Anda di halaman 1dari 11

JIGGING

Jigging merupakan alat pemisahan mineral logam terhadap mineral pengotor lainnya
berdasarkan perbedaan nilai specific gravity dari mineral. Pada dasarnya proses pemisahan
mineral didalam jig dapat terjadi akibat adanya prinsip klasifikasi mineral pada medium
berupa fluida. Dalam hal ini medium yang digunakan adalah air laut dengan berat jenis 1,03
(air BJ 1,00). Adapun prinsip pemisahan mineral pada jig, yaitu:
1. Differential initial acceleration
Pada awal jatunya mineral pada suatu fluida maka akan terjadi dua proses, yaitu
mineral dengan berat jenis yang besar akan lebih cepat jatuh dibandingkan mineral yang
memiliki berat jenis yang ringan. Sedangkan dalam proses gerak jatuhnya mineral menuju
dasar fluida, kecepatan dari jatuhnya mineral akan dipengaruhi oleh beberapa gaya.
Diantaranya gaya apung dan gesekan dengan fluida, yang akan menghambat kecepatan
jatuh dari mineral atau partikel (sama dengan prinsip free settling).

Gambar Differential initial acceleration

Pada proses ini kecepatan dari mineral hanya di pengaruhi oleh berat jenis mineral
dan berat jenis fluida dan tidak dipengaruhi oleh ukuran dari mineral (karena kondisi
berlangsung pada free settling).

2. Hindered Settling Classification


Hindered Settling adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh gaya pulsion (pukulan)
dan suction (hisapan) dari stroke yang mengakibatkan timbul gejolak pada suatu medium
yang mengakibatkan adanya perubahan kecepatan pengendapan partikel pada suatu pulp
(suspense) yang berjejal-jejal (bergejolak). Partikel- partikel yang memiliki bentuk ukuran
dan berat jenis yang berbeda, akan memiliki kecepatan pengendapan yang berbeda.
Dimana bentuk ukuran dan berat jenis partikel akan menentukan besarnya gaya
pengendapan (F) dari suatu partikel.
Pada kondisi Hindered Settling, besarnya gaya pulsion (Fpulsion) akan diteruskan
sama besar untuk setiap partikel. Partikel dengan gaya pengendapan lebih besar dari gaya
pulsion (F > Fpulsion), akan tetap tenggelam. Sedangkan partikel dengan gaya
pengendapan yang lebih kecil dari gaya pulsion (F < Fpulsion), akan terangkat menuju
permukaan fluida. Hal ini akan menimbulkan perbedaan kecepatan pengendapan partikel.
Kondisi ini seperti digambarkan pada gambar dibawah ini:

Gambar proses klasifikasi pada (a) free settling (b) hindered settling

3. Consolidation trickling
Consolidation trickling pada akhir jatuh merupakan suatu keadaan pada saat suction
pada ragging dari bed. Ragging akan merapat sehingga mineral yang mempunyai ukuran
butir yang kecil dengan berat jenis besar akan mempunyai kesempatan untuk menerobos
celah-celah dari ragging bed. Sedangkan mineral besar dengan berat jenis kecil tidak
sanggup berpindah karena pengaruh perbedaan kecepatan pengendapan mineral dengan
ragging.

Gambar Consolidation trickling

Dari ketiga proses tersebut terjadilah proses pemisahan mineral yang memiliki
perbedaan dalam berat jenis pada jig. Pada pemisahan mineral tersebut, perbedaan dari
nilai terminal velocity dari suatu mineral menjadi factor yang utama pada proses
pemisahan.

Gambar ideal jigging process


Siklus jigging merupakan suatu bentuk gelombang yang sebangun dan bergerak
secara teratur serta berulang-ulang yang diakibatkan oleh pulsion dan suction (A. B.
Nesbitt).
Titik A merupakan titik dimulainya siklus, ketika feed masuk menuju jig, maka
mineral berat akan memiliki nilai terminal velocity yang lebih besar dari mineral ringan.

Gambar siklus penggerak pada jig

Cara kerja jigging


Apabila terjadi pulsion maka bed akan terdorong naik. Sehingga batuan pada lapisan
bed akan merenggang karena adanya tekanan. Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh
mineral berat untuk menerobos bed masuk ke tangki sebagai konsentrat sedangkan mineral
ringan akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan terbuang sebagai
tailing. Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral berat berukuran
besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk tangki. Jadi mineral berat
berukuran besar akan mengendap diatas bed untuk menunggu kesempatan pulsion berikutnya,
sedangkan mineral ringan berukuran besar akan terbawa aliran arus horizontal.

