Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Analisis Elektrokimia TA 2019/2020

DIII Analisis Kimia UII


Kelas : B Shift : 1

ELEKTROPLATING LOGAM BESI DENGAN TEMBAGA


Annisa Dian Fitriana (18231101),, Hesty Masya Mukti (18231087), Kania Dewi Fitriani (18231078) ,
Kurnia Wahyu Lestari (18231055)*, Maela Lailatus Sofa (18231063), Maulidya Azizah (18231089),
Renaldy Ajie Prayoga (18231059)
Program Studi DIII Analisis Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia, Jl.
Kaliurang No.KM. 14,5, Besi, Umbulmartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584
*Email: 18231055@students.uii.ac.id

ARTIKEL INFO ABSTRAK

Received : 26 November 2019 Besi memiliki sifat yang mudah korosi. Hal ini menyebabkan
Revised : 28 November 2019 menurunnya daya tahan pada logam. Pelapisan logam besi dengan
Published : tembaga menggunakan metode elektroplating merupakan salah satu cara
Kata kunci : Elektroplating, untuk melindungi permukaan logam dari korosi dan memperindah
tembaga, korosi penampilan logam. Proses pelapisan logam dilakukan dengan bantuan
suatu larutan elektrolit dan pemberian arus listrik secara elektrolisis.
Percobaan ini dilakukan menggunakan material logam besi sebagai
katoda yang dihubungkan dengan kutub negatif sebagai komponen yang
akan dilapisi, kawat tembaga (Cu) sebagai anoda yang dihubungkan
dengan kutub positif sebagai bahan pelapis serta larutan elektrolit
CuSO4 sebagai larutan yang membantu mempercepat proses pelapisan.
Voltase yang digunakan adalah 2,0 V. Hasil percobaan yang telah
dilakukan menunjukkan hubungan massa Fe dengan variasi waktu
proses pelapisan 5, 10, 15, 20, 25 menit, yaitu semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk proses pelapisan maka semakin besar pula massa Fe
yang disebabkan oleh banyak nya logam Cu yang teroksidasi dan
menempel pada permukaan logam Fe dengan %kenaikan massa rata-
rata sebesar 2,22 %.

1. PENDAHULUAN
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi dan paling banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Namun, besi memiliki kelemahan salah satunya adalah mudah mengalami
korosi. Korosi dapat menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai jenis
barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja (Suhendar, 2015). Atas dasar hal tersebut,
maka dilakukan proses pelapisan pada logam dengan salah satu metode nya adalah elektroplating
secara elektrolisis. Elektroplating merupakan proses pelapisan logam besi dengan logan lain dalam
suatu larutan elektrolit. Pada proses pelapisan elektroplating, suatu benda yang akan dilapisi
berfungsi sebagai katoda dan benda pelapis sebagai anoda, baik anoda dan katoda dicelupkan ke
dalam larutan elektrolit yang mempunyai konsentrasi tertentu (Purnawan, 2007). Listrik searah
(DC) dialirkan ke dalam larutan elektrolit sehingga ion-ion pada anoda akan terurai kedalam
larutan. Setelah melalui proses kimia dalam larutan, ion-ion logam dari anoda akan melapisi
katoda. Banyaknya ion yang diuraikan tergantung dari beberapa faktor, antara lain besarnya arus
yang dialirkan, rapat arus, pH larutan, suhu larutan, bentuk elektroda, tegangan antara anoda dan
katoda, serta lama waktu pencelupan (Van Vlack, 1992). Pelapisan ditujukan untuk memperbaiki
permukaan benda sehingga lebih cemerlang dan mengkilap, tahan korosi dan atau permukaan
benda menjadi lebih keras (Ashari, 1999).
Tembaga (Cu) menjadi salah satu jenis logam yang banyak digunakan untuk bahan pelapis
logam lain pada elektroplating. Tembaga adalah logam yang banyak sekali digunakan karena
mempunyai sifat fisik dan mekanik yang baik, dimana titik lebur (melting point) adalah 1.083˚C.
Sifat hantaran arus panas tembaga juga cukup baik sehingga banyak dipakai sebagai konduktor

1
Praktikum Analisis Elektrokimia TA 2019/2020
DIII Analisis Kimia UII
Kelas : B Shift : 1

panas dan listrik yang baik. Tembaga memiliki sifat kimia yang baik yaitu tahan terhadap asam.
Lapisan di permukaan tembaga perlahan-lahan membentuk selaput tipis kehijauan yang dapat
melindungi logam dari serangan korosi dalam udara lembab. Tembaga digunakan sebagai bahan
pelapis karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapisi dengan padat tanpa porositas.
Penggunaan tembaga cukup menjanjikan sebagai pelapis baja karbon tinggi, yaitu baja karbon yang
mempunyai unsur karbon 0,60%-1,7% (Basmal dkk, 2012).

