Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Penggunaan istilah asam dan basa sudah digunakan sejak lama. Istilah asam
(acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa
asam dan basa saling menetralkan.

Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.


Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam
sitrat pada jeruk, asam cuka, asam tartrat pada anggur, asam laktat
ditimbulkan dari air susu yang rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai
sifat yang licin dan berasa pahit, misalnya garam.

Tidak semua senyawa atau zat bisa kita bedakan sifat asam dan basanya
melalui indera perasa karena ada banyak zat kimia yang bersifat toksik. Oleh
karena itu untuk dapat membedakan sifat asam dan basanya diperlukan suatu
indikato. Indikator itu sendiri bisa merupakan indikator buatan atau indikator
alami.

Indikator buatan diantaranya adalah kertas lakmus, larutan seperti fenoptalin,


brom timol biru, dan metil merah merupakan salah satu dari indikator buatan.
Sedangkan indikator alam merupakan indikator yang berasal dari alam seperti
tumbuhan. Namun pada kenyataannya hanya beberapa tumbuhan yang bisa
dijadikan sebagai indikator alam, salah satunya adalah tumbuhan yang
mengandung antosianin seperti kubis ungu, bunga sepatu dan buah naga.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah semua tumbuhan yang mengandung antosianin bisa dijadikan


sebagai indikator asam basa alami dengan baik?
2. Diantara tumbuhan yang diuji, tumbuhan manakah yang paling baik untuk
dijadikan sebagai indikator alam untuk membedakan asam basa?
1.3.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah semua tumbuhan yang mengandung


antosianin bisa dijadikan sebagai indikator alami
Untuk membandingkan tumbuhan yang mengandung antosiann mana
yang paling baik untuk dijadikan sebagai indikator alami

1.4. Pembatasan Masalah


Tumbuhan yang digunakan dalam pengujian ini hanya terbatas pada
tumbuhan yang mudah didapat di lingkungan sekitar penulis, yaitu kubis
ungu, bunga kertas, strawberry, bunga pacar, bayam merah, buah naga dan
blackberry. Dan hanya membahas mengenai tumbuhan mana yang paling
bagus untuk dijadikan indikator alami

1.5. Metodologi Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah
metode eksperimen dimana penulis mengambil 5 sampel tumbuhan yang
mengandung antosianin dan menguji perubahan warnanya menggunakan
5 larutan dengan tingkat pH berbeda.

1.6. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini pembaca bisa memahami
apa itu indikator asam basa alami, dan dapat mengetahui bahwa tumbuhan
berantosianin bisa digunakan sebagai indikator asam basa. Sedangkan bagi

2
penulis sendiri penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
sekaligus menyelesaikan syarat kelulusan.

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Pembatasan Masalah
1.5. Metodologi Penelitan
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Struktur Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Asam dan Basa


2.1.1 Pengertian Asam Basa Secara Umum
2.1.2 Teori Asam Basa Menurut Arrhenius
2.1.3 Teori Asam Basa Menurut Bronsted Lowry
2.1.4 Teori Asam Basa Menurut Lewis
2.2 Indikator Asam Basa

2.2.1 Pengerian Indikator Asam Basa

2.2.2 Macam-Macam Indikator Asam Basa

2.2.2.1 Indikator Tunggal


2.2.2.1.1 Kertas Lakmus
2.2.2.1.2 Indikator Larutan
2.2.2.2 Indikator Universal
2.2.2.3 Indikator Alam

3
2.3 Antosianin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penilitian


3.2 Tempat dan Waktu penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
3.4.1. Alat dan Bahan
3.4.2 Cara Kerja
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Data Hasil Penelitian
4.2. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
LAMPIRAN
DAFTRA PUSTAKA

4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Asam dan Basa
2.1.1 Pengertian Asam Basa

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
(alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan
dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan
basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-
buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk
memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan
asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam
mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah
satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para
peneliti untuk memisahkan emas dan perak. Ada beberapa teori yang
dikemukakan para ahli yang mendefinisikan asam dan basa
diantaranya.

2.1.1 Teori Asam Basa Menurut Arrhenius

Pada tahun 1900, Arrhenius mengemukakan, bahwa Asam adalah


suatu spesi yang akan meningkatkan konsentrasi H+ di dalam air
dan basa adalah suatu spesi yang akan meningkatkan ion OH di
dalam air. Atau dengan pernyataan lain, asam adalah suatu spesi
yang apabila di larutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dan
basa adalah suatu spesi yang di larutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH.

