Laboratorium Dasar
PH METER
Disusun oleh:
Kelompok: C2
ASISTEN:
Anisa Luthfiana 1804103010008
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. Jakfar, M. Si 195905091991031002
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk memahami dan
mempelajari metode kalibrasi, memahami dan mempelajari penggunaan pH meter
dalam mengukur kadar keasaman dan kebasaan dari sebuah larutan serta
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air mengalami
disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai ion positif. Sedangkan basa
didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion OH- sebagai ion negatif (Hardjono,2005).
Asam memiliki sifat spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak
permukaan logam dan lantai marmer atau disebut korosif. Asam dapat bereaksi
dengan logan dan menghasilkan gas halogen, sebagai indikator sederhana
senyawa asam dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah (Keenan dkk., 1984).
Basa merupakan semua zat yang dapat menetralkan asam. Selain itu, basa
memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga biasa
digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai indikator sederhana senyawa basa
dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus
merah menjadi biru (Windarti,2008).
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari–hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa dan
bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat–sifat yang berbeda, sehingga kita
dapat menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang
pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu
larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya lakmus, akan berwarna
merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan
yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan untuk
menyatakan tingkat keasaman suatu larutan. Larutan asam memiliki pH kurang
dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki
pH = 7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH
meter (Ralph, 1987).
Untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu zat tidak dapat dilakukan
langsung dengan mencicipi atau memegangnya. Mencicipi atau memegang zat
secara langsung akan sangat berbahaya. Contohnya asam sulfat H 2SO4, yang
dalam kehidupan sehari–haridigunakan sebagai accu zuur (air aki). Bila tangan
atau kulit terkena asam sulfat, akan melepuh seperti luka bakar dan bila mata
terkena asam sulfat akan buta. Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam atau
basa suatu zat adalah dengan menggunakan zat petunuk yang disebut indikator.
Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam
lingkungan asam atau lingkungan basa (Sukardjo,2009).
Tingkat asam atau basa pada umumnya dinyatakan sebagai nilai pH dan
dapat diukur dengan pH meter. Nilai pH memiliki peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari dan perlu dipantau bagi kontrol kualitas produk farmasi,
kosmetik, dan makanan. Kondisi pH pada cairan tubuh perlu dipantau untuk
mengetahui tingkat kualitas kesehatan tubuh. Kondisi pH sebagai salah satu
parameter kualitas air perlu dimonitor bagi kelangsungan hidup organisme seperti
konsumsi air minum, pemantauan air kolam, air akuarium, atau air pada kolam
budidaya perairan (Wasito dkk., 2017).
Kadar normal pH air yang ideal pada suhu 25°C adalah 7. Jika
keasamannya bertambah harga (H) membesar dan harga pH pun turun dibawah
tujuh. Harga pH merupakan ukuran untuk konsentrasi ion hidrogen dalam larutan
akuatik. Harga pH menentukan apakah larutan bersifat asam, netral atau basa. Jika
pH 0 sangat asam, pH 7 netral dan pH 14 sangat basa ( Zulius, 2017 ).
Pengukuran pH banyak diterapkan di berbagai bidang, diantaranya
industri, kesehatan, pengolahan limbah, bioteknologi dan di dalam pengendalian
berbagai proses industri sehingga pengukuran ph yang digunakan untuk tujuan
tersebut harus valid, terutama untuk produk yang terkait dengan kesehatan
manusia, seperti obat-obatan, makanan, minuman dan pembuangan limbah
industri (Nuryantini dkk.,2016).
Potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif
kecil dan aktif. Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektro kimia
dari ion hidrogen (Yuliza dan Susanto, 2015).
Sensor pH digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan
dari suatu larutan. Pengukuran dan pengendalian pH adalah sangat penting untuk
berbagai studi kimia. Dan biologi dilaboratorium dan berbagai bidang industri.
Pada umunya jenis sensor pH yang banyak digunakan terbuat dari bahan gelas
yang memiliki ukuran yang relative besar, memiliki tahanan dalam yang sangat
besar dalam orde Mega-ohm dan mudah pecah bila terjatuh atau terbentur.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk miniatuarisasi sensor pH dengan
menggunakan teknologi monolitik dan teknologi film tanpa mengubah fungsinya
agar dapat lebih menghemat ruang dan biaya. Seiring dengan perkembangan
teknologi mikro elektrokimia saat ini, teknik microfabrication dapat digunakan
secara efektif untuk pembuatan sensor elektro-kimia seperti sensor pH
(Desmira dkk., 2018).
Presentase hasil pengujian atau kalibrasi dengan presisi dan akurasi yang
tinggi serta validitas dan ketertelusuran pengukuran dapat dicapai dan dijamin
dengan kalibrasi peralatan. Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran,
atau nilai yang diawakili oleh badan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui
yang berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu (Hadi, 2007 ).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui sifat atau
karakteristik larutan yang akan diuji. pH meter digunakan untuk mengukur derajat
keasaman dan kebasaan pada suatu larutan dengan mencakup elektroda ke dalam
larutan zat dan diuji. Pada percobaan ini digunakan sampel CH3COOH, NH4Cl,
dan CaCl2. Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada tabel berikut.
4
3.8
3.6
3.4
3.2
3
pH
Pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa terjadinya penurunan pH pada kedua
nilai baik itu secara teoritis maupun aktual dalam artian bahan karena adanya ion
ion–ion H+ alam larutan mengakibatkan keasaman larutan meningkat dan
menyebabkan nilai pH semakin menurun (Asasia dan Sudarminta, 2018).
Begitupun menurut Reliantari dkk (2017) yang menyatakan bahwa
penambahankonsentrasi basa akan menaikkan nilai pH dan sebaliknya, bahwa
penurunan konsentrasi asam akan menurunkan nilai pH.
