Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM METALURGI II

PASIR CETAK

Disusun oleh :
Nama Praktikan : Gerry Izzuddin Rizqullah
NPM : 3334160022
Kelompok :2
Rekan : 1. Fadil Akhmad
2. Fitri Viviyana
Tanggal Praktikum : 10 April 2019
Tanggal Pengumpulan Lap. : 13 April 2019
Asisten : Dinda Aulia Hapsari

LABORATORIUM METALURGI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Tanggal Masuk
Tanda Tangan Tanggal Revisi Tanda Tangan
Laporan

Disetujui untuk Laboratorium Metalurgi FT UNTIRTA


Cilegon, April 2019

(Dinda Aulia Hapsari)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LAPORAN PRAKTIKUM .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Tujuan Percobaan .................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasir Cetak ............................................................................................... 3


2.2 Pasir Kuarsa ............................................................................................. 4
2.3 Bentuk Butir Pasir ................................................................................... 6
2.4 Pengujian Pasir Cetak .............................................................................. 8
2.5 Jenis-Jenis Pasir Cetak............................................................................. 9
2.6 Penyusun Pasir Cetak ............................................................................ 10

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan ........................................................................ 11


3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 12
3.2.1 Alat yang digunakan ...................................................................... 12

iii
3.2.2 Bahan yang digunakan ................................................................... 12
3.3 ProsedurPercobaan ................................................................................ 12
3.3.1 Proses Screening ............................................................................ 12
3.3.2 Pengujian Permeabilitas ................................................................ 13
3.3.3 Pengujian Kadar Air....................................................................... 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan ............................................................................. 14


4.2 Pembahasan ........................................................................................... 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 20


5.2 Saran ...................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN ....................................................... 22

LAMPIRAN B JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ............ 24

LAMPIRAN C GAMBAR ALAT DAN BAHAN ............................................... 27

LAMPIRAN D BLANKO PERCOBAAN ........................................................... 30

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Pasir Kuarsa Indonesia Secara Umum……………...5

Tabel 2.2 Sifat Fisik Pasir Kuarsa Indonesia Secara Umum……………………...5

Tabel 4.1 Data Pengayakan………………………………………………………14

Tabel 4.2 Data Pengujian Permeabilitas…………………………………………14

Tabel 4.3 Data Pengujian Kadar Air……………………………………………..15

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bentuk Butir Pasir Bulat ......................................................................7

Gambar 2.2 Bentuk Butir Pasir Runcing .................................................................7

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Pasir Cetak .................................................12

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Fraksi Ukuran Terhadap Nilai Permeabilitas……...17

Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Fraksi Ukuran Terhadap Nilai Kadar Air………....19

Gambar C.1 Alat Uji Permeabilitas .......................................................................28

Gambar C.2 Ayakan ...............................................................................................28

Gambar C.3 Oven ...................................................................................................28

Gambar C.4 Pemadat Pasir ....................................................................................28

Gambar C.5 Mesin Press .......................................................................................28

Gambar C.6 Neraca Digital ...................................................................................28

Gambar C.7 Cetakan Pasir .....................................................................................28

Gambar C.8 Pasir Kuarsa .......................................................................................28

Gambar C.9 Gas CO2…………………………………………………………….29

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A. Contoh Perhitungan ………………………………………... ......... 22


Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus …………………… ......... 24
B.1 Jawaban Pertanyaan ……………………………………….. ... 25
B.2 Tugas Khusus .……………………………………………...... 26
Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan ……………………………………….. .... 27
Lampiran D. Blanko Percobaan ……………………………………….…...…...30

vii
1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode pembentukan logam bermacam-macam. Salah satu metode yang

digunakan untuk pembentukan logam adalah pengecoran (foundry). Proses

pengecoran melalui beberapa tahap meliputi pembutan cetakan, persiapan dan

peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan

proses daur ulang pasir cetakan. Hasil pengecoran disebut dengan coran atau benda

cor. Teknik pengecoran yang sangat umum digunakan adalah sand casting atau

biasa disebut dengan pengecoran menggunakan cetakan pasir. Cetakan pasir harus

memiliki kualitas yang baik untuk mendapatkan hasil cor yang baik pula. Oleh

karena itu diperlukan metode persiapan dan pengujian pasir cetak untuk

mendapatkan cetakan pasir yang memiliki kualitas baik.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan pasir cetak adalah untuk mengetahui proses

persiapan, pembuatan dan pengujian pasir cetak, meliputi pemisahan berdasarkan

fraksi ukuran dan pengujian permeabilitas pasir cetak.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada percobaan pasir cetak terbagi atas dua variabel yaitu
2