5
Contoh asam menurut teori Arrhenius adalah HCL. Bila HCL di
larutkan kedalam air akan menghasilkan ion H+ dan ion CL sesuai
dengan reaksi berikut.
HCL(aq) + H2O(l) H+(aq) + CL(aq)
Ion H+(aq) tidak berupa proton bebas, tetapi terikat secara kimia
pada molekul air membentuk H3O+(aq). Spesi ini di namakan ion
hidronium yang terionisasi langsung melalui ikatan hidrogen
dengan sejumlah molekul air. Asam Arrhenius yang lain adalah
HF, HB, HNO3, H2SO4, CH3COOH, H2C2O4, dan H3PO4.

Basa menurut teori Arrhenius adalah NaOH. Bila NaOH dilarutkan


kedalam air akan menghasilkan ion Na+ dan ion OH sesuai dengan
reaksi berikut.
NaOH(s) + H2O() Na+(aq) + OH(aq)
Basa arrhenus yang lain adalah KOH, Mg (OH)2, NH4OH,
Ca(OH)2 dan Ba(OH)2.

Kekurangan teori asam basa Arrhenius adalah hanya terbatas pada


spesies yang memiliki ion H+ atau OH dan spesies tersebut ada
dalam pelarut air. Artinya, apabila spesies tersebut tidak memiliki
ion H+ atau OH dan reaksinya dijalankan dengan pelarut non air,
maka teori ini tidak berlaku. Sebagai contoh, gas amoniak (NH3)
dapat bereaksi dengan gas HCL membentuk amonium klorida
padat dengan reaksi sebagai berikut :
NH3(g) + HCl(g) + NH4 Cl(s)
Reaksi di atas adalah salah satu contoh reaksi asam basa yang tidak
bisa di jelaskan dengan teori Arrhenius. Sebab reaksi tersebut tidak
melibatkan adanya ion H+ dan OHapabila reaksi diatas dilakukan
dalam medium air maka yang terlibat adalah larutan NH4OH dan
larutan HCl dengan reaksi berikut.
NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(1)

6
NH3(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
Pada kasus natrium hidroksida, ion hidrogen dari asam bereaksi
dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida sejalan dengan teori
Arrhenius akan tetapi, pada kasus amonia tidak muncul ion
hidroksida sedikitpun.
Hal ini dapat di pahami dengan mengatakan bahwa amonia
bereaksi dengan air yang melarutkan amonia tersebut untuk
menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.
NH4OH(aq) + H2O(1) NH4 +(aq) + OH(aq)
Reaksi ini merupakan reaksi refersibel, dan pada larutan amonia
encer yang khas, sekitar 99% sisa amonia ada dalam bentuk
molekul amonia. meskipun demikian, pada reaksi tersebut terdapat
ion hidroksida, dan kita dapat menyelipkan ion hidroksida ini
kedalam teori Arrhenius.
Reaksi yang sama juga terjadi antara gas amonia dan gas hidrogen
klorida.
NH3(g) + HCl(g) NH4Cl(s)
Pada kasus ini tidak terdapat ion hidrogen atau ion hidroksida
dalam larutan karena bukan merupakan suatu larutan. Teori
Arrhenius tidak menghitung reaksi ini sebagai reaksi asam basa,
meskipun pada paktanya reaksi tersebut menghasilkan produk yang
sama seperti ketika 2 zat tersebut bereaksi dalam larutan.

2.1.2 Teori Asam Basa Menurut Bronsted - Lowry

Teori asam-basa Bronsted-Lowry adalah teori yang melengkapi


kelemahan teori asam-basa Arrhenius karena tidak semua senyawa
bersifat asam atau basa dapat menghasilkan ion H+ atau OH- jika
dilarutkan dalam air.

7
Menurut Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat
menyumbang proton, yaitu ion H+ ke senyawa atau zat lain. Basa
adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu ion H+ dari
senyawa atau zat lain. Teori ini juga memiliki kelemahan, yaitu
tidak dapat memperlihatkan sifat asam atau basa suatu senyawa
jika tidak ada proton yang terlibat dalam reaksi.

Berdasarkan teori di atas, reaksi antara gas HCI dan NH3 dapat
dijelaskan sebagai reaksi asam-basa yaitu: HCl(g) + NH3(g)
NH4Cl(s)

Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat.
Hidrogen klorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan
sebagai asam.

Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai
asam maupun basa. Jika zat tertentu lebih mudah melepas proton,
zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa.
Sebaliknya, jika suatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini
akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam dalam air,
air berperan sebagai basa.

