MINERAL SAMPLING
Disusun Oleh :
Wahyu Prasetya Rama 3334220046
Rekan Kelompok:
Regita Dwi Cahyani 3334220025
Siti fadilaturrohmah 3334220090
Kelompok : PM-02
Asisten : Auffa naznabila
Tanggal Praktikum : 14 September 2023
Tanggal Penyerahan Laporan : 20 September 2023
MINERAL SAMPLING
(Auffa Naznabila)
ii
DAFTAR ISI
LAPORAN PRAKTIKUM.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian.............................................................................1
1.2 Batasan Masalah..............................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan......................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mineral............................................................................................3
2.2 Pengolahan Mineral.........................................................................4
2.4 Pasir Besi.........................................................................................5
2.5 Teknik Sampling..............................................................................6
2.6 Mineral sampling...........................................................................10
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir..................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................13
3.2.1Alat-alat yang Digunakan......................................................13
3.2.2Bahan-bahan yang Digunakan...............................................14
3.3 Prosedur Percobaan........................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan.............................................................................15
4.2 Pembahasan...................................................................................16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................22
5.2 Saran..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
LAMPIRAN- LAMPIRAN.................................................................................24
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Mineral adalah suatu padatan anorganik yang memiliki struktur atom dan
komposisi kimia tertentu yang terbentu secara alami di alam. Mineral biasanya
berbentuk bongkahan batu yang besar dan memiliki mineral yang berharga,
bongkahan tersebut tersusun dari berbagai macam mineral. Pada proses
pergolahan mineral kita harus memisahkan antara mineral berharga dan juga unsur
pengikutnya/unsur pengotorya. Oleh karena Itu dilakukan pengolahan mineral
yang bertujuan untuk meningkatkan kadar mineral berharga dengan merbuang
unsur pengotornya, secara umum pada proses pengolahan mineral terdapat dua
jenis produk yaitu konsentrat (mineral berharga) dan talling (unsur pengotor).
Sebelum dilakukanaya proses pengolahan mineral ada suatu proses yang
digunakan untuk menguji kadar bijih atau umpan, proses ini yaitu mineral
sampling. Mineral sampling adalah suatu proses pengambilan data dan sebagian
mineral dimana mineral yang dijadikan sampel tersebut dapat mewakili
keseluruhan mineral yang akan diperiksa. Proses mineral sampling ini dilakukan
agar proses pengolahan mineral selanjutnya lebih efisien, pada Proses mineral
sampling ini adalah tahap yang sangat penting sebelum proses pergolahon mineral
dilakukan hal ini bertujuan agea keseluruhan proses pengolahan mineral lebih
epilien, menguntungkan dan berjalan dengan baik, oleh karena itu percobaan Ini
dilakukan agar kita dapat mempelajari lebih lanjut mengenai salah satu metode
mineral sampling.
Laporan tentang praktikum sluice box ini memiliki lima bab serta ada
berbagai lampiran tambahan di dalamnya. Pada Bab I, terdapat informasi
mengenai latar belakang permasalahan terkait sluice box, tujuan percobaan
praktikum, batasan permasalahan, dan sistematika penulisan laporan. Kemudian,
pada Bab II, diuraikan tentang tinjauan pustaka yang mencakup teori-teori yang
berkaitan dengan sluice box. Bab III menjelaskan metode percobaan yang
mencakup diagram alir, alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum serta
prosedur pelaksanaan percobaan sluice box. Bab IV memuat data dan pembahasan
yang ditemukan selama praktikum berlangsung. Lalu, Bab V terdapat kesimpulan
dari percobaan dan juga memberikan saran-saran. Selanjutnya, ada daftar pustaka
dan lampiran-lampiran yang mencakup perhitungan, jawaban pertanyaan dan
tugas khusus, serta formulir percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mineral
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam,
terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur (Berry, 1983). Sifat fisik
mineral-mineral dapat dikenali berdasarkan sifat fisik dari mineral tersebut antara
lain:warna, kilap, bentuk, belahan, kekerasan. tiap mineral memiliki warna yang
khas, akan tetapi ada beberapa mineral yang memiliki warna yang hamper sama.
