PENGOLAHAN MINERAL
MAGNETIC SEPARATION
Disusun oleh :
Nama Praktikan : Muhammad Afriza Pertala
NPM : 3334210042
Kelompok : 12
Rekan : 1. Hafiza Fauziah Putri
2. Ryan Septiadi Senjaya
Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2022
Tanggal Pengumpulan Lap. : 23 November 2022 (Rev)
Asisten : Masatoridul Ulum
(Masatoridul Ulum)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ vii
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasir Besi...................................................................................... 3
2.2 Pasir Kuarsa ................................................................................. 3
2.3 Pengolahan Mineral ..................................................................... 4
2.4 Derajat Kemagnetan ..................................................................... 6
2.5 Magnetic Separator...................................................................... 7
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir ................................................................................ 9
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 10
3.2.1 Alat-Alat yang Digunakan.............................................. 10
3.2.2 Bahan-Bahan yang Digunakan ....................................... 10
3.3 Prosedur Percobaan .................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................... 12
4.2 Pembahasan ................................................................................ 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 19
5.2 Saran........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERHITUNGAN PERCOBAAN ............................................... 23
iii
LAMPIRAN B JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ............ 26
LAMPIRAN C GAMBAR ALAT DAN BAHAN ............................................... 31
LAMPIRAN D BLANGKO PERCOBAAN ........................................................ 34
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Data Percobaan Magnetic Separation…………………………………12
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Magnetic Separation……………………………12
Tabel 4.3 Material Balance pada Percobaan Magnetic Separation……………...14
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Mekanisme kerja drum separator untuk proses kering ........................7
Gambar 2.2 Superconducting Drum Separator……….……………………….…..8
Gambar 4.1 Pengaruh Tegangan Rotor terhadap Persen Recovery pada Magnetic
……………...Separator...………………………………………………...…...…..15
Gambar 4.2 Pengaruh Laju Pengumpanan terhadap Persen Recovery pada
……….……Magnetic Separator………………………………………………...16
Gambar C.1 Ayakan …..………..…………………………..…….….…………..32
Gambar C.2 Low Intensity Magnetic Separator ……...…..………………….…..32
Gambar C.3 Magnet………………………………………………………………32
Gambar C.4 Neraca Digital……………………………………………………....32
Gambar C.5 Pasir Besi……………………………………………………………32
Gambar C.6 Pasir Kuarsa………...……………………………………………….32
Gambar C.7 Stopwatch…....……………………………………………………...32
Gambar C.8 Wadah Konsentrat dan Tailing.……….……………………………32
Gambar C.9 Wadah Penampung…………………………………………….……33
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A. Perhitungan Percobaan………………………………………….….24
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus……………………………27
Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan……………………………………….……32
Lampiran D. Blangko Percobaan………………………………………………....35
vii
BAB I
PENDAHULUAN
terbawa saat proses pengendapan. Kandungan silika pada pasir kuarsa berkisar
antara 97-98%. Silika adalah senyawa kimia dengan rumus molekul SiO2 yang
dapat diperoleh dari silika mineral, nabati, dan sintesis kristal. Mineral silika adalah
senyawa yang umum ditemukan pada bahan galian tambang yang berupa mineral
berupa pasir silika, granit, dan feldspar yang mengandung kristal silika SiO2 [4].
Sifat fisik yang dimiliki pasir kuarsa membuatnya mudah terpengaruh oleh prinsip
pemisahan mineral yang umum digunakan misalnya seperti specific gravity,
magnetic separation dan electrostatic separation. Hal ini terjadi karena pasir kuarsa
memiliki berat jenis yang tergolong rendah,bersifat non-magnetik dan tidak
konduktif sehingga, pengolahan pasir kuarsa tergolong mudah. Pasir kuarsa
memiliki banyak manfaat, dari mulai bahan dasar pembuatan kaca sampai
pembuatan sel surya dan material maju lainnya [5].
a. Kominusi
Kominusi adalah proses reduksi ukuran partikel. Suatu mineral yang
terdapat dialam mayoritas berikatan dengan pengotornya, oleh karena itu
harus dibebaskan terlebih dahulu sebelum lanjut ke tahap pemisahan.