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada percobaan ini yaitu

perbandingan fraksi ukuran pasir. Variabel terikatnya meliputi permeabilitas dan

kadar air.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini terdiri atas lima bab. Bab I menjelaskan

mengenai latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah, dan sistematika

penulisan laporan yang digunakan dalam percobaan. Bab II merupakan teori singkat

yang berhubungan dengan percobaan yang dilakukan. Bab III menjelaskan

mengenai metode percobaan yang dilakukan. Bab IV menjelaskan mengenai data

percobaan, dan pembahasan berdasarkan tinjauan pustaka dari data yang telah

diperoleh. Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan dari percobaan yang telah

dilakukan, yang dilengkapi dengan saran untuk percobaan tersebut. Pada akhir

laporan terdapat lampiran yang terdiri dari contoh perhitungan, jawaban pertanyaan

dan tugas khusus, gambar alat dan bahan serta blanko percobaaan.
2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasir Cetak

Dalam pengecoran cetakan merupakan langkah awal dan hal yang penting.

Cetakan yang biasa digunakan adalah cetakan pasir. Untuk membuat cetakan pasir

tentunya harus menggunakan pasir cetak. Pasir cetak yang sering digunakan adalah

pasir pantai, pasir gunung, pasir sungai dan pasir silika. Beberapa pasir cetak

menggandung tanah lempung sebagai pengikat, sedangkan yang lain menggunakan

pengikat khusus. Cetakan pasir kadang-kadang dibuat dengan tangan atau dapat

juga dibuat dengan mesin cetakan. Masa kini pembuatan cetakan secara mekanik

menjadi berkembang disebabkan kemajuan pada mesin cetakan dari yang kecil

hingga yang besar. Pasir cetak merupakan cetakan yang paling lazim digunakan.

Pasir cetak yang sering digunakan adalah pasir pantai, pasir gunung, pasir sungai

dan pasir silika. Pasir cetak memerlukan sifat-sifat yang memenuhi persyaratan

sebagai berikut[1]:

1. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan

cetakan dengan kekuatan yang cocok. Cetakan yang dihasilkan harus kuat

sehingga tidak rusak karena dipindah-pindah dan dapat menahan logam

cair waktu dituang kedalamnya.

2. Permebilitas yang cocok. Permeabilitas yang tepat akan meminimalisir


4

adanya cacat pada coran seperti rongga penyusutan.

3. Distribusi besar butir yang cocok. Permukaan coran diperluas kalau coran

dibuat didalam cetakan yang berbutir halus. Jika butir pasir terlalu halus,

gas dicegah keluar dan membuat cacat, yaitu gelembung udara.

4. Tahan panas terhadap temperatur logam yang dituang. Butir pasir dan

pengikat harus mempunyai derajat tahan api tertentu terhadap temperatur

tinggi, jika logam cair dengan temperatur tinggi ini dituang kedalam

cetakan.

5. Komposisi yang cocok. Jika pasir bersentuhan dengan logam yang dituang

mengalami peristiwa kimia dan fisika karena logam cair mempunyai

temperatur yang tinggi. Bahan-bahan yang tercampur yang mungkin

menghasilkan gas atau larut dalam logam adalah tidak dikehendaki.

6. Mampu dipakai lagi.

7. Pasir harus murah.

2.2 Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri dari kristal-kristal silika (SiO2)

dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.

Pada umumnya, senyawa pengotor tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium,

oksida alkali, oksida magnesium, lempung, dan zat organik hasil pelapukan sisa-

sisa hewan, serta tumbuhan. Pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 digambarkan secara umum,

komposisi kimia dan sifat fisik pasir kuarsa Indonesia[3]. Berikut tabel 2.1 yang

menunjukkan komposisi kimia pasir kuarsa Indonesia secara umum.


