ELEKTROREFINING TEMBAGA
EFISIENSI ARUS DAN WAKTU
KELOMPOK 6
Disusun Oleh :
Nama : Amanda Esa Yonami Putri
NIM : 21133004
Prodi : Teknologi Metalurgi
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iii
BAB 1 : PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM .......................................................................................... 1
BAB 2 : METODOLOGI PRAKTIKUM .............................................................................. 2
2.1 DASAR TEORI ......................................................................................................... 2
2.1.1 ELEKTROREFINING ...................................................................................... 2
2.1.2 HUKUM FARADAY DAN EFISIENSI ARUS ............................................... 3
2.1.3 RAPAT ARUS (CURRENT DENSITY) ........................................................... 4
2.1.4 PENGARUH PH ................................................................................................ 5
2.1.5 PENGARUH TEMPERATUR ......................................................................... 7
2.1.6 TEGANGAN ELEKTROLIT ........................................................................... 7
2.2 ALAT DAN BAHAN................................................................................................. 8
2.3 PROSEDUR PERCOBAAN .................................................................................... 9
BAB 3 : PEMBAHASAN....................................................................................................... 11
3.1 TABEL PENGAMATAN ....................................................................................... 11
3.2 PERHITUNGAN ..................................................................................................... 12
3.2.1 Luas Permukaan Katoda yang Tercelup ....................................................... 12
3.2.2 Luas Permukaan Anoda yang Tercelup ........................................................ 12
3.2.3 Berat Deposit Aktual ....................................................................................... 12
3.2.4 Berat Deposit Teoritis ...................................................................................... 12
3.2.5 Efisiensi Arus.................................................................................................... 13
3.3 DISKUSI DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 14
BAB 4 : KESIMPULAN ........................................................................................................ 20
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
METODOLOGI PRAKTIKUM
2
Dalam proses Electrorefining Tembaga agar permukaan Tembaga yang
mengendap pada katoda ditambahakan reagent. Reagent adalah zat yang
ditambahkan ke dalam elektrolit yang berguna untuk meningkatkan kualitas
katoda. Contoh dari reagent adalah :
1. Glue, Reagent yang berguna untuk menghambat pertumbuhan nodule.
2. Thiourea, Reagent yang berguna untuk memperhalus permukaan katoda
dengan cara memperkecil butiran kristal Tembaga.
3. Aviton, bekerja bersama Thiourea untuk memperhalus katoda.
4. H2SO4 (FA), berguna untuk menyeimbangkan kebutuhan Asam Sulfat
bebas di dalam elektrolit.
5. HCl, berguna untuk memperhalus butir kristal Tembaga dan mengatur
kekerasan Tembaga.
Dengan :
𝑊𝑡ℎ = Berat logam terdepositkan (teoritis) pada Katoda (gr)
e = Massa Atom relatif per bilangan Oksidasi (tanpa
satuan)
i = Arus listrik (Ampere)
t = waktu (detik)
F = Konstanta Faraday (96,500 Coulomb/ mol = A.s/ mol
= J/mol.V)
3
secara aktual pada kutub Katoda, sehingga dari Persamaan 1 diatas dapat
dituliskan menjadi Persamaan 2 [2], seperti berikut :
Ɛ 𝐼 𝐴𝑤 𝑡 Ɛ 𝑖 𝐴𝑠 𝐴𝑤 𝑡
𝑊= = Persamaan 2
𝑧𝐹 𝑧𝐹
𝑊 𝑖
Ɛ= = <1 Persamaan 3
𝑊𝑡ℎ 𝑖𝑡ℎ
𝐴𝑠 = 2𝑁 𝐴𝑐 Persamaan 4
Dengan :
W = Berat logam terdepositkan (aktual) pada Katoda (gr)
I = Arus listrik (Ampere)
Aw = Berat Atom
t = Waktu (detik)
z = Valensi atau Bilangan Oksidasi
F = Konstanta Faraday (96,500 Coulomb/ mol = A.s/ mol
= J/mol.V)
As = Total luas permukaan Katoda (cm2)
N = Jumlah Katoda
Ac = Luas area Katoda (cm2)
Pada Persamaan 2 terlihat, hubungan antara Berat deposit aktual
dengan Berat teoritis, maupun hubungan nilai Arus teoritis (sumber set
Rectifier/ Travo/ Sumber tegangan) dan nilai Arus listrik aktual (terukur pada
sel Elektroda) diartikan sebagai parameter evaluasi Efisiensi Arus.