Pembebasan ini mencakup tahap peremukan (crushing) dan penggerusan
(grinding). Peremukan dilakukan untuk mereduksi bijih dari ROM (Run of
Mine) sampai ukuran tertentu dilanjutkan dengan penggerusan untuk
mereduksi lebih lanjut sampai dapat diolah untuk proses pemisahan atau
konsentrasi [6].
b. Sizing dan Classifying
Sizing merupakan proses penyeragaman ukuran berdasarkan ukurannya.
Prinsip sizing adalah dengan menyeleksi partikel pada sebuah bidang
dengan lubang yang ukurannya seragam. Produk dari sizing ini berupa
partikel undersize dan oversize. Nilai efisiensi dari proses ini ditentukan dari
derajat kesempurnaan pemisahan material yang tertahan atau lolos.
Sedangkan, classifying merupakan proses pengklasifikasian material
berdasarkan laju pengendapannya pada suatu medium. Hasil produk dari
proses ini adalah overflow dan underflow. Alat classifying atau classifier
biasanya terhubung secara sirkuit tertutup dengan alat grinding [6].
c. Konsentrasi
Proses konsentrasi adalah proses pemisahan mineral berharga dari mineral
pengotornya. Apapun metodenya, prinsipnya tetap sama yaitu memisahkan
dengan memanfaatkan sifat fisik dan kimia permukaan[6]. Seperti pada
metode magnetic separation yang memanfaatkan sifat kemagnetannya.
Dengan diaplikasikannya beberapa alat pemisah magnetik seperti, induction
roller magnetic separation, cross belt magnetic separator, drum magnetic
separator, concurrent, Counter-current dan lain-lain.
d. Dewatering atau solid-liquid separation adalah proses pemisahan air
dengan zat padat. Dewatering ini dilakukan jika proses sebelumnya
berlangsung dalam kondisi basah. Proses ini diperlukan terutama saat proses
pengiriman berlangsung karena, dengan konsentrat yang kering akan
mengurangi beban dan kapasitas. Terdapat 3 tahap utama dalam proses
6
Magnetic Nonmagnetic
Gambar 2.1 Mekanisme kerja drum separator untuk proses kering [8]
8
Stopwatch disiapkan
Data Pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
4.1 Hasil
Berikut ini merupakan hasil dari percobaan magnetic separation yang telah
dilakukan dan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1 Data Percobaan Magnetic Separation
No Feed Waktu Laju
Tegang
Pasir Besi Pasir Kuarsa (detik) Pengum
an panan
Ukuran Massa Ukuran Massa (g/detik)
Rotor
(#) (gram) (#) (gram)
(volt)
1 40 15 40 15 25 20,35 1,47
2 40 15 40 15 30 39,20 0,77
3 40 15 40 15 35 49,18 0,61
4.2 Pembahasan
Magnetic separation adalah salah satu metode pemisahan mineral berharga
dari mineral pengotornya dengan prinsip perbedaan sifat kemagnetan atau
kerentanan magnetiknya dari mineral yang akan dipisahkannya. Sifat kemagnetan
suatu mineral dibedakan menjadi tiga jenis yaitu, Ferromagnetic (daya tarik magnet
yang kuat), Paramagnetic (daya tarik magnet yang lemah), dan Diamagnetic (tak
memiliki daya tarik magnet). Dengan adanya sifat kemagnetan mineral yang
berbeda-beda. Maka, alat magnetic separator dikelompokkan berdasarkan
intensitas kemagnetan yang dimiliki. Magnetic separator dikategorikan menjadi
dua jenis, yaitu low intensity dan high intensity magnetic separators. Keduanya
dapat dilakukan proses secara basah maupun kering sesuai kebutuhan mineral yang
akan diolah. Namun, proses basah lebih umum dilakukan pada low intensity
magnetic separator. Contoh alatnya yaitu, tipe concurrent, tipe counter-rotation,
tipe counter-current dan lainnya. Terdapat juga tipe low intensity yang mengolah
secara kering seperti tipe high speed drum dan ball-norton type. Proses kering lebih
banyak dilakukan pada high intensity magnetic separator. Contohnya adalah tipe
induced roll, cross belt dan lain-lain. Namun, adapula alat sejenis yang dapat
mengolah secara basah seperti, carousel type dan canister type.
