Anda di halaman 1dari 33

Laporan Praktikum Kimia Dasar

KESETIMBANGAN ASAM BASA

NUR ZHAFRAN NADHIR


H041221085

KELOMPOK VIII

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indikator adalah zat warna atau pigmen yang dapat diisolasi dari berbagai

sumber, termasuk tumbuhan, jamur, dan alga. Hampir semua bunga, misalnya

yang berwarna merah, biru, atau ungu, mengandung golongan pigmen organik

yang disebut antosianin yang berubah warna dengan pH. Penggunaan pewarna

alami sebagai indikator asam basa pertama kali dilaporkan pada tahun 1664 oleh

Sir Robert Boyle dalam kumpulan esainya Experimental History of Colors.

Memang, Boyle memberikan kontribusi penting pada teori awal asam dan basa

dengan menggunakan indikator untuk klasifikasi eksperimental zat ini. Idenya,

bagaimanapun, mungkin sebenarnya berasal jauh lebih awal - pelukis abad

pertengahan menggunakan pewarna alami yang diolah dengan cuka dan air kapur

untuk membuat pewarna air (Bhise, 2014).

Indikator pH biasanya asam lemah atau basa lemah yang berubah warna

sesuai dengan pH larutan yang ditambahkannya. Jadi saya dari indikator pH standar

adalah fenolftalein, jingga metil, metilen biru dll. Tidak ada indikator yang

memiliki perubahan warna yang tajam pada satu pH tertentu. Perubahan warna

terjadi pada rentang pH, yang berbeda untuk indikator yang berbeda (Pradeep,

2013).

Pada dasarnya pengendalian pH bertujuan untuk mengatur harga pH sesuai

dengan nilai yang diinginkan. Besar pH diperoleh dari proses titrasi antara asam dan
basa. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan kesetimbangan

asam basa pada suatu larutan (Chandra, 2012).

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari cara

menentukan pH larutan asam lemah, pengaruh pengenceran terhadap nilai pH,

tetapan kesetimbangan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pH.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:


1. Menentukan pH larutan asam lemah dengan menggunakan kertas pH
universal dan indicator asam basa.
2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, tetapan kesetimbangan
ionisasi dan derajat ionisasi larutan asam lemah.
3. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pH.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ini adalah untuk mengetahui cara menentukan pH

larutan dengan menggunakan kertas pH universal dan beberapa indikator untuk

menentukan pH larutan asam formiat dengan konsentrasi yang lebih rendah.

Setelah terlihat perubahan dari larutan asam formiat yang ditetesi beberapa

indikator selanjutnya hasil yang didapatkan dicatat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Asam Basa

Konsep asam-basa merupakan konsep dasar untuk memahami konsep yang

memiliki tingkat lebih tinggi yaitu konsep hidrolisis garam dan larutan

penyangga. Teori asam-basa juga merupakan salah satu konsep dasar kimia yang

bersifat abstrak dan melibatkan pemahaman sampai tingkat mikroskopik. Asam

dan basa merupakan keadaan dimana larutan yang mempunyai ion mampu

menerima dan melepaskan ion hidrogen (Hinton, 1999).

Terdapat tiga teori asam basa yang mendefinisikan asam dan basa.

Menurut Arhenius asam adalah zat yang menghasilkan ion H + sedangkan basa

adalah zat yang menghasilkan ion OH-. Menurut Bronsted Lowry asam adalah

spesi yang mampu mendonorkan proton (H+) sedangkan basa adalah spesi yang

mampu menerima proton (H+). Menurut Lewis asam adalah spesi yang mampu

menerima pasangan elektron dan basa adalah spesi yang mampu mendonorkan

pasangan elektron (Nuryanti, 2016).

Suatu senyawa dikatakan asam jika dapat melepaskan ion H +, sedangkan

jika dikatakan basa senyawa tersebut dapat menerima ion H+, semakin rendah

tingkat konsentrasi suatu larutan semakin mendekati pH netral yaitu pada pH 7

dikarenakan derajat ionisasi dan ketetapan Ka juga semakin mengecil. Dari

beberapa teori yang dikemukakan para ahli juga ada yang berbanding lurus dan

ada yang berbanding terbalik, namun dari setiap teori saling membantu untuk
menjawab segala pertanyaaan yang timbul disetiap teori (Sudarmo dan Mitayani,

2016).

