Anda di halaman 1dari 30

Laporan Khusus

Laboratorium Dasar

PH METER

Disusun oleh:

Kelompok: C2

Ainul Mardiah 1904103010031

ASISTEN:
Anisa Luthfiana 1804103010008

DOSEN PEMBIMBING:
Ir. Jakfar, M. Si 195905091991031002

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar


keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai
14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan
“H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH
adalah negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. Yang dapat dinyatakan
dengan persamaan :
pH = - log [H+]
pH meter merupakan suatu instrumen elektronik yang digunakan untuk
pengukuran pH (kadar keasaman) suatu larutan ataupun dapat juga digunakan
untuk pengukuran pH unsur semi-solid. Kadar keasaman suatu larutan dikatakan
netral apabila bernilai 7. Selain pH meter, alat lain yang digunakan untuk
mengukur kadar pH antara lain fenolfthalein dan pH strip.
Sensor pH berfungsi sebagai penetu derajat keasaman atau kebasaan dari
suatu bahan. Pengukuran dan pengendalian nilai pH sangat penting untuk
berbagai studi dalam bidang kimia dan biologi di laboratorium dan berbagai
bidang industri. Metode pengukuran pH dapat dilakukan secara konvensional
yaitu dengan menggunakan kertas lakmus dan elektroda gelas, namun hal ini
memiliki tingkat akurasi hasil pengukuran yang rendah, mudah pecah dan tidak
kompatibel dengan alat ukur/sensor lain. Seiring dengan perkembangan teknologi,
pH meter diciptakan sebagai sistem alat ukur yang dapat mendeteksi berbagai
parameter secara simultan, akurat dan berukuran kecil.
Adapun aplikasi sensor dapat ditemui dalam banyak peralatan otomotif,
laboratorium, pengelolaan lingkungan, konservasi energi, pabrikasi, industri,
kedokteram, pertambangan, pertanian, dan sebagainya.
1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk memahami dan
mempelajari metode kalibrasi, memahami dan mempelajari penggunaan pH meter
dalam mengukur kadar keasaman dan kebasaan dari sebuah larutan serta
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pH.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam dan Basa

Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air mengalami
disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai ion positif. Sedangkan basa
didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion OH- sebagai ion negatif (Hardjono,2005).

Asam memiliki sifat spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak
permukaan logam dan lantai marmer atau disebut korosif. Asam dapat bereaksi
dengan logan dan menghasilkan gas halogen, sebagai indikator sederhana
senyawa asam dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah (Keenan dkk., 1984).

Basa merupakan semua zat yang dapat menetralkan asam. Selain itu, basa
memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga biasa
digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai indikator sederhana senyawa basa
dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus
merah menjadi biru (Windarti,2008).

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari–hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa dan
bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat–sifat yang berbeda, sehingga kita
dapat menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang
pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu
larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya lakmus, akan berwarna
merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan
yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan untuk
menyatakan tingkat keasaman suatu larutan. Larutan asam memiliki pH kurang
dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki
pH = 7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH
meter (Ralph, 1987).

Konsep asam basa menurut Brosted Lawry mempunyai keterbatasan,


terutama di dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa
proton (H+). Misalnya, reaksi antara senyawa NH3 dan BF3 dan beberapa reaksi
yang melibatkan senyawa kompleks. Pada tahun 1932 ahli kimia G.N Lewis
mengajukan konsep baru mengenai asam basa, sehingga dikenal adanya basa
lewis dan asam lewis, menurut konsep tersebut yang dimaksud dengan basa lewis
adalah suatu senyawa yang dapat memberikan atau donor pasangan elektron,
sedangkan asam lewis adalah senyawa yang mampu menerima pasangan elektron
atau akseptor elektron (Sudarmo,2006).

Untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu zat tidak dapat dilakukan
langsung dengan mencicipi atau memegangnya. Mencicipi atau memegang zat
secara langsung akan sangat berbahaya. Contohnya asam sulfat H 2SO4, yang
dalam kehidupan sehari–haridigunakan sebagai accu zuur (air aki). Bila tangan
atau kulit terkena asam sulfat, akan melepuh seperti luka bakar dan bila mata
terkena asam sulfat akan buta. Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam atau
basa suatu zat adalah dengan menggunakan zat petunuk yang disebut indikator.
Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam
lingkungan asam atau lingkungan basa (Sukardjo,2009).

