LABORATORIUM METALURGI II
PASIR CETAK
Disusun oleh :
Nama Praktikan : Gerry Izzuddin Rizqullah
NPM : 3334160022
Kelompok :2
Rekan : 1. Fadil Akhmad
2. Fitri Viviyana
Tanggal Praktikum : 10 April 2019
Tanggal Pengumpulan Lap. : 13 April 2019
Asisten : Dinda Aulia Hapsari
Tanggal Masuk
Tanda Tangan Tanggal Revisi Tanda Tangan
Laporan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN PRAKTIKUM .................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
iii
3.2.2 Bahan yang digunakan ................................................................... 12
3.3 ProsedurPercobaan ................................................................................ 12
3.3.1 Proses Screening ............................................................................ 12
3.3.2 Pengujian Permeabilitas ................................................................ 13
3.3.3 Pengujian Kadar Air....................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Fraksi Ukuran Terhadap Nilai Kadar Air………....19
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vii
1 BAB I
PENDAHULUAN
peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan
proses daur ulang pasir cetakan. Hasil pengecoran disebut dengan coran atau benda
cor. Teknik pengecoran yang sangat umum digunakan adalah sand casting atau
biasa disebut dengan pengecoran menggunakan cetakan pasir. Cetakan pasir harus
memiliki kualitas yang baik untuk mendapatkan hasil cor yang baik pula. Oleh
karena itu diperlukan metode persiapan dan pengujian pasir cetak untuk
Adapun tujuan dari percobaan pasir cetak adalah untuk mengetahui proses
Batasan masalah pada percobaan pasir cetak terbagi atas dua variabel yaitu
2
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada percobaan ini yaitu
kadar air.
Sistematika penulisan laporan ini terdiri atas lima bab. Bab I menjelaskan
penulisan laporan yang digunakan dalam percobaan. Bab II merupakan teori singkat
percobaan, dan pembahasan berdasarkan tinjauan pustaka dari data yang telah
dilakukan, yang dilengkapi dengan saran untuk percobaan tersebut. Pada akhir
laporan terdapat lampiran yang terdiri dari contoh perhitungan, jawaban pertanyaan
dan tugas khusus, gambar alat dan bahan serta blanko percobaaan.
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pengecoran cetakan merupakan langkah awal dan hal yang penting.
Cetakan yang biasa digunakan adalah cetakan pasir. Untuk membuat cetakan pasir
tentunya harus menggunakan pasir cetak. Pasir cetak yang sering digunakan adalah
pasir pantai, pasir gunung, pasir sungai dan pasir silika. Beberapa pasir cetak
pengikat khusus. Cetakan pasir kadang-kadang dibuat dengan tangan atau dapat
juga dibuat dengan mesin cetakan. Masa kini pembuatan cetakan secara mekanik
menjadi berkembang disebabkan kemajuan pada mesin cetakan dari yang kecil
hingga yang besar. Pasir cetak merupakan cetakan yang paling lazim digunakan.
Pasir cetak yang sering digunakan adalah pasir pantai, pasir gunung, pasir sungai
dan pasir silika. Pasir cetak memerlukan sifat-sifat yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut[1]:
cetakan dengan kekuatan yang cocok. Cetakan yang dihasilkan harus kuat
3. Distribusi besar butir yang cocok. Permukaan coran diperluas kalau coran
dibuat didalam cetakan yang berbutir halus. Jika butir pasir terlalu halus,
4. Tahan panas terhadap temperatur logam yang dituang. Butir pasir dan
tinggi, jika logam cair dengan temperatur tinggi ini dituang kedalam
cetakan.
5. Komposisi yang cocok. Jika pasir bersentuhan dengan logam yang dituang
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri dari kristal-kristal silika (SiO2)
Pada umumnya, senyawa pengotor tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium,
oksida alkali, oksida magnesium, lempung, dan zat organik hasil pelapukan sisa-
sisa hewan, serta tumbuhan. Pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 digambarkan secara umum,
komposisi kimia dan sifat fisik pasir kuarsa Indonesia[3]. Berikut tabel 2.1 yang
Kimia
SiO2 55,30-99,87
Fe2O3 0,01-9,14
Al2O3 0,01-18,00
TiO2 0,01-0,49
CaO 0,01-3,24
MgO 0,01-0,26
K2O 0,01-17,00
pengotornya, misalnya
mengandung Cu-oksida.
Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil
pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa, dan feldspar.
Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang diendapkan
ditepi-tepi sungai, danau atau laut. Di alam, pasir kuarsa ditemukan dengan
adanya material lain yang ikut selama proses pengendapan. Material pengotor
tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa, dan dari warna tersebut
ditemukan dengan ukuran butir bervariasi dalam distribusi yang melebar, mulai dari
Bentuk butir pasir bulat ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sifat mekanis
banyak.
Hubungan antara ukuran pasir dan temperatur tuang yaitu pasir akan
8
pasir mencapai volume maksimum dan semakin halus bentuk butir pasir
bentonit kadar yang dimiliki tinggi dan kadar air tetap. Sedangkan
permeabilitasnya rendah. Pada air kadar yang dimiliki tinggi dan kadar
1. Pengujian Permeabilitas
bisa melalui contoh pasir cetak dalam keadaan standar. Permebilitas diuji
Q.L
P ............................................(1)
p. A.T
Keterangan:
9
P = Permeabilitas
Di alam tersedia cukup banyak pasir cetak, pasir cetak yang paling lazim
adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir sungai dan pasir silika. Lapisan tua
umumnya dapat digali dan didapatkan pasir gunung. Karena berasal dari lapisan tua
kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur air. Pasir dengan kadar lempung 10-
20% dapat langsung dipakai. Tetapi pasir dengan kadar lempung kurang dari itu
mempunyai adhesi yang lemah dan baru dapat dipakai setelah ditambahkan
lempung secukupnya[5].
Pasir pantai, diambil dari pantai dan pasir sungai diambil dari sungai.
Sedangkan pasir silika dalam beberapa hal didapat dari gunung dalam keadaan
alamiah atau bisa juga dengan cara memecah kwarsa. Semuanya memiliki
kandungan utama SiO2, dan mengandung kotoran-kotoran seperti mika dan feldsfar.
Pasir pantai dan pasir sungai terutama berisi kotoran seperti ikatan organik yang
banyak. Sedapat mungkin kandungan kotoran ini harus sedikit mungkin. Pasir silika
10
alam dan pasir silika buatan dari kwarsit yang dipecah berisi kotoran. Terutama
pasir silika buatan mempunyai sedikit kotoran dan jumlah SiO2 lebih dari 95%.
Pasir pantai, pasir kali, pasir silika alam dan pasir silika buatan tidak melekat
dengan sendirinya, oleh karena itu dibutuhkan pengikat untuk mengikat butir-
Untuk susunan pasir cetak ada beberapa susunan yang dianjurkan. Berikut ini
1. Tanah lempung
Tanah lempung terdiri dari kaolinit, ilit dan monmolinit juga kuarsa,
2. Pengikat lain
Inti sering dibuat dari pasir yang dibubuhi minyak pengering nabati 1,5
– 3,0% seperti minyak biji rami (linseed oil), minyak kedelai, atau biji
kol dan dipanggang pada temperatur 200 - 250oC. Bahan-bahan ini biasa
disebut pasir minyak. Sifatnya menyerap air dan mudah runtuh pada saat
pembongkaran.
3. Tambahan khusus
METODE PERCOBAAN
Pasir kuarsa
Data pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
3. Mesin press
4. Neraca digital
5. Oven
6. Pemadat pasir
7. Cetakan pasir
1. Gas CO2
2. Pasir kuarsa
3.3. ProsedurPercobaan
3. Pasir kuarsa dipisahkan fraksi ukuran -18# +60# dan -60# untuk
1. Tiga sampel dibuat dari pasir yang telah disiapkan ukuran -18#
sebagai berikut :
alat pemadat pasir dengan tiga kali tumbukan agar pasir padat.
press.
didapat hasil pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
3 1 5 19,6 2 2 0,064
15
Sampel (X) Massa awal(gr) Massa akhir (gr) Selisih (gr) % Air
1 155,4 154,73 0,67 0,43
2 159,8 158,93 0,87 0,54
4.2 Pembahasan
Pada percobaan pasir cetak ini terdapat berbagai tahapan prosedur yang
pembuatan pasir cetak yang baik.Tahap pertama yaitu menyiapkan pasir kuarsa
yang kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan ayakan berukuran 18# dan 60# lalu
didapatkan pasir dari setiap fraksi cukup untuk digunakan. Fungsi dari pengayakan
dalam percobaan pasir cetak ini adalah untuk memisahkan ukuran pasir yang
digunakan sebagai variabel bebas dalam percobaan pasir cetak ini. Kemudian
membuat tiga sampel uji yang masing-masing sebanyak 150 gram dengan
komposisi sampel pertama 70% -18+60# : 30% -60#, sampel kedua 50% -18+60#
: 50% -60# dan sampel ketiga 30% -18+60# : 70% -60# yang dimana sampel dibuat
berbeda untuk melihat pengaruh perbedaan ukuran terhadap sifat pasir cetak.