Prinsip kerja magnetic separation adalah memisahkan mineral berharga
dengan mineral pengotornya berdasarkan sifat atau kerentanannya terhadap medan
magnet. Saat ingin melakukan proses pemisahan, tentu kondisi awal mineral yang
akan diumpankan tercampur antara mineral berharga dengan pengotornya. Material
atau mineral yang diumpankan pada feeder akan menuju medan magnet berupa
drum atau roller yang berputar lalu, mineral non-magnetik akan langsung terjatuh
menuju wadah khusus tailing, Sementara mineral magnetik akan menempel pada
magnet dan terjatuh ke wadah khusus konsentrat setelah kehilangan pengaruh gaya
magnet. Proses ini dapat berlangsung karena terdapat gaya yang menyertainya
seperti gaya magnet, gaya gravitasi, gaya sentrifugal dan gaya drag.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, mineral yang diumpankan
berupa campuran pasir besi dengan pasir kuarsa dengan kondisi kering. Pasir besi
dianggap konsentrat karena pasir besi adalah mineral yang ingin diambil sementara,
14
pasir kuarsa dianggap sebagai tailing karena pasir kuarsa adalah mineral yang ingin
dipisahkan. Adapun prosedur percobaan yang telah dilakukan yaitu, pertama
dengan menyiapkan pasir besi dan pasir kuarsa untuk kemudian diayak
menggunakan spesifikasi ayakan 40# sehingga akan didapatkan masing-masing
partikel undersize-nya. Sedangkan, partikel oversize dikembalikan ke tempat
penyimpanannya masing-masing. Partikel yang telah lolos ayakan atau undersize
ditimbang dengan berat masing-masing sebesar 15 gram. Proses yang sama diulang
untuk tiga wadah yang berbeda, kemudian melakukan homogenisasi antar kedua
partikel pada masing-masing wadah. Setelah itu, menyiapkan alat magnetic
separator dan mengatur tegangan rotor sebesar 25 volt. Besarnya tegangan rotor ini
mempengaruhi kecepatan putar magnet, semakin besar tegangan, semakin cepat
putaran rotor. Sebaliknya, semakin kecil tegangan rotor, laju putaran rotor juga
akan kian melambat. Lalu, partikel atau feed diumpankan ke feeder yang membuat
feed terjatuh menuju medan magnet. Partikel atau mineral magnetik yang mana
dalam kondisi ini adalah pasir besi akan terpisah menuju wadah khusus konsentrat
setelah terlebih dahulu menempel pada magnet sebelum kehilangan gaya
magnetnya. Sedangkan, pada pasir kuarsa yang bersifat non-magnetik akan
langsung terjatuh menuju wadah khusus tailing tanpa terpengaruh oleh gaya magnet
sama sekali. Setelah itu, mengambil hasil proses untuk ditimbang perolehan
konsentrat dan tailing-nya dilanjut dengan menghitung nilai kadar dan recovery
yang didapat. Prosedur yang sama dilakukan dengan memvariasikan tegangan rotor
dengan 30 volt dan 35 volt.
Tabel 4.3 Material Balance pada Percobaan Magnetic Separation
Konsentrat Total Output
Input (gram) Tailing (gram)
(gram) (gram)
Perc.
Pasir Pasir Pasir Pasir Pasir Pasir Pasir Pasir
Besi Kuarsa Besi Kuarsa Besi Kuarsa Besi Kuarsa
100
90
80
% Recovery
70
60
50
40
30
20
10
0
25 30 35
Tegangan Rotor (volt)
Gambar 4.1 Pengaruh Tegangan Rotor terhadap Persen Recovery pada Magnetic
………………Separator
16
Gambar 4.1 diatas menyajikan data yang berupa diagram batang dengan
sumbu x adalah hasil representasi dari variasi tegangan rotor. Sedangkan, sumbu y
merepresentasikan % recovery. Sehingga, secara keseluruhan gambar diatas
merepresentasikan pengaruh dari variasi tegangan rotor terhadap persen recovery.
