Disusun oleh:
Rachel Figo P R
21133019
Dosen Pengampu:
Ir. Bouman T Situmorang, S.T., M.T, IPU
Rudiansyah, S.T., M. T
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................2
2.1.1 Tembaga...............................................................................................................4
2.1.2 Electrorefining.....................................................................................................5
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skematik sel Elektrorefinng Tembaga..................................................................3
Gambar 2. 2 Diagram Pourbaix Tembaga..................................................................................9
Gambar 2. 3 Menyiapkan sampel awal....................................................................................13
Gambar 2. 4 Penimbangan Katoda...........................................................................................13
Gambar 2. 5 Membuat larutan CuSO4 dengan Aquades..........................................................14
Gambar 2. 6 Pengukuran Temperatur sesuai dengan yang telah di tentukan..........................14
Gambar 2. 7 Memberikan aliran listrik menggunakan rectifier...............................................14
Gambar 2. 8 Mengecek Volt Ampere......................................................................................15
Gambar 2. 9 Ampermeter.........................................................................................................15
Gambar 2. 10 Hasil katoda menempel pada katoda.................................................................15
i
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Pengamatan Pengaruh Variasi Waktu
Tabel 3. 2 Hasil Pengamatan Pengaruh Variasi Waktu
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Temperatur elektrolisis merupakan faktor penting dalam proses refining tembaga.
Refining tembaga adalah proses pemurnian tembaga mentah menjadi tembaga murni dengan
menggunakan elektrolisis. Pada proses elektrolisis, anoda tembaga mentah dan katoda murni
dicelupkan ke dalam larutan elektrolit, dan ketika arus listrik dialirkan, ion tembaga dari
anoda berpindah ke katoda, membentuk lapisan tembaga murni. Salah satu faktor yang dapat
memengaruhi efisiensi dan kualitas refining tembaga adalah temperatur elektrolisis (Gupta,
2013).
Selain itu, temperatur juga dapat memengaruhi stabilitas dan kualitas lapisan tembaga
yang dihasilkan. Pada temperatur yang terlalu tinggi, dapat terjadi pelelehan atau oksidasi
berlebihan pada permukaan tembaga, yang dapat mengurangi kualitas lapisan yang
dihasilkan. Oleh karena itu, pengaturan temperatur elektrolisis yang tepat sangat penting
untuk memastikan kualitas dan keandalan hasil refining tembaga(Wang, 2006).
1.2 Tujuan
2
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
-
Cu(s) (Katoda) E° = +0.34 Volt
3
Dalam proses Electrorefining Tembaga agar permukaan Tembaga yang
mengendap pada katoda ditambahakan reagent. Reagent adalah zat yang
ditambahkan ke dalam elektrolit yang berguna untuk meningkatkan kualitas katoda. Contoh
dari reagent adalah :
2.1.1 Tembaga
4
2.1.2 Electrorefining
Persamaan 1
Dengan:
= Berat logam terdepositkan (teoritis) pada Katoda (gr)
e = Massa Atom relatif per bilangan Oksidasi (tanpa satuan) i
= Arus listrik (Ampere)
t = waktu (detik)
Berdasarkan hukum Faraday diatas terlihat, bahwa jumlah deposit hasil proses
elektrolisis pada umumnya, terkait erat dengan Arus Listrik dan Durasi/ waktu proses
elektrolisis, dan efisiensi Arus Listrik yang terlibat dalam sel Elektrolisis menjadi
faktor penting dalam evaluasi berat logam yang terdeposisi secara aktual pada kutub
Katoda, sehingga dari Persamaan 1 diatas dapat dituliskan menjadi Persamaan 2,
seperti berikut :
5
Persamaan 2
Persamaan 3
Persamaan 4
Dengan :
W = Berat logam terdepositkan (aktual) pada Katoda (gr) I
= Arus listrik (Ampere)
Aw = Berat Atom t
= Waktu (detik)
z = Valensi atau Bilangan Oksidasi
F = Konstanta Faraday (96,500 Coulomb/ mol = A.s/ mol =
J/mol.V)
Besaran Rapat Arus memainkan salah satu peranan penting dalam penentuan
hasil akhir deposisi logam Tembaga pada Katoda. Rapat Arus dapat didefinisikan
sebagai jumlah arus listrik yang mengalir melalui Katoda per Meter persegi luasan
permukaan Katoda (A/M2). Rapat Arus yang tinggi dapat mempercepat proses
deposisi logam Tembaga pada kutub Katoda, namun jika Rapat Arus yang diberikan
berlebih, maka dapat menyebabkan proses Pasivasi pada Kutub Anoda Tembaga,
karena Anoda akan melepas ion-ion Cu2+ lebih cepat dibanding ion-ion Cu2+
berpindah melalui cara konveksi.