Kilap atau kilau mineral juga merupakan sifat fisik yang dapat digunakan untuk
identifikasi mineral. Bentuk kristal suatu mineral dikontrol oleh ikatan kimia
mineral tersebut. Belahan mineral dipengaruhi oleh ikatan lemah antar molekul.
Kekerasan mineral menunjukkan besarnya gaya tekan untuk membelah atau
merusak stuktur mineral tersebut. Kekerasan mineral dinyatakan dalam skala
Mohs.
Bentuk kristal mineral melalui wujudnya sebuah kristal dapat ditentukan secara
geometrisdengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Dalam ilmu kristalografi
geometri dipakai enam jenis sistem sumbu, yaitu, sistem sumbu isomerik, system
sumbu tetragonal, sistem sumbu ortorombik, sistem sumbu monoklin, system
sumbu triklin, sistem sumbu heksagonal.
Sifat optik mineral pengenalan mineral yang terdapat pada batuan
umumnya dilakukan secara mikroskopis dengan cahaya terpolarisasi. Jenis cahaya
yang tersebut dapat diperoleh dengan memakai dua prismapolarisasi atau
polarisator. Mineral tertentu memiliki sifat memutar sumbu cahaya terpolarisasi
dengan arah sudut putar yang khas. Variasi dalam komposisi sifat kristal pada
mineral bisa rusak atau berubah oleh pengaruh suhu dan tekanan. Semua mineral
mempunyai komposisi kimia yang tertentu dan ditulis dengan formula kimia
tertentu, contoh: Quartz SiO2 (proporsi atau rasio Si:O=1:2). Bermacam-macam
sampel dari 1 jenis mineral mungkin mempunyai komposisi yang berbeda dengan
4
tingkat perbedaannya tertentu. Karena mineral itu bersifat kristal dan mempunyai
komposisi kimia yang pasti dan sifat fisika yang pasti.Sifat fisika suatu mineral
mungkin juga bervariasi sesuai dengan variasi komposisi kimianya. Komposisi
mineral sangat bervariasi mulai dari unsur murni dan garam sederhana sampai
yang sangat komplek dengan bermacam-macam bentuk seperti silikat (zuhdi,
2019).
endapan tersebut menjadi pasir besi yang memiliki nilai ekonomis. Pembentukan
endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain batuan asal, proses
perombakan, media transportasi, proses serta tempat pengendapannya. Sumber
mineral endapan pasir besi pantai sebagian besar berasal dari batuan gunung api
bersifat andesit–basal. Proses perombakan terjadi akibat dari pelapukan batuan
karena proses alam akibat panas dan hujan yang membuat butiran mineral terlepas
dari batuan. Media transportasi endapan pasir besi pantai antara lain: aliran
sungai, gelombang, dan arus laut. Proses transportasi membawa material lapukan
dari batuan asal, menyebabkan mineral- mineral terangkut hingga ke muara,
kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan memisahkan mineral-mineral
tersebut berdasarkan perbedaan berat jenisnya. (Yusuf, 2019). Endapan pasir besi
merupakan salah satu bahan galian yang masuk kedalam tipe endapan placer.
Biasanya bahan galian ini ditemukan di sepanjang bibir pantai. Pasir besi
memiliki ukuran butir 0,074-0,075 mm, dengan ukuran kasar (3- 5 mm) dan halus
(<1 mm). pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor seperti
batual asal, proses perombakan, media transportasi, serta tempat pengendapannya.
Perbedaan karakter fisik kandungan mineral pasir besi seperti Fe, Ti. Mg, dan Si
mungkin terjadi disebabkan oleh perbedaan lokasi endapan (Riki, 2018).
memotong seluruh aliran jadi tidak setiap partikel atau elemen fluida
memiliki peluang yang sama untuk diambil sampelnya. Singkatnya
non-probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang yang sama bagi setiap anggota materi untuk
dipilih menjadi sampel (Wills, 2016). Non-probability sampling terbagi
beberapa macam yaitu sebagai berikut:
1. Sampling sistematis, termasuk dalam metode non-probability.
Sampling sistematis yaitu merupakan teknik pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan urutan anggota materi yang telah diurutkan.