Berdasarkan diagram batang tersebut dapat dilihat secara visual bahwa perubahan
persen recovery berubah atas pengaruh dari tegangan rotor namun, tidak begitu
signifikan. Diagram batang diatas merepresentasikan bahwa semakin besar
tegangan rotor maka, % recovery cenderung menurun diperkuat dengan tren
diagram yang terlihat menurun juga seiring bertambahnya tegangan rotor. Pada
percobaan ke-1 dengan tegangan rotor sebesar 25 volt, diperoleh % recovery
sebesar 99,20 %. Pada percobaan ke-2 dengan tegangan rotor 30 volt didapat %
recovery sebesar 97,26 % dan pada percobaan ke-3 dengan tegangan rotor 35 volt
dihasilkan % recovery sebesar 93,87%. Berdasarkan hasil perbandingan dari
literatur, hasil yang diperoleh dari percobaan ini bertolakbelakang dengan yang
terdapat dalam literatur yang mana disebutkan bahwa kecepatan drum atau rotor
berbanding lurus dengan % recovery. Sebagai contoh, semakin cepat putaran rotor
maka, akan membuat % recovery meningkat karena didukung oleh sekumpulan
gaya yang berlawanan hasil dari putaran rotor dengan gaya magnet atau competing
forces seperti, gaya sentrifugal yang dialami mineral non-magnetik yang mana pada
percobaan ini adalah pasir kuarsa. Gaya sentrifugal yang dialami pasir kuarsa lebih
besar dari gaya magnet sehingga, mendukung proses pemisahan antara mineral
magnetik dengan non-magnetik [9].
100
98
% Recovery
96
94
92
90
1.47 0.77 0.61
Laju Pengumpanan (g/detik)
Gambar 4.2 menyajikan data yang juga berupa diagram batang yang
memberi informasi terkait pengaruh variasi laju pengumpanan terhadap %
recovery. Berdasarkan diagram batang pada gambar 4.2 diatas, dapat ditinjau secara
kualitatif bahwa laju pengumpanan berpengaruh cukup signifikan terhadap %
recovery. Namun, secara kuantitatif tetap sama pada diagram yang ditunjukkan
pada gambar 4.1. Hal ini dikarenakan skala yang digunakan pada sumbu y
diperkecil. Pada percobaan pertama dengan laju pengumpanan sebesar 1,47 g/detik
menghasilkan % recovery senilai 99,20%, Pada percobaan kedua dengan laju
pengumpanan 0,77 g/detik menghasilkan % recovery senilai 97,26% dan Percobaan
ketiga menghasilkan % recovery senilai 93,87%. Jika dikomparasikan dengan apa
yang terdapat pada literatur, bahwa seiring meningkatnya laju pengumpanan, maka
keterdapatan partikel pasir besi akan meningkat juga seiring laju pengumpanan
sampai pada tingkat perolehan puncaknya, setelah melewati titik puncak
perolehannya maka, pasir besi yang didapat akan berkurang secara bertahap pula.
Dalam kondisi laju pengumpanan yang lebih lambat, partikel yang lebih halus akan
lebih mudah terkena pengaruh dari gaya magnet yang berasal dari drum atau rotor
[9] Hal ini berkaitan dengan proses sebelumnya yaitu proses kominusi dan sizing
maupun classifying yang akan melatarbelakangi semua keefisiensian proses
pengolahan. Percobaan yang dilakukan sesuai dengan literatur yang dapat
dibuktikan dengan % recovery yang diperoleh meningkat seiring meningkatnya laju
pengumpanan. Namun, pada percobaan ini juga terdapat keterbatasan untuk
membuktikan teori yang memaparkan mengenai laju pengumpanan yang jika terus
ditingkatkan lajunya, suatu saat akan berbanding terbalik dengan pernyataan awal.
Dengan kata lain, akan ada suatu keadaan bahwa % recovery tidak selalu meningkat
seiring bertambahnya laju pengumpanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan tersebut adalah yang pertama
adalah tegangan rotor. Tegangan rotor berpengaruh terhadap hasil % recovery
seperti apa yang telah dijelaskan bahwa percobaan ini tidak sesuai dengan literatur.