HCl + H2O Cl- + H3O+


Asam 1 Basa 2 Basa Konjugat 1 Asam Konjugat 2
Dalam reaksi diatas, perbedaan HCI dan CI- adalah sebuah proton,
dan perubahan antarkeduanya adalah reversibel. Hubungan seperti
ini disebut hubungan konjugat, serta pasangan HCI dan CI- juga
disebut pasangan asam-basa konjugat.

2.1.3 Teori Asam Basa Menurut Lewis

8
Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori
asam-basanya, Lewis mengusulkan teori asam-basa baru juga.
Lewis yang juga mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori
asam-basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan
berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil
percobaan.

Menurut Lewis, asam adalah zat yang dapat menerima elektron.


Basa adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.

Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius


juga merupakan asam dalam kerangka teori Lewis, karena proton
adalah akseptor pasangan elektron. Dalam reaksi netralis proton
membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida.
H+ + OH- H2O
Situasi ini sama dengan reaksi fase gas yang pertama diterima
sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori Bronsted-Lowry.

HCl(g) + NH3(g) NH2Cl(s)


Dalam reaksi ini proton dan HCI membentuk ikatan koordinat
dengan pasangan elektron bebas atom nitrogen. Keuntungan utama
teori asam-basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi
yang tidak dianggap sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori
Arrhenius dan Bronstred-Lowry terbukti sebagai reaksi asam-basa
dalam teori Lewis. Sebagai contoh reaksi antara boron trifluorida
BF3 dan ion fluorida F-.
BF3 + F- BF4-
Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan
elektron bebas ion fluorida. Menurut teori asam-basa Lewis, BF3
adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam
protik (yang melepas proton dengan kata lain, asam adalah

9
kerangka teori Arrhenius dan Bronsted-Lowry), asam ini disebut
asam Lewis.

Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan


dengan demikian adalah contoh khas unsur yang membentuk asam
Lewis. Karena semua basa bronsted-Lowry mendonasikan
pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga merupakan basa
Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted-
Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh diatas.

2.2 Indikator Asam Basa

2.2.1 Pengertian Indikator Asam Basa


Indikator asam basa

2.2.2 Macam Macam Indikator Asam Basa


2.2.2.1 Indikator Tunggal
2.2.2.1.1 Kertas Lakmus

Kertas lakmus bisa digunakan untuk membedakan apakah


suatu larutan atau senyawa memiliki sifat asam atau basa,
tapi tidak dapat menentukan harga pH larutan tersebut.
Lakmus merah akan berwarna merah dalam larutan asam, dan
akan berubah warna menjadi biru bila dicelupkan ke dalam
larutan basa.

Lakmus biru akan berwarna biru dalam larutan basa, dan


akan berubah warna menjadi merah bila dicelupkan ke dalam
larutan asam.

10
2.2.2.1.2 Indikator Larutan

Indikator tunggal yang lain adalah dalam bentuk larutan


fenolftalein, metil jingga, metal merah, dan bromtimol biru
dapat memberikan trayek perubahan warna indikator tersebut.
Namun tidak bisa menentukan harga pH larutan secara
akurat.

Fenolftalein
Fenolftalein adalah salah satu indikator asam basa
sintetik yang memiliki rentang pH antara 8,00 10,0.
Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak
berwarna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan
basa, warnanya akan berubah menjadi merah.
Metil jingga
Larutan metil jingga dapat membedakan antara larutan
asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi
metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan
larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil
jingga juga akan menyebabkan larutan basa berwarna
kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan
bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan
metil jingga.
Metil merah
Larutan metil merah sama dengan larutan metil jingga
Bromtimol biru di dalam larutan asam akan berwarna
kuning, dalam larutan basa akan berwarna biru, dan di
dalam larutan netral akan berwarna biru kekuningan.

11
2.2.2.2 Indikator Universal

Indikator Universal dapat membedakan larutan asam dan basa


serta mengetahui harga pHnya. Indikator Universal dapat
dalam bentuk cairan maupun kertas. Cara kerja indikator ini
adalah dengan mencocokkan perubahan warna kertas indikator
pada tabel warna indikator universal .