Cara mengumpulkan contoh dari lot pada interval yang spesifik
dan teratur, baik dalam istilah jumlah, waktu dan ruang
2. Sampling kuota, dilakukan untuk menentukan sampel dari
keseluruhan materi yang memiliki ciri-ciri tertentu. Kuota
sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan
mengambil jumlah sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan.
Sampel dipilih secara acak sesuai dengan kebutuhan yang
digunakan.
3. Sampling insidental, dilakukan dengan cara berdasarkan kebetulan,
yaitu berupa kejadian incidental antara peneliti dengan sampelnya.
Sampling ini merupakan teknik sampling peneliti mengambil
sampel yang memang secara kebetulan ditemuinya pada saat itu.
4. Sampling purposive, merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Purposive sampel merupakan teknik
sampling yang sering digunakan. Metode ini menggunakan kriteria
yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria tersebut dibagi menjadi
dua kriteria yaitu inklusi dan eklusi.
5. Sampling jenuh, termasuk dalam metode non-probability. sampling
jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
6. Snowball sampling, merupakan teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Berdasarkan
10
Persiapan bahan
Data Pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
c. Preparate mika.
d. penggaris
e. Siever.
f. Wadah penampung.
3.2.2 Bahan-bahan yang Digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum percobaan
mineral sampling adalah sebagai berikut:
a. Pasir besi
b. Pasir kuarsa
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada praktikum mineral sampling yaitu
sebagai berikut:
1. Disiapkan pasir besi dan pasir kuarsa.
2. Siever disiapkan dengan ukuran sesuai dengan katentuan asisten.
3. Sieving dilakukan pada pasir besi dan pasir kuarsa selama 5 menit.
4. Pasir besi dan pasir kuarsa ditimbang sesuai dengan ketentuan asisten.
5. Pasir besi dan pasir kuarsa dihomohenisasi sesuai dengan fraksi
ukurannya.
6. Kedua bahan di buat kerucut atau coning.
7. Permukaan atas ditekan sampai merata.
8. Bahan dibagi menjadi empat bagian sama besar (quartering).
9. Bahan dipisahkan menjadi dua per empat bagian secara diagonal dan
sisanya dicampurkan.
10. Langkah 6-9 diulangi sesuai dengan ketentuan asisten.
11. Conto disebar pada prepalat mika dengan ukuran 3x3 cm.
12. Pasir besi dihitung dengan mikroskop optik.
13. Kadar pasir besi dan pasir kuarsa yang didapatkan dihitung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasir
4,3 109 45 662,2 85,5
Besi
Pasir
2,6 29 14 111,8 14,4
Kuarsa
Pasir
166 44 903 66,3 151,86 51,86
Besi
Pasir
68 108 457,6 33,63 48,03 51,97
Kuarsa
4.2 Pembahasan
Sampling adalah operasi pengambilan sebagian yang banyaknya cukup
untuk dianalisis atau diuji fisik dari suatu yang besar jumlahnya sehingga
perbandingan dan distribusi kualitas dikeduanya adalah sama. Suatu yang sama
jumlahnya disebut sebagai lot atau populasi. Data atau besaran tentang populasi
adalah parameter. Sedangkan besaran yang diperoleh dari contoh disebut sebagai
statistik. Dengan demikian sampling merupakan teknik statistik yang didasarkan
pada teori peluang. Dalam melakukan sampling terdapat banyak cara tergantung
kebutuhan. Sebelum melakukan sampling perlu diperhatikan elemen dasar dan
masalah-masalah yang mungkin timbul dari sampling ini. Adapun elemen dasar
yang terlibat dalam prosedur pengambilan sampling adalah sebagai berikut (Wills,
2006).