4
Amperemeter, hubungan matematis seperti terlihat pada Persamaan 5 dibawah
ini :
𝐼
𝐶𝐷 = Persamaan 5
𝐴
Dimana :
CD = Rapat Arus (Ampere/M2)
I = Arus listrik (Ampere)
A = Luas permukaan (M2)
Pada Persamaan 3 terlihat, bahwa Rapat Arus ditentukan oleh jumlah
Arus Listrik yang mengalir pada Elektroda dan juga luasan permukaan
Elektroda yang tercelup dalam elektrolit.
2.1.4 PENGARUH PH
Nilai pH pada larutan elektrolit mempengaruhi tingkat kestabilan logam
maupun ion-ion logam yang akan dideposisikan pada Katoda, hal ini dapat
dilihat pada hubungan Elektropotensial vs pH dan biasa dijumpai pada diagram
Pourbaix. Penyederhanaan hubungan antara Elektropotensial suatu Logam
maupun ion-ion terhadap pH (atau Konstanta Produk/ Reaktan) dirumuskan
dalam persamaan Nerst seperti terlihat pada Persamaan 6 dibawah ini [2]:
𝑅𝑇 2.303𝑅𝑇
𝐸 = 𝐸° − 𝑧𝐹 ln[𝐾] = 𝐸° − log[𝐾] Persamaan 6
𝑧𝐹
Dimana :
E = Elektrik Potensial (Non Equilibrium/ V)
E° = Elektrik Potensial (Standard/ V)
T = Temperatur Absolut (K)
R = Konstanta Gas Universal (8.3145 J K-1 mol-1 )
z = valensi (tanpa unit)
F = Konstanta Faraday (96,485 Coulomb/ mol of Elektron)
K = Konstanta Kesetimbangan (Produk / Reaktan)
5
Gambar 2. 2 Diagram Pourbaix Tembaga
2H+ + 2e- ↔ H2
𝑏
𝐸𝐻 = 2 [2𝑝𝐻 − log(𝑃𝐻2 )] Persamaan 10
Dengan :
2.303𝑅𝑇
b = slope = − = -0.0592V
𝐹
z =2
𝐸𝐻° +/𝐻2 = 0
𝑝𝐻 = – log [𝐻 + ]
6
2+
𝐶𝑢(𝑠) → 𝐶𝑢(𝑎𝑞) + 2e- sebagai referensi penentuan nilai pH ideal untuk
diterapkan pada proses ElectroRefining Tembaga.
7
2.2 ALAT DAN BAHAN
Tabel 2. 1 Alat dan Bahan Percobaan
1 Rectifier / Travo 1 EA
2 Plat Tembaga 12 EA
3 Plat Timbal 3 EA
8 Ampere Meter 1 EA
11 Tissue 1 EA
16 Neraca Timbang 2 EA
21 Pipet 3 EA
22 Spatula 2 EA
23 Cawan Petri 4 EA
24 Hair Dryer 1 EA
8
25 Capit Kabel (Hitam) 10 EA
31 pH Meter 1 EA
34 Clamp 10 EA
35 Magnetic Heater 1 EA
36 Termometer 1 EA
9
11. Susun rangkaian proses Electrorefining Tembaga.
12. Atur besaran arus listrik (0,65 V)
13. Atur variasi durasi proses elektrolisis sesuai dengan instruksi di Tabel hasil
pengamatan.