2.2.2.3 Indikator Alam

Selain menggunakan indikator asam basa buatan, untuk


membedakan apakah suatu larutan bersifat asam atau basa bisa
juga menggunakan indikator alami. Indikator alami dapat
berasal dari berbagai bagian tumbuhan seperti daun, buanga
dan buah. Salah satu tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai
indikator alami adalah buah yang memiliki warna seperti
merah, kuning dan ungu. Warna yang ada pada tumbuhan itu
sendiri berasal dari berbagai zat yang ada didalam tumbuhan
itu sendiri seperti karoten yang memberi warna merah pada
tomat dan antosianin yang memberi warna merah hingga ungu
pada buah dan sayuran.

2.3 Antosianin
2.3.1. Pengertian Antosianin
Manusia sejak lama telah mengkonsumsi antosianin bersamaan dengan
buah dan sayuran yang mereka makan. Selama ini tidak pernah terjadi
suatu penyakit atas keracunan yang disebabkan oleh pigmen ini sehingga
antosianin aman untuk dikonsumsi, tidak beracun dan tidak menimbulkan
mutasi gen (Nugrahan,2007). Beberapa penelitian di Jepang menyatakan
bahwa antosianin memiliki fungsi fisiologi. Misalnya sebagai
antioksidan, antikanker, dan perlindungan terhadap kerusakan hati.
Antosianin juga berperan sebagai pangan fungsional, sebagai contoh

12
food ingredient yang sangat berguna bagi kesehatan mata dan retina
yang pertama kali dipublikasikan di Jepang pada tahun 1997.

Pigmen antosianin yang merupakan flavonoid adalah pigmen yang paling


luas dan penting karena banyak tersebar pada berbagai organ tanaman,
terutama pada buah dan bunga (ditemukan hampir 30% terkandung
dalam berat keringnya). Bagi tumbuhan sendiri, antosianin adalah zat
penyebab warna merah, orange, ungu, dan biru. Antosianin banyak
terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air,
kembang sepatu, buah apel, anggur, stoberi, buah naga serta umbi ubi
jalar.

Warna yang diberikan oleh antosianin adalah berkat susunan ikatan


rangkap terkonjugasinya yang panjang, sehingga mampu menyerap
cahaya pada rentang cahaya tampak. Sitem ikatan rangkap terkonjugasi
ini juga yang mampu menjadikan Antosianin sebagai antioksidan dengan
mekanisme penangkapan radikal. Beberapa senyawa antosianin yang
paling banyak ditemukan adalah pelargonidin, peonidin, sianidin,
malvidin, petunidin, dan delfinidin.

Hingga saat ini, telah ditemukan sekitar 300 jenis sianidin, beberapa di
antaranya disebutkan pada tabel di bawah ini.

Beberapa jenis antosianin dan gugus substitusinya.

Antosinidin R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7
Aurantinidin H OH H OH OH OH OH
Cyanidin OH OH H OH OH H OH
Delphinidin OH OH OH OH OH H OH
Europinidin OCH3 OH OH OH OCH3 H OH
Luteolinidin OH OH H H OH H OH
Pelargonidin H OH H OH OH H OH
Malvidin OCH3 OH OCH3 OH OH H OH
Peonidin OCH3 OH H OH OH H OH
Petunidin OH OH OCH3 OH OH H OH
Rosinidin OCH3 OH H OH OH H OCH3

13
Antosianin dapat mengikat -OH dalam larutan basa dan melepaskannya
dalam keadaan asam. Proses penerimaan dan pelepasan OH dalam
antosianin inilah yang menyebabkan perubahan struktur kimia dari
antosianin dan menghasilkan warna yang berbeda. Berkat
kemampuannya ini tumbuhan yang mengandung antosianin kebanyakan
bisa dijadikan sebagai indikator asam-basa alami.

14
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang diambil dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode
kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya
kelompok kontrol. Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mendefinisikan
eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya
satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja
dimanipulasi oleh peneliti. Arikunto (2006) mendefinisikan eksperimen
adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan
kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan di Laboratorium Kimia
SMAN 1 Baleendah, yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2017.

3.3. Variabel Penelitian


Variabel control : tumbuhan yang mengandung antosianin
Variabel bebas : larutann yang diteteskan pada sampel
Variabel terikat : warna yang dihasilkan dari setiap sampel

3.4. Rancangan Penelitian


3.4.1. Alat dan Bahan

15
1. Tumbuhan yang mengandung antosianin yaitu buah naga,
bayam merah, kubis ungu, bunga kertas, bunga pacar dan
blackberry.
2. Larutan NaCl 0,1 M
3. Larutan HCl 0,1 M
4. Larutan NaOH 0,1 M
5. Larutan NH3 0,1 M
6. Plat tetes
7. Pipet tetes
8. Mortar dan alu