Hal ini sangat mungkin terjadi karena saat tegangan rotor ditingkatkan maka,
kecepatan putar rotor juga ikut bertambah disertai gaya yang berlawanan dengan
gaya magnet. Jadi, pada saat kecepatan putar rotor meningkat, gaya sentrifugal juga
18
ikut meningkat sementara, induksi magnet yang dihasilkan memiliki kekuatan daya
tarik yang konstan pada setiap putaran sehingga, tidak mampu mengimbangi gaya
sentrifugal yang meningkat seiring dengan meningkatnya putaran rotor sehingga,
partikel magnetik yang seharusnya tertarik namun, justru ikut terlempar bersama
partikel non-magnetik dan itulah hal yang membuat persen recovery ikut berkurang
seiring bertambahnya kecepatan rotor yang dipengaruhi tegangan rotor.
Cara pengumpanan feed berpengaruh pada nilai recovery. Pada proses
pengumpanan atau penuangan feed secara tidak konstan tentu mempengaruhi hasil
karena, saat proses penuangan waktu yang terhitung akan terus berlanjut sampai
feed dalam wadah habis. Saat kondisi feed tak tertuang itulah yang mempengaruhi
hasil data waktu yang diperoleh saat diproses dan berhubungan dengan laju
pengumpanan. Hasil dari laju pengumpanan inilah salah satu indikator keberhasilan
dari percobaan magnetic separation ini. Massa input dengan massa output terdapat
perbedaan yang sangat kecil namun, tetap tak sesuai dengan prinsip material
balance. Hal ini disebabkan keterdapatannya partikel lain selain pasir besi dan pasir
kuarsa yang ikut terbawa untuk kemudian ditimbang sehingga, diperoleh hasil yang
menyimpang dari teori dasar.
Diantara ketiga percobaan yang telah dilakukan, terdapat hasil yang paling
baik adalah percobaan pertama. Terdapat beberapa aspek yang mendukung bahwa
percobaan pertama memiliki hasil paling baik adalah pertama, aspek material
balance pada pasir besi yang dibuktikan dengan penyimpangan output terkecil
dibanding percobaan kedua dan ketiga yang mana nilai penyimpangannya hanya
0,02 gram, sementara, penyimpangan nilai output pada percobaan kedua dan ketiga
berturut-turut adalah 0,06 gram dan 0,79 gram. Hal kedua yang memperkuat alasan
percobaan pertama yang paling baik adalah nilai recovery yang paling tinggi
diantara percobaan lainnya. Nilai recovery mengindikasikan keefisiensian suatu
proses pengolahan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan praktikum magnetic separation yang telah
dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
a. Magnetic separation adalah metode pemisahan mineral berdasarkan
sifat kemagnetannya. Mekanisme kerja alat magnetic separator yaitu
dengan mengumpankan feed yang berupa campuran mineral yang
bersifat magnetik dan yang bersifat non-magnet pada bagian dari
magnetic separator yang memiliki medan magnet. Mineral yang
bersifat magnetik akan tertarik dan menempel pada medan magnet
tersebut, sedangkan, mineral yang bersifat non-magnetik akan jatuh
karena gaya gravitasi.
b. Pada percobaan pertama, kedua, dan ketiga berturut- turut dengan
tegangan rotor 25 volt, 30 volt, dan 35 volt didapat % konsentrat yang
berturut-turut pula senilai 97,19 %, 96,30 % dan 96,97 %. Sedangkan,
untuk % recovery-nya berturut-turut sebesar 99,20%, 97.26 % dan 93,87
c. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dari praktikum ini
seperti, keterdapatannya partikel lain yang tercampur pada pasir besi
maupun pasir kuarsa dan teknik maupun laju pengumpanan feed pada
alat magnetic separator
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari penulis untuk praktikum
selanjutnya adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan mineral yang berbeda selain pasir besi dan pasir kuarsa
dengan mineral lain yang derajat kemagnetannya berbeda.
b. Membatasi proses pengumpanan dengan rentang waktu tertentu untuk dapat
dikatakan praktikum dapat membuktikan teori yang ada pada literatur
20
c. Memvariasikan ukuran butir dari feed atau ukuran ayakan yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
[2] A. N. 1, M. F. S. R. N. M. I. J. F. F. M. H. W. E. P. U. A. N. A. S. M. H. B.