12
10
8
pH
6 pH NH4Cl Aktual
4 pH NH4Cl Teoritis
0
0.2 0 0
Konsentrasi (M)
Gambar 4.2 Grafik perbandingan pH larutan NH4Cl secara teoritis dan aktual
Namun dapat dilihat pula pada grafik terdapat perbedaan nilai pH larutan
NH4Cl secara teoritis dan secara aktual. Hal ini dapat disebabkan oleh
ketidaktelitian saat pengenceran sehingga terjadi kesalahan volume pengenceran
yang berdampak pada nilai pH yang tidak akurat. Faktor lainnya ialah penggunaan
alat pH meter yang tidak higienis sehingga hasil yang diperoleh tidak akurat.
12
10
8
pH
6 pH CaCl2 Aktual
4 pH CaCl2 Teoritis
0
0.2 0 0
Konsentrasi (M)
Berdasarkan Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa nilai pH yang diperoleh tidak
berbeda jauh dengan pH teoritis. Namun pengaruh konsentrasi dapat menjadi
faktor dalam perubahan nilai pH, terlihat bahwa semakin rendah konsentrasi
campuran maka semakin mendekati pH netral, yaitu 7. Garam berasal dari asam
kuat dan basa kuat bersifat netral dan mempunyai nilai PH 7 dikarenakan
konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan jumlahnya tetap dan harganya sama
besar yaitu 10-7mol/liter (Ervandiani, 2004).
BAB V
KESIMPULAN
Karangan, J., Sugeng, B., dan Sulardi. 2019. Uji Keasaman Air dengan Alat
Sensor pH di Stt Migas Balikpapan. Jurnal Kacapuri. 2(1): 65 – 72.
Nuryantini., Sujarwo., dan Ayu, H. 2016. Penentuan Nilai Sertifikat Bahan Acuan
Larutan Buffer Boraks untuk Pengukuran Derajat Keasaman (pH). Jurnal
Standarisasi.6(1) : 66-70.
Ralph, H, P. 1987. Kimia Dasar Edisi Empat Jilid II. Erlangga : Jakarta.
Reliantari, I.F., Evanuarini, H., Inohari, I., 2017. Konsentrasi NaOH terhadap pH,
Kadar Protein Putih Telur dan Warna Kuning Telur Pidan. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Hasil Ternak. 12(2): 69-75.
Sudarmo. 2005. Kimia Dasar. UGM Press : Yogyakarta.
Sudewa, B., dan Febrian, H. 2017. Evaluasi Sensor FIT0348 Sebagai Alat Ukur
Potential Of Hydrogen (pH) Larutan. Jurnal Elektro Telekomunikasi
Terapan. 570-578.
Indikator Asam Basa Dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun Pucuk Merah
(Syzygium Oleana) Indikator Asam Basa Dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun
2(3) : 139-144.
Tissue, B, M. 1961. Basic of Analytical Chemistry and Chemical Equilibria.
Wasito, H., Karyati, E., Vikarosa, C, D., Hafizah, I, N., Utami, H, R., dan Medi,
K.
Yuliza dan Gatot, S. 2015. Perancangan pH Meter Pada Boiler HRSG Berbasis
Arduino. 19(1) : 37-38.
Zulius, A. 2017. Rancang Bangun Monitoring pH Air Menggunakan Soil
Moisture Sensor di SMK N 1 Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang.
JUSIKOM. 2(1) : 37-43.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Mr CH3COOH = 60 gr/mol
Volume pelarut = 50 mL
% .10 . ρ
N =
Mr
100. 10 . 1,05
N =
60
= 17, 5 N
A.1.1 CH3COOH 1 N
M1 . V1 = M2 . V2
17,5 . V1 = 1 . 50
V1 = 2,8 mL
M1 . V1 = M2 . V2
1 . V1 = 0,1 . 50
V1 = 10 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2 . V1 = 0,2 . 50
V1 = 5 mL
A.1.4 CH3COOH 0,002 N
M1 . V1 = M2 . V2
0,02 . V1 = 0,002 . 50
V1 = 5 mL
M1 . V1 = M2 . V2
0,002 . V1 = 0,0002 . 50
V1 = 5 mL
1. CH3COOH 0,2M
[H +¿¿ ] = √ Ka. M
= 1,87 . 10−3 M
pH = - log [H +¿¿ ]
= 2,73
2. CH3COOH 0,002 M
[H +¿¿ ] = √ Ka. M
= 1,87 . 10−4M
pH = - log [H +¿¿ ]
= - log 1,87 . 10−4
= 3,73
3. CH3COOH 0,00002 M
[H +¿¿ ] = √ Ka. M
= 1,87 . 10−5 M
pH = - log [H +¿¿ ]
= 4,73
m : 0,001 0,001 -
s : - - 0,001
0,001
M NH4Cl = = 0,01 M
10−1
Kw
[H+] =
√ Kb
×[M ]
10−14
=
√ 10−5
×10−2
= √ 10−11
= 10-5,5
pH = 5,5
m : 0,00001 0,00001 -
s : - - 0,00001
0,00001
M NH4Cl = = 0,0001 M
10−1
Kw
[H+] =
√ Kb
×[M ]
10−14
=
√ 10−5
×10−4
= √ 10−13
= 10-6,5
pH = 6,5
A.3.3 Nilai pH NH4OH pada 0,00002 N
M :0,0000001 0,0000001 -
s : - - 0,0000001
0,0000001
M NH4Cl = = 0,000001 M
10−1
Kw
[H+] =
√ Kb
×[M ]
10−14
=
√ 10−5
×10−6
= √ 10−15
= 10-7,5
pH = 7,5
LAMPIRAN C
GAMBAR