3.4.2. Cara Kerja

1. Buat ekstrak dari semua tumbuhan lalu bagi menjadi lima


sampel dan simpan di dalam plat tetes
2. Catat warna awal dari setiap sampel tumbuhan
3. Tetesi setiap sampel dengan 5 larutan yang sudah disiapkan,
sehingga dihasilkan 5 sampel + larutan yang berbeda untuk
setiap tumbuhan.
4. Catat perubahan warna yang terjadi pada masing-masing
sampel
5. Bandingkan sampel tumbuhan satu dengan yang lain lihat
perubahan sampel tumbuhan mana yang paling berbada
antara sampel satu dengan yang lain. Dan catat hasilnya
dalam tabel berikut.

16
Tabel 3.4.
Rancangan Penelitian

Warna
Tumbuhan
Awal NaCl HCL CH3COOH NaOH NH3
Buah Naga
Bayam Merah
Kubis Ungu
Bunga Kertas
Blackberry
Bunga Pacar

17
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Data Hasil Penelitian
Tabel 4.1.
Data Hasil Penelitian

Warna
Tumbuhan
Awal NaCl HCL CH3COOH NaOH NH3
Memudar Memudar Memudar
Ungu Ungu Merah
Buah Naga dari warna dari warna dari warna
Muda tua gelap
asal asal asal
Merah Memudar Ungu,
Bayam Sedikit
Kehitam dari warna Ungu Lebih muda Cokelat
Merah kecoklatan
an asal dari HCl
Memudar Lebih ungu Kuning Memudar
Ungu Merah
Kubis Ungu dari warna dari warna kehijau dari warna
kebiruan Muda
asal asal an asal
Memudar Memudar Orange Memudar
Bunga Ungu Ungu
dari warna dari warna kehitam dari warna
Kertas Pekat muda
asal asal an asal
Ungu Memudar Memudar Biru Memudar
Merah
Blackberry kehitama dari warna dari warna kehitam dari warna
gelap
n asal asal an asal
Memudar Memudar Kuning Memudar
Bunga Merah
Orange dari warna dari warna Kehijau dari warna
Pacar Muda
asal asal an asal

18
4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, semua tumbuhan yang


mengandung antosianin mampu dijadikan sebagai indikator asam basa alami
akan tetapi perubahan warna yang ditunjukkan berbeda, ada yang perubahan
warnanya sangat berbeda dari warna awal dan ada yang tidak jauh berbeda
dengan warna awal. Selain itu rentang pH yang bisa diujikan juga berbeda
ada yang sebatas hanya bisa membedakan asam kuat dan basa kuat saja, ada
juga yang bisa membedakan asam lemah dan basa lemah.

Pada buah naga yang warna awalnya ungu muda, bila ditetesi asam kuat
(HCl) berubah menjadi ungu tua dan bila ditetesi basa kuat (NaOH) berubah
menjadi merah gelap, sedangkan bila ditetesi larutan netral (NaCl), asam
lemah (CH3COOH) dan basa lemah (NH3) warna hanya memudar dari
warna asal.

Pada bayam merah yang warna awalnya merah kehitaman, bila ditetesi asam
kuat (HCl) berubah menjadi ungu dan bila ditetesi basa kuat (NaOH)
berubah menjadi cokelat, bila ditetesi asam lemah (CH3COOH) warna akan
lebih pudar dari yang ditetesi asam kuat, sama halnya bila ditetesi basa
lemah sedangkan bila ditetesi larutan netral (NaCl) warna hanya memudar
dari warna asal.

Pada kubis ungu yang warna awalnya Ungu kebiruan , bila ditetesi asam
kuat (HCl) berubah menjadi merah muda dan bila ditetesi basa kuat
(NaOH) berubah menjadi kuning kehijauan, sedangkan bila ditetesi larutan
netral (NaCl) dan basa lemah (NH3) warna hanya memudar dari warna
asal.Sedangkan bila ditetesi asam lemah (CH3COOH) warna akan lebih
ungu dari warna asal.

Pada bunga kertas yang warna awalnya ungu pekat, bila ditetesi asam kuat
(HCl) berubah menjadi ungu muda dan bila ditetesi basa kuat (NaOH)

19
berubah menjadi orange kehitaman, sedangkan bila ditetesi larutan netral
(NaCl), asam lemah (CH3COOH) dan basa lemah (NH3) warna hanya
memudar dari warna asal.