2.2 Perubahan pH

Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks yang merupakan

pasangan asam basa konjugasi, dalam konsentrasi yang kecil indikator tidak akan

mempengaruhi pH larutan. Indikator memiliki dua warna yang berbeda dalam

bentuk asam dan dalam bentuk basanya. Indikator pH universalberupa lembaran

kertas kecil dengan beberapa rentang warna jika dimasukkan ke dalam suatu

larutan, indikator pH universal tersebut akan mengalamiperubahan warna sesuai

dengan nilai pH (Karo, 2017).

Air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, bau, dan warna, dan air

murni termasuk larutan bersifat netral. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak

hanya mengenal larutan yang bersifat netral, tetapi juga larutan yang bersifat asam

dan basa. Sejak dahulu orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan

ini dengan berbagai indikator khusus. Asam dalam bahasa Inggris acid dan dalam

bahasa Latin acidus yang berarti rasa asam. Secara kimia asam adalah zat yang

dalam air dapat menghasilkan ion Hidrogen (H+ ). Asam akan terionisasi menjadi

ion Hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif (Karo, 2017).

Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan – bahan alami,

dimana cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator

adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan

basa. Indikator alami yang biasa di pakai dalam pengujian asam-basa adalah

tumbuhan yang berwarna mencolok, umbi-umbian, kulit buah, berupa bunga,

seperti bunga sepatu, bunga hidrangea, kol ungu, kunyit, kembang kertas, dan
beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna

yag memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa (Karo, 2017).

2.3 Indikator Asam Basa

Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah

warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan

bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda

pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999). Indikator asam basa

yang sering digunakan di Laboratorium kimia saat ini adalah indikator sintesis.

Setiap indikator sintesis memiliki karakteristik berupa trayek pH yang

ditunjukkan oleh perubahan warna pada kondisi asam dan basa serta harga tetapan

indikator. Keberadaan indikator sintesis yang terbatas menyebabkan

pemakaiannya dibatasi. Selain itu, indikator sintesis harganya cukup mahal, serta

dapat menyebabkan polusi lingkungan (Pathade, dkk., 2009; Nuryanti, dkk.,

2010).

Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di

sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan

perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu

hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang

memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana

basa, bunga mawar yang memberikan perubahan warna merah dan kuning, bunga

waru yang memberikan perubahan warna merah dan hijau dan bunga johar yang

memberikan perubahan warna kuning dan orange. Seperti halnya bunga berwarna

tersebut, dadap merah juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi

untuk dijadikan indikator alami. Hal ini dikarenakan, antara bunga dari tanaman
dadap merah maupun bunga-bunga tersebut di atas sama-sama mengandung

senyawa pemberi warna pada tumbuhan, yakni antosianin yang merupakan

pembentuk dasar pigmen pada tanaman (Sholikhin, dkk., 2013).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu larutan asam

formiat (HCOOH) 0,1 M, larutan asam asestat (CH3COOH) 0,1 M, akuades (air

suling), indikator merah netral, indikator merah violet, indikator bromcresol

green, indikator merah orange, indikator bromphenol blue, indikator metil merah,

indikator thymolphtaler, dan indikator thymol blue.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini, pipet volume, labu ukur,

gelas ukur, thermometer, labu semprot, pH universal, bulb, pipet tetes, dan plat

tetes.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Asam Formiat

Dituangkan asam formiat ke dalam gelas kimia. Setelah itu, menyiapkan

pipet volume dan bulb. Mengambil larutan HCOOH 0,1 M sebanyak 5 mL dari

gelas kimia ke dalam labu ukur 50 mL. Kemudian larutan tersebut ditambahkan

akuades hingga batas garis labu ukur. Mengelap atau mengeringkan dinding labu

ukur. Larutan tersebut kemudian dihomogenkan.


Diambil 5 mL HCOOH dari larutan induk kemudian dimasukkan ke dalam

labu ukur berukuran 50 mL. Kemudian ditambahkan aquades hingga batas garis

labu ukur dan dihomogenkan. Prosedur tersebut diulang sebanyak 5 kali.

Diambil larutan asam formiat 0,1 M kemudian dituang ke dalam gelas

kimia dan mengukur suhu pada larutan tersebut. Mengukur pH menggunakan ph

universal dengan meneteskan HCOOH 0,1 M ke dalam plat tetes. Melihat range

dari indikator yang telah disediakan dan mengamati perubahan warna yang terjadi.

Mengulangi perlakuan tersebut pada HCOOH 0,01. Memasukkan hasil

pengamatan ke dalam tabel data.

3.3.2 Asam Cuka

Dituangkan asam cuka ke dalam gelas kimia. Setelah itu menyiapkan pipet

volume dan bulb. Mengambil larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 5 mL dari gelas

kimia ke dalam labu ukur 50 mL. Kemudian larutan tersebut ditambahkan

aquades hingga batas garis labu ukur. Mengelap atau mengeringkan dinding labu

ukur. Larutan tersebut kemudian dihomogenkan.

