2-3

8 Oleic C18H34O2 5-7 12 - 19

9 Linoleic C18H32O2 1 - 2,5 1-2

11
Minyak kelapa termasuk minyak/lemak jenuh, dapat dilihat pada Tabel
diatas bahwa minyak kelapa memiliki asam lemak jenuh sekitar 92% mulai
dari C6 (kaproat) sampai C18 (stearat). Hanya sekitar 8% berupa asam lemak
tak jenuh berupa oleat dan linoleat.
Fraksi asam lemak caproic hingga capric (C6-C10) yang terkandung
sekitar 15% di dalam minyak, merupakan bahan yang bagus sebagai plasticizer
dan juga sebagai bahan pelumas serta bahan baku untuk menghasilkan MCT
(medium chain trigliserides) lemak diet yang bernilai tinggi. Fraksi asam
lemak C12 hingga C18 yang terkandung sekitar 85% merupakan bahan baku
utama fatty alcohol yang digunakan untuk ditergen.
Minyak kelapa merupakan sumber utama oleokimia dan berbagai
turunannya. Flow diagram berikut memperlihatkan berbagai proses untuk
menghasilkan berbagai turunan produk asam lemak, kecuali proses epoksidasi
dan sulfasi hanya digunakan pada minyak tak jenuh.
Berbagai jenis asam lemak dapat dipisahkan dari minyak atau lemak
kelapa. Melalui proses bertekanan tinggi dan melalui destilasi dapat dihasilkan
beberapa fraksi asam lemak dalam bentuk tunggal ataupun campuran. Produk-
produk asam lemak tersebut sangat diperlukan oleh industri, misalnya industri
kosmetik. Beberapa jenis asam lemak dari minyak kelapa yang telah digunakan
secara komersial adalah sebagai berikut:
1. Seluruh komponen asam lemak hasil destilasi, yaitu hasil pemurnian asam
lemak yang sangat spesifik menurut sumber minyaknya.
2. Caprylic, capric acid. Merupakan fraksi asam lemak yang memiliki berat
molekul rendah terdiri dari sekitar 55% C8 dan 40% C10 dan sejumlah kecil
fraksi C6 dan C 12.
3. Topped coconut fatty acid. Fraksi C12-C18 setelah dipisahkan fraksi C8 –
C10.
4. Lauric, myristic acid. fraksi asam lemak berantai sedang (medium chain fatty
acid) mengandung sekitar 72% C12 dan 26% C14 dan sedikit fraksi C 10
dan C16.

12
5. Lauric acid. Merupakan asam lemak C12 murni minimum 99% C12 dan
sedikit fraksi C10 dan C14.
6. Myristic acid. Merupakan asam lemak C14 murni minimum 98% C12 dan
sedikit fraksi C12 dan C16.

D. Produk Turunan Oleokimia dari Minyak Kelapa dan Penggunaannya


Secara Umum
Asam lemak dari minyak kelapa dalam berbagai fraksi selain dapat
digunakan langsung, dapat juga dihasilkan bermacam produk turunannya.
Berikut ini beberapa jenis produk asam lemak dan turunan asam lemak yang
banyak digunakan dalam industri.
1. Fatty acid: Banyak dibutuhkan sebagai komponen utama dalam pembuatan
sabun.
2. Fatty acid esters: merupakan produk turunana asam lemak, dari berbagai
fraksi asam lemak melalui proses estrefikasi menggunakan alkohol
menghasilkan beberapa jenis ester yang sangat berguna dalam industri.
Misalnya ester dari asam lemak C8 - C10 dengan trimethylol propane
digunakan sebagai bahan pembuatan pelumas. C8 –C10 yang diestrfikasi
kembali dengan gliserol menghasilkan lemak berantai sedang (Medium
Chain Triglesirides-MCT) yang memiliki viskositas rendah dan memiliki
sifat sangat stabil. MCT digunakan sebagai pelarut wangi-wangian (flovors),
sebagai makanan diet karena mudah dicerna dan cepat menghasilkan energi.
Esterfikasi asam lemak dengan monoalcohol misalnya isopropanol dengan
meristic acid menghasilkan isopropyl myristate, salah satu komponen
kosmetik. Gliserol monoester digunakan sebagai bahan pengemulsi pada
industri pangan, bahan penghilang jamur dan pelumas dalam industri
plastik.
3. Fatty alcohol: merupakan produk hasil hidrogenasi asam lemak atau ester
asam lemak. Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-
C10 yang dikenal sebagai plasticizer range alcohol, dan C8-C12 sebagai
deterget range alcohol. Plasticizer range alcohol berbentuk cair dan

13
memiliki daya pelarut yang tinggi dapat digunakan dalam industri tinta
printer dan cat. Esterfikasi dengan polycarboxylic acid seperti phthalic
anhydride menghasilkan plasticizer khususnya untuk industri PVC. C12 –
C14 alkohol banyak digunakan sebagai additif pelumas dan dalam
pembuatan minyak rem dan minyak hidrolik. C16-C18 fatty alkohol banyak
digunakan sebagai campuran dalam pembuatan cream, lipstik, pasta, semir
dan produk lainnya.
4. Polyglycol Ethers: dihasilkan dari hasil reaksi fatty alcohol dengan ethylene
oxide digunakan sebagai surfaktan nonionik. Banyak digunakan sebagai
bahan pembatu dalam industri tekstil, cairan pencuci, produk penghilang
lemak dan pembuatan cairan pembersih.
5. Fatty Amides: misalnya Cocomonoethanolamide dan cocodiethanolamide
dibuat dengan merekasikan asam lemak atau ester asam lemak dengan
monoethanolamine atau diethanolamine banyak digunakan sebagai
pembentuk busa (foam boosters) pada sampo dan produk detergen.
6. Fatty Amines: dihasilkan dari reaksi fatty acid dengan amonia dan hidrogen.
Banyak digunakan dalam industri pembuatan bahan pelembut (softener) dan
biosida. Fatty amine oksida banyak digunakan sebagai bahan pembuatan
sampo.

14
15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Oleokimia adalah senyawa turunana minyak lemak yang dihasilkan
melalui proses kimia. Oleokimia dibagi menjadi dua yaitu oleokimia dasar dan
turunannya, Industri Oleokimia dasar (Basic Oleochemicals) dimulai dari suatu
proses yang dinamakan Splitting atau Hydrolysis. Proses hidrolisis, trigliserida
dari minyak lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol dengan adanya
air. Asam lemak dan gliserol inilah merupakan "basic building blocks". Proses-
proses turunan yang selanjutnya dari industri oleokimia adalah Fatty Esters
yang banyak digunakan di industri makanan & minuman. Minyak kelapa
memiliki kandungan berbagai asam lemak yang sangat khas yang dibutuhkan
oleh industri oleokimia. Asam lemak merupakan salah satu building bloks dan
melalui beberapa proses dapat difraksinasi atau dibuat menjadi produk yang
bernilai lebih tinggi.

B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, disarankan agar penuis
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penulis diharapkan untuk
banyak membaca dan mengkaji, lalu banyak mengumpulkan jurnal atau buku
untuk dijadikan bahan. Penulis juga diharapkan memahami dan mempelajari
materinya sebelum dipresentasikan, sehingga dapat membuat audien lebih
paham.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ketaren. 1996. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press: Jakarta

Tugas Perancangan. 2004. Industri Oleokimia.


www.google.id.com.
www.anekaindustri.com

Kusuma wijaya benny. 2011. Industri oleokimia.


https://www.scribd.com/doc/74900962/INDUSTRI-OLEOKIMIA

17

Anda mungkin juga menyukai