Larutan penyangga merupakan suatu larutan yang bertentangan dengan


sistem kimia. Larutan penyangga ditambahkan dalam larutan kimia dengan fungsi
untuk mengontrol satu atau lebih aspek yang mungkin akan mempengaruhi
pengukuran. Larutan penyangga pH adalah larutan yang dapat mempertahankan
pH hampir konstan apabila larutan diencerkan ketika sejumlah asam kuat dan basa
kuat ditambahkan. Larutan ini dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya
(Tisuue,1961).
2.2 Pengertian pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat


keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Konsep pH pertama kali
diperkenalkan oleh Denmark Soren Peder Lauritz Sorense pada tahun 1909.Alat
ukur keasaman pada air tersebut digunakan untuk mengukur kandungan pH atau
kadar keasaman pada air mulai dari pH 0 sampai pH 14 (Azmi dkk., 2016).

Tingkat asam atau basa pada umumnya dinyatakan sebagai nilai pH dan
dapat diukur dengan pH meter. Nilai pH memiliki peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari dan perlu dipantau bagi kontrol kualitas produk farmasi,
kosmetik, dan makanan. Kondisi pH pada cairan tubuh perlu dipantau untuk
mengetahui tingkat kualitas kesehatan tubuh. Kondisi pH sebagai salah satu
parameter kualitas air perlu dimonitor bagi kelangsungan hidup organisme seperti
konsumsi air minum, pemantauan air kolam, air akuarium, atau air pada kolam
budidaya perairan (Wasito dkk., 2017).

Kadar normal pH air yang ideal pada suhu 25°C adalah 7. Jika
keasamannya bertambah harga (H) membesar dan harga pH pun turun dibawah
tujuh. Harga pH merupakan ukuran untuk konsentrasi ion hidrogen dalam larutan
akuatik. Harga pH menentukan apakah larutan bersifat asam, netral atau basa. Jika
pH 0 sangat asam, pH 7 netral dan pH 14 sangat basa ( Zulius, 2017 ).
Pengukuran pH banyak diterapkan di berbagai bidang, diantaranya
industri, kesehatan, pengolahan limbah, bioteknologi dan di dalam pengendalian
berbagai proses industri sehingga pengukuran ph yang digunakan untuk tujuan
tersebut harus valid, terutama untuk produk yang terkait dengan kesehatan
manusia, seperti obat-obatan, makanan, minuman dan pembuangan limbah
industri (Nuryantini dkk.,2016).

2.3 Metode Pengukuran pH


Pengukuran pH larutan yang lazim biasanya dilakukan secara manual
menggunakan kertas lakmus dan indikator universal. Indikator konvensional ini
memiliki prinsip kerja perubahan warna pada kertas indikator tergantung sifat dari
larutan senyawa kimia yang diuji apakah larutan tersebut bersifat asam atau
larutan tersebut bersifat basa. Indikator tersebut diatas tidak dapat memberikan
hasil akurat dan tidak dapat menampilkannya di display, karena penguji pH harus
membandingkan warna indikator secara manual yang terdapat pada kemasan
indikator universal (Arief dkk., 2020).

Indikator adalah sesuatu yang digunakan untuk mengindikasikan benda


atau zat masuk ke dalam kategori, dalam hal ini adalah asam atau basa. Sifat-sifat
indikator bergantung kepada sifat benda atau zat yang di uji. Dengan kata lain,
indikator akan memiliki warna yang berbeda dalam keadaan asam dan basa.
Beberapa indikator seperti fenolftalein, methyl orange, bromtimol biru umum
digunakan untuk menentukan keasaman dalam titrasi asam-basa (Brady,1999).