5

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Pasir Kuarsa Indonesia Secara Umum[3]

Komposisi Persentase (%)

Kimia

SiO2 55,30-99,87

Fe2O3 0,01-9,14

Al2O3 0,01-18,00

TiO2 0,01-0,49

CaO 0,01-3,24

MgO 0,01-0,26

K2O 0,01-17,00

Tabel 2.2 Sifat Fisik Pasir Kuarsa Indonesia Secara Umum[3]

Sifat Fisik Deskripsi

Warna Putih bening atau lain

tergantung pada senyawa

pengotornya, misalnya

kuning mengandung Fe-

oksida, dan merah

mengandung Cu-oksida.

Kekerasan 7 (Skala Mohs)

Berat Jenis 2,65

Titik lebur 17150C

Bentuk kristal Hexagonal


6

Panas spesifik 0,185

Konduktivitas panas 12-1000C

Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil

pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa, dan feldspar.

Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang diendapkan

ditepi-tepi sungai, danau atau laut. Di alam, pasir kuarsa ditemukan dengan

kemurnian yang bervariasi bergantung kepada proses terbentuknya disamping

adanya material lain yang ikut selama proses pengendapan. Material pengotor

tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa, dan dari warna tersebut

dapat diperkirakan derajat kemurniannya. Pada umumnya, di alam, pasir kuarsa

ditemukan dengan ukuran butir bervariasi dalam distribusi yang melebar, mulai dari

fraksi halus (0,06 mm) sampai dengan ukuran kasar (2 mm)[3].

2.3 Bentuk Butir Pasir


Pasir mempunyai bentuk butiran yang berbeda-beda, ada tiga macam bentuk

butiran pasir, yaitu[2]:

1. Butir Pasir Bulat

Bentuk butir pasir bulat ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sifat mekanis

pasir bulat adalah memiliki kekuatan kurang baik, permeabilitas baik,

flowability baik dan sedikit membutuhkan jumlah pengikat.


7

Gambar 2.1 Bentuk Butir Pasir Bulat[2]

2. Butir Pasir Runcing

Bentuk butir pasir runcing ditunjukkan pada Gambar 2.2. Sifat

mekanis pasir runcing adalah memiliki kekuatan baik, permeabilitas

kurang baik, flowabilitas kurang baik dan jumlah pengikat lumayan

banyak.

Gambar 2.2 Bentuk Butir Pasir Runcing[2]

3. Butir Pasir Sembarang (Irregular)

Sifat mekanis pasir sembarang adalah mudah pecah pada berbagai

proses pada pencampuran, permeabilitas buruk, ketahanan api buruk

Hubungan antara ukuran pasir dan temperatur tuang yaitu pasir akan
8

memuai dan mencapai volume maksimum karena pengaruh panasnya

temperatur tuang, semakin tinggi temperatur tuang maka semakin cepat

pasir mencapai volume maksimum dan semakin halus bentuk butir pasir

maka semakin lambat pasir untuk mencapai volume maksimum[2].

Unsur yang mempengaruhi komposisi pasir yaitu bentonit dan air,

pada kedua unsur tersebut memiliki perbedaan masing-masing. Pada

bentonit kadar yang dimiliki tinggi dan kadar air tetap. Sedangkan

permeabilitasnya rendah. Pada air kadar yang dimiliki tinggi dan kadar

bentonit tetap, maka kekuatan basah dan permeabilitasnya tinggi sampai

kadar air 2,1%, selanjutnya kekuatan basah dan permeabilitasnya rendah

tetapi memiliki kekuatan kering tinggi[2].