Gambar jig tampak samping saat pulsion


Gambar jig tampak depan saat suction

Gambar jig tampak atas diafragma saat pulsion dan suction

Jenis-jenis jigging
A. Berdasarkan jumlah kompartemennya
Berdasarkan jumlah kompartemennya, jigging dapat dibagi menjadi beberapa tipe, antara
lain:
1. Tipe 1 x 2 3. Tipe 2 x 2
2. Tipe 1 x 3 4. Tipe 2 x 3

Gambar jig 1 x 2
Gambar jig 2 x 2

Gambar 1 x 3

Gambar 2 x 3

B. Berdasarkan jumlah screen atau sieve


Berdasarkan jumlah screen atau sieve, jig terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Fixed sieve jig
a) Fix sieve plunge jig
Alat yang termasuk didalamnya adalah harz jig. Penggerak alat ini adalah
plunger yang bergerak naik turun sehingga menimbulkan suctiondan pulsion.
Tempat konsentrat terletak di bagian bawah sedangkan dibagian atas tempat
keluarnya tailing, ini semua terletak dibagian atas screen. Alat ini terbuat dari
kayu atau beton, yang terdiri dari beberapa kompartemen yaitu, konsentrat,
middling dan tailing.
b) Fixed sieve air pulsator jig
Contoh alat ini adalah baum jig. Alat ini mempunyai fixed sieve (a) yang
dilalui air yang terdorong karena tekanan udara. Secara mekanis tekanan udara
dikontrol oleh valve (b) menuju closed chamber (c) dan selanjutnya ke ruang
bawah kompartemen sieve.
Perubahan kecepatan tekanan udara pada closed chamber dikendalikan
oleh perangkat mekanisme valve. Screen pengeluaran dari depan yang
digerakkan oleh mekanisme float (d). material ringan dikeluarkan melalui bagian
atas. Alat ini digunakan dalam pencucian batubara.

c) Fixed sieve diaphragma jig


Alat yang termasuk jenis ini adalah bendelari jig. Gerakan pulsion dan
suction dihasilkan dari diaphragma yang terbuat dari karet. Diaphragma
mengembang dan mengempis sehingga menimbulkan gerakan ke atas.
Diaphragma terletak pada bagian dalam dari alat tersebut yang di gerakkan oleh
torak yang naik turun karena dihubungkan dengan eksentrik. Under water
disalurkan pada bagian bawah saringan melalui sebuah klep pada saat
diaphragm bergerak turun.

2. Movable Sieve Jig


Yang termasuk movable jig adalah hancock jig. Alat ini berupa tangki yang
berbentuk rectangular atau kotak persegi panjang dengan sieve yang bergerak dan
dijalankan secara mekanik. Gerakan dari sieve tidak hanya naik turun tapi juga ke
depan belakang dengan percepatan yang besar. Konsentrat dikumpulkan pada hutch
dari kompartemen terakhir. Kapasitas sangat besar, dari 300-600 ton per hari dengan
mesin ukuran panjang 25 kaki dan lebar 4 kaki.

Gambar (a) basic jig construction (b) dan type harz jig
Gambar sketsa penampang bagian dalam Jig Type PAN - AMERICA

Proses jig dipengaruhi oleh beberapa factor utama, yaitu:


1. Jumlah pukulan stroke per menit
2. Panjang stroke dari jig
3. Stroke function. Aliran fluida bergerak menyerupai gelombang sinusoidal, gelombang
bergerigi atau gelombang asimetri
4. Ketebalan lapisan bed
5. Perbedaan berat jenis dari mineral
6. Diameter mineral
7. Bentuk dan ukuran mineral

FLOTASI
Flotasi merupakan suatu proses pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu cairan
atau larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat yang akan dipisahkan, dimana zat
yang bersifat hidrofilik tetap berada pada fasa air, sedangkan zat yang bersifat hidrofobik
akan terikat pada gelembung udara dan akan terbawa ke permukaan larutan dan membentuk
buih, sehingga dapat dipisahkan dari cairan tersebut.
Jenis-jenis Flotasi
1. Dispersed Air Floatation
Flotasi dengan ukuran atau diameter gelembung udara lebih besar yang dibentuk dari
agitasi mekanik dan sparger air injection. Proses terjadi flotation ini adalah gelembung
udara dan partikel hidrfobik begabung dan kemudian mengapung permukaan untuk
kemudian dipisahkan. Flotasi jenis ini sering digunakan pemisahan bahan –bahan tambang
serta dalam pemisahan logam-logam berat, misalnya pada pemisahan logam Fe, Cu, Ni,
dan Cr. Selain itu, biasa digunakan pada proses daur ulang kertas.
Gambar Proses Dispersed Air Floatation

2. Dissolved Air Floatation


Flotation dengan ukuran atau diameter gelembung udara yang lebih kecil (antara 70-90
mikron). Jenis flotation ini juga sering digunakan pada proses water treatment yang
merupakan proses pemisahan secara fisika yang menggunakan air dalam keadaan
saturated untuk kemudian memisahkan padatan yang terdapat dalam air. Padatan dalam
air akan diikat oleh gelembung udara dan akan mengambang di permukaan cairan.