Indikator buatan yang sering digunakan biasanya dalam bentuk kertas,


misalnya lakmus merah, dan lakmus biru. Meskipun dapat menunjukan sifat asam
dan sifat basa suatu larutan, indikator kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah
tidak dapat menunjukkan seberapa kuat sifat asam suatu larutan. Indikator buatan
dalam bentuk larutan, misalnya larutan fenolptalein, larutan universal, larutan
metil merah, larutan metil biru, dan sebagainya. Larutan asam akan mengubah
kertas lakmus biru menjadi warna merah dan larutan basa akan mengubah warna
lakmus merah menjadi biru (Lestari,2016).

Indikator asam-basa dapat dibuat dari bahan alami dengan mengekstrak


bagian dari tanaman. Beberapa tanaman seperti ubi ungu, bunga pukul empat,
bunga kana, bunga tapak dara, bunga mata kucing, bunga pacar ungu, bunga
kenikir, bunga terompet ungu dan bunga kangkung telah digunakan sebagai
indikator alami. Semua sumber tersebut memiliki karakteristik warna yang
memberikan perubahan warna pada lingkungan pH yang berbeda, bahkan dapat
dijadikan dasar penentuan pH suatu larutan (Sukemi dkk.,2017).
2.4 pH meter

pH meter adalah alat ukur yang dapat memberikan informasi mengenai


derajat keasaman suatu larutan. Alat ukur ini menggunakan sebuah probe yang
terbuat dari silinder kaca nonkonduktor yang berfungsi sebagai sensornya.
Dengan memanfaatkan senyawa HCl yang merendam kawat elektroda, alat ini
mampu mengukur derajat keasaman yang terkandung dalam air. pH meter yang
ada saat ini memiliki dua tipe, berdasarkan lamanya waktu proses pencelupan
terhadap larutan yang diukurnya. Tipe pertama tidak mampu digunakan selama
lebih dari 24 jam dan perlu dilakukan proses kalibrasi ulang. Pada tipe kedua,
telah mampu digunakan lebih dari 24 jam, namun ketepatannya akan berkurang
setiap harinya (Hadiatna dan Ratna, 2019).

Sistem pengukuran dalam pH meter menggunakan sistem pengukuran


secara potensiometri. pH meter berisi elektroda kerja dan elektroda referensi.
Perbedaan potensial antara dua elektroda tersebut sebagai fungsi dari pH dalam
larutan yang diukur. Sinyal tegangan yang dihasilkan pada pengukuran dengan
elektrode pH berada pada kisaran mV, sehingga perlu diperkuat dengan penguat
operasional (Ngafifuddin dkk.,2017).
Metoda yang digunakan untuk pengujian pH dilakukan dengan 2 tahap
yaitu kalibrasi dan pengambilan data secara berkala. Proses kalibrasi bertujuan
untuk melakukan validasi pengukuran agar sesuai dengan pengukuran pH. Proses
kalibrasi menggunakan calibration powder sebagai pembanding nilai standar.
Setelah proses kalibrasi selesai dilakukan, pada tahap kedua dilakukan proses
pengambilan data secara berkala. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan akurasi
dari sensor pH sebagai alat ukur ( Sudewa dkk., 2017 )
Prinsip pengukuran suatu pH berdasarkan pada potensial elektrokimia
yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda glass (membrane
glass) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda glass
yang tidak diketahui. Hal ini disebabkan lapisan tipis dari gelembung kaca akan
berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda
gelas tersebut akan mengukur potensial elektro kimia dari ion hidrogen. Untuk
melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan elektroda pembanding. Sebagai catatan
alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan (Karangan
dkk.,2019).
Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa
elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di
dalam larutan. Elektroda diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam
larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada
permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl (Mujadin dkk.,2017).

Gambar 2.1 Skema sistem elektrode kaca pH probe

Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki


kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur. Kaca tersusun
atas molekul silikon dioksida dengan sejumlah ikatan logam alkali (Mujadin
dkk.,2017).

Potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif
kecil dan aktif. Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektro kimia
dari ion hidrogen (Yuliza dan Susanto, 2015).
Sensor pH digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan
dari suatu larutan. Pengukuran dan pengendalian pH adalah sangat penting untuk
berbagai studi kimia. Dan biologi dilaboratorium dan berbagai bidang industri.
Pada umunya jenis sensor pH yang banyak digunakan terbuat dari bahan gelas
yang memiliki ukuran yang relative besar, memiliki tahanan dalam yang sangat
besar dalam orde Mega-ohm dan mudah pecah bila terjatuh atau terbentur.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk miniatuarisasi sensor pH dengan
menggunakan teknologi monolitik dan teknologi film tanpa mengubah fungsinya
agar dapat lebih menghemat ruang dan biaya. Seiring dengan perkembangan
teknologi mikro elektrokimia saat ini, teknik microfabrication dapat digunakan
secara efektif untuk pembuatan sensor elektro-kimia seperti sensor pH
(Desmira dkk., 2018).

Serbuk buffer 4 dan buffer 7 harus dilarutkan ke dalam air untuk


melakukan kalibrasi pH meter. Pengukuran nilai pH susu sapi dilakukan dengan
mencelupkan elektroda pH meter ke dalam susu sapi segar yang diambil secara
acak pada maisng –masing perlakuan. Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali
berulang untuk masing-masing sampel. Sebelum electrode pH dicelupkan ke
dalam sampel, electrode pH meter dibersihkan menggunakan aquadest, setelah itu
dikeringkan menggunakan tissue. Hasil pengukuran pH dapat dibaca langsung
pada alat pH meter (Muharromah,2018 ).

Presentase hasil pengujian atau kalibrasi dengan presisi dan akurasi yang
tinggi serta validitas dan ketertelusuran pengukuran dapat dicapai dan dijamin
dengan kalibrasi peralatan. Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran,
atau nilai yang diawakili oleh badan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui
yang berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu (Hadi, 2007 ).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum “pH meter” adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1.1 Alat yang digunakan
No. Alat Jumlah
1. Gelas beker 250 ml 1 buah
2. Gelas beker 100 ml 4 buah
3. Gelas beker 50 ml 1 buah
4. Bola hisap 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Pipet volume 2 buah
7. Labu ukur 50 ml 3 buah
8. Gelas ukur 50 ml 1 buah
9. Gelas ukur 25 ml 1 buah
10. Spatula 1 buah
11. termometer 1 buah
12. Corong kaca 1 buah
13 pH meter 3 buah

3.1.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum “pH meter” adalah


sebagai berikut :

Tabel 3.1.2 Bahan yang digunakan

No. Bahan Jumlah


1. aquadest secukupnya
2. Indikator universal secukupnya
3. NH4Cl (0,2 M; 0,002 M ; 0,00002 M) secukupnya
4. CH3COOH(0,2 M; 0,002 M ; 0,00002 M) secukupnya
5. CaCl2(0,2 M; 0,002 M ; 0,00002 M) secukupnya

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Penetapan pH
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan pH menggunakan
pH meter adalah sebagai berikut :
1. Dibilas elektroda dengan air suling sebanyak tiga kali dan dikeringkan
dengan kertas tissue.
2. Direndam elektroda dalam sampel selama ± 1 menit sampai PH meter
menunjukan pembacaan yang tepat, kemudian dikeringkan dengan tissue.
3. Diukur percobaan pada sampel yang berbeda dengan masing masing 2x
pengulangan untuk tiap sampel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data Pengamatan Pengukuran pH menggunakan pH meter


Tabel 4.1.1 Nilai pH yang diperoleh pada larutan dengan konsentrasi yang
berbeda
Larutan Konsentrasi (M) pH
0.2 2.8

CH3COOH 0.002 3.7


0.00002 4.8
0.2 6.0

NH4Cl 0.002 6.2


0.00002 6.6
0.2 6.2

CaCl2 0.002 6.8


0.00002 6.9

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui sifat atau
karakteristik larutan yang akan diuji. pH meter digunakan untuk mengukur derajat
keasaman dan kebasaan pada suatu larutan dengan mencakup elektroda ke dalam
larutan zat dan diuji. Pada percobaan ini digunakan sampel CH3COOH, NH4Cl,
dan CaCl2. Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada tabel berikut.