solobon dengan sampel yaitu untuk mengikat pasir supaya lebih kuat dan tidak
rapuh. Kemudian pasir yang sudah di masukkan ke dalam cetakan dilakukan proses
pemadatan, fungsi dari pemadatan ini yaitu untuk memadatkan pasir yang masih
dihembuskan gas CO2 selama lima menit, fungsi dari dihembuskannya CO2 pada
sampel yaitu bertujuan untuk mengeraskan pasir dan supaya terjadi reaksi dengan
permeabilitas untuk mengetahui apakah cetakan dapat melepaskan panas dan gas
pada saat proses penuangan logam cair. Kemudian dilakukan proses penimbangan
awal setelah itu sampel dikeringkan selama 15 menit lalu ditimbang kembali untuk
Pasir cetak CO₂ proses adalah suatu pembuatan pasir cetak dengan cara
menghembuskan gas CO2 pada suatu pasir dengan komposisi- komposisi tertentu.
Proses pembuatan cetakan seperti ini mudah dan tidak memerlukan proses
pengeringan untuk mengeraskannya. Pasir yang digunakan dalam proses ini adalah
pasir silika yang mempunyai kadar lempung rendah. Gula tetes (solbon) adalah
salah satu zat organik sampingan dari proses pembuatan gula, untuk mempermudah
fraksi ukuran yang lebih halus mempunyai nilai permeabilitas yang kecil dan
sebaliknya fraksi ukuran yang lebih besar maka nilai permeabilitasnya juga besar.
Hal ini dikarenakan dengan ukuran partikel yang kasar, maka pori-pori antar
partikel semakin luas, sehingga semakin mudah untuk dapat dialiri oleh fluida dan
begitupun sebaliknya.
30 dimana fraksi ukuran -18#+60# bernilai 70% atau sebanding dengan 105 gram
dan fraksi ukuran -60# bernilai 30% atau sebanding dengan 45 gram. Sampel 2
fraksi ukuran -18#+60# bernilai 50% atau sebanding dengan 75 gram dan fraksi
ukuran -60# bernilai 50% atau sebanding dengan 75 gram. Sampel 3 merupakan
18#+60# bernilai 30% atau sebanding dengan 45 gram dan fraksi ukuran -60#
bernilai 70% atau sebanding dengan 105 gram. Dari percobaan yang telah
ukuran 70% -18+60# : 30% -60# nilai permeabilitasnya adalah sebesar 0,049, pada
sampel 2 dengan komposisi fraksi ukuran 50% -18+60# : 50% -60# nilai
ukuran 30% -18+60# : 70% -60# nilai permeabilitasnya adalah sebesar 0,064.
0.08
0.07
Permeabilitas (l/cm2)
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
1 2 3
Fraksi Ukuran
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa nilai permeabilitas yang paling
tinggi terdapat pada sampel 2 dimana pada sampel 2 ukuran partikel halus sama
dengan ukuran partikel kasar. Pada gambar 4.1 dapat dilihat nilai permeabilitas
yang paling rendah terdapat pada sampel 1 dimana pada sampel 1 ukuran partikel
kasar lebih banyak daripada ukuran partikel halus. Hasil percobaan ini tidak sesuai
dengan teori teori dikarenakan dapat disebabkan karena adanya solobon yang tidak
dicampur merata pada pasir, sehingga terdapat bagian pasir cetak yang merekat satu
sama lain dengan baik dan terdapat bagian pasir cetak yang tidak direkatkan dengan
baik sehingga permeabilitasnya tidak sama pada semua bagian pasir cetak. Bagian
pasir cetak yang merekat lebih baik memiliki permeabilitas yang lebih kecil
daripada bagian pasir cetak yang tidak terekat dengan baik. Menurut teori
seharusnya yaitu nilai permeabilitas yang diperoleh dipengaruhi oleh ukuran butir
pasir, fraksi ukuran yang lebih halus mempunyai nilai permeabilitas yang kecil dan
sebaliknya fraksi ukuran yang lebih besar maka nilai permeabilitasnya juga besar.