2. METODE
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengujian ini yaitu catu daya atau alat elektrolisis (seperti
Gambar 1), statif, klem, jepit buaya, beaker glass 50 mL dan 100 mL, pipet tetes, labu ukur 50
mL, pipet ukur 25 mL, neraca analitik, pengaduk kaca, gelas arloji, propipet, corong gelas, botol
cuci, dan spatula.

Gambar 1. Rangkaian Alat Elektrolisis

Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah kawat tembaga (Cu), logam besi, CuSO4
99%, NaCl 99,5 %, HCl 37 %, tisu, aquades, dan kertas seka.

2. Cara Kerja
Logam besi dengan panjang 5-10 cm dibersihkan menggunakan HCl 1 M, dikeringkan
dan ditimbang sebagai katoda dan kawat Cu dibersihkan digunakan sebagai anoda. Kedua
elektroda dicelupkan dalam larutan CuSO4 0,1 N pada volume 25 mL. Potensial diatur ± 2 V
dengan variasi waktu elektrolisis 5, 10, 15, 20 dan 25 menit. Logam besi yang telah terlapisi
dikeringkan dan ditimbang. Berat Cu yang terdeposisi dipermukaan logam besi ditentukan.

Perhitungan massa Cu secara praktik pada pelapisan logam Fe dengan tembaga ditunjukkan
pada persamaan 1.

Massa Cu Secara Praktik = Massa Fe Akhir (g) - Massa Fe Awal (g) …………….(1)

Massa logam besi sebelum dilakukan pelapisan diketahui massanya dan setiap 5 menit pelapisan
logam besi dengan Cu yang menempel dipermukaan besi ditimbang.
Perhitungan massa teoritis ditunjukkan pada persamaan 2.

…………….(2)

Keterangan :
e : bobot ekuivalen Cu (grek/mol)
i : arus (A)
t : waktu elektrolisis (s)

2
Praktikum Analisis Elektrokimia TA 2019/2020
DIII Analisis Kimia UII
Kelas : B Shift : 1

Massa rendemen antara massa praktik dengan massa teoritis pada pelapisan logam Fe dengan
tembaga ditunjukkan pada persamaan 3

…………….(3)

3. HASIL PRAKTIKUM
Praktikum yang dilakukan ini menggunakan potensial 2 volt dan dilakukan variasi pada
waktu dan arus. Waktu yang digunakan adalah 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 25
menit. Data yang didapatkan menujukan jika massa Fe lebih besar pada waktu yang paling lama
yaitu 25 menit, hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin lama waktu yang digunakan maka hasil
yang didapatkan juga semakin banyak. Hal itu disebabkan karena banyaknya logam Cu yang
teroksidasi dan menempel pada permukaan logam Fe.
Massa Cu sebelum dan sesudah dilakukan elektroplating atau pelapisan logam Fe dengan
tembaga pada variasi waktu setiap 5 menit mengalami kenaikan massa Cu yang terlapis pada
logam Fe, persen kenaikan massa Cu dapat dilihat pada (Gambar 2) dan (Tabel 1).

Gambar 2. Grafik Hubungan Waktu dengan % Kenaikan Massa Cu

Tabel 1. Massa Fe Awal dan Akhir Elektrolisis


Waktu Kenaikan
I (A) Massa Fe Awal (g) Massa Fe Akhir (g) V
(menit) Massa Cu (%)
5 0,02 3,2233 3,2421 2,0 0,6
10 0,03 3,2233 3,2718 2,0 1,5
15 0,04 3,2233 3,3046 2,0 2,5
20 0,03 3,2233 3,3152 2,0 2,9
25 0,04 3,2233 3,3409 2,0 3,6
Massa logam besi sebelum dilakukan pelapisan dengan tembaga sebesar 3,2233 gram. Variasi
waktu pelapisan dilakukan setiap 5 menit. Kenaikan waktu yang digunakan mengakibatkan
tembaga terlapis pada logam besi kenaikan massa Cu setiap 5 menit meningkat secara signifikan,
semakin lama proses pelapisan semakin besar persen kenaikan massa Cu. Tembaga pada
permukaan logam besi akan mempermudah menarik tembaga pada larutan CuSO4.