Diambil 5 mL CH3COOH dari larutan induk kemudian dimasukkan ke

dalam labu ukur berukuran 50 mL. Kemudian ditambahkan aquades hingga batas

garis labu ukur dan dihomogenkan. Prosedur tersebut diulang sebanyak 5 kali.

Diambil larutan asam cuka 0,1 M kemudian dituang ke dalam gelas kimia

dan mengukur suhu pada larutan tersebut. Mengukur pH menggunakan pH

universal dengan meneteskan CH3COOH 0,1 M ke dalam plat tetes. Melihat

range dari indikator yang telah disediakan dan menggunakan indikator tersebut

serta mengamati perubahan warna yang terjadi. Mengulangi perlakuan tersebut

pada CH3COOH 0,01 M. Memasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel data.


BAB IV

HASIL DAN PERCOBAAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Larutan Asam Formiat

Tabel 1. Asam Formiat


No. Konsentrasi Asam pH Suhu (°C)

1. 0,1 M 3 32

2. 0,01 M 4 32

3. 0,001 M 5 32

4. 0,0001 M 6 32

5. 0,00001 M 7 32

4.1.2 Larutan Asam Cuka

Tabel 2. Asam Cuka


No. Konsentrasi Asam pH Suhu (°C)

1. 0,1 M 3 31

2. 0,01 M 4 31

3. 0,001 M 5 31

4. 0,0001 M 6 31

5. 0,00001 M 7 31
4.2 Perhitungan

4.2.1 Asam Formiat (HCOOH)

A. Pengenceran

1. Konsentrasi 0,1 M menuju 0,01 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,1 M = 50 mL x M2

M2 = 0,01 M = 10-2 M

2. Konsentrasi 0,01 M menuju 0,001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,01 M = 50 mL x M2

M2 = 0,001 M = 10-3 M

3. Konsentrasi 0,001 M menuju 0,0001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,0001 M = 10-4 M

4. Konsentrasi 0,0001 M menuju 0,00001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,00001 M = 10-5 M

1. Konsentrasi 0,00001 M menuju 0,000001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,00001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,000001 M = 10-6 M
B. Tetapan Kesetimbangan Asam Lemah (Ka)

1. 0,1 M

Ka1 = ¿ ¿ ¿

Ka1 = ¿ ¿ ¿

Ka1 = 10-5 M

2. 0,01 M

Ka2 = ¿ ¿ ¿

Ka2 = ¿ ¿ ¿

Ka2 = 10-6 M

3. 0,001 M

Ka3 = ¿ ¿ ¿

Ka3 = ¿ ¿ ¿

Ka3 = 10-7 M

4. 0,0001 M

Ka4 = ¿ ¿ ¿

Ka4 = ¿ ¿ ¿

Ka4 = 10-8 M

5. 0,000001 M

Ka5 = ¿ ¿ ¿

Ka5 = ¿ ¿ ¿

Ka5 = 10-9 M

Ka1+ Ka2+ Ka 3+ Ka 4+ Ka 5
∑ 𝑎 HCOOH = n
−5 −6 −7 −8 −9
10 M +10 M +10 M +10 M +10 M
=
5
−5
2,21 x 10
=
5
= 4,42 x 10-6 M

C. Penentuan Ionisasi (α )

1. 0,1 M
− pH
10
𝑎1 =
[M ]
× 100 %

10−2
𝑎1 =
[ 0,1 M ]
× 100 %

𝑎1 = 10 %

2. 0,01 M
− pH
10
𝑎2 =
[M ]
× 100 %

−3
10
𝑎2 =
[ 0,01 M ]
× 100 %

𝑎2 = 10 %

3. 0,001 M
− pH
10
𝑎3 =
[M ]
× 100 %

−4
10
𝑎3 =
[ 0,001 M ]
× 100 %

𝑎3 = 10 %

4. 0,0001 M
− pH
10
𝑎4 =
[M ]
× 100 %
−5
10
𝑎4 =
[ 0,0001 M ]
× 100 %

𝑎4 = 10 %

5. 0,00001 M

10− pH
𝑎5 =
[M ]
× 100 %

−6
10
𝑎5 =
[ 0,00001 M ]
× 100 %

𝑎5 = 10 %

a 1+ a 2+a 3+a 4+ a5
∑ 𝑎 HCOOH = n
10 %+10 % +10 %+10 % +10 %
=
5
= 10 %

4.2.1 Asam Cuka (CH3COOH)

A. Pengenceran

1. Konsentrasi 0,1 M menuju 0,01 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,1 M = 50 mL x M2

M2 = 0,01 M = 10-2 M

2. Konsentrasi 0,01 M menuju 0,001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,01 M = 50 mL x M2

M2 = 0,001 M = 10-3 M

3. Konsentrasi 0,001 M menuju 0,0001 M

V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x 0,001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,0001 M = 10-4 M