A. B. T. Suriyanto Bakri *, “Karakterisasi Kandungan Mineral dan Sifat
Kerentanan Magnetik Pasir Besi Pantai Galesong Takalar Sulawesi
Selatan,” vol. 9, pp. 275–284, 2021.
[6] T. N.-M. Barry A. Wills, Mineral Processing Technology , 7th ed. Elsevier
Science & Technology Books, 2006.
m 30
a. = = 1,47 g/s
t 20,35
m 30
b. = = 0,77 g/s
t 39,20
m 30
c. = = 0,60 g/s
t 49,85
2. %feed
Massa pasir besi
%feed = x 100%
Total Massa
15
a. %feed = 30 x 100% = 50%
15
b. %feed = 30 x 100% = 50%
15
c. %feed = 30 x 100% = 50%
3. %c
m pasir besi pada konsentrat
%c = x 100%
m total pada konsentrat
14,88
a. %c = 15,31 x 100% = 97,19 %
14,59
b. %c = 15,15 x 100% = 96,30 %
14,08
c. %c = 14,52 x 100% = 96,97 %
4. %t
m pasir besi pada tailing
%t = x 100%
m total pada tailing
0,32
a. %t = 14,54 x 100% = 2,20 %
25
0,47
b. %t = 15,12 x 100% = 3,11%
0,13
c. %t = 14,81 x 100% = 0,88%
5. %R
m total pada konsentrat x %c
%R = x 100%
total massa x %feed
15,31 (0,9719)
a. %R = x 100% = 99,20%
30 x (0,50)
15,15 (0,9630)
b. %R = x 100% = 97,26%
30 x (0,50)
14,52 (0,9697)
c. %R = x 100% = 93,87%
30 x (0,50)
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
27
Fm
ER = Fc+Fg+Fd ………………………………………….…………(1)
28
apabila ER < 1 maka mineral magnetik tidak akan tertarik oleh magnet
dan pemisahan tidak dapat dilakukan, sedangkan apabila ER > 1 maka
mineral magnetik tidak akan tertarik oleh magnet dan pemisahan dapat
dilakukan.
c. Laju pengumpanan
Laju pengumpanan memberi pengaruh terhadap hasil yang didapatkan.
Apabila laju pengumpanan terlalu cepat, maka bijih yang akan
dipisahkan akan tertumpuk dan akan ada kemungkinan dimana mineral
magnetik akan berada di atas. Mineral magnetik akan terhalang oleh
mineral non-magnetik sehingga tidak tertarik oleh magnet dan
menyebabkan pemisahan menjadi kurang efektif.
d. Derajat liberasi
Derajat liberasi (degree of liberation) adalah perbandingan antara
jumlah partikel bebas dengan jumlah partikel total. Semakin tinggi
derajat liberasi, maka semakin banyak mineral yang magnetik yang
terbebas dari mineral non-magnetik sehingga pemisahan akan menjadi
semakin mudah dan lebih efisien.
e. Kecepatan putaran rotor
Kecepatan rotor mempengaruhi efisiensi proses. Jika terlalu cepat, akan
ada kemungkinan partikel terlepas entah itu berasal dari gaya
sentrifugal, gaya gravitasi dan getaran karena putaran rotor. Hal itu
memungkinkan untuk memperbesar gaya yang melawan gaya magnet
sehingga dapat memperkecil nilai entrapment ratio.
5. Didapat 17,5 gram pasir besi dan 4 gram pasir kuarsa di dalam konsentrat,
serta total umpan sebesar 42 gram dengan perbandingan antara pasir besi
dan pasir kuarsa adalah 1:1, maka berapa nilai recovery untuk proses ini dan
tentukan % berat yang hilang!
30
Jawab :
C.c
R= ×100%
F.f
17,5
%c = 21,5 ×100% = 81,39%
21,5 x (0,8140)
%R = ×100% = 83,34%
42 x (0,50)
Gambar C.2 Low Intensity Magnetic Separator Gambar C.6 Pasir Kuarsa
Gambar C.4 Neraca Digital Gambar C.8 Wadah Konsentrat dan Tailing
33