10
BAB 3
PEMBAHASAN
Variasi
Berat Katoda Berat Katoda Berat Deposit/ Berat Katoda Akhir - Berat Berat Deposit Efisiensi
Waktu
Awal (gr) Akhir (gr) Katoda Awal (gr) teoritis (gr) Arus
(detik)
300 135,042 135,097 0,055 0,042 130 %
360 135,017 135,074 0,057 0,051 111 %
420 134,838 134,923 0,085 0,060 141 %
480 134,829 134,937 0,108 0,084 128 %
11
3.2 PERHITUNGAN
3.2.1 Luas Permukaan Katoda yang Tercelup
• Katoda menit ke 5 (300 s) dan 6 (360 s)
= 2 𝑥 (𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
= 2 x (0,105 x 0,049)
= 0,0102 m2
= 2 𝑥 (𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
= 2 x (0,114 x 0,049)
= 0,0111 m2
3.2.2 Luas Permukaan Anoda yang Tercelup
• Anoda menit ke 5 (300 s) dan 6 (360 s)
= 2 𝑥 (𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
= 2 x (0,094 x 0,043)
= 0,008 m2
= 2 𝑥 (𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
= 2 x (0,094 x 0,043)
= 0,0098 m2
3.2.3 Berat Deposit Aktual
Rumus :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑒 .𝑖 .𝑡
𝑊𝑡ℎ = 𝐹
Dengan:
𝑊𝑡ℎ = Berat logam terdepositkan (teoritis)
63,5
e = = 31,75
2
i = Arus listrik (ampere)
12
t = Waktu (detik)
F = 96,500 Coulomb/ mol
Percobaan 1 (300 s)
31,75 .0,432 .300
𝑊𝑡ℎ = = 0,042 gram
96,500
Percobaan 2 (360 s)
31,75 .0,435 .360
𝑊𝑡ℎ = = 0,051 gram
96,500
Percobaan 3 (420 s)
31,75 .0,441 .420
𝑊𝑡ℎ = = 0,060 gram
96,500
Percobaan 4 (480 s)
31,75 .0,533 .480
𝑊𝑡ℎ = = 0,084 gram
96,500
Percobaan 1 (300 s )
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
E= x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,055
E = 0,042 x 100% = 130 %
Percobaan 2 (360 s)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
E = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 x 100%
0,057
E = 0,051 x 100% = 111 %
Percobaan 3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
E = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 x 100%
0,085
E = 0,060 x 100% = 141 %
Percobaan 4
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
E = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 x 100%
0,108
E = 0,084 x 100% = 128 %
13
3.3 DISKUSI DAN PEMBAHASAN
1. Apakah biasanya pengotor-pengotor utama Tembaga dan pengotor-pengotor minor
yang ada pada anoda Tembaga ? Bagaimana sifat dan perilakunya dalam proses
Electrorefining Tembaga ?
Jawab :
Bahwa logam Cu akan berkaitan dengan Fe, Au, Ag, Pt, Ni dan lain sebagainya.
Biasanya pengotor - pengotor utama yang ada pada tembaga meliputi besi, timah,
arsenik, selenium, antimon, dan nikel. Sedangkan pengotor – pengotor minor yang
ada pada tembaga yaitu emas, perak, dan platina. sifat yang dimiliki oleh pengotor
tembaga memiliki perbedaan protensial dan kelarutan yang berbeda dengan
tembaga. Sehingga ketika tembaga larut dalam larutan elektrolit, pengotor yang ada
akan menjadi residu larutan.
Sifat dan perilakunya pada proses electrorefining tembaga yaitu, Tembaga dan
unsur - unsur yang kurang mulia larut dalam elektrolit, sedangkan unsur-unsur
lebih mulia daripada Tembaga, seperti emas, perak dan platina akan mengendap.
14
Gambar 3. 2 Urutan Logam Mulia
Seperti yang terlihat pada gambar diatas semakin kiri menunjukkan logam
semakin tidak mulia, semakin kanan logam semakin mulia dan membutuhkan
lebih banyak energi untuk melarutkannya.
2. Pengotor ada yang mengendap dan ada yang melarut. Bagaimana yang terjadi
dengan elektrolit apabila logam-logam tersebut ikut melarut ?
Jawab :
Pengotor yang larut ke elektrolit adalah logam-logam yang lebih tidak mulia dari
tembaga dan logam yang terlarut memiliki nilai potensial lebih rendah dari tembaga
(Cu). Tembaga memiliki energi potensial + 0,34 volt, maka jika pengotor memiliki
nilai potensial lebih kecil dari itu maka akan terlarut ke larutan elektrolit. Larutan
elektrolit yang telah mengandung logam pengotor dapat diambil kembali logam
pengotornya dengan cara elektrowinning.
3. Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap jumlah Tembaga yang diendapkan di
katoda ?
Jawab :
Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah tembaga yang diendapkan adalah :
15
Besaran Rapat Arus merupakan salah satu peranan penting dalam penentuan
hasil akhir deposisi logam Tembaga pada Katoda.
• Pengaruh pH
Nilai pH pada larutan elektrolit mempengaruhi tingkat kestabilan logam
maupun ion-ion logam yang akan dideposisikan pada Katoda, hal ini dapat
dilihat pada hubungan Elektropotensial vs pH dan biasa dijumpai pada
diagram Pourbaix.
• Pengaruh Temperatur
Temperatur mempengaruhi secara linier terhadap nilai Elektrik potensial,
selain itu pula peningkatan Temperatur dapat membantu kelarutan garam
CuSO4 dalam larutan elektrolit, menurunkan massa jenis dan kekentalan
larutan elektrolit dan mempercepat laju reaksi.
• Waktu elektrolisis
Waktu elektrolisis yang lebih lama dapat menghasilkan jumlah tembaga
yang lebih banyak, tetapi juga dapat meningkatkan kemungkinan pengotor
terakumulasi di katoda.
• Bentuk katoda
Bentuk katoda yang digunakan dapat mempengaruhi luas permukaan dan
kecepatan endapan tembaga.
16
𝐼
300 = 0,0081
I = 2,43 A
Berat endapan tembaga di katoda
𝑒 .𝑖 .𝑡
𝑊𝑡ℎ =
𝐹
63,5
𝑥 2,43 𝑥 604800
= 2
96500
= 483,54 gr
B. Tebal katoda
Massa jenis tembaga = 8,96 g/cm3
𝑚
V = 𝜌
483,54 gr
= 8,96
= 53,96 cm3
V =PxLxT
53,96 =9x9xT
T = 0,66 cm
C. CD = 330 A/m2
𝐼
CD =𝐴
𝐼
330 = 0,0081
I = 2,673 A
𝑒 .𝑖 .𝑡
𝑊𝑡ℎ =
𝐹
63,5
𝑥 2,673 𝑥 604800
= 2
96500
= 531,89 gram
0.1 0.085
Berat (gram)
0.08
0.055 0.057
0.06
0.04
0.02
0
300 360 420 480
Waktu (s)
Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa waktu mempengaruhi berat deposit yang
dihasilkan. Semakin lama waktu elektrorefining yang dilakukan maka berat deposit
yang akan diperoleh akan semakin banyak.
Pada percobaan menggunakan tegangan yang sama yaitu 0,65V. Pada percobaan
menit ke 5 (300 s) dan 6 (360 s) menggunakan katoda dan anoda yang sama,
sedangkan pada menit ke 7 (420 s) dan ke 8 (480 s) menggunakan katoda dan anoda
18
yang sama, sehingga didapat efisiensi arus pada menit ke-5 sebesar 141%, menit
ke-6 sebesar 111%, sedangkan pada menit ke-7 sebesar 141% dan menit ke-8
sebesar 128%.
Efisiensi Arus
160
140
120
Efisisensi Arus (%)
100
80
60
40
20
0
300 360 420 480
Waktu (s)
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa waktu berbanding terbalik dengan efiensi
arus yang dihasilkan. Semakin lama waktu elektrorefining maka efisiensi arus yang
dihasilkan akan semakin menurun atau tidak efisien.
19
BAB 4
KESIMPULAN
Dari prakrikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa waktu elektrorefining
berbanding lurus dengan deposit yang dihasilkan. Semakin lama waktu untuk elektrorefining
maka deposit yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Tetapi, efisiensi arus berbanding
terbalik dengan waktu elektrorefining. Artinya apabila semakin lama waktu elektrorefining
maka efisinesi arus yang dihasilkan juga akan semakin menurun. Hal ini dapat dikarenakan
elektrolit yang semakin lama digunakan akan semakin jenuh sehingga berpengaruh terhadap
efisiensi arus yang dihasilkan.
20