Larutan Konsentrasi (M) pH


0.2 2.8

CH3COOH 0.002 3.7


0.00002 4.8
0.2 6.0

NH4Cl 0.002 6.2


0.00002 6.6
0.2 6.2

CaCl2 0.002 6.8


0.00002 6.9
Tabel 4.1 Pengukuran pH menggunakan pH meter
Larutan Konsentrasi (M) pH
0.2 2,73
CH3COOH 0.002 3,73
0.00002 4,73
0.2 5,5
NH4Cl 0.002 6,5
0.00002 7,5
0.2 7
CaCl2 0.002 7
0.00002 7
Tabel 5.2 Pengukuran pH secara teoritis
4.1 Perbandingan Konsentrasi CH3COOH terhadap Nilai pH

Adapun dibawah ini merupakan gambar grafik perbandingan pH larutan


CH3COOH secara teoritis dan aktual dengan konsentrasi yang berbeda.

4
3.8
3.6
3.4
3.2
3
pH

2.8 pH CH3COOH Aktual


2.6 pH CH3COOH Teoritis
2.4
2.2
2
0.2 0 0
Konsentrasi (M)

Gambar 4.1 Grafik perbandingan pH larutan CH3COOH secara teoritis dan


aktual

Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi


CH3COOH yang dimiliki maka semakin asam pula pH yang dimilikinya. Dengan
kata lain semakin besar konsentrasi nilai pH semakin menurun yaitu semakin
asam. Terdapat perbedaan nilai pH antara nilai pH yang diukur dengan
menggunakan pH meter dan nilai pH yang dihitung secara teoritis. Perbedaan ini
dapat disebabkan karena ketidaktelitian pada proses pengenceran yang berdampak
pada nilai pH yang tidak sesuai dengan teoritis. Perbedaan ini juga dapat
disebabkan oleh tidak sterilnya alat pH meter sehingga hasil yang didapat kurang
akurat.

Pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa terjadinya penurunan pH pada kedua
nilai baik itu secara teoritis maupun aktual dalam artian bahan karena adanya ion
ion–ion H+ alam larutan mengakibatkan keasaman larutan meningkat dan
menyebabkan nilai pH semakin menurun (Asasia dan Sudarminta, 2018).
Begitupun menurut Reliantari dkk (2017) yang menyatakan bahwa
penambahankonsentrasi basa akan menaikkan nilai pH dan sebaliknya, bahwa
penurunan konsentrasi asam akan menurunkan nilai pH.

4.2 Perbandingan Konsentrasi NH4Cl terhadap Nilai pH


Adapun untuk melihat perbandingan hasil pengukuran pH NH4Cl secara
teoritis dan secara aktual dengan menggunakan alat pH meter, perhatikan grafik di
bawah ini.
14

12

10

8
pH

6 pH NH4Cl Aktual
4 pH NH4Cl Teoritis

0
0.2 0 0
Konsentrasi (M)

Gambar 4.2 Grafik perbandingan pH larutan NH4Cl secara teoritis dan aktual

Berdasarkan Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan pH seiring


dengan penurunan konsentrasi NH4Cl mulai dari 0.2 M; 0.002M; dan 0.0002 M.
NH4Cl merupakan garam asam, yaitu reaksi antara asam kuat dengan konsentrasi
tinggi dan basa lemah dengan konsentrasi yang lebih rendah akan menghasilkan
larutan garam asam yang tersisa asam kuat dalam jumlah banyak. Sehingga
perhitungan pH didasarkan pada asam kuat bukan garam asam. Reaksi yang
terjadi bukanlah reaksi penetralan maupun hidrolisis sehingga konsentrasi larutan
mengikuti konsentrasi asam, yaitu apabila semakin tinggi konsentrasi maka nilai
pH akan semakin naik begitupun sebaliknya (Reliantari dkk., 2017)

Namun dapat dilihat pula pada grafik terdapat perbedaan nilai pH larutan
NH4Cl secara teoritis dan secara aktual. Hal ini dapat disebabkan oleh
ketidaktelitian saat pengenceran sehingga terjadi kesalahan volume pengenceran
yang berdampak pada nilai pH yang tidak akurat. Faktor lainnya ialah penggunaan
alat pH meter yang tidak higienis sehingga hasil yang diperoleh tidak akurat.