2.4 Pengujian Pasir Cetak

Pasir cetak harus diuji untuk mengetahui sifat-sifatnya. Pengujian mekanik

yang biasa dilakukan adalah[5]:

1. Pengujian Permeabilitas

Pasir cetak harus bisa mengalirkan gas-gas yang tertangkap di dalam

rongga cetakan. Uji permeabilitas adalah menentukan jumlah udara yang

bisa melalui contoh pasir cetak dalam keadaan standar. Permebilitas diuji

melalui pengujian yang dilakukan dengan mencari perbedaan tekanan dan

waktu yang diperlukan untuk melewatkan 2000cc udara melalui spesimen

standar. Permeabilitas dihitung dari rumus berikut:

Q.L
P ............................................(1)
p. A.T

Keterangan:
9

P = Permeabilitas

Q = Volume udara yang lewat melalui spesimen (cm3)

L = Panjang spesimen (5 cm)

A = Luas irisan spesimen (19,625 cm2)

p = Tekanan udara (cm)

T = Waktu yang diperlukan untuk melewatkan volume udara Q

melalui spesimen (detik)

2.5 Jenis-Jenis Pasir Cetak

Di alam tersedia cukup banyak pasir cetak, pasir cetak yang paling lazim

adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir sungai dan pasir silika. Lapisan tua

umumnya dapat digali dan didapatkan pasir gunung. Karena berasal dari lapisan tua

yang berasal dari gunung maka komposisinya mengandung lempung dan

kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur air. Pasir dengan kadar lempung 10-

20% dapat langsung dipakai. Tetapi pasir dengan kadar lempung kurang dari itu

mempunyai adhesi yang lemah dan baru dapat dipakai setelah ditambahkan

lempung secukupnya[5].

Pasir pantai, diambil dari pantai dan pasir sungai diambil dari sungai.

Sedangkan pasir silika dalam beberapa hal didapat dari gunung dalam keadaan

alamiah atau bisa juga dengan cara memecah kwarsa. Semuanya memiliki

kandungan utama SiO2, dan mengandung kotoran-kotoran seperti mika dan feldsfar.

Pasir pantai dan pasir sungai terutama berisi kotoran seperti ikatan organik yang

banyak. Sedapat mungkin kandungan kotoran ini harus sedikit mungkin. Pasir silika
10

alam dan pasir silika buatan dari kwarsit yang dipecah berisi kotoran. Terutama

pasir silika buatan mempunyai sedikit kotoran dan jumlah SiO2 lebih dari 95%.

Pasir pantai, pasir kali, pasir silika alam dan pasir silika buatan tidak melekat

dengan sendirinya, oleh karena itu dibutuhkan pengikat untuk mengikat butir-

butirnya satu sama lain dan baru dipakai setelah pencampuran[4].

2.6 Penyusun Pasir Cetak

Untuk susunan pasir cetak ada beberapa susunan yang dianjurkan. Berikut ini

adalah beberapa tambahan untuk susunan pasir cetak[4]:

1. Tanah lempung

Tanah lempung terdiri dari kaolinit, ilit dan monmolinit juga kuarsa,

feldsfar dan mika serta kotoran-kotoran lainnya. Ukuran dari butir-butir

tanah lempung adalah sekitar 0.005 mm sampai 0.02 mm.

2. Pengikat lain

Inti sering dibuat dari pasir yang dibubuhi minyak pengering nabati 1,5

– 3,0% seperti minyak biji rami (linseed oil), minyak kedelai, atau biji

kol dan dipanggang pada temperatur 200 - 250oC. Bahan-bahan ini biasa

disebut pasir minyak. Sifatnya menyerap air dan mudah runtuh pada saat

pembongkaran.

3. Tambahan khusus

Bubuk arang, tepung terigu atau tepung grafit dibutuhkan kira-kira 1%

kepada pasir cetak agar permukaan coran menjadi halus, pembongkaran

mudah,dan dalam beberapa hal mencegah permukaan kasar.


3 BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan

Adapun diagram alir percobaan yang mencakup mulai dari persiapan

bahan, proses sampai didapatkan kesimpulan percobaan adalah sebagai berikut:

