Anda di halaman 1dari 13

TEORI DASAR KHUSUS

A. Definisi Alat Bantu Pipa


Alat bantu pipa adalah sebuah alat percobaan yang digunakan untuk
mengetahui beberapa fenomena-fenomena kerugian yang terjadi pada aliran
udara didalam pipa baik itu kerugian minor yaitu kerugian yang terjadi pada saat
fluida melewati aksesoris-aksesoris pipa seperti katup (valve) dan sambungan
atau kerugian mayor yaitu kerugian yang diakibatkna kekasaran permukaan
material dari pipa. Alat ini menggunakan udara dalam proses pengujiannya.

B. Kecepatan Aliran Internal


Internal flow adalah aliran fluida yang dibatasi oleh benda solid (padat).
Biasanya kontrol volume yang digunakan untuk aliran ini batasannya adalah
benda solid yang menghimpit aliran fluida tersebut. Contoh yang paling mudah
adalah aliran air dalam pipa.

Gambar 1: Aliran Dalam Pipa


Sumber : https://handirizki.wordpress.com/2012/05/08/internal-and-external-flow/

Di dalam aliran fluida pada pipa, profil kecepatan di hulu dengan di hilir
tidaklah sama. Dari hulu, profil kecepatan fluida yang merata (uniform) sedikit
demi sedikit kemudian akan berubah menjadi bentuk parabolik di hilir akibat
adanya gesekan dengan bidang pipa. Daerah berkembangnya profil kecepatan
dari linier di hulu menjadi parabolik disebut entrance region, sedangkan daerah.
C. Distribusi Tekanan Pada Nossel Dan Sambungan
Setiap fluida mengalir dalam sebuah pipa harus memasuki pipa pada suatu
lokasi. Daerah aliran di dekat lokasi fluida memasuki pipa disebut sebagai
daerah masuk (entrance region) dan diilustrasikan pada gambar di bawah.
Daerah tersebut mungkin sekitar beberapa kaki permulaan dari sebuah pipa yang
dihubungkan pada sebuah tangki atau bagian awal dari saluraan duct udara panas
yang berasal dari sebuah tungku.

Fluida biasanya memasuki pipa dengan profil kecepatan yang hampir sergam
pada bagian (1). Selagi fluida bergerak melewati pipa, efek viskos
menyebabkannya tetapmenempel pada dinding pipa (kondisi lapisan batas tanpa
slip). Hal ini berlaku baik jila fluida nya adalah udara yang relatif inviscid
ataupun minya yang sangat viskos. Jadim sebuah lapisan batas (boundary layer)
di mana efek viskos menjadi penting timbul disepanjang dinding pipa
sedemikian hingga profil kecepatan awal berubah menurut jarak sepanjang pipa
x, sampai fluida mencapai ujung akhir dari panjang daerah masuk, bagian (2), di
mana setelah di luar itu profil kecepatan tidak berubah lagi menurut x.

Lapisan batas telah tumbuh ketebalannya sehingga memenuhi pipa secara


menyeluruh. Efek viskos sangat pentingdi dalam lapisan batas. Untuk fluida di
luar lapisan batas [di dalam inti inviscid (inviscid core) yang mengelilingi garis
sumbu dari (1) ke (2)], efek viskos dapat diabaikan. Bentuk dari profil kecepatan
di dalam pipa tergantung pada apakah aliran laminar atau turbulen. Sebagaiman
pula panjang daerah masuk,

Gambar 2: Distribusi Tekanan


Sumber : https://handirizki.wordpress.com/2012/05/08/internal-and-external-flow/
Seperti pada banyak sifat lainnya dari aliran pipa, panjang masuk tak
berdimensi, IJD, berkorelasi cukup baik dengan bilangan Reynolds. Panjang
masuk pada umumnya diberikn oleh hubungan:


= 0,06 Re untuk aliran laminar


= 4,4 1/6 untuk aliran turbulen


=

Dimana:= densitas (kg/3 )
U= kecepatan fluida (m/s)
= viskositas (kg/ms)
D= diameter pipa (m)

Bilangan Reynolds merupakan salah satu bilangan tak berdimensi. Hal ini dapat
dibuktikan sebagai berikut:
Untuk aliran-aliran dengan bilangan Reynolds sangat rendah panjang
masuk dapat sangat pendek (0 = 0,6D jika Re=10), sementara untuk aliran-
aliran dengan bilangan Reynolds besar daerah masuk tersebut dapat sepanjang
berkli-kali diameter pipa sebelum ujung akhir dari daerah masuk dicapai (0 =
120D untuk Re=2000). Untuk banyak masalah-masalah teknik praktis 104 < Re<
105 , sehingga 20D< 0 < 30D.