4.3 Perbandingan Konsentrasi CaCl2 terhadap Nilai pH


Adapun untuk melihat perbandingan hasil pengukuran pH larutan
CaCl2secara teoritis dan secara aktual dengan menggunakan alat pH meter,
perhatikan grafik di bawah ini.
14

12

10

8
pH

6 pH CaCl2 Aktual
4 pH CaCl2 Teoritis

0
0.2 0 0
Konsentrasi (M)

Gambar 4.3 Grafik perbandingan pH larutanCaCl2 secara teoritis dan aktual

Berdasarkan Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa nilai pH yang diperoleh tidak
berbeda jauh dengan pH teoritis. Namun pengaruh konsentrasi dapat menjadi
faktor dalam perubahan nilai pH, terlihat bahwa semakin rendah konsentrasi
campuran maka semakin mendekati pH netral, yaitu 7. Garam berasal dari asam
kuat dan basa kuat bersifat netral dan mempunyai nilai PH 7 dikarenakan
konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan jumlahnya tetap dan harganya sama
besar yaitu 10-7mol/liter (Ervandiani, 2004).
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1. Nilai pH dapat dipengaruhi oleh konsentrasi. Dimana pada larutan
asam semakin tinggi konsentrasi, maka semakin menurunnya nilai pH
atau semakin asam begitupun sebaliknya, dan pada larutan basa
semakin tinggi konsentrasi maka semakin meningkatnya nilai pH atau
semakin basa begitupun sebaliknya.
2. Larutan NH4Cl bersifat asam karena mengandung asam kuat dan basa
lemah, asam kuat dengan konsentrasi lebih tinggi sehingga semakin
rendah konsentrasi maka pH yang didapat semakin menurun atau
semakin asam.
3. Larutan CaCl2 merupakan larutan dari campuran asam kuat dan basa
kuat atau disebut juga dengan garam netral.
4. Nilai pH larutan CH3COOH yang diperoleh secara aktual dengan
konsentrasi 0.2; 0.002; dan 0.00002 M secara berurutan yaitu 2.8; 3.7;
dan 4.8 sedangkan nilai pH teoritis yaitu 2.73; 3.73; dan 4.73.
5. Nilai pH larutan NH4Cl yang diperoleh secara aktual dengan
konsentrasi 0.2; 0.002; dan 0.00002 M secara berurutan yaitu 6.0; 6.2;
dan 6.6 sedangkan nilai pH teoritis yaitu 5.5; 6.5; dan 7.5.
6. Nilai pH larutan CaCl2 yang diperoleh secara aktual dengan
konsentrasi 0.2; 0.002; dan 0.00002 M secara berurutan yaitu 6.2; 6.8;
dan 6.9 sedangkan nilai pH teoritis yaitu 7.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, R., Hardianto dan Arief, M. 2020. Rancang Bangun pH Meter


OtomatisMenggunakan ATMega16 Dalam Upaya Peningkatan Akurasi
PembacaanpH Larutan Senyawa Kimia. Jurnal Emitor. 20 (1) : 55 – 80.

Asasia, P.A.A., dan Sudarminto, S.Y. 2018. Pengaruh Konsentrasi Tepung


Meizena dan Konsentrasi Asam Sitrat terhadapt Sifat Fisik, Kimia dan
Organoleptik Selai Mawar. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 6(1):64-74.
Azmi, Z., Saniman., dan Ishak. 2016. Sistem Penghitung Ph Air Pada Tambak
Ikan Berbasis Mikrokontroller. Jurnal SAINTKOM. 15(2) : 101-108
Brady, J, E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktrur. Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta
Desmira., Aribowo, D., dan Rian, P. 2018. Penerapan Sensor Ph Pada Area
Elektrolizer Di Pt. Sulfindo Adiusaha. Jurnal Prosisko. 5(1) : 9-12.
Esvandiari. 2004. Jago Kimia SMU. Puspa Swara:Depok.

Hadi, A. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025 : 2005. PT


Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Hadiatna, F dan Ratna, S. 2019. Rancang Bangun Smart pH Meter SebagaiAlat
Ukur Pemantau Larutan Nutrisi. Elkomika. 7 (2) : 404 – 414.

Hardjono, S. 2005. Kimia Dasar. UGM Press : Yogyakarta.