Pasir kuarsa

Pasir diayak dengan sieve#18 dan #60

Membuat 3sampel dengan jumlah pasir setiap


fraksi yang telah ditentukan

Sampel dicampur dengan 15 g solobon dan


dilakukan 3 kali pemadatan

CO2 dialirkan ke dalam sampel selama 5 menit


dan dilakukan uji permeabilitas

Sampel dikeluarkan menggunakan mesin press,


massa awal dan dimensi sampel diukur

Sampel dikeringkan dalam oven dan massa sampel


ditimbang setelah pengeringan
12

Data pengamatan

Pembahasan Literatur

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Pasir Cetak

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang digunakan

1. Alat uji permeabilitas

2. Ayakan #18 dan #60

3. Mesin press

4. Neraca digital

5. Oven

6. Pemadat pasir

7. Cetakan pasir

3.2.2 Bahan yang digunakan

1. Gas CO2

2. Pasir kuarsa

3.3. ProsedurPercobaan

3.3.1 Proses Screening

1. Pasir kuarsa dipersiapkan.


13

2. Ayakan ukuran 18# dan 60# disusun, dilakukan pengayakan

selama 5 menit dan pasir ditimbang berdasarkan fraksi ukuran

3. Pasir kuarsa dipisahkan fraksi ukuran -18# +60# dan -60# untuk

dilakukan proses uji permeabilitas.

3.3.2 Pengujian Permeabilitas

1. Tiga sampel dibuat dari pasir yang telah disiapkan ukuran -18#

+60# dan -60#dengan berat 150 gram pada perbandingan

sebagai berikut :

a. 30 % -18# +60#:70 % -60#

b. 50 % -18# +60#: 50 % -60#

c. 70 % -18# +60#: 30 % -60#

2. Masing-masing sampel dicampur dengan bahan pengikat

berupa solbon, kemudian dimasukkan kedalam silinder pada

alat pemadat pasir dengan tiga kali tumbukan agar pasir padat.

3. Gas CO2 dialirkan ke arah sampel agar perekat solbon

mengering dan sampel mengeras dilakukan uji permeabilitas.

3.3.3 Pengujian Kadar Air

1. Sampel dikeluarkan dari silinder dengan menggunakan mesin

press.

2. Tinggi dan diameter sampel diukur.

3. Sampel yang sudah dikeluarkan ditimbang dari silinder.

4. Sampel dipanaskan hingga 150°C dalam oven selama 15 menit.

5. Sampel yang sudah dipanaskan ditimbang.


4 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

Setelah dilakukan percobaan yang dilakukan di laboratorium metalurgi,

didapat hasil pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.1 Data Pengayakan

Perbandingan Solobon (gram)


Berat
Fraksi Ukuran Fraksi Ukuran
(Gram)
Partikel (%)

-18# + 60# : -60# 70 : 30 105 : 45 15

-18# + 60# : -60# 50 : 50 75 : 75 15

-18# + 60# : -60# 30 : 70 45 : 105 15

Tabel 4.2 Data Pengujian Permeabilitas

Spesimen Volume Panjang Luas Waktu Tekanan Permeabilitas


(X) Udara (cm) Irisan (detik) Udara (l/cm2)
(L) (cm2) (cm)
1 1 4,8 20,4 2 2,4 0,049

2 1 4,8 20,4 2 1,7 0.069

3 1 5 19,6 2 2 0,064
15

Tabel 4.3 Data Pengujian Kadar Air

Sampel (X) Massa awal(gr) Massa akhir (gr) Selisih (gr) % Air
1 155,4 154,73 0,67 0,43
2 159,8 158,93 0,87 0,54

3 160,5 159,72 0,78 0,49

4.2 Pembahasan

Pada percobaan pasir cetak ini terdapat berbagai tahapan prosedur yang

dimana setiap tahapan prosedur memiliki fungsinya masing-masing dalam

pembuatan pasir cetak yang baik.Tahap pertama yaitu menyiapkan pasir kuarsa

yang kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan ayakan berukuran 18# dan 60# lalu

ayakan tersebut disusun dan dilanjutkan dengan proses pengayakan sampai

didapatkan pasir dari setiap fraksi cukup untuk digunakan. Fungsi dari pengayakan

dalam percobaan pasir cetak ini adalah untuk memisahkan ukuran pasir yang

digunakan sebagai variabel bebas dalam percobaan pasir cetak ini. Kemudian

membuat tiga sampel uji yang masing-masing sebanyak 150 gram dengan

komposisi sampel pertama 70% -18+60# : 30% -60#, sampel kedua 50% -18+60#

: 50% -60# dan sampel ketiga 30% -18+60# : 70% -60# yang dimana sampel dibuat

berbeda untuk melihat pengaruh perbedaan ukuran terhadap sifat pasir cetak.