4. Konsentrasi 0,0001 M menuju 0,00001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,00001 M = 10-5 M

1. Konsentrasi 0,00001 M menuju 0,000001 M

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,00001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,000001 M = 10-6 M

B. Tetapan Kesetimbangan Asam Lemah (Ka)

1. 0,1 M

Ka1 = ¿ ¿ ¿

Ka1 = ¿ ¿ ¿

Ka1 = 10-5 M

2. 0,01 M

Ka2 = ¿ ¿ ¿

Ka2 = ¿ ¿ ¿

Ka2 = 10-6 M

3. 0,001 M

Ka3 = ¿ ¿ ¿

Ka3 = ¿ ¿ ¿

Ka3 = 10-7 M
4. 0,0001 M

Ka4 = ¿ ¿ ¿

Ka4 = ¿ ¿ ¿

Ka4 = 10-8 M

5. 0,000001 M

Ka5 = ¿ ¿ ¿

Ka5 = ¿ ¿ ¿

Ka5 = 10-9 M

Ka 1+ Ka2+ Ka 3+ Ka 4+ Ka 5
∑ 𝑎 CH3COOH = n
−5 −6 −7 −8 −9
10 M +10 M +10 M +10 M +10 M
=
5
2,21 x 10−5
= = 4,42 x 10-6 M
5
C. Penentuan Ionisasi (α )

1. 0,1 M

10− pH
𝑎1 =
[M ]
× 100 %

−3
10
𝑎1 =
[ 0,1 M ]
× 100 %

𝑎1 = 1 %

2. 0,01 M

10− pH
𝑎2 =
[M ]
× 100 %

−4
10
𝑎2 =
[ 0,01 M ]
× 100 %

𝑎2 = 1 %
3. 0,001 M
− pH
10
𝑎3 =
[M ]
× 100 %

−5
10
𝑎3 =
[ 0,001 M ]
× 100 %

𝑎3 = 1 %

4. 0,0001 M
− pH
10
𝑎4 =
[M ]
× 100 %

10−6
𝑎4 =
[ 0,0001 M ]
× 100 %

𝑎4 = 1 %

5. 0,00001 M
− pH
10
𝑎5 =
[M ]
× 100 %

10−7
𝑎5 =
[ 0,00001 M ]
× 100 %

𝑎5 = 1 %

a 1+ a 2+a 3+a 4+ a5
∑ 𝑎 CH3COOH = n
1% +1 %+1 %+ 1% +1 %
=
5
=1%

4.3 Pembahasan
Pengenceran dilakukan dengan mencampur larutan pekat dengan pelarut

agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Pada percobaan pengenceran asam

formiat dan asam cuka dihasilkan larutan yang mempunyai konsentrasi yang lebih

rendah. Berdasarkan percobaan, semakin kecil konsentrasi larutan maka semakin

besar nilai Ka. Sedangkan pada hasil perhitungan derajat ionisasi tampak bahwa

semakin kecil konsentrasi larutan, maka akan semakin besar derajat ionisasinya.

Larutan asam formiat dan asam cuka dalam air akan mengalami reaksi

ionisasi menjadi ion-ion pembentukannya, misalkan saja asam formiat dalam air

akan terjadi reaksi ionisasi menjadi ion H+dan ion HCOO-. Secara teori, bahwa

pengenceran asam lemah larutannya semakin bersifat netral atau semakin

mendekati pH 7 artinya semakin encer suatu larutan asam lemah pH nya akan

semakin tinggi. Dengan demikian terjadi perbedaan pH karena disebabkan karena

adanya perbedaan konsentrasi. Pengenceran terhadap asam menghasilkan

kesetimbangan asam demikian pula pada senyawa basa akan menghasilkan

kesetimbangan basa. Pernyataan ini sesuai percobaan yang telah dilakukan pada

pengenceran 1-5. Nilai Ka dari konsep teoritis ialah jika konsentrasi berubah

harga Ka tetap, namun yang terjadi pada pengamatan dan perhitungan ialah

kebalikannya, konsentrasi berubah harga Ka juga berubah. Nilai Ka akan semakin

kecil jika larutan semakin diencerkan. Dengan kata lain semakin kecil jika

konsentrasi asam lemah juga semakin kecil. Derajat ionisasi (α) adalah

perbandingan antara jumlah mol zat yang terionisasi dengan jumlah mol mula-

mula, sehingga dengan nilai derajat ionisasi asam lemah (0<α<1) maka

berpengaruh juga terhadap nilai Ka sehingga kesetimbangan untuk larutan asam

lemah bergeser ke arah kiri. Jadi, karena pengenceran ini dapat merubah
konsentrasi dan menggeser kesetimbangan ke arah reaktan dan berpengaruh