6
Listrik aktual yang mengalir melalui Katoda, dengan menggunakan Amperemeter,
hubungan matematis seperti terlihat pada Persamaan 5 dibawah ini :
Persamaan 5
Dimana :
Pada Persamaan 3 terlihat, bahwa Rapat Arus ditentukan oleh jumlah Arus
Listrik yang mengalir pada Elektroda dan juga luasan permukaan Elektroda yang
tercelup dalam elektrolit.
2.1.5 Pengaruh Ph
Persamaan 6
Dimana :
7
Rumusan Persamaan Nerst diatas adalah pondasi dalam memvisualisasikan
hubungan Elektrik Potensial terhadap pH dari suatu logam tertentu, sebagai pengantar
berikut penggunaan Persamaan Nerst dalam memvisualisasikan hubungan Elektrik
Potensial (E) vs pH atau biasa disebut diagram Pourbaix.
8
Gambar 2. 2 Diagram Pourbaix Tembaga
2H+ + 2e- ↔ H2
Persamaan 7
Persamaan 9
Persamaan 10
9
Dengan :
b = slope = 0.0592V z = 2
= – log
Kinetika reaksi kimia (laju reaksi) secara langsung dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti Suhu reaksi, Konsentrasi reaktan, Tekanan, Luas permukaan dan
Katalisator secara umum, tidak terkecuali pada proses elektrosisi dan dalam hal ini
proses Electrorefining Tembaga. Merujuk kembali kedalam persamaan Nerst, dapat
dilihat bahwa variable T (Temperatur) memegang peranan langsung dalam
menentukan nilai Elektropotensial dalam keadaan equilibrium.
1
2.2 Prosedur percobaan
1 Rectifier / Travo 1 EA
2 Plat Tembaga 12 EA
3 Plat Timbal 3 EA
8 Ampere Meter 1 EA
1
No Alat atau Bahan Qty Unit
11 Tissue 1 EA
16 Neraca Timbang 2 EA
21 Pipet 3 EA
22 Spatula 2 EA
23 Cawan Petri 4 EA
24 Hair Dryer 1 EA
31 pH Meter 1 EA
34 Clamp 10 EA
1
35 Magnetic Heater 1 EA
36 Termometer 1 EA
2.3.2 Gambar Percobaan
No Gambar Percobaan
Gambar 2. 3 Menyiapkan
sampel awal
1
3
Gambar 2. 6 Pengukuran
Temperatur sesuai dengan yang
telah di tentukan
5
Gambar 2. 7 Memberikan
aliran listrik menggunakan
rectifier
1
6
Gambar 2. 9 Ampermeter
1
BAB III DISKUSI DAN PEMBAHASAN
3.1 Diskusi
1. Apakah biasanya pengotor-pengotor utama Tembaga dan pengotor-pengotor minor
yang ada pada anoda Tembaga? Bagaimana sifat dan perilakunya dalam proses
Electrorefining Tembaga?
Umumnya, zat-zat yang paling umum mencemari tembaga meliputi besi,
timah, arsenik, selenium, antimon, dan nikel. Namun, ada juga zat-zat pencemar yang
lebih jarang ditemukan dalam tembaga, seperti emas, perak, dan platina. Ketika proses
Electrorefining tembaga dilakukan, tembaga dan unsur-unsur yang kurang berharga
akan larut dalam elektrolit, sementara unsur-unsur yang lebih berharga, seperti emas,
perak, dan platina, akan terendapkan. Dengan demikian, perilaku dan karakteristik
mereka dalam proses ini berbeda.
2. Pengotor ada yang mengendap dan ada yang melarut. Bagaimana yang terjadi dengan
elektrolit apabila logam-logam tersebut ikut melarut ?