Kemudian sampel dicampurkan dengan 10% solobon, fungsi dari dicampurkannya

solobon dengan sampel yaitu untuk mengikat pasir supaya lebih kuat dan tidak

rapuh. Kemudian pasir yang sudah di masukkan ke dalam cetakan dilakukan proses

pemadatan, fungsi dari pemadatan ini yaitu untuk memadatkan pasir yang masih

memiliki banyak rongga dan untuk membentuknya. Kemudian sampel


16

dihembuskan gas CO2 selama lima menit, fungsi dari dihembuskannya CO2 pada

sampel yaitu bertujuan untuk mengeraskan pasir dan supaya terjadi reaksi dengan

solobon. Kemudian sampel diuji permeabilitas berfungsi untuk mengetahui nilai

permeabilitas untuk mengetahui apakah cetakan dapat melepaskan panas dan gas

pada saat proses penuangan logam cair. Kemudian dilakukan proses penimbangan

awal setelah itu sampel dikeringkan selama 15 menit lalu ditimbang kembali untuk

mengetahui massa sampel setelah pengeringan, proses ini berfungsi untuk

mengetahui kadar air yang terkandung dalam pasir cetak.

Pasir cetak CO₂ proses adalah suatu pembuatan pasir cetak dengan cara

menghembuskan gas CO2 pada suatu pasir dengan komposisi- komposisi tertentu.

Proses pembuatan cetakan seperti ini mudah dan tidak memerlukan proses

pengeringan untuk mengeraskannya. Pasir yang digunakan dalam proses ini adalah

pasir silika yang mempunyai kadar lempung rendah. Gula tetes (solbon) adalah

salah satu zat organik sampingan dari proses pembuatan gula, untuk mempermudah

pembongkaran cetakan. Reaksi yang terjadi yaitu:

Na2SiO2. xH2O + CO2 → SiO2. xH2O + Na2CO3-

Nilai permeabilitas yang diperoleh dipengaruhi oleh ukuran butir pasir,

fraksi ukuran yang lebih halus mempunyai nilai permeabilitas yang kecil dan

sebaliknya fraksi ukuran yang lebih besar maka nilai permeabilitasnya juga besar.

Hal ini dikarenakan dengan ukuran partikel yang kasar, maka pori-pori antar

partikel semakin luas, sehingga semakin mudah untuk dapat dialiri oleh fluida dan

begitupun sebaliknya.

Pada Gambar 4.1 menggambarkan nilai permeabilitas dari setiap sampel.


17

Sampel 1 merupakan sampel yang menggunakan perbandingan fraksi ukuran 70 :

30 dimana fraksi ukuran -18#+60# bernilai 70% atau sebanding dengan 105 gram

dan fraksi ukuran -60# bernilai 30% atau sebanding dengan 45 gram. Sampel 2

merupakan sampel yang menggunakan perbandingan fraksi ukuran 50 : 50 dimana

fraksi ukuran -18#+60# bernilai 50% atau sebanding dengan 75 gram dan fraksi

ukuran -60# bernilai 50% atau sebanding dengan 75 gram. Sampel 3 merupakan

sampel yang menggunakan perbandingan fraksi ukuran 30 : 70, fraksi ukuran -

18#+60# bernilai 30% atau sebanding dengan 45 gram dan fraksi ukuran -60#

bernilai 70% atau sebanding dengan 105 gram. Dari percobaan yang telah

dilakukan didapatkan nilai permeabilitas pada sampel 1 dengan komposisi fraksi

ukuran 70% -18+60# : 30% -60# nilai permeabilitasnya adalah sebesar 0,049, pada

sampel 2 dengan komposisi fraksi ukuran 50% -18+60# : 50% -60# nilai

permeabilitasnya adalah sebesar 0,069, pada sampel 3 dengan komposisi fraksi

ukuran 30% -18+60# : 70% -60# nilai permeabilitasnya adalah sebesar 0,064.