terhadap nilai Ka yang semakin kecil. Perubahan derajat ionisasi akan semakin

kecil jika larutan makin encer.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :


1. penentuan pH asam lemah menggunakan kertas pH universal yaitu dengan
mencelupkannya ke dalam larutan yang akan diukur pH kemudian
dicocokkan dengan warna yang telah tersedia.
2. semakin banyak atau besar pengenceran yang terjadi yang dilakukan pada
suatu larutan, maka nilai pH akan semakin mendekati angka 7 (netral)
karena pengaruh pada ketetapan Ka dan derajat ionisasi yang semakin
mengecil pula.
3. derajat ionisasi asam lemah dapat ditentukanberdasarkan nilai pH. Nilai α
dari larutan asam formiat yaitu 1% begitu juga dengan asam cuka.
5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk laboratorium

Tingkatkanlah pelayanan praktikum agar lebih baik lagi, supaya praktikan-

praktikan bisa melakukan praktikum dengan nyaman dan setiap praktikum dapat

terlaksana dengan lancar tanpa ada kendala yang berarti.

5.2.2. Saran untuk asisten

Saran untuk asisten adalah tetap berlaku baik dan ramah kepada praktikan,

dan memberikan kemudahan serta semangat agar praktikan tetap termotivasi

mengikuti praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, U.W., 2017, Analisis Miskonsepsi Asam Basa Pada Pembelajaran


Konvensional dan Dual Situated Learning Model, Jurnal Pendidikan,
2(3): 385-391.

Sadhu, S., 2019, Mengungkap Konsep Alternatif Peserta Didik pada Teori Asam-
Basa Menggunakan Certainty Response Index Termodifikas, Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, 9(1): 11-22.

Rahmawaty, Nuryanti S., Ratman, 2016, Indikator Asam-Basa dari Bunga Dadap
Merah, Jurnal Akademi Kimia, 5(1): 29-36.

Pradeep, D.J., 2013, A Novel Inexpensive and Less Hazardous Acid-Base


Indicator, Journal Of Laboratory Chemical Education, 1(2): 34-38.
Bhise, S.H., 2014, Acalypha Wilkesiana as Natural pH Indicator, International
Journal of Natural Products Research, 4(1): 33-35.

Chandra, A.D., 2012, Rancangan Bangun Kontrol pH Berbasis Self Tunning PID
Melalui Metode Adaptive Control, Jurnal Teknik Pomits, 1(1): 1-6.

Karo, 2017, Identifikasi Sifat Asam Basa Menggunakan Indikator Alami Bunga
Karamunting, Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 8(2): 81-89

Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Asam Formiat

HCOOH 0,1 M  Diencerkan dengan konsentrasi 0,01 M, 0,001 M, 0,0001

M, 0,00001 M dalam labu ukur 50 mL.

 Diukur suhunya. -Diteteskan ke dalam plat tetes dan

dicelupkan kertas pH universal.


 Diteteskan ke dalam plat tetes dan dilihat range untuk

setiap indikator yang telah disediakan (menggunakan

indikator yang masuk dalam range pH asam format).


HASIL  Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

A. Asam Cuka

CH3COOH 0,1  Diencerkan dengan konsentrasi 0,01 M, 0,001 M, 0,0001


M
M, 0,00001 M dalam labu ukur 50 mL.

 Diukur suhunya. -Diteteskan ke dalam plat tetes dan

dicelupkan kertas pH universal.

 Diteteskan ke dalam plat tetes dan dilihat range untuk

setiap indikator yang telah disediakan (menggunakan

indikator yang masuk dalam range pH asam format).


HASIL  Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

Lampiran 2. Foto Percobaan

A. Asam Formiat
Gambar 1. Pemindahan asam formiat

Gambar 2. Pengukuran suhu asam formiat

Gambar 3. Pengukuran pH larutan asam formiat


Gambar 4. Larutan asam formiat setelah ditetesi Indikator MO

Anda mungkin juga menyukai