Gambar Proses Dissolved Air Floatation

3. Spontaneous Flotation
Flotasi akan terjadi secara spontan apabila massa jenis dari partokel lebih kecil dari massa
jenis air.
Gambar Spontaneous Flotation

4. Vacuum Flotation
Pelarutan udara di dalam air buangan pada tekanan atmosfer, kemudian di vakumkan
dengan tekanan yang lebih rendah maka akan menurunkan kelarutan udara dalam air,
udara akan keluar dari larutan dalam bentuk gelembung yang halus.

Gambar Proses Vacuum Flotation

Prinsip Flotasi
1. Penempelan partikel (mineral) pada gelembung udara
2. Gelembung mineral harus stabil.
3. Ada sifat Float dan Sink

Syarat Flotasi
1. Ada gelembung udara dalam cairan (0.5” – 1”)
2. Ukuran partikel harus halus dan disesuaikan dengan butiran mineral (48 – 50 #)
3. Derajat liberasi yang tinggi
4. Feed dalam bentuk pulp (lumpur)
5. Ada sudut kontak yang baik, yaitu sekitar 60° – 90°. Ini berarti usaha adhesinya besar,
sehingga udara dapat menempel pada permukaan mineral, yang mengakibatkan mineral
dapat mengapung. Sudut kontak merupakan sudut yan dibentuk antara gelembung udara
dengan mineral pada suatu titik singgung. Sudut kontak mempengaruhi daya kontak
antara biji dengan gelembung udara. Untuk melepaskan gelembung dan mineral
dibutuhkan usaha adhesi.
6. pH Kritis. pH kritis ini merupakan pH larutan yang mempengaruhi konsentrasi kolektor
yang digunakan dalam pengapungan mineral.

Faktor- faktor yang mempengaruhi flotasi


1. Ukuran partikel
Ukuran partikel yang besar membuat partikel tersebut cenderung untuk mengendap,
sehingga susah untuk terflotasi.
2. pH larutan
Partikel cenderung mengendap pada pH yang tinggi.
3. Surfaktan
Fungsi surfaktan adalah kolektor yang merupakan reagen yang memiliki gugus polar dan
gugus non polar sekaligus. Kolektor akan mengubah sifat partikel dari hidrofil menjadi
hidrofob.
4. Bahan kimia lainnya, misalnya koagulan
Penambahan koagulan dapat mengakibatkan ukuran partikel menjadi lebih besar.
5. Laju udara
Laju udara berfungsi sebagai pengikat partikel yang memiliki sifat permukaan hidrofobik,
persen padatan. Untuk flotasi pada partikel kasar, dapat dilakukan dengan persen padatan
yang besar demikian juga sebaliknya. Besar laju pengumpanan, berpengaruh terhadap
kapasitas dan waktu tinggal. Laju udara pembilasan, berfungsi untuk mengalirkan
konsentrrat ke dalam lounder.
6. Ukuran gelembung udara
Dengan adanya perbedaan sifat permukaan (Hidrophobik dan Hidrophilik) tadi, perlu ada
suatu reagen kimia untuk merubah permukaan mineral.
7. Kolektor (Collector)
Suatu bahan kimia organik yang gunanya untuk merubah sifat permukaan mineral yang
tadinya senang air menjadi tidak suka air. Hal ini, bila mineral yang senang air itu,
mineral yang diinginkan. Contoh :solar, sabun.
8. Modifier
Bahan kimia an-organik yang fungsinya mempengaruhi kerja kolektor.
9. Frother (Pembusa)
Suatu zat untuk menstabilkan gelembung-gelembung udara dalam air, contohnya :
deterjen.

Manfaat Flotasi
Flotasi sebagian besar bermanfaat di bidang pertambangan seperti mengkonsentrasi emas
bersama-sama dengan logam lain seperti tembaga, timah, atau seng, pemisahan mineral bijih.

Anda mungkin juga menyukai