Mineral sampling memiliki dasar dalam probabilitas dan pengetahuan
yang baik tentang statistik terapan serta sumber kesalahan pengambilan sampel
diperlukan oleh yang diberi tugas untuk menetapkan dan memvalidasi protokol
pengambilan sampel. Sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari
sebagian kecil materi yang dapat mewakili data keseluruhan dari materi tersebut.
Sampling yang diuji adalah sampling terbaik. Teknik sampling dikelompokkan
menjadi dua yaitu, (Wills, 2016) probability sampling dan non-probability
sampling probability sampling merupakan teknik sampling yang dapat
memberikan peluang yang relatif sama bagi setiap bagian kecil materi. Ada
berbagai macam dari probability sampling yaitu simple random sampling,
stratified random sampling, cluster sampling. Non-probability sampling adalah
teknik yang tidak memberikan peluang yang sama untuk setiap populasi untuk
menjadi sampel. Ada berbagai macam non-probability sampling yaitu, sampling
sistematis, sampling kuota, sampling insidental, sampling purposive,
sampling jenuh, dan snowball sampling.
Coning and quartering merupakan salah satu teknik sampling yang paling
sederhana dan sering digunakan dalam membagi sampel material. Coning dan
quartering pengertiannya dalam suatu kegiatan pengurangan ukuran sampel
bubuk atau butiran dengan membentuk tumpukan berbentuk kerucut yang tersebar
17
dalam suatu bidang datar. Bentuk kerucut seperti bentuk kue berbentuk radial
dibagi menjadi empat buah bagian kerucut yang sama rata dan saling berlawanan
dimana ada jeda jarak di antara keempatnya. Dua dari empat bagian kerucut
dibuang. Kelebihan dilakukannya metode coning and quartering yaitu,
representasi sampel yang baik dari material yang diuji, coning and quartering
dapat membantu mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi selama proses
pengambilan sampel serta dapat memperoleh hasil yang lebih akurat, metode ini
relatif cepat dan sederhana, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya dalam
pengambilan sampel metode inijuga memiliki kekurangn yaitu ada kemungkinan
bahwa beberapa komponen material tertentu dapat terkonsentrasi pada satu bagian
sampel dan tidak terdistribusi merata, meskipun metode ini efisien, keakuratan
perwakilan sampel bisa terbatas terutama untuk material yang memiliki distribusi
komponen yang sangat heterogen.
Pecobaan mineral sampling pada kali ini diawali dengan mempersiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan, setelah itu menimbang
pasir besi dan pasir kuarsa masing masing 10gram setelah itu, mencampurkan
pasir besi dan pasir kuarsa sampai menjadi homogen. Setelah dihohogenisasi lalu
pasir besi dan pasir kuarsa diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 40# +60#
dan juga -60#. Hasil ayakan pada variasi ukuran ayakan yang sudah diayakc
nantinya akan dijadikan conto pada percobaan ini. Conto pertama, ukuran ayakan
yang digunakan adalah -40# dan +60#. Hasil ayakan yang oversize tertampung
pada -40# +60# dan yang lolos disebut undersize yang tertampung pada -60 #.
Varian ukuran ayakan dan campuran hasil ayakan dari berbagai ukuran berfungsi
untuk menghasilkan sampel yang dianggap mewakili keseluruhan populasi awal
yang sedang diukur.
Kedua conto lalu dilakukan coning and quartering, yaitu membentuk
seperti kerucut pada kedua conto lalu dilakukan penekanan pada kedua conto.