Karangan, J., Sugeng, B., dan Sulardi. 2019. Uji Keasaman Air dengan Alat
Sensor pH di Stt Migas Balikpapan. Jurnal Kacapuri. 2(1): 65 – 72.

Keenan. 1984. Kimia untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.

Lestari, P. 2016. Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L)


Untuk Uji Larutan Asam-Basa. Jurnal Pendidikan Madrasah. 1(1) : 69-84.

Muharromah, N. N. A. 2018. Pengaruh Paparan Medan Magnet Extremly Low


equency (ELF) terhadap Sifat Organoleptik pH Susu Sapi Segar. Jurnal
Nasional Pendidikan Fisika. 3(2) : 13-18.

Mujadin, A., Astharini, D., dan Octarina, N, S. 2017. Prototipe Pengendalian pH


dan Elektro Konduktivitas Pada Cairan Nutrisi Tanaman Hidroponik.
Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi. 4(1) : 1-6.

Ngafifuddin, M., Sunarno, S, dan Susilo, S. 2017. Penerapan Rancang Bangun Ph


Meter Berbasis Arduino pada Mesin Pencuci Film Radiografi Sinar-X.
Jurnal Sains Dasar.6(1) : 66-70.

Nuryantini., Sujarwo., dan Ayu, H. 2016. Penentuan Nilai Sertifikat Bahan Acuan
Larutan Buffer Boraks untuk Pengukuran Derajat Keasaman (pH). Jurnal
Standarisasi.6(1) : 66-70.

Ralph, H, P. 1987. Kimia Dasar Edisi Empat Jilid II. Erlangga : Jakarta.

Reliantari, I.F., Evanuarini, H., Inohari, I., 2017. Konsentrasi NaOH terhadap pH,
Kadar Protein Putih Telur dan Warna Kuning Telur Pidan. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Hasil Ternak. 12(2): 69-75.
Sudarmo. 2005. Kimia Dasar. UGM Press : Yogyakarta.
Sudewa, B., dan Febrian, H. 2017. Evaluasi Sensor FIT0348 Sebagai Alat Ukur
Potential Of Hydrogen (pH) Larutan. Jurnal Elektro Telekomunikasi
Terapan. 570-578.

Sukardjo. 2009. Kimia SMA/MA. Bailmu : Jakarta.

Sukemi., Usman., Putra, B, I., Purwati., Rahmawati, N, N., dan Sela, D, A, P.


2017.

Indikator Asam Basa Dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun Pucuk Merah

(Syzygium Oleana) Indikator Asam Basa Dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun

Pucuk Merah (Syzygium Oleana). Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia.

2(3) : 139-144.
Tissue, B, M. 1961. Basic of Analytical Chemistry and Chemical Equilibria.

John Wiley & Sons, Inc : Canada.

Wasito, H., Karyati, E., Vikarosa, C, D., Hafizah, I, N., Utami, H, R., dan Medi,
K.

2017. Test Strip Pengukur pH dari Bahan Alam yang Diimmobilisasi


dalam

Kertas Selulosa. Indonesian Journal of Chemical Science. 6 (3) : 1-7.

Windarti. 2008. Kimia Analisa Kuantitatif. Departemen Perindustrian :


Yogyakarta

Yuliza dan Gatot, S. 2015. Perancangan pH Meter Pada Boiler HRSG Berbasis
Arduino. 19(1) : 37-38.
Zulius, A. 2017. Rancang Bangun Monitoring pH Air Menggunakan Soil
Moisture Sensor di SMK N 1 Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang.
JUSIKOM. 2(1) : 37-43.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

A.1 Hasil Data Pengamatan Pengukuran pH menggunakan pH meter


Tabel A.1.1 Nilai pH yang diperoleh pada larutan dengan konsentrasi yang
berbeda
Larutan Konsentrasi (M) pH
0.2 2.8