3
Praktikum Analisis Elektrokimia TA 2019/2020
DIII Analisis Kimia UII
Kelas : B Shift : 1

Perbandingan massa Cu teoritis dengan massa Cu praktik setiap variasi waktu 5 menit dapat dilihat
pada (Gambar 3) dan (Tabel 2).

Gambar 3. Grafik Hubungan Waktu dengan Massa Cu Praktik dan Teoritis

Tabel 2. Hasil Perhitungan

Massa Cu Praktik Massa Cu Teoritis


T (menit) Massa Rendemen
(gram) (gram)
5 0,0188 0,0020 940%
10 0,0485 0,0059 822,03%
15 0,0813 0,0118 688,98%
20 0,0919 0,0118 778,81%
25 0,1176 0,0197 596,95%

Massa Cu praktik lebih besar dari massa Cu teoritis dikarenakan tembaga yang terlapis atau
menempel pada logam besi belum kering saat pengeringan setelah dilakukan pelapisan secara
elektrolisis, kondisi masih basah dari larutan CuSO4 1 M, sehingga massa logam besi saat
penimbangan besar mengakibatkan massa Cu bernilai besar. Massa praktik akan lebih besar dari
pada massa Cu teoritisnya.
Uji hipotesis pada pelapisan logam Fe dengan tembaga diperoleh hasil seperti pada (Tabel 3)

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis


Keterangan Massa Teoritis (gram) Massa Praktik (gram)
Mean 0,010257098 0,07162
Variance 4,54018E-05 0,001485907
t Stat -4,292956301 <= Nilai T Hitung
P(T<=t) one-tail 0,006358166 <= Nilai P Value
t Critical two-tail 2,776445105 <= Nilai T Tabel

Uji T digunakan untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa dua
buah mean sample yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Data yang didapatkan dari praktikum ini menunjukkan jika HO diterima dan HI
ditolak, karna T hitung yang diperoleh lebih kecil dari T tabel maka hipotesis dapat dinyatakan
hipotesis signikan, yaitu perbedaan signikan massa Cu teoritis dan massa Cu praktik.
4
Praktikum Analisis Elektrokimia TA 2019/2020
DIII Analisis Kimia UII
Kelas : B Shift : 1

4. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa teknik pelapisan
logam besi dapat dilakukan secara elektrolisis menggunakan arus listrik searah (DC) yang dialirkan
antara kedua elektroda anoda (Cu) dan katoda (besi) dalam larutan elektrolit (CuSO4 1 M) dengan
variasi waktu proses pelapisan dimana pada elektroda anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada
elektroda katoda terjadi reaksi reduksi sehingga terbentuk endapan Cu pada katoda yang berupa
massa lapisan yang ditimbang. Hal ini menunjukkan hubungan massa Fe dengan variasi waktu
proses pelapisan 5, 10, 15, 20, 25 menit, yaitu semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk proses
pelapisan maka semakin besar pula massa Fe yang disebabkan oleh banyak nya logam Cu yang
teroksidasi dan menempel pada permukaan logam Fe.

5
Praktikum Analisis Elektrokimia TA 2019/2020
DIII Analisis Kimia UII
Kelas : B Shift : 1

Daftar Pustaka

Ashari, Saleh. 1999. Teknik Pelapisan Logam. Bandung : Balai Badan Pengembangan Industri Logam dan
Mesin.

Basmal, dkk. 2012. Pengaruh Suhu dan Waktu Pelapisan Tembaga-Nikel pada Baja Karbon Rendah Secara
Elektroplating Terhadap Nilai Ketebalan dan Kekasaran. Jurnal teknik mesin 14(2) : 23−28

Purnawan, Candra, dkk. 2007. Pemanfaatan Logam Berat Limbah Cair Industri Tekstil untuk Pelapisan Logam
Besi dengan Metode Elektroplating. Yogyakarta : FMIPA UNY.

Suhendar D. 2015. Ilmu Kimia Dalam Kacamata Al-Qur'an. Yogyakarta : Pustaka Ilmu.

Van Vlack, Lawerench H. 1992.”Ilmu dan Teknologi Bahan”, Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai