KELOMPOK VIII
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Indikator adalah zat warna atau pigmen yang dapat diisolasi dari berbagai
sumber, termasuk tumbuhan, jamur, dan alga. Hampir semua bunga, misalnya
yang berwarna merah, biru, atau ungu, mengandung golongan pigmen organik
yang disebut antosianin yang berubah warna dengan pH. Penggunaan pewarna
alami sebagai indikator asam basa pertama kali dilaporkan pada tahun 1664 oleh
Memang, Boyle memberikan kontribusi penting pada teori awal asam dan basa
pertengahan menggunakan pewarna alami yang diolah dengan cuka dan air kapur
Indikator pH biasanya asam lemah atau basa lemah yang berubah warna
sesuai dengan pH larutan yang ditambahkannya. Jadi saya dari indikator pH standar
adalah fenolftalein, jingga metil, metilen biru dll. Tidak ada indikator yang
memiliki perubahan warna yang tajam pada satu pH tertentu. Perubahan warna
terjadi pada rentang pH, yang berbeda untuk indikator yang berbeda (Pradeep,
2013).
dengan nilai yang diinginkan. Besar pH diperoleh dari proses titrasi antara asam dan
basa. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan kesetimbangan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari cara
Setelah terlihat perubahan dari larutan asam formiat yang ditetesi beberapa
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki tingkat lebih tinggi yaitu konsep hidrolisis garam dan larutan
penyangga. Teori asam-basa juga merupakan salah satu konsep dasar kimia yang
dan basa merupakan keadaan dimana larutan yang mempunyai ion mampu
Terdapat tiga teori asam basa yang mendefinisikan asam dan basa.
Menurut Arhenius asam adalah zat yang menghasilkan ion H + sedangkan basa
adalah zat yang menghasilkan ion OH-. Menurut Bronsted Lowry asam adalah
spesi yang mampu mendonorkan proton (H+) sedangkan basa adalah spesi yang
mampu menerima proton (H+). Menurut Lewis asam adalah spesi yang mampu
menerima pasangan elektron dan basa adalah spesi yang mampu mendonorkan
jika dikatakan basa senyawa tersebut dapat menerima ion H+, semakin rendah
beberapa teori yang dikemukakan para ahli juga ada yang berbanding lurus dan
ada yang berbanding terbalik, namun dari setiap teori saling membantu untuk
menjawab segala pertanyaaan yang timbul disetiap teori (Sudarmo dan Mitayani,
2016).
2.2 Perubahan pH
pasangan asam basa konjugasi, dalam konsentrasi yang kecil indikator tidak akan
kertas kecil dengan beberapa rentang warna jika dimasukkan ke dalam suatu
Air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, bau, dan warna, dan air
murni termasuk larutan bersifat netral. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak
hanya mengenal larutan yang bersifat netral, tetapi juga larutan yang bersifat asam
dan basa. Sejak dahulu orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan
ini dengan berbagai indikator khusus. Asam dalam bahasa Inggris acid dan dalam
bahasa Latin acidus yang berarti rasa asam. Secara kimia asam adalah zat yang
dalam air dapat menghasilkan ion Hidrogen (H+ ). Asam akan terionisasi menjadi
ion Hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif (Karo, 2017).
Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan – bahan alami,
adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan
basa. Indikator alami yang biasa di pakai dalam pengujian asam-basa adalah
seperti bunga sepatu, bunga hidrangea, kol ungu, kunyit, kembang kertas, dan
beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna
yag memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa (Karo, 2017).
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan
bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda
pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999). Indikator asam basa
yang sering digunakan di Laboratorium kimia saat ini adalah indikator sintesis.
ditunjukkan oleh perubahan warna pada kondisi asam dan basa serta harga tetapan
pemakaiannya dibatasi. Selain itu, indikator sintesis harganya cukup mahal, serta
2010).
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu
hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang
memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana
basa, bunga mawar yang memberikan perubahan warna merah dan kuning, bunga
waru yang memberikan perubahan warna merah dan hijau dan bunga johar yang
memberikan perubahan warna kuning dan orange. Seperti halnya bunga berwarna
tersebut, dadap merah juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi
untuk dijadikan indikator alami. Hal ini dikarenakan, antara bunga dari tanaman
dadap merah maupun bunga-bunga tersebut di atas sama-sama mengandung
BAB III
METODE PERCOBAAN
formiat (HCOOH) 0,1 M, larutan asam asestat (CH3COOH) 0,1 M, akuades (air
green, indikator merah orange, indikator bromphenol blue, indikator metil merah,
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini, pipet volume, labu ukur,
gelas ukur, thermometer, labu semprot, pH universal, bulb, pipet tetes, dan plat
tetes.
pipet volume dan bulb. Mengambil larutan HCOOH 0,1 M sebanyak 5 mL dari
gelas kimia ke dalam labu ukur 50 mL. Kemudian larutan tersebut ditambahkan
akuades hingga batas garis labu ukur. Mengelap atau mengeringkan dinding labu
labu ukur berukuran 50 mL. Kemudian ditambahkan aquades hingga batas garis
universal dengan meneteskan HCOOH 0,1 M ke dalam plat tetes. Melihat range
dari indikator yang telah disediakan dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
Dituangkan asam cuka ke dalam gelas kimia. Setelah itu menyiapkan pipet
volume dan bulb. Mengambil larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 5 mL dari gelas
aquades hingga batas garis labu ukur. Mengelap atau mengeringkan dinding labu
dalam labu ukur berukuran 50 mL. Kemudian ditambahkan aquades hingga batas
garis labu ukur dan dihomogenkan. Prosedur tersebut diulang sebanyak 5 kali.
Diambil larutan asam cuka 0,1 M kemudian dituang ke dalam gelas kimia
range dari indikator yang telah disediakan dan menggunakan indikator tersebut
1. 0,1 M 3 32
2. 0,01 M 4 32
3. 0,001 M 5 32
4. 0,0001 M 6 32
5. 0,00001 M 7 32
1. 0,1 M 3 31
2. 0,01 M 4 31
3. 0,001 M 5 31
4. 0,0001 M 6 31
5. 0,00001 M 7 31
4.2 Perhitungan
A. Pengenceran
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,1 M = 50 mL x M2
M2 = 0,01 M = 10-2 M
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,01 M = 50 mL x M2
M2 = 0,001 M = 10-3 M
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,001 M = 50 mL x M2
M2 = 0,0001 M = 10-4 M
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2
M2 = 0,00001 M = 10-5 M
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,00001 M = 50 mL x M2
M2 = 0,000001 M = 10-6 M
B. Tetapan Kesetimbangan Asam Lemah (Ka)
1. 0,1 M
Ka1 = ¿ ¿ ¿
Ka1 = ¿ ¿ ¿
Ka1 = 10-5 M
2. 0,01 M
Ka2 = ¿ ¿ ¿
Ka2 = ¿ ¿ ¿
Ka2 = 10-6 M
3. 0,001 M
Ka3 = ¿ ¿ ¿
Ka3 = ¿ ¿ ¿
Ka3 = 10-7 M
4. 0,0001 M
Ka4 = ¿ ¿ ¿
Ka4 = ¿ ¿ ¿
Ka4 = 10-8 M
5. 0,000001 M
Ka5 = ¿ ¿ ¿
Ka5 = ¿ ¿ ¿
Ka5 = 10-9 M
Ka1+ Ka2+ Ka 3+ Ka 4+ Ka 5
∑ 𝑎 HCOOH = n
−5 −6 −7 −8 −9
10 M +10 M +10 M +10 M +10 M
=
5
−5
2,21 x 10
=
5
= 4,42 x 10-6 M
C. Penentuan Ionisasi (α )
1. 0,1 M
− pH
10
𝑎1 =
[M ]
× 100 %
10−2
𝑎1 =
[ 0,1 M ]
× 100 %
𝑎1 = 10 %
2. 0,01 M
− pH
10
𝑎2 =
[M ]
× 100 %
−3
10
𝑎2 =
[ 0,01 M ]
× 100 %
𝑎2 = 10 %
3. 0,001 M
− pH
10
𝑎3 =
[M ]
× 100 %
−4
10
𝑎3 =
[ 0,001 M ]
× 100 %
𝑎3 = 10 %
4. 0,0001 M
− pH
10
𝑎4 =
[M ]
× 100 %
−5
10
𝑎4 =
[ 0,0001 M ]
× 100 %
𝑎4 = 10 %
5. 0,00001 M
10− pH
𝑎5 =
[M ]
× 100 %
−6
10
𝑎5 =
[ 0,00001 M ]
× 100 %
𝑎5 = 10 %
a 1+ a 2+a 3+a 4+ a5
∑ 𝑎 HCOOH = n
10 %+10 % +10 %+10 % +10 %
=
5
= 10 %
A. Pengenceran
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,1 M = 50 mL x M2
M2 = 0,01 M = 10-2 M
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,01 M = 50 mL x M2
M2 = 0,001 M = 10-3 M
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,001 M = 50 mL x M2
M2 = 0,0001 M = 10-4 M
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2
M2 = 0,00001 M = 10-5 M
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,00001 M = 50 mL x M2
M2 = 0,000001 M = 10-6 M
1. 0,1 M
Ka1 = ¿ ¿ ¿
Ka1 = ¿ ¿ ¿
Ka1 = 10-5 M
2. 0,01 M
Ka2 = ¿ ¿ ¿
Ka2 = ¿ ¿ ¿
Ka2 = 10-6 M
3. 0,001 M
Ka3 = ¿ ¿ ¿
Ka3 = ¿ ¿ ¿
Ka3 = 10-7 M
4. 0,0001 M
Ka4 = ¿ ¿ ¿
Ka4 = ¿ ¿ ¿
Ka4 = 10-8 M
5. 0,000001 M
Ka5 = ¿ ¿ ¿
Ka5 = ¿ ¿ ¿
Ka5 = 10-9 M
Ka 1+ Ka2+ Ka 3+ Ka 4+ Ka 5
∑ 𝑎 CH3COOH = n
−5 −6 −7 −8 −9
10 M +10 M +10 M +10 M +10 M
=
5
2,21 x 10−5
= = 4,42 x 10-6 M
5
C. Penentuan Ionisasi (α )
1. 0,1 M
10− pH
𝑎1 =
[M ]
× 100 %
−3
10
𝑎1 =
[ 0,1 M ]
× 100 %
𝑎1 = 1 %
2. 0,01 M
10− pH
𝑎2 =
[M ]
× 100 %
−4
10
𝑎2 =
[ 0,01 M ]
× 100 %
𝑎2 = 1 %
3. 0,001 M
− pH
10
𝑎3 =
[M ]
× 100 %
−5
10
𝑎3 =
[ 0,001 M ]
× 100 %
𝑎3 = 1 %
4. 0,0001 M
− pH
10
𝑎4 =
[M ]
× 100 %
10−6
𝑎4 =
[ 0,0001 M ]
× 100 %
𝑎4 = 1 %
5. 0,00001 M
− pH
10
𝑎5 =
[M ]
× 100 %
10−7
𝑎5 =
[ 0,00001 M ]
× 100 %
𝑎5 = 1 %
a 1+ a 2+a 3+a 4+ a5
∑ 𝑎 CH3COOH = n
1% +1 %+1 %+ 1% +1 %
=
5
=1%
4.3 Pembahasan
Pengenceran dilakukan dengan mencampur larutan pekat dengan pelarut
agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Pada percobaan pengenceran asam
formiat dan asam cuka dihasilkan larutan yang mempunyai konsentrasi yang lebih
besar nilai Ka. Sedangkan pada hasil perhitungan derajat ionisasi tampak bahwa
semakin kecil konsentrasi larutan, maka akan semakin besar derajat ionisasinya.
Larutan asam formiat dan asam cuka dalam air akan mengalami reaksi
ionisasi menjadi ion-ion pembentukannya, misalkan saja asam formiat dalam air
akan terjadi reaksi ionisasi menjadi ion H+dan ion HCOO-. Secara teori, bahwa
mendekati pH 7 artinya semakin encer suatu larutan asam lemah pH nya akan
kesetimbangan basa. Pernyataan ini sesuai percobaan yang telah dilakukan pada
pengenceran 1-5. Nilai Ka dari konsep teoritis ialah jika konsentrasi berubah
harga Ka tetap, namun yang terjadi pada pengamatan dan perhitungan ialah
kecil jika larutan semakin diencerkan. Dengan kata lain semakin kecil jika
konsentrasi asam lemah juga semakin kecil. Derajat ionisasi (α) adalah
perbandingan antara jumlah mol zat yang terionisasi dengan jumlah mol mula-
mula, sehingga dengan nilai derajat ionisasi asam lemah (0<α<1) maka
lemah bergeser ke arah kiri. Jadi, karena pengenceran ini dapat merubah
konsentrasi dan menggeser kesetimbangan ke arah reaktan dan berpengaruh
terhadap nilai Ka yang semakin kecil. Perubahan derajat ionisasi akan semakin
BAB V
5.1 Kesimpulan
praktikan bisa melakukan praktikum dengan nyaman dan setiap praktikum dapat
Saran untuk asisten adalah tetap berlaku baik dan ramah kepada praktikan,
mengikuti praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Sadhu, S., 2019, Mengungkap Konsep Alternatif Peserta Didik pada Teori Asam-
Basa Menggunakan Certainty Response Index Termodifikas, Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, 9(1): 11-22.
Rahmawaty, Nuryanti S., Ratman, 2016, Indikator Asam-Basa dari Bunga Dadap
Merah, Jurnal Akademi Kimia, 5(1): 29-36.
Chandra, A.D., 2012, Rancangan Bangun Kontrol pH Berbasis Self Tunning PID
Melalui Metode Adaptive Control, Jurnal Teknik Pomits, 1(1): 1-6.
Karo, 2017, Identifikasi Sifat Asam Basa Menggunakan Indikator Alami Bunga
Karamunting, Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 8(2): 81-89
A. Asam Formiat
A. Asam Cuka
A. Asam Formiat
Gambar 1. Pemindahan asam formiat