CH3COOH 0.002 3.7


0.00002 4.8
0.2 6.0

NH4Cl 0.002 6.2


0.00002 6.6
0.2 6.2

CaCl2 0.002 6.8


0.00002 6.9
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

A.1 Sampel CH3COOH 100%

Mr CH3COOH = 60 gr/mol

Volume pelarut = 50 mL

ρ CH3COOH = 1,05 gr/mL

% .10 . ρ
N =
Mr

100. 10 . 1,05
N =
60

= 17, 5 N

A.1.1 CH3COOH 1 N

M1 . V1 = M2 . V2

17,5 . V1 = 1 . 50

V1 = 2,8 mL

A.1.2 CH3COOH 0,1 N

M1 . V1 = M2 . V2

1 . V1 = 0,1 . 50

V1 = 10 mL

A.1.3 CH3COOH 0,2 N

M1 . V1 = M2 . V2

2 . V1 = 0,2 . 50

V1 = 5 mL
A.1.4 CH3COOH 0,002 N

M1 . V1 = M2 . V2

0,02 . V1 = 0,002 . 50

V1 = 5 mL

A.1.5 CH3COOH 0,00002 N

M1 . V1 = M2 . V2

0,002 . V1 = 0,0002 . 50

V1 = 5 mL

A.2 Pengukuran Nilai pH CH3COOH Secara Teoritis

1. CH3COOH 0,2M

[H +¿¿ ] = √ Ka. M

= √ 1,76 .10−5 . 2 ×10−1

= 1,87 . 10−3 M

pH = - log [H +¿¿ ]

= - log 1,87. 10−3

= 2,73

2. CH3COOH 0,002 M

[H +¿¿ ] = √ Ka. M

= √ 1,76 .10−5 . 2 ×10−3

= 1,87 . 10−4M

pH = - log [H +¿¿ ]
= - log 1,87 . 10−4

= 3,73

3. CH3COOH 0,00002 M

[H +¿¿ ] = √ Ka. M

= √ 1,76 .10−5 . 2 ×10−5

= 1,87 . 10−5 M

pH = - log [H +¿¿ ]

= - log 1,87 . 10−5

= 4,73

A.3 Pengukuran Nilai pH NH4OH Secara Teoritis

A.3.1 Nilai pH NH4OH pada 0,2 N

n NH4OH = 0,2 × 0,005 L = 10-3 mol

n HCl = 0,2 × 0,005 L = 10-3 mol

NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O

m : 0,001 0,001 -

r : 0,001 0,001 0,001

s : - - 0,001

0,001
M NH4Cl = = 0,01 M
10−1

Kw
[H+] =
√ Kb
×[M ]
10−14
=
√ 10−5
×10−2

= √ 10−11

= 10-5,5

pH = 5,5

A.3.2 Nilai pH NH4Cl pada 0,002 N


n NH4OH = 0,002 × 0,005 L = 10-5mol

n HCl = 0,002 × 0,005 L = 10-5mol

NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O

m : 0,00001 0,00001 -

r : 0,00001 0,00001 0,00001

s : - - 0,00001

0,00001
M NH4Cl = = 0,0001 M
10−1

Kw
[H+] =
√ Kb
×[M ]

10−14
=
√ 10−5
×10−4

= √ 10−13

= 10-6,5

pH = 6,5
A.3.3 Nilai pH NH4OH pada 0,00002 N

n NH4OH = 0,00002 × 0,005 L = 10-7mol

n HCl = 0,00002 × 0,005 L = 10-7mol

NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O

M :0,0000001 0,0000001 -

r :0,0000001 0,0000001 0,0000001

s : - - 0,0000001

0,0000001
M NH4Cl = = 0,000001 M
10−1

Kw
[H+] =
√ Kb
×[M ]

10−14
=
√ 10−5
×10−6

= √ 10−15

= 10-7,5

pH = 7,5
LAMPIRAN C
GAMBAR

Gambar B.1 pH Meter Gambar B.2 pH Meter


untuk 0,2M untuk 0,002M
CH3COOH CH3COOH

Gambar B.3 pH Meter Gambar B.4 pH Meter


untuk 0,00002M untuk 0,2 M
CH3COOH NH4Cl
Gambar B.5pH Meter Gambar B.6pH Meter
untuk 0,002M untuk0,00002
NH4Cl M NH4Cl

Gambar B.7pH Meter Gambar B.8pH Meter


untuk 0,2 M untuk 0,002M
CaCl2 CaCl2
Gambar B.9 pH Meter
untuk 0,00002 M
CaCl2

Anda mungkin juga menyukai