Pada blackberry yang warna awalnya ungu kehitaman, bila ditetesi asam
kuat (HCl) berubah menjadi merah gelap dan bila ditetesi basa kuat (NaOH)
berubah menjadi biru kehitaman, sedangkan bila ditetesi larutan netral
(NaCl), asam lemah (CH3COOH) dan basa lemah (NH3) warna hanya
memudar dari warna asal.

Pada bunga pacar yang warna awalnya orange, bila ditetesi asam kuat (HCl)
berubah menjadi merah muda dan bila ditetesi basa kuat (NaOH) berubah
menjadi kuning kehijauan, sedangkan bila ditetesi larutan netral (NaCl),
asam lemah (CH3COOH) dan basa lemah (NH3) warna hanya memudar dari
warna asal.

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang seudah penulis lakukan, semua tumbuhan


yang mengandung antosianin bisa digunakan sebagai indikator asam basa
alami. Hal ini dikarenakan terjadinya pelepasan dan penerimaan OH yang
dilakukan oleh antosianin. Diantara 6 tumbuhan yang diujikan kubis ungu
merupakan tumbuhan yang paling baik digunakan sebagai indikator asam
basa alami karena rentang pH yang diujinya lebih luas serta perbuhan warna
yang dialaminya sangat mencolok. Selain menggunakan kubis ungu, bayam
merah bisa menjadi alternatif lain.

5.2 Saran

Untuk menguji apakah suatu larutan memiliki sifat asam atau basa, bisa
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya menggunakan indikator alami
seperti yang dibahas dalam karya tulis ini. Tetapi untuk hasil yang lebih
akurat penulis menyarankan sebaiknya gunakan indikator buatan seperti
kertas lakmus. Sedangkan untuk mengetahui derajat keasamannya bisa
menggunakan indikator universal dan untuk yang lebih akurat lagi bisa
menggunakan pH meter. Indikator alami hanya sebatas bisa digunakan untuk
mengetahui apakah suatu larutan merupakan asam atau basa, bukan untuk
mengetahui derajat keasaman suatu larutan dengan detail dan akurat.

21
LAMPIRAN

Alat - Alat Tumbuhan yang mengandung antosianin

Buah naga yang sudah diekstrak Ekstrak buah naga dan blackberry yang
sudah ditetesi larutan

Warna awal ekstrak bunga pacar (kiri), Warna awal ekstrak bayam merah
bunga kertas (kanan) (bawah), kubis ungu (atas)

22
Ekstrak bunga pacar dan bunga kertas Ekstrak bayam merah dan kubis ungu
yang sudah ditetesi larutan yang sudah ditetesi larutan

23
DAFTAR PUSTAKA
ANTOSIANIN. Tersedia : http://lisaanwar.blogspot.co.id/2012/12/antosianin.html
Accesed on 20 January 2017

Antosianin. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Antosianin


Accesed on 20 January 2017

Percobaan Asam Basa Kubis Merah Sebagai Indikator Alami. Tersedia :


http://www.mystupidtheory.com/2014/12/percobaan-asam-basa-kubis-merah-
sebagai.html
Accesed on 20 January 2017

Pengertian Asam Basa. Tersedia : https://alfikimia.wordpress.com/kelas-


xi/larutan-asam-basa/a-pengertian-asam-basa/
Accesed on 20 January 2017

3 Teori Asam Basa Menurut Para Ahli Beserta Contohnya. Tersedia :


http://materiku86.blogspot.co.id/2016/05/teori-asam-basa-menurut-para-ahli-
beserta-contohnya.html
Accesed on 20 January 2017

Indikator Asam Basa. Tersedia : https://bisakimia.com/2013/11/09/indikator-


asam-basa/
Accesed on 22 January 2017

Diah Lestari. (2013) Menentukan Larutan Asam Basa dan Garam. Tersedia :
http://diahlestariharahap.blogspot.co.id/2013/02/menentukan-larutan-asam-basa-
dan-garam_4405.html
Accesed on 22 January 2017

Andella. (2014) Makalah Kesetimbangan Asam dan Basa. Tersedia :


http://andellaforester.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kesetimbangan-asam-
basa.html
Accesed on 20 January 2017

24
Devi Marzel. (2012) Chemistry Education : Senyawa Antosianin. Tersedia :
http://devimarzel.blogspot.co.id/2012/10/senyawa-antosianin_19.html
Accesed on 22 January 2017

Triakbar. (2012) Pengertian Metode Penelitian Eksperimental. Tersedia :


http://trietigha.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-metode-penelitian-
eksperimen.html
Accesed on 24 January 2014

25

Anda mungkin juga menyukai