Perhitungan profil kecepatan dan distribusi tekanan di dalam daerah masuk


sangat rumit. Namu, apabila fluida telah mencapai ujung akhir dari daerah
masuk, bagian (2) dari Gambar di atas, aliran lebih mudah digambarkan karena
kecepatan hanyalah fungsi jarak dari sumbu pipa, dan tidak tergantung pada.
Hal ini berlaku sampai sifat dari pipa berubah karena sesuatu hal, misalnya
perubahan diameter, atau sampai fluida mengalir melalui sebuah belokan, katup,
atau komponen lainnya pada bagian (3). Aliran antara (2) dan (3) disebut
berkembang penuh (fully developed). Setelah gangguan atas aliran berkembng
penuh [pada bagian (4)], aliran secara bertahap mulai kembali ke sifat
berkembang penuhnya [bagian (5)] dan terus dengan profil ini sampai komponen
pipa berikutnya dicapai [bagian (6). Dalam banyak kasus pipa cukup panjang
sehingga terdapat panjang aliran yang sedang berkembang penuh yang lebih
besar dibandingkan dengan panjang aliran yang sedang berkembang. Dalam
kasus lainnya, jarak antara satu komponen (belokan, cabang T, katup, dan lain-
lain) dari sistem pipa dengan komponen berikutnya sedemikian pendek sehingga
aliran berkembang penuh tidak pernah tercapai.

1. Tekanan dan Tegangan Geser


Aliran tunak berkembng penuh di dalam pipa berdiameter konstan
mungkin digerakkan oleh gaya-gaya gravitasi dan/atau tekanan. Untuk aliran
pipa horizontal, gravitasi tidak memberikan pengarh kecualiterhadap variasi
tekanan hidrostatik pada pipa, , yang biaanya diabaikan. Beda tekanan
= 1 2, antara satu bagian pipa horizontal dengan bagian lainnya yang
mendorong fluida mengalir melewati pipa. Efek viskos memberikan efek
gaya penghambat yang dengan tepat mengimbangi gaya tekan, sehingga
memungkinkan fluida mengalir melalui pipa tanpa percepatan. Jika efek
viskos tidak ada dalam aliran serupa itu, tekanan akan konstan di seluruh pipa,
kecuali untuk varian hidrostatik.

Dalam daerah aliran yang tidak berkembang penuh, seperti pada daerah
masuk sebuah pipa, fluida mengalami percepatan atau perlambatan selagi
mengalir (profil kecepatan berubah dari profil seragam pada bagian masuk
pipa menjaddi profil berkembang penuhnya pada ujung akhir daerah masuk).
Jadi, di daerah masuk terdapat keseimbangan antara gaya-gaya tekanan,
viskos dan inersi (percepatan). Hasilnya adalah distribusi tekanan sepanjang
pipa horizontal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 diatas. Besarnya
gradien tekanan, dp/dx, lebih besar di daerah masuk daripada di daerah
berkembang penuh, di mana gradien tersebut merupakan sebuah konstanta,

= < 0.

Kenyataan bahwa terdapat gradien tekanan yang tidak nol sepanjang pipa
horizontal adalah akibat dari efek-efek viskos. Jika viskositas adalah nol,
tekanan tidak akan bervariasi terhadap x. Perlunya penurunan tekanan dapat
dilihat dari dua sudut pandang yangberbeda. Ditinjau dari kesetimbangan
gaya, gaya tekanan diperlukan untuk mengatasi gaya viskos yang timbul.
Ditinjau dari kesetimbangan energi, kerja yang dilakukan oleh gaya tekanan
diperlukan untuk mengatasi disipasi viskos dari energi di seluruh fluida. Jika
pipa tidak horizontal, gradien tekanan di sepanjang pipa disebabkan sebagian
oleh berat dalam arah tersebut. Konstribusi dari berat ini bisa meningkatkan
atau menghambat aliran, tergantung pada apakah aliran tersebut mengarah
turun atau naik.

Sifat alamiah aliran pipa sangat tergantung pada apakah aliran tersebut
laminar atau turbulen, hal ini merupakan konsekuensi langsung dari
perbedaan-perbedaan dari sifat alamiah tegangan geser di dalam aliran
laminar dan turbulen. Tegangan geser di dalam aliran laminar adalah akibat
langsung dari perpindahan momentum di antar molekul-molekul yang
bergerak secara acak (fenomena mikroskopik). Tegangan geser dalam aliran
turbulen terutama diakibatkan oleh perpindahan momentum di antar bundel-
bundel pertikel fluida berukurang terhingga yang bergerak secara acak (
fenomena makroskopik). Hasil akhirnya adalah bahwa sifat fisika dari
tegangan geser sangat berbed untuk aliran laminar daripada untuk aliran
turbulen.

2. Aliran Laminar Berkembang Penuh

Gambar 3 : Aliran Berkembang Penuh


Sumber : http://bloghasnan.blogspot.co.id/2012/04/aliran-laminer-diantara-dua-plat-
datar.html
Seperti yang ditunjukka pada gambar di atas, aliran di dalam bagian yang
panjang, lurus, dengan diameter konstan dari sebuah pipa menjadi berkembang
penuh. Artinya, profil kecepatannya sama pada setiap penampang manapun dari
pipa tersebut. Meskipun hal ini berlaku baik pada aliran laminar maupun
turbulen, profil kecepatan yang terperinci (dan sifat-sifat aliran lainnya) sangat
berbeda antar kedua jenis aliran ini. Seperti akan terlihat selanjutnya,
pengetahuan mengenai profil kecepatan dapat menuntun langsung kepada
informasilain yang berguna seperti penurunan tekanan, kerugian head, laju
aliran, dan sejenisnya. Jadi, kita mulai mengembangkan persamaan untuk profil
kecepatan di dalam aliran laminar berkembang penuh.

Meskipun kebanyakan aliran adalah turbulen dibandingkan laminar, dan


banyak pipa yang tidak cukup panjang untuk dapat memperoleh aliran
berkembang penuh, pembahasan teoritis dan pemahaman menyeluruh mengenai
aliran laminar berkembang penuh sangat penting.

D. Mayor Dan Minor Loses


1. Mayor Loses
Mayor loses adalah energi yang hilang sepanjang pipa lurus yang seragam
dan sebanding dengan panjang pipa. Loses ini disebabkan karena gesekan
internal fluida dan juga gesakan antara fluida dan dinding saluran, maka
semua pipa baik pipa halus atau pipa kasar muncul major loses. Mayor loses
dapat dirumuskan :
2
=
2
Dimana : hf = head loss mayor (m)
f = koefisien gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter dalam pipa (m)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
2. Minor Losses
Minor Losses adalah energi yang hilang dari fluida di sebabkan oleh
perubahan bentuk local dari saluran, seperti: perubahan luas penampang, katup,
belokan dan orifice. Minor loses terjadi karena aliran yang mengalir melewati
bentuk lokal dari saluran mengalami perubahan kecepatan, arah atau besarnya,
maupun keduanya. Minor Losses dapat dirumuskan :

2
= 2

Dimana : h = head loss minor


K = Koefisien resistansi valve atau fitting berdasarkan bentuk dan
ukuran
v = Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

E. Jenis Jenis Sambungan


Berikut ini dapat dilihat beberapa contoh penyambungan pipa dengan pipa
yang menggunakan alat penyambung, untuk mengubah arah aliran atau
memperkecil jalur pipa. Jenis-jenis sambungan antara lain :
1. Siku (Elbow)
Siku dalam system perpipaan digunakan untuk mengubah arah aliran
fluida dengan menyambungkan sebuah pipa dengan pipa yang lain. Siku
adalah pipa fitting dipasang antara dua batang pipa atau tabung untuk
memungkinkan perubahan arah, biasanya 90 atau 45 .

Gambar 4 : Sambungan Elbow


Sumber : https://www.tokopedia.com/cigs/fitting-rucika-elbow-2-inch-dim-
sambungan-pipa-knie-knee-d-dl-teball
2. Pemerkecil (Reducer)
Reducer adalah komponen dalam pipa yang mengurangi pipa ukuran dari
yang lebih besar untuk menanggung yang lebih kecil (dalam diameter).
Panjang pengurangan biasanya sama dengan rata-rata diameter pipa yang
lebih besar dan lebih kecil. Ada dua jenis utama dari consentric reducer dan
eccentric reducer.Reducer dapat digunakan baik sebagai nozzle atau diffuser
tergantung pada jumlah mach aliran.

Gambar 5 : Sambungan Reducer


Sumber : http://www.supremeplumb.com/cgi-
bin/DMdatabase.cgi?action=/Shop/Plumbing_Fittings/End_Feed_Fittings.txt&item
=00063

3. Fitting Tee
Sambungan T (fitting tee) merupakan jenis sambungan yang paling umum
digunakan. Jenios fitting T yaitu tee equal dan fitting tee non equal.
Digunakan untuk menggabungkan dua aliran fluida (split) dari arah yang
berlawanan.

Gambar 6 : Sambungan T
Sumber : https://www.valinonline.com/Products/6-6-6_ST-S

4. Sambungan Silang (Cross)


Biasa juga disebut dengan sambungan empat arah (4-way
fittings).Sambungan silang memiliki satu masukan (inlet) dan tiga keluaran
(outlet) atau sebaliknya.Sambungan silang dapat menghasilkan tegangan
yang besar pada pipa dan perubahan temperature, karena fitting silang
merupakan titik pertemuan empat koneksi saluran.

Gambar 7 : Sambungan Silang


Sumber : http://www.directindustry.com/prod/gf-piping-systems/product-16500-
1346847.html

5. Tutup (Cup)
Salah satu jenis sambungan pipa, biasanya digunakan untuk menutup
aliran aliran fluida cair atau gas pada ujung saluran pipa. Sambungan ini dapat
berupa sambungan dengan las, ulir maupun solder.

Gambar 8 : Sambungan Tutup


Sumber : https://www.bukalapak.com/p/rumah-tangga/perkakas-rumah-tangga/3e6lsz-
jual-clean-out-co-3-inch-sambungan-tutup-pipa-drat-dengan-tutup-drat

6. Kopling (Coupling)
Sebuah kopling menghubungkan dua pipa untuk satu sama lain. Jika
ukuran pipa tidak sama, pas dapat disebut kopling mengurangi atau Reducer,
atau Full.Dengan konvensi, istilah "ekspander" umumnya tidak digunakan
untuk coupler yang meningkatkan ukuran pipa, melainkan istilah "Reducer"
digunakan.

Gambar 9 : Sambungan Tutup


Sumber : https://www.amazon.com/Stainless-Steel-Fitting-Coupling-
Female/dp/B004XEKOUA
7. Union
Sambungan union hamper mirip dengan sambungan kopling, kecuali
designnya dibuat untuk memungkinkan kecepatan aliran fluida dan
mempermudah dalam hal maintenance system perpipaan.

Gambar 10 : Sambungan Union


Sumber : https://dir.indiamart.com/impcat/union-fittings.html

8. Sambungan Khusus menggunakan Olet


Dari segi kekuatan dan teknis, sambungan pipa cabang yang menggunakan
olet lebih kuat dan lebih baik dari sambungan yang menggunakan penguat
seperti pelana (saddle) dan reinforcement, tetapi dari segi ekonomi
sambungan olet lebih mahal. Berikut jenis-jenis sambungan olet.
a. Weldolet
Weldolet adalah jenis fitting yang digunakan untuk membuat cabang
dengan ukuran lebih kecil dari pipa utamanya. Weldolet biasanya
dipakai pada perpipaan dengan tekanan dan temperature tinggi dimana
sambungan las dengan tipe buttweld.

Gambar 11 : Sambungan Weldolet


Sumber : http://www.outletfittings.com/welding-outlets.html
b. Elbolet
Elbolet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu
elbow.

Gambar 12 : Sambungan Elbolet


Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail/elbolet-fitting-8611530630.html

c. Latrolet
Sambungan latrolet dengan pengelasan dan membuat sudut yang
umumnya 45.

Gambar 13 : Sambungan Letrolet


Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail/elbolet-fitting-8611530630.html

d. Swepolet
Sweepolet digunakan untuk membuat percabangan 900.Umumnya
dipakai pada pipa transmisi dan distribusi (pipe line. system).

Gambar 14 : Sambungan Swepolet


Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail/elbolet-fitting-8611530630.html
F. Eqivalent Leght
Equivalent Length In Feet

Equivalent Length In Meter

Equivalent Length In Feet


Equivalent Length In Meter

Anda mungkin juga menyukai