0.08
0.07
Permeabilitas (l/cm2)

0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
1 2 3
Fraksi Ukuran

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Fraksi Ukuran Terhadap Nilai Permeabilitas


18

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa nilai permeabilitas yang paling

tinggi terdapat pada sampel 2 dimana pada sampel 2 ukuran partikel halus sama

dengan ukuran partikel kasar. Pada gambar 4.1 dapat dilihat nilai permeabilitas

yang paling rendah terdapat pada sampel 1 dimana pada sampel 1 ukuran partikel

kasar lebih banyak daripada ukuran partikel halus. Hasil percobaan ini tidak sesuai

dengan teori teori dikarenakan dapat disebabkan karena adanya solobon yang tidak

dicampur merata pada pasir, sehingga terdapat bagian pasir cetak yang merekat satu

sama lain dengan baik dan terdapat bagian pasir cetak yang tidak direkatkan dengan

baik sehingga permeabilitasnya tidak sama pada semua bagian pasir cetak. Bagian

pasir cetak yang merekat lebih baik memiliki permeabilitas yang lebih kecil

daripada bagian pasir cetak yang tidak terekat dengan baik. Menurut teori

seharusnya yaitu nilai permeabilitas yang diperoleh dipengaruhi oleh ukuran butir

pasir, fraksi ukuran yang lebih halus mempunyai nilai permeabilitas yang kecil dan

sebaliknya fraksi ukuran yang lebih besar maka nilai permeabilitasnya juga besar.

Hal ini dikarenakan dengan ukuran partikel yang kasar, maka pori-pori antar

partikel semakin luas, sehingga semakin mudah untuk dapat dialiri oleh fluida dan

begitupun sebaliknya. Sehingga seharusnya nilai permeabilitas tertinggi diperoleh

pada sampel 1 dengan pebandingan ukuran partikel kasar lebih banyak daripada

ukuran partikel halus.

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terdapat grafik hubungan antara

pengaruh ukuran butir terhadap kadar air yang terkandung dalam sampel. Dari

gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pada sampel 1 dengan komposisi fraksi ukuran 70%

-18+60# : 30% -60# nilai kadae airnya adalah sebesar 0,43%, pada sampel 2 dengan
19

komposisi fraksi ukuran 50% -18+60# : 50% -60# nilai kadar airnya adalah sebesar

0,54%, pada sampel 3 dengan komposisi fraksi ukuran 30% -18+60# : 70% -60#

nilai kadar airnya adalah sebesar 0,49%.

0.6
0.5
Kadar Air (%)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3
Fraksi Ukuran

Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Fraksi Ukuran Terhadap Kadar Air

Hasil percobaan ini sesuai dengan teori, dimana semakin besar ukuran

partikel, maka ruang kosong antar partikel akan semakin luas, sehingga

permeabilitas meningkat dan begitu pula dengan transfer panas akan terjadi

semakin cepat dan menyebabkan uap air yang terperangkap dalam ruang antar

partikel pasir cetak semakin banyak yang menguap.


5 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan percobaan dengan disertai pembahasannya, dapat ditarik

kesimpulan antara lain :

1. Nilai permeabilitas tertinggi pada sampel 2 sebesar 0,069 l/cm2, dengan

perbandingan fraksi ukuran -18#+60# sebesar 50% dan fraksi ukuran -60#

sebesar 50%. Nilai permeabilitas terendah diperoleh pada sampel 1 sebesar

0,049 l/cm2 dengan perbandingan fraksi ukuran -18#+60# sebesar 70% dan

fraksi ukuran -60# sebesar 30%,

2. Nilai kadar air tertinggi pada sampel 2 sebesar 0.54% dengan perbandingan

fraksi ukuran -18#+60# sebesar 50% dan fraksi ukuran -60# sebesar 50%.

Nilai kadar air terendah diperoleh pada sampel 1 sebesar 0,43% dengan

perbandingan fraksi ukuran -18#+60# sebesar 70% dan fraksi ukuran -60#

sebesar 30%,

5.2 Saran

Saran yang diberikan dari praktikan untuk percobaan pasir cetak adalah

sebagai berikut :

1. Menambah variabel variasi bentuk cetakan agar dapat mengetahui

pengaruhnya terhadap nilai permeabilitas.