Sedudah itu dipisahkan menjadi 4 bagian setelah itu dibagi menjadi 2 per 4 bagian
secara diagonal pada kedua bagian dipisahkan dan didisisakan 2 bagian lainnya
pada tahap ini dilakukan sampai 7 kali coning and quartering. Setelah dilakukan
pemisahan sebanyak 7 kali selanjutnya conto diletakan pada prepalat mika secara
18
1 3
7 9
70 66.3
pasir besi
60
% Berat
pasir kuarsa
50
40 33.63
30
20
10
0 40 +60
60 mesh
-40 mesh
Fraksi Ukuran
disebabkan karena secara fisik pasir besi memiliki ukuran butiran yang lebih
kecil dibandingkan dengan pasir kuarsa, oleh karena itu persen berat yang
didapatkan lebih besar pada pasir besi dibandingkan dengan pasir kuarsa. Dari
hasil visualisasi dengan mikroskop optic untuk pada kolom 1,5,9 didapatkan hasil
banyaknya butiran pada pasir besi adalah 109 butir dan banyaknya butiran pada
pasir kuarsa adalah 29 butir dan pada kolom 3 dan 7 didapatkan hasil banyaknya
butiran pada pasir besi adalah 45 butir dan banyaknya butiran pada pasir kuarsa
adalah 14 butir. Perbedaan pada fraksi ukuran -40 +60 mesh ini sangat jrlas
terlihat bahwa pasir besi sangat mendominasi yang mana ukurannya lebih kecil
dibandingkan dengan pasir kuarsa.
50
40 33.63
30
20
10
0 40 60mesh
mesh
-60
Fraksi Ukuran
Bisa dilihat pada gambar 4.3 grafik diatas didapatkan pada fraksi ukuran
ayakan -60 mesh jumlaj persen berat pasir besi yang didapatkan adalah 66,3% dan
juga persen berat pasir kuarsa yang didapatkan adalah 33,63%. Hal ini disebabkan
karena secara fisik pasir besi memiliki ukuran butiran yang lebih kecil
dibandingkan dengan pasir kuarsa, oleh karena itu persen berat yang didapatkan
lebih besar pada pasir besi dibandingkan dengan pasir kuarsa. Dari hasil
visualisasi dengan mikroskop optic untuk pada kolom 1,5,9 didapatkan hasil
banyaknya butiran pada pasir besi adalah 166 butir dan banyaknya butiran pada
pasir kuarsa adalah 68 butir dan pada kolom 3 dan 7 didapatkan hasil banyaknya
20
butiran pada pasir besi adalah 44 butir dan banyaknya butiran pada pasir kuarsa
adalah 108 butir. Perbedaan pada fraksi ukuran -60 mesh ini pada kolom 1,5,9
sangat jelas terlihat bahwa pasir besi sangat mendominasi yang mana ukurannya
lebih kecil dibandingkan dengan pasir kuarsa, sedangkan pada kolom 3 dan 7
didapatkan jumlah butiran pasir kuarsa lebih mendominasi dari jumlah pasir besi
kemungkinan dikarenakan jumlah pasir kuarsa yang lebih banyak yang lolos dan
lebih kecil ukurannya.
Persen galat yang didapatkan pada percobaan kali ini adalah 51,86% pada
pasir besi, sedangkan galat pada pasir kuarsa sedikit lebih besar, sekitar 51,97%.
Kemungkinan besar galat ini muncul karena sebagian dari sampel tidak
ditempatkan dengan benar pada preparat mika, yang mengakibatkan data yang
dihasilkan kurang representatif. Sedikit besarnya galat pada pasir kuarsa
mengindikasikan variasi ukuran pada pasir kuarsa sangat bervariasi atau tidak
homogen.
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan presisi, jumlah sampel
yang diuji sebaiknya cukup besar. Semakin tinggi tingkat presisi yang diinginkan,
semakin besar jumlah sampel yang diperlukan. Artinya, sampel yang lebih besar
cenderung memberikan perkiraan yang lebih mendekati nilai yang sebenarnya
(true value). tingkat presisi ini sangat penting karena nilai taksiran statistik akan
sama dengan nilai parameter yang sebenarnya.
Dalam hal ini, terdapat hubungan negatif antara jumlah sampel yang
diambil dan besarnya kesalahan (error). Namun, penelitian menggunakan sampel
yang besar seringkali tidak memungkinkan karena memerlukan usaha, waktu, dan
biaya yang lebih besar. Pada percobaan ini bisa dikatakan untuk menggunakan
coning and quartering bisa dimaksimalkan jika sampel yang digunakan bisa lebih
banyak lagi.
Ada beberapa faktor faktor kesalahan yaitu Jika material yang diuji
memiliki variasi signifikan dalam ukuran atau komposisi seperti pada pasir besi
dan pasir kuarsa, metode coning and quartering mungkin tidak cukup
representatif, terutama jika sampel awal tidak homogen. Ketika proses
memisahkan dan membagi sampel awal menjadi bagian-bagian yang lebih kecil,
21
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan maka didapatkan kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a. Proses mineral sampling dengan menggunakan metode coning and
quartering bisa dimaksimalkan jika sampel yang digunakan bisa lebih
banyak lagi.
b. Percobaan kali ini didapatkan nilai % galat dengan menggunakan
metode coning and quartering yaitu untuk pasir besi sebesar 51,86%
dan untuk pasir kuarsa sebesar 51,97%
5.2 Saran
Adapun saran yang didapatkan untuk diterapkan oleh laboratorium untuk
praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Peraktikum selanjutnya menggunakan metode mineral sampling yang
lainnya seperti grab sampling, atau shovel sampling agar bisa
membandingkan % galat diantara metode mineral sampling
b. Memvariasikan ukuran mesh yang beragam agar bisa lebih
mendapatkan % galat yang bisa dibandingkan secara kompleks
DAFTAR PUSTAKA
Ajie, M. W., Sukamto, U., & Sudaryanto. Petunjuk Praktikum Pengolahan Bahan
Galian.ِYogyakarta:ِUPNِ“Veteran”ِYogyakarta. 2006
Riki. L. Rancangan Alat Sluice Box Berdasarkan Kemiringan dan Ukuran Butir
Guna Memperoleh Nilai Recovery Optimal pada Hematit (Fe2O3) di
Pesisir Pantai Cibobos Kecamatan Bayah Kabupatan Lebak Provinsi
Banten. Universitas Islam Bandung. 2018.
Wills, Barry A., and James Finch. Wills' mineral processing technology: an
introduction to the practical aspects of ore treatment and mineral
recovery. Butterworth-Heinemann, 2015.
Yusuf. R. 2019. Recovery Konsentrat Pasir Besi Menggunakan Alat Sluice Box.
Universitas Nusa Cendana
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN PERCOBAAN
25
% Berat = 14,4%
4. Perhitungan % Berat Pada Fraksi -60#
a. Pasir Besi`
Jumlah Butir ×Berat Jenis
a. % Berat = ×100%
Total Jumlah Butir×Berat Jenis
3
903 g/cm
% Berat = 3
×100%
1360,6 g /cm
% Berat = 66,3%
b. Pasir Kuarsa
Jumlah Butir ×Berat Jenis
a. % Berat = ×100%
Total Jumlah Butir×Berat Jenis
3
457,6 g/cm
% Berat = 3
×100%
1360,6 g /cm
% Berat = 33,63%
5. Perhitungan Total % Berat
a. Pasir Besi`
a. Total % Berat = ¿+60#) + (% Berat Fraksi +60#)
Total % Berat = 85,5 + 66,3
Total % Berat = 151,8%
b. Pasir Kuarsa
b. Total % Berat = (% Berat Fraksi-40#+60#) + (% Berat Fraksi
+60#)
Total % Berat = 14,4 + 33,63
Total % Berat = 48,03%
6. Perhitungan % Galat
a. Pasir Besi`
a. % Galat = |100-Total
100
% Berat
|×100%
% Galat = | |×100%
100−151 , 8 %
100
%Galat = 51,86%
27
b. Pasir Kuarsa
a. % Galat = |100-Total
100
% Berat
|×100%
% Galat = | |×100%
100-48,03%
100
% Galat = 51,97%
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
29
c. Calcite
d. Fluorite
e. Apatite
f. Orthoclase Feldspar
g. Quartz
h. Topaz
i. Corundum
j. Diamond
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
35