Jika logam-logam tersebut larut dalam elektrolit, ion-ion positif dari logam-
logam tersebut akan dilepaskan ke dalam larutan. Sebagai contoh, ketika tembaga
(Cu) larut dalam air, ion tembaga positif (Cu2+) akan dilepaskan ke dalam larutan.
Demikian juga, ketika seng (Zn) larut dalam air, ion seng positif (Zn2+) akan
dilepaskan ke dalam larutan.
Ion-ion positif yang dilepaskan ini memiliki muatan positif dan akan bergerak
bebas di dalam larutan. Mereka dapat membentuk arus listrik karena akan tertarik oleh
muatan negatif pada elektrode negatif, sementara elektrode positif akan menarik ion-
ion negatif yang dilepaskan oleh elektrolit.
Dalam elektrolit, ion-ion positif dan ion-ion negatif bergerak bebas di dalam
larutan, memungkinkan arus listrik mengalir melalui larutan tersebut. Oleh karena itu,
elektrolit memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik dan digunakan dalam
berbagai aplikasi, seperti baterai, elektroplating, elektrolisis, dan lain sebagainya.
1
3. Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap jumlah Tembaga yang diendapkan di
katoda ?
Semakin tinggi konsentrasi tembaga dalam larutan elektrolit, semakin besar
jumlah tembaga yang dapat diendapkan pada katoda.
Besaran Rapat Arus (CD) memiliki peran penting dalam menentukan hasil
akhir deposisi tembaga pada katoda.
pH larutan elektrolit mempengaruhi stabilitas logam dan ion-logam yang
diendapkan pada katoda, yang dapat dilihat dalam hubungan
Elektropotensial vs pH dan umumnya ditunjukkan dalam diagram
Pourbaix.
Suhu memiliki pengaruh linier terhadap nilai potensial listrik, selain itu,
peningkatan suhu dapat meningkatkan kelarutan garam CuSO4 dalam larutan
elektrolit, menurunkan massa jenis dan viskositas larutan elektrolit, serta
mempercepat laju reaksi.
Waktu elektrolisis yang lebih lama menghasilkan jumlah tembaga yang lebih
besar, tetapi juga meningkatkan risiko terakumulasi pengotor pada katoda.
Bentuk katoda yang digunakan mempengaruhi luas permukaan dan
kecepatan endapan tembaga.
Dijawab
= 300 =
= 300 x 0,0081 = 2,43 A -> I
Wth
1
Berat jenis tembaga : 8,96 g/cm3
• Apabila CD dinaikkan menjadi 330 A/m2 dengan kondisi operasi yang sama berapa
kenaikan produksi yang dihasilkan ? i = 330 x 0,0081 = 2,67
5. Berikanlah analisa hasil perolehan data percobaan dari masing-masing variabel yang
diujikan!
Dalam eksperimen ini, kita akan menguji pengaruh dari beberapa variabel
terhadap proses Electrorefining. Variabel yang akan diuji meliputi waktu, jenis
reagen, tegangan, dan arus listrik.
Setelah melakukan percobaan, berikut adalah hasil perolehan data untuk setiap variabel:
0,0055 m2 x 2 = 0,011 m2
Anoda :
= P ( 10,5 cm ) x L (5 cm)
= 0,00525 m2 x 2 = 0,0105 m2
1
Berat Deposit/
Berat Berat
Konsentrasi pH Temperatur Luas Luas Arus Waktu Berat Katoda
Tegangan Katoda Katoda
No Elektrolit larutan Elektrolit Permukaan Permukaan Listrik Elektrolisis Akhir - Berat
(V) Awal Akhir
CuSO4 (M) Elektrolit (°C) Katoda (M2) Anoda (M2) (A) (detik) Katoda Awal
(gr) (gr)
(gr)
1 0,7 0,2 4,58 40,1 0,18 0,0105 0,657 6 menit 179,126 179,225 0,099
2 0,7 0,2 2,89 51 0,18 0,0105 0,688 6 menit 177,483 177,586 0,103
3 0,7 0,2 3,25 61 0,18 0,0105 2,601 6 menit 177,502 177,587 0,085
4 0,7 0,2 3,39 64 0,18 0,0105 0,545 6 menit 179,141 179,215 0,074
2
BAB IV
KESIMPULAN
2
DAFTRA PUSTAKA