2. Menambah variasi pengujian pasir cetak dan jenis pasir cetak.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Surdia, Tata. Ir. 1975. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta: Pradnya

Paramita..

[2] Ariosuko . 2008. ”Pasir Cetak.” .

[3] https://www.pasirkuarsa.org/2016/10/apakah-pasir-kwarsa-atau-pasir-
kuarsa-adalah.html [diakses pada 14 April 2019, pukul 19.45 WIB]
[4] Widodo. 1988. Teknik Pengecoran Logam 2. ITB – Bandung: Diktat

Politeknik Mekanik Swiss.

[5] Diktat Kuliah Teknik Pengecoran Logam Program PPG Teknik Mesin
LAMPIRAN

LAMPIRAN A

CONTOH PERHITUNGAN
23

Lampiran A. Contoh Perhitungan

1. Menghitung Permeabilitas

Q.L
P=
 . A.t

a. Sampel 1

1  4,8
P= = 0,049 L/cm2
2,4  20,4  2

b. Sampel 2

1  4,8
P= = 0,069 L/cm2
1,7  20,4  2

c. Sampel 3

1 5
P= = 0,064 L/cm2
2  19,6  2

2. Menghitung Selisih Massa (Kadar Air)

Selisih massa = berat awal – berat akhir

a. Sampel 1

Selisih massa = 155,4 – 154,73 = 0,67 gram

b. Sampel 2

Selisih massa = 159,8 – 158,93 = 0,87 gram

c. Sampel 3

Selisih massa = 160,5 – 159,72 = 0,78 gram


24

LAMPIRAN B

JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS


25

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus

B.1 Jawaban Pertanyaan

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pasir cetak!

Jawab : Pasir cetak adalah bahan yang digunakan untuk membuat sebuah cetakan

yang akan digunakan dalam proses pengecoran

2. Sebutkan dan jelaskan dua jenis pasir cetak pada proses pengecoran!

Jawab : Pasir cetak yang lazim digunakan dalam industri pengecoran adalah
sebagai berikut:
1. Pasir Silika

Pasir silika adalah pasir yang didapat dengan cara menghancurkan batuan

silika, kemudian disaring untuk mendapatkan ukuran yang diinginkan.

2. Pasir Zirkon

Pasir zirkon berasal dari pantai timur australia yang mempunyai daya tahan

api yang sangat efektif untuk mencegah sinter. Sinter sendiri ialah titik temperatur

dimana pasir mulai meleleh.

3. Sebutkan dan jelaskan sifat utama yang dapat menentukan kualitas suatu cetakan!

Jawab : Sifat utama yang dapat menentukan kualitas suatu cetakan adalah :

1. Permeabilitas, kemampuan suatu cetakan pasir untuk memungkinkan

keluarnya udara panas dan gas pada saat proses penuangan logam cair.

2. Tahan temperatur tinggi, kemampuan suatu cetakan pasir untuk tidak retak atau

pecah akibat kontak dengan logam cair.

3. Reusability, kemampuan cetakan pasir untuk dipergunakan kembali

4. Sebutkan dan jelaskan cetakan pada pengecoran logam selain cetakan pasir!

Jawab :
26

a. Cetakan plaster : cetakannya menggunakan plaster (2CaSO4-H2O) sebagai

pengganti pasir

b. Cetakan keramik : cetakannya menggunakan keramik tahan api yang tahan

terhadap temperatur tinggi

c. Cetakan lilin (Lost-wax process) : cetakannya terbuat dari lilin pada pola

yang dikelilingi oleh bata tahan api

B.2 Tugas Khusus


1. Buat diagram alir proses pengecoran logam dengan pasir cetak!
Jawab: Jawaban terlampir.
27

LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
28

Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan

Gambar C.1 Alat Uji Permeabilitas Gambar C.2 Ayakan

Gambar C.3 Oven Gambar C.4 Pemadat Pasir

Gambar C.5 Mesin Press Gambar C.6 Neraca Digital

Gambar C.7 Cetakan Pasir Gambar C.8 Pasir Kuarsa


29

Gambar C.9 Gas CO2


30

LAMPIRAN D
BLANKO PERCOBAAN

Anda mungkin juga menyukai