Hal ini dikarenakan dengan ukuran partikel yang kasar, maka pori-pori antar
partikel semakin luas, sehingga semakin mudah untuk dapat dialiri oleh fluida dan
pada sampel 1 dengan pebandingan ukuran partikel kasar lebih banyak daripada
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terdapat grafik hubungan antara
pengaruh ukuran butir terhadap kadar air yang terkandung dalam sampel. Dari
gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pada sampel 1 dengan komposisi fraksi ukuran 70%
-18+60# : 30% -60# nilai kadae airnya adalah sebesar 0,43%, pada sampel 2 dengan
19
komposisi fraksi ukuran 50% -18+60# : 50% -60# nilai kadar airnya adalah sebesar
0,54%, pada sampel 3 dengan komposisi fraksi ukuran 30% -18+60# : 70% -60#
0.6
0.5
Kadar Air (%)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3
Fraksi Ukuran
Hasil percobaan ini sesuai dengan teori, dimana semakin besar ukuran
partikel, maka ruang kosong antar partikel akan semakin luas, sehingga
permeabilitas meningkat dan begitu pula dengan transfer panas akan terjadi
semakin cepat dan menyebabkan uap air yang terperangkap dalam ruang antar
5.1 Kesimpulan
perbandingan fraksi ukuran -18#+60# sebesar 50% dan fraksi ukuran -60#
0,049 l/cm2 dengan perbandingan fraksi ukuran -18#+60# sebesar 70% dan
2. Nilai kadar air tertinggi pada sampel 2 sebesar 0.54% dengan perbandingan
fraksi ukuran -18#+60# sebesar 50% dan fraksi ukuran -60# sebesar 50%.
Nilai kadar air terendah diperoleh pada sampel 1 sebesar 0,43% dengan
perbandingan fraksi ukuran -18#+60# sebesar 70% dan fraksi ukuran -60#
sebesar 30%,
5.2 Saran
Saran yang diberikan dari praktikan untuk percobaan pasir cetak adalah
sebagai berikut :
[1] Surdia, Tata. Ir. 1975. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta: Pradnya
Paramita..
[3] https://www.pasirkuarsa.org/2016/10/apakah-pasir-kwarsa-atau-pasir-
kuarsa-adalah.html [diakses pada 14 April 2019, pukul 19.45 WIB]
[4] Widodo. 1988. Teknik Pengecoran Logam 2. ITB – Bandung: Diktat
[5] Diktat Kuliah Teknik Pengecoran Logam Program PPG Teknik Mesin
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
23
1. Menghitung Permeabilitas
Q.L
P=
. A.t
a. Sampel 1
1 4,8
P= = 0,049 L/cm2
2,4 20,4 2
b. Sampel 2
1 4,8
P= = 0,069 L/cm2
1,7 20,4 2
c. Sampel 3
1 5
P= = 0,064 L/cm2
2 19,6 2
a. Sampel 1
b. Sampel 2
c. Sampel 3
LAMPIRAN B
Jawab : Pasir cetak adalah bahan yang digunakan untuk membuat sebuah cetakan
2. Sebutkan dan jelaskan dua jenis pasir cetak pada proses pengecoran!
Jawab : Pasir cetak yang lazim digunakan dalam industri pengecoran adalah
sebagai berikut:
1. Pasir Silika
Pasir silika adalah pasir yang didapat dengan cara menghancurkan batuan
2. Pasir Zirkon
Pasir zirkon berasal dari pantai timur australia yang mempunyai daya tahan
api yang sangat efektif untuk mencegah sinter. Sinter sendiri ialah titik temperatur
3. Sebutkan dan jelaskan sifat utama yang dapat menentukan kualitas suatu cetakan!
Jawab : Sifat utama yang dapat menentukan kualitas suatu cetakan adalah :
keluarnya udara panas dan gas pada saat proses penuangan logam cair.
2. Tahan temperatur tinggi, kemampuan suatu cetakan pasir untuk tidak retak atau
4. Sebutkan dan jelaskan cetakan pada pengecoran logam selain cetakan pasir!
Jawab :
26
pengganti pasir
c. Cetakan lilin (Lost-wax process) : cetakannya terbuat dari lilin pada pola
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
28
LAMPIRAN D
